Anda di halaman 1dari 26

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 1
BAHASA INDONESIA

KEGIATAN BELAJAR 3
STRUKTUR, FUNGSI, DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NONFIKSI

Disusun Oleh

NI MADE DEWI SEKARINI


201506576503
Kelas : 001/A

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


BIDANG GURU KELAS SD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2021

i
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1. Deskripsi Singkat .....................................................................................................1
2. Relevansi ..................................................................................................................1
3. Petunjuk Belajar .......................................................................................................1
B. INTI .............................................................................................................................. 2
1. Capaian Pembelajaran .............................................................................................. 2
2. Sub Capaian Pembelajaran ....................................................................................... 2
3. Uraian Materi ...........................................................................................................2
4. Tugas ...................................................................................................................... 19
5. Forum Diskusi ........................................................................................................19
C. PENUTUP..................................................................................................................20
1. Rangkuman ............................................................................................................20
2. Tes Formatif ...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

i
KEGIATAN BELAJAR 3
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS FIKSI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Proses pembelajaran pada semua jenjang pendidikan, akan selalu dihadapkan
pada sumber atau literatur yang dituangkan secara tertulis. Tulisan bertujuan agar ilmu
tersebut dapat terekam dan dapat dimanfaatkan oleh orang banyak. Berdasarkan analisis
dari lingkungan belajar siswa, kemampuan siswa dalam memaparkan suatu teks fiksi
secara tertulis, memiliki deskripsi yang kurang terstruktur dan sistematis. Mulai dari ejaan
sampai dengan penggunaan kata sambung yang kurang bervariatif dan hanya berfokus
pada kata-kata tertentu saja. Seperti kata “lalu”, “kemudian” dan “selanjutnya”. Kata-kata
tersebut digunakan secara berulang-ulang pada setiap kalimat maupun paragraf. Kaidah
kebahasaan dari tulisan anak juga kurang sesuai dengan ketentuan bahasa yang baku. Di
lain sisi penggunaan model pembelajaran yang diberikan guru juga kurang bervariasi
hanya monoton pada satu model pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode
ceramah tanpa memperhatikan karakteristik anak. Guru hanya menjadikan anak didik
sebagai obyek bukan sebagai subyek.
Kegiatan Belajar Ke-3 (KB-3) ini saudara akan mempelajari secara teoritis dan
praktis materi struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi. Secara teoritis
saudara akan mempelajari hakikat, struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi.
Sementara secara praktis sudaraa akan belajar menganalisis struktur, fungsi, kaidah
kebahasaan, dan kompetensi dasar bahasa Indonesia sehingga saudara dapat menulis
materi teks nonfiksi.
2. Relevansi
Melalui isi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 di atas, maka bisa kita ambil
simpulan bahwasanya tujuan pendidikan nasional ialah untuk menjadikan setiap warga
negara Indonesia sebagai pribadi yang tidak hanya memiliki wawasan yang luas namun
juga memiliki sikap-sikap yang berbudi luhur sebagaimana yang di cita-citakan dalam
Pancasila. Wawasan dan cita-cita yang dimiliki oleh saudara adalah menguasai materi
struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi.
Dengan dipelajarinya materi ini akan menguatkan pemahaman mengenai materi
tentang teks nonfiksi (soft skill). Hal tersebut akan menunjang peningkatan pengetahuan
anak sekolah dasar khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang secara umum
sehingga anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik sudah dapat melakukan seriasi,
mengelompokkan objek yang dilihatnya, memiliki minat terhadap angka dan tulisan,
perbendaharaan kata yang meningkat, senang berbicara dan aktif bertanya, memahami
sebab akibat, pemahaman terhadap ruang dan waktu telah berkembang.
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu saudara dalam memahami materi struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan teks nonfiksi perlu diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam materi ini
sampai saudara memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari materi ini
b. Temukanlah kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap baru. Carilah dan baca
pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang saudara miliki. Alangkah
lebih baik apabila mencatat dan meringkas hal-hal penting tersebut.

1
c. Pahamilah pengertian demi pengertian dalam materi ini melalui pemahaman dan
pengalaman diri sendiri serta diskusikanlah dengan teman sejawat dan dosen
pembimbing.
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet.
e. Mantapkanlah pemahaman saudara melalui pengerjaan tes formatif yang tersedia
dalam materi ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat pencapaian saudara
dengan membandingkan jawaban yang telah saudara buat dengan kunci jawaban
tes formatif yang terdapat diakhir materi ini.
f. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit dengan teman-teman. Selamat belajar.

