Anda di halaman 1dari 12

SEMINAR PEMBELAJARAN FISIKA

TUGAS MINGGU 3

RENCANA JUDUL ARTIKEL DAN RINGKASAN 10 REFERENSI ARTIKEL


SEJENIS/RELEVAN

NAMA : FEBY FEBRIANTI

NIM : 18033083

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA C

DOSEN : Dr. Fatni Mufit, S.Pd., M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
META-ANALISIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA


JUDUL 10 RINGKASAN (POINT SAJA)
NO ARTIKEL
REFERENSI LATAR BELAKANG/ TUJUAN HASIL & PEMBAHASAN

1. Pengaruh Strategi (LATAR BELAKANG): HASIL:


Problem Based Pembelajaran fisika di kelas masih menghadapi
Learning Berbasis beberapa masalah. Pembelajaran yang masih Terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang
Ict Terhadap menggunakan metode tradisional dan tidak dibelajarkan dengan menggunakan strategi PBL berbasis ICT
Pemahaman Konsep kontekstual. Disamping itu, guru fisika belum dan strategi PBL. Sedangkan FHitung Kemampuan Pemecahan
Dan Kemampuan efektif melatihkan kemampuan pemecahan Masalah = 285,627 > FTabel = 3,13 dengan signifikan = 0,000
Pemecahan Masalah masalah, sehingga siswa kurang bahkan tidak < 0,05. Hal ini menguatkan bahwa terdapat perbedaan
Fisika memiliki kemampuan memecahkan masalah. kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang
Siswa menggunakan pendekatan plug and chug dibelajarkan dengan menggunakan strategi PBL berbasis ICT
dan memory-based dalam memecahkan soal-soal dan strategi PBL.
fisika. Selain karena kurangnya pemahaman PEMBAHASAN:
konsep siswa, ketiga hal tersebut membuat siswa
menganggap fisika itu sulit, tidak menarik, dan Hasil penelitian tersebut sesuai dengan beberapa penelitian
membosankan. Siswa menjadi pasif dan tidak lain. Pembelajaran yang membelajarkan siswa menjadi
kreatif, sementara kehidupan di masa depan pemecah masalah yang handal mempunyai beberapa
menuntut pemecahan masalah baru secara keuntungan seperti berikut. 1) Langkah-langkah pemecahan
inovatif. masalah membantu mempercepat siswa dalam memahami ma-
Upaya perancangan pembelajaran inovatif dengan salah dan menyusun persamaan matematis yang dibutuhkan
menggunakan strategi yang efektif terhadap (Gok & Silay, 2008). 2) Dapat meningkatkan kesadaran siswa
pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan akan pengetahuan dan ketrampilan memecahkan masalah
masalah siswa perlu dilakukan. (Selcuk, dkk., 2008). 3) Dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah (Gok, dkk., 2008; Selcuk, dkk., 2008). 4)
(TUJUAN): Dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Subrata, 2007; Sabani,
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan 2008; Gok & Silay, 2008).
pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan
masalah antara siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan strategi PBL berbasis ICT dan
siswa yang dibelajarkan dengan strategi PBL