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Sesuai dengan isi Kurikulum tahun 2021, Capaian Pembelajaran Bidang Studi
Bahasa Indonesia untuk materi ini adalah menguasai struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasan teks nonfiksi serta aplikasinya dalam bentuk tulisan.
2. Sub Capaian Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian pembelajaran
berikut ini.
a. menganalisis bentuk teks nonfiksi;
b. menganalisis struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi;
c. menjelaskan fokus pembelajaran menulis di sekolah dasar;
d. mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran menulis teks nonfiksi di
sekolah dasar;
e. menganalisis materi pelajaran teks nonfiksi sekolah dasar;
3. Uraian Materi
Dalam materi ini, saudara akan mempelajari materi yang mencakup struktur,
fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi. Selain itu, saudara juga akan mempelajari
jenis-jenis teks nonfiksi dan analisis materi teks nonfiksi. Sebelum memahami materi,
coba amati wacana di bawah ini!

PENDIDIKAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

2
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah lebih dari beberapa bulan terakhir
ini berdampak terhadap perubahan aktifitas belajar-mengajar. Tak terkecuali di negeri
ini, sejak bulan Maret aktifitas pembelajaran daring (online learning) menjadi sebuah
pilihan kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus
Covid-19 semakin meluas. Praktik pendidikan daring (online learning) ini dilakukan oleh
berbagai tingkatan jenjang pendidikan sejak tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan
tinggi. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di ruang-ruang kelas sebagaimana lazim
dilakukan oleh tenaga pendidik: guru maupun dosen. Langkah yang tepat namun tanpa
persiapan yang memadai. Akibatnya banyak tenaga pendidik gagap menghadapi
perubahan drastis ini. Sementara itu praktis tidak ada cara lain untuk meminimalisir
penyebaran Covid-19 selain dengan membatasi perjumpaan manusia dalam jumlah yang
banyak.

Pemerintah pun membatasi pertemuan, maksimal 30-40 orang. Itupun dengan


protokol kesehatan yang sangat ketat: penggunaan masker, menjaga jarak minimal 1,5
meter, mencuci tangan memakai sabun. Hal ini didasarkan pada pendapat para ahli
kesehatan di seluruh dunia setelah mereka melakukan riset bagaimana memutus mata
rantai Covid-19.
Kompas.com - 12/08/2020

Berdasarkan wacana diatas coba analisis apakah teks tersebut termasuk ke teks
fiksi atau nonfiksi? Jika merupakan teks nonfiksi, mengapa? Coba uraikan alasan
saudara! Untuk lebih jelasnya berikut akan diuraikan Struktur, Fungsi dan Kaedah
Kebahasaan Teks Nonfiksi.

4. Hakikat Teks Nonfiksi


Pembagian bacaan fiksi dan nonfiksi sudah menjadi hal yang sangat sering kita
jumpai. Agar tidak tertukar lagi, berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian teks
nonfiksi dan contohnya yang disajikan secara ringkas. Sebuah karangan atau teks yang
dibuat berdasarkan fakta akan disebut sebagai teks nonfiksi. Setiap karangan yang berasal
dari pemikiran dan pengamatan seseorang harus didukung oleh sesuatu yang nyata
kemudian disusun secara rapi dan sistematis. Contohnya, teks yang dibuat berdasarkan
pengamatan objektif, hasil analisa, atau hasil penelitian. Sebuah teks dapat dikategorikan
sebagai teks nonfiksi jika isi tulisan bersumber dari hasil pemikiran atau pendapat penulis
yang dikembangkan berdasarkan data pendukung atau suatu peristiwa nyata yang terjadi.
Tak hanya itu, teks nonfiksi juga harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
sehingga sumber informasi dan rujukannya harus valid.
Teks nonfiksi akan terbagi menjadi dua jenis berdasarkan cara penyajiannya,
yaitu: Nonfiksi murni dan Nonfiksi kreatif. Nonfiksi murni adalah Pengembangan dari karangan
akan berlandaskan data autentik. Nonfiksi kreatif adalah sebuah data yang berkembang
berdasarkan imajinasi penulis. Hal ini dilakukan agar tulisan tersebut dapat menyentuh
nalar atau pikiran pembaca, serta emosi pembaca dan mendapatkan gambaran yang lebih
spesifik. Seperti novel, puisi, dan prosa. Baik nonfiksi murni maupun kreatif, perbedaan
keduanya hanya terletak pada cara penyajiannya. Contoh teks nonfiksi: buku ilmiah,
biografi, esai, jurnal, skripsi, penerbitan akademik, makalah ilmiah, makalah akademik,
laporan buku dan masih banyak lagi Dalam menulis berbagai jenis karya tulisan memang
akan memiliki tantangannya masing-masing untuk bisa diselesaikan, termasuk menulis