2. LATAR BELAKANG: HASIL DAN PEBAHASAN:


Penerapan Model
Pembelajaran Komponen penting yang dapat mening-katkan Hasil analisis data aktivitas belajar siswa menunjukkan adanya
Problem Based penguasaan konsep dan prinsip fisika antara lain peningkatan aktivi-tas belajar siswa melalui penerapan model
Learning Untuk kemampuan berpikir kritis. Oleh sebab itu, PBL. Aktivitas belajar siswa pada siklus II berada pada
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata yang lebih besar
Kemampuan
optimal sehingga tujuan pembelajaran fisika pun dari siklus I, yakni sebesar 22,7 sedangkan siklus I aktivitas
Berpikir Kritis Dan
Aktivitas Belajar dapat meningkat. Beberapa akar permasalahan belajar siswa berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata
Siswa Kelas X Mipa yang menyebabkan kurang optimalnya hasil 19,9.
2 Sman Tahun ulangan fisika siswa yaitu: (1) siswa pasif dalam Penelitian ini dikatakan berhasil apabila penerapan model PBL
Pelajaran 2018/2019 pembelajaran sehingga aktivitas belajar menjadi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa minimal pada
rendah, (2) aktivitas diskusi mulai dari menanya kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan,
dan menanggapi sangat minim, (3) minim-nya penerapan model PBL mampu mening-katkan aktivitas belajar
niatan siswa untuk mencatat dan membaca siswa hingga berada pada kategori tinggi pada siklus I dan
referensi di luar jam pelajaran. Permasalahan kategori sangat tinggi pada siklus II. Hasil tersebut
tersebut mengakibatkan hasil ulangan harian menunjukkan penelitian ini telah berhasil meningkatkan
siswa rendah baik secara individual maupun aktivitas belajar siswa.
klasikal. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian tindakan
kelas yang dilakukan oleh Baksir et al. (2017) yang
Salah satu model pembelajaran yang mampu menunjukkan bahwa model PBL dapat meningkatkan aktivitas
membuat peserta didik aktif dalam proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
pembelajaran adalah model Problem Based aktivitas belajar siswa pada tiap siklus. Pada siklus I skor rata-
Learning. Batubara et al. (2018) menyatakan rata aktivitas belajar siswa sebesar 31.5 kategori cukup,
model PBL meru-pakan model pembelajaran yang kemudian meningkat pada siklus II dengan skor rata-rata
dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dalam aktivitas belajar siswa menjadi 34 kategori cukup, dan pada
menganalisis dan mengkritik serta mampu siklus III meningkat lagi dibandingkan dengan siklus II, yaitu
meningkatkan berpikir kritis siswa dan aktivitas 38 kategori baik, kemudian meningkat lagi pada siklus IV
belajar siswa. dengan skor 40 kategori baik.

Hasil analisis data kemampuan berpikir kritis siswa


TUJUAN: menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa melalui penerapan model PBL. Kemampuan berpikir
Tujuan penelitian adalah meningkatkan kritis siswa pada siklus I berada pada kategori tinggi dengan
kemampuan berpikir kritis dan aktivitas belajar skor rata-rata sebesar 76,27 dan mengalami peningkatan lagi
fisika siswa pada siklus II menjadi sebesar 81,37, namun masih berada pada
kategori yang sama, yakni kategori tinggi.
Jika dilihat dari kriteria keberhasilan, penelitian dikatakan
berhasil apabila nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis yang
diperoleh minimal 70,00 dan termasuk kategori baik.
Berdasarkan kriteria keber-hasilan tersebut maka kemampuan
berpikir kritis siswa pada siklus II telah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan dimana ketuntasan
klasikalnya mencapai 91,67%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa penelitian ini telah berhasil dalam hal meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Penerapan Model (LATAR BELAKANG): HASIL :


Pembelajaran Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika
Berbasis Masalah masih rendah. Metode pembelajaran Fisika tidak
Untuk harus menghafal, tetapi perlu dipilih metode yang
Peningkatan Hasil dapat mendorong siswa untuk menerapkan apa
Belajar Siswa Pada yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok Bahasan Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk
Elastisitas Bahan maksud tersebut adalah model pembelajaran
PEMBAHASAN:
berbasis masalah. Model dipilih karena dalam
proses pembelajaran siswa dihadapkan kepada Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa yang
masalah kehidupan nyata. Akibatnya, siswa meliputi aspek-aspek yang tercantum dalam Tabel 3 dapat
mampu memecahkan masalah serta mendapatkan diketahui bahwa aktivitas siswa pada setiap aspek mengalami
pengetahuan dan konsep penting. peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.
Berdasarkan hasil olah data, hasil belajar kognitif siswa dalam
(TUJUAN): kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Nilai rata-rata
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil belajar kognitif siswa pada siklus 1 adalah 62.67 dengan
informasi peningkatan aktivitas belajar dan hasil ketuntasan belajar 60% meningkat menjadi 72.31 dengan
belajar siswa melalui penerapan model ketuntasan belajar 86.67% pada siklus 2. Peningkatan rata-rata
pembelajaran berbasis masalah di SMAIslam hasil belajar kognitif ini sebesar 0.26 atau 26%. Peningkatan ini
Sultan Agung 1 Semarang pada materi Elastisitas termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan hasil uji t
Bahan. peningkatan tersebut secara statistik signifikan. Selain itu, rata-
rata aktivitas belajar siswa juga meningkat dari 64.6 pada
siklus 1 menjadi 76.4 pada siklus 2. Besar peningkatan rata-rata
aktivitas belajar sebesar 0.33 atau 33%. Peningkatan ini
termasuk pada kriteria sedang dan secara statistik signifikan.
4. LATAR BELAKANG: HASIL:
Pengaruh
Pembelajaran Beberapa permasalahan yang kerap terjadi dalam Tabel 4 berikut, merupakan hasil uji ancova dan terlihat bahwa
Berbasis Masalah proses pembelajaran fisika antara lain rendahnya signifikansi (Sig.) dengan kelas sebagai fixed factor > 0.05,
Terhadap Beliefs kemampuan siswa dalam menjelaskan prinsip- yaitu 0.187 > 0.05, berdasarkan nilai ini maka hipotesis
Siswa Tentang prinsip fisika secara kualitatif, termasuk di alternatif ditolak. Artinya tidak ada pengaruh positif dan
Fisika dalamnya rendahnya kemampuan siswa dalam signifikan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
Dan Pembelajaran memahami representasi grafik, aljabar dan terhadap beliefs siswa tentang fisika dan pembelajaran fisika.
Fisika diagram yang muncul pada berbagai persoalan
fisika. Permasalahan lain yang dihadapi dalam
pembelajaran fisika adalah terjadinya miskonsepsi
siswa pada topik-topik fisika, yaitu apa yang
dipahami siswa mengenai suatu konsep ilmiah
seringkali berbeda dengan konsep-konsep dan
prinsip yang dianut oleh para ahli fisika pada
umumnya. Akibatnya proses pembelajaran hanya
ditekankan pada mengingat rumus-rumus, bukan
pada pengembangan pemahaman konsep-konsep
fisika. Hal ini tentu berdampak pada rendahnya
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-
masalah fisika (problem solving skills), minat,
motivasi, serta keterlibatan aktif siswa dalam
mempelajari fisika PEMBAHASAN:

TUJUAN:Penelitian ini bertujuan Berdasarkan nilai signifikansi uji ancova dengan skor pre-test
menginvestigasi pengaruh penggunaan model sebagai covariat memperlihatkan bahwa tidak ada pengaruh
pembelajaran berbasis masalah terhadap belief signifikan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
siswa tentang fisika dan pembelajaran fisika. terhadap belief siswa tentang fisika dan pembelajaran fisika.
Hal ini menarik untuk ditelusuri lebih jauh. Hasil penelitian ini
sejalan dengan pernyataan Hammer (1994) yang mengatakan
bahwa belief merupakan faktor kognitif siswa yang sulit untuk
diubah. Hal ini disebabkan karena belief terbentuk berdasarkan
pengalaman pembelajaran yang diperoleh siswa mulai dari
sekolah tingkat dasar sampai pada tingkat perguruan tinggi.
Sehingga penting sekali bagi guru untuk memiliki kesadaran
bahwa bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran fisika
di kelas akan mempengaruhi terbentuknya belief siswa
terhadap fisika.

5. Efektivitas Model LATAR BELAKANG : HASIL DAN PEMBAHASAN:


Problem Based
Learning Dalam Dalam proses pembelajaran sains di sekolah- Berdasarkan hasil pre-test dan post- test pada intrumen
Mereduksi sekolah diketahui guru belum menerapkan upaya- formatif IPKBSS, di bawah ini adalah deskripsi hasil capaian
Disparitas Gender upaya pemberdayaan kemampuan berpikir ilmiah belajar baik kelompok putra maupun putri (lihat Tabel 1).
Pada Capaian dan mengaktifkan siswa untuk bekerja secara
Pembelajaran Sains ilmiah. Padahal pembelajaran sains yang
menitikberatkan pada keterampilan proses akan
turut membentuk kreativitas ilmiah siswa dalam
belajar sains yang pada akhirnya akan
meningkatkan capaian pembelajaran siswa dalam
sains.

Salah satu model pembelajaran yang berpotensi


akan mendongkrak kemampuan berpikir siswa
secara aktif dalam proses kreativitas kognitif
adalah Problem Based Learning (PBL). PBL
dianggap cukup konsisten dengan teori
pembelajaran konstruktivis yang banyak
digunakan sebagai dasar bagi program pendidikan
guru. Tabel 2, menunjukkan bahwa, pembelajaran topik konsep
bunyi dan sistem sonar pada makhluk hidup dengan
menerapkan LKPD berbasis PBL yang mengakomodasi gender
telah berhasil meningkatkan kinerja belajar siswa yang
ditunjukkan oleh adanya peningkatan penguasaan konsep sains
siswa. Peningkatan capaian pembelajaran ini salah satunya
(TUJUAN): ditumbuhkan melalui motivasi guru agar siswa memunculkan
berbagai ide-ide baru yang orisinil pada penyelesaian masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk yang ditunjukan saat bekerja dalam kelompok. Sehingga siswa
mendeskripsikan dampak pembelajaran sains mampu memberikan pandangan-pandangan yang beragam atas
yang berorientasi pada model Problem Based informasi yang diberikan dalam LKPD setelah munculnya
Learning (PBL) dalam mereduksi gender gap konflik kognitif atas masalah yang diberikan sehingga siswa
dalam capaian pembelajaran sains. lebih kreatif melakukan probem solving.

6. Apakah Model LATAR BELAKANG: HASIL DAN PEMBAHASAN:


Pembelajaran Di abad 21, peran pendidikan menjadi semakinPara peneliti mengakui bahwa problem based learning dapat
Problem Based penting dalam mempersiapkan generasi penerusmengembangkan keterampilan abad 21 peserta didik, karena
Learning Dan yang memiliki keterampilan belajar dan PBL mampu menghubungkan antara teori dan praktek serta
Project Based berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi
mengembangkan kompetensi seperti keterampilan pemecahan
Learning Mampu dan media informasi, serta dapat bekerja, dan
masalah, komunikasi, kolaborasi (Graham, 2010; Graham,
Melatihkan bertahan dengan menggunakan keterampilan 2012). Hasil penelitian Woods D. R. (1996) menunjukkan
Keterampilan Abad untuk hidup (life skills). Oleh sebab itu, para
bahwa melalui PBL peserta didik memiliki persepsi positif
21? pendidik perlu memahami bagaimana cara pada lingkungan belajar mereka, lebih percaya diri dan
mendidik di abad 21 agar mampu membekalkan terampil dalam memecahkan masalah, memiliki sikap positif
keterampilan abad 21 kepada peserta didik. pada pembelajaran seumur hidup, dan memiliki processing
skills yang lebih baik.
TUJUAN: Model pembelajaran project based learning dilaporkan mampu
Mengulas persamaan dan perbedaan antara melatihkan keterampilan abad 21 di era globalisasi (Wagner,
project based learning dan problem based 2008; Slough & Milam, J. O. , 2013). Haigt, Kelly, R. , &
learning, serta menjawab apakah kedua model Bogda, B. (2005) menyatakan bahwa project based learning
pembelajaran tersebut mampu melatihkan memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan berpikir
keterampilan abad 21. tingkat tinggi-analisis, sintesis, dan evaluasi. Hal ini didukung
oleh hasil laporan EdVisions (2007) mengungkapkan bahwa
lebih dari 70 sekolah yang mengaplikasikan project based
learning menunjukkan peningkatan keterampilan abad 21, dan
peningkatan konsep diri peserta didik serta keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik. McGrath (2004)
mengidentifikasi hubungan yang sangat kuat antara Project
Based Learning dan keterampilan abad 21, seperti pada tabel 2.
Melalui pembelajaran project based learning, peserta didik
menggunakan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan
untuk menyampaikan menyampaikan gagasan/ide, organisasi
dan management waktu, keterampilan berinkuiri, keterampilan
self assessment dan refleksi, partisipasi dalam kelompok, serta
keterampilan leadership (Fisher, 2010).
7. Pengaruh Model LATAR BELAKANG:
Problem Based Berdasarkan hasil observasi yang sudah peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN:
Learning Dengan lakukan pada siswa kelas X MIPA di SMA Negeri
Metode Eksperimen 1 Mataram, terdapat beberapa masalah yang Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil dari analisis data
Dan Diskusi ditemukan pada saat proses pembelajaran. Banyak yang telah dikemukakan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
Terhadap siswa yang tidak begitu memperhatikan 1. Terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
Hasil Belajar Fisika penjelasan dari guru. Dengan adanya dengan metode eksperimen dan diskusi terhadap hasil belajar
Ditinjau Dari Sikap keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam fisika. Model PBL dengan metode diskusi memberikan
Ilmiah Siswa Kelas mememcahkan masalah maka akan memicu siswa pengaruh yang lebih baik dari pada menggunakan model PBL
X MIPA untuk terus giat belajar dan mencari solusi untuk dengan metode eksperimen.
SMA N 1 Mataram mengatasi setiap permasalahan yang terjadi
khususnya dalam pembelajaran fisika. Dengan 2. Terdapat pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar
demikian, diharapkan siswa dapat belajar dengan fisika. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai sikap ilmiah
baik dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. tinggi akan memberikan pengaruh yang jauh lebih baik
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan dibanding dengan siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah.
oleh bahwa model problem based learning
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar 3. Tidak terdapat interaksi antara model Problem Based
fisika siswa. Learning (PBL) dengan metode eksperimen dan diskusi dengan
sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar fisika siswa.
TUJUAN:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
(1) pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah dengan eksperimen
metode dan pembahasan hasil belajar;
(2) pengaruh Sikap Ilmiah siswa terhadap
pembelajaran
hasil;
(3) interaksi antara model problem based learning
dengan metode eksperimen dan
diskusi dengan sikap ilmiah siswa terhadap hasil
belajar.

.8. HASIL:
Penerapan Model LATAR BELAKANG:
Pembelajaran
Problem Based Rendahnya hasil belajar aspek kognitif peserta
Learning (Pbl) didik dikarenakan peserta didik belum maksimal
Untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Meningkatkan Hasil Hal ini ditunjukkan saat mengikuti proses
Belajar Peserta pembelajaran di kelas, peserta didik ada yang
Didik Sma Pada tidak memperhatikan saat guru menerangkan
Materi Usaha Dan pelajaran, suka mengganggu teman, sibuk dengan
Energi kepentingannya sendiri seperti bermain hp,
berbicara dengan teman sebangkunya.
Pembelajaran fisika diharapkan menjadi
pembelajaran yang aktif, efektif, dan PEMBAHASAN:
menyenangkan. Oleh karena itu, perlu adanya
inovasi dalam kegiatan pembelajaran khususnya Setelah pemberian tindakan pada siklus I, diperoleh persentase
mata pelajaran fisika di kelas. Inovasi tersebut KBK sebesar 64% dengan kategori cukup. Dari hasil analisis
dapat berupa model pembelajaran yang siklus I, proses pembelajaran dengan penerapan PBL belum
mengaktifkan peserta didik selama proses mencapai kriteria ketuntasan 75%, sehingga dapat dikatakan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran bahwa hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus I belum
berhasil. Olehnya itu dengan mengacu hasil refleksi siklus I,
yang dapat digunakan untuk mengatasi maka guru melakukan upaya perbaikan dalam melaksanakan
permasalahan adalah model PBL. Pembelajaran proses pembelajaran pada siklus II.
Berbasis Masalah atau Problem Based Learning
(PBL) adalah salah satu model pembelajaran Pada siklus II diperoleh persentase klasikal 84%. Peningkatan
inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif hasil belajar kognitif dari siklus I (64%) ke siklus II (84%)
kepada peserta didik (Nisa, 2015: 3). adalah sebesar 20%. Hal ini terjadi karena peserta didik
mengikuti pembelajaran dengan baik dan memahami materi
(TUJUAN): yang mereka telah terima. Hal senada yang disampaikan oleh
(Novitasari Devi, Dwi Wahyuni, Jekti Prihatin, 2015) bahwa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PBL ini memiliki kelebihan yaitu lebih ingat dan meningkatkan
peningkatan model PBL (Problem Based pemahamannya atas materi ajar, meningkatkan fokus pada
Learning) pada materi usaha dan energi kelas XI pengetahuan yang relevan, mendorong untuk berpikir,
MIA 6 SMA Negeri 1 Manokwari. membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial,
membangun kecakapan belajar, memotivasi pembelajar,
realistik dengan kehidupan siswa. Secara klasikal proses
pembelajaran pada siklus II dinyatakan tuntas karena telah
memenuhi kriteria ketuntasan belajar 75%.

9. Penerapan Model LATAR BELAKANG: HASIL DAN PEMBAHASAN:


Problem Base Pada kenyataannya secara umum guru sains fisika
Learning Untuk cenderung menggunakan metode ceramah. Guru Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis
Meningkatkan sains fisika cenderung menggunakan metode siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol meningkat,
Kemampuan tersebut disebabkan keterbatasan waktu, mengejar sebab t >t . Selain itu, hasil uji gain (g) diperoleh nilai hitung
Berpikir Kritis materi dan sarana prasarana yang kurang table untuk kelas eksperimen sebesar 0,43 tergolong sedang,
Siswa Smp memadai. Pembelajaran yang kurang melibatkan sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai sebesar 0,28
siswa secara aktif menyebabkan kurang tergolong rendah.
seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan Hasil kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan
psikomotorik siswa. Sebagian besar dari siswa secara signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan
juga tidak mampu memghubungkan antara apa model PBL dan kelas kontrol yang menerapkan model DI
yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan dengan metode ceramah. Meningkatnya kemampuan berpikir
tersebut akan dimanfaatkan atau dipergunakan. kritis siswa pada kelas eksperimen dikarenakan perubahan
Tentu saja hal tersebut cenderung membuat siswa model pembelajaran yang mencakup kegiatan untuk melatih
terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran PBL
potensi atau kemampuan pikirnya dan menjadikan mengajak siswa secara langsung aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Sebab dalam model PBL terdapat 8 langkah
siswa malas untuk berpikir serta terbiasa malas yang dapat mengajak siswa untuk turut aktif dalam proses
berpikir mandiri. Untuk memecahkan masalah pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
pembelajaran yang tersebut perlu dilakukan upaya dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Sedangkan
antara lain berupa perbaikan strategi pembelajaran pada kelas control menggunakan model DI dengan metode
yaitu model pembelajaran yang diharapkan ceramah dimana model tersebut sering diterapkan pada saat
mempermudah siswa dalam berpikir kritis dan pembelajaran berlangsung.
ketrampilan memecahkan masalah sehingga
tercapai hasil yang lebih maksimal. Salah satu
model pembelajaran fisika yang digunakan adalah
pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka masalah yang dikaji dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada sub pokok
bahasan Gerak Lurus Berubah Beraturan?

TUJUAN:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan model Problem Based Learning pada
sub pokok bahasan gerak lurus berubah beraturan
yang dapat meningkatkan kempuan berpikir kritis
siswa.
10. LATAR BELAKANG: HASIL DAN PEMBAHASAN:

Untuk mengaktifkan siswa dalam memperoleh


dan mempraktekkan pengetahuan, maka
diperlukan proses pembelajaran yang membuat
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga mampu mencetak generasi muda yang
tangguh dan berkarakter sains (Sinensis &
Firdaus, 2017:103).
PENGARUH
Model Problem Based Learning atau yang Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
PROBLEM BASED
kemudian disingkat PBL merupakan model penguasaan konsep fisika yang lebih baik untuk siswa yang
LEARNING
pembelajaran yang berpusat pada siswa yang belajar menggunakan model PBL berbasis asesmen kinerja
menggunakan masalah nyata sebagai landasannya dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan model
untuk penyelidikan dalam meningkatkan PBL . Hal tersebut terbukti dari nilai sig < α (0,000 < 0,05).
pengetahuannya sendiri serta Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran model PBL
menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih berbasis asesmen kinerja sebelum melaksanakan kegiatan
tinggi. pembelajaran guru menjelaskan kepada siswa indikator
pembelajaran yang harus dicapai siswa pada setiap fase
BERBASIS Model ini membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran karena guru akan melaksanakan penilaian
ASESMEN pembelajaran karena pada awal pembelajaran terhadap kinerja siswa dalam memecahkan permasalahan yang
KINERJA siswa akan dihadapkan pada masalah dunia nyata diberikan oleh guru tersebut (Dewi et al., 2016). Oleh karena
TERHADAP (real world) dan memecahkan masalah melalui itu, siswa dituntut untuk terlibat secara aktif dalam
PENGUASAAN kerja ilmiah (Yoesoef, 2015:97). Masalah yang memecahkan masalah agar mampu mencapai semua indikator
KONSEP FISIKA disajikan dalam model PBL dapat memudahkan pembelajaran yang terdapat pada setiap fase pembelajaran
DITINJAU DARI siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dengan kemampuan berpikir lebih tinggi. Aktivitas belajar
KERJA ILMIAH dipelajari. dengan adanya penggunaan model ini dapat mempermudah
TUJUAN: siswa dalam menguasai materi dan siswa tidak cepat merasa
bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Problem Based Learning (PBL)
berbasis asesmen kinerja terhadap penguasaan
konsep fisika ditinjau dari kerja ilmiah siswa.

Anda mungkin juga menyukai