3
nonfiksi. Maka anak perlu untuk memahami dengan baik hal-hal apa saja yang seharusnya
ada dalam naskah nonfiksi. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dengan baik agar
nantinya kualitas naskah yang dihasilkan juga akan semakin optimal. Adapun teks
nonfiksi yang dipelajari anak disesuaikan dengan tingkatan kelas yaitu:
1) Teks deskriptif yang mendeskripsikan benda atau tempat
2) Teks eksplanasi yang bertujuan untuk memberikan informasi
3) Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk membuat atau melakukan sesuatu
4) Teks laporan sederhana hasil pengamatan anak dalam pembelajaran
5) Teks tanggapan, ucapan terima kasih, dan perimntaan maaf
6) Teks cerita pengalaman pribadi dan buku harian
7) Teks paparan iklan.

a. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi


Pada uraian berikut akan disajikan: stuktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan masing-
masing jenis teks nonfiksi. Ada lima jenis teks nonfiksi yang akan anak pelajari yakni
esai, reviu, artikel ilmiah, teks narasi sejarah, dan surat.
1) Esai
Sebelum membaca teks berikut, coba analisis terlebih dahulu apa yang saudara ketahui
tentang esai, tuliskan jawaban saudara pada selembar kertas. Jika sudah, marilah kita
lihat contoh teks di bawah ini!
Dampak Internet Terhadap Kebudayaan Lokal

Globalisasi adalah sesuatu yang tak dapat lagi dihindari di era industri 4.0. Era ini
ditandai dengan “Penerapan Cyber Physical System, Internet of Things, Internet of
Services dan Big Data Analysis serta Smart Factory dan Smart Product” [1]. Di abad ke-
21 ini globalisasi didukung oleh tersedianya akses internet yang menghubungkan orang-
orang dari seluruh dunia dalam sebuah platform yang luas dan bahkan tak dapat dilihat.
Penemuan ini bukan tanpa dampak, internet merambah pada hampir segala aspek
kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, ekonomi, politik hingga budaya. Internet
dapat dengan mudah mempengaruhi pola pikir dan tindakan manusia serta menyebarkan
informasi dari suatu wilayah ke wilayah lain yang ada di ujung dunia, pengaruh ini
berdampak pada budaya suatu bangsa. Indonesia sebagai negara yang kaya suku dan
budaya tak dapat terhindar dari dampak globalisasi, hal ini salah satunya dapat dilihat dari
pergeseran moral pada budaya berpakaian. Muda-mudi Indonesia banyak yang mengikuti
tren pakaian barat meski pakaian tersebut diantaranya masih dianggap tabu oleh beberapa
golongan masyarakat. Tak hanya soal pakaian, pergeseran nilai dan moral ini kemudian
berdampak pula pada keragaman budaya Indonesia. Muda-mudi masa kini lebih fokus
pada karir dan kehidupan sosial mereka serta dominannya menghabiskan waktu di media
sosial[2] sehingga tak lagi sempat mengikuti sanggar budaya lokal. Masalah tak hanya
datang dari anak muda tapi juga dari pihak seperti sekolah, orang tua dan pemerintah
daerah juga tidak menggalakkan pengenalan dan kegiatan budaya lokal pada anak muda
sehingga banyak budaya yang tidak lagi diteruskan dan menghilang. Pergeseran pola pikir
menuju dunia yang lebih global dan masuknya nilai-nilai global (seperti feminisme) lewat
berbagai media menyebabkan beberapa kebudayaan kehilangan esensinya dan kemudian
dihapus. Bagaimanapun internet juga dapat mempromosikan budaya lokal, tak hanya
tingkat nasional tapi juga tingkat internasional jika dimanfaatkan dengan baik. Promosi
budaya yang dilakukan di internet bisa menggapai audiens di berbagai belahan dunia dan

4
terkadang lebih murah dibanding ongkos promosi biasa. Bahkan hilangnya beberapa
budaya telah membebaskan masyarakat setempat dari dampak buruk budaya tersebut.
Misalnya saja budaya Pasalo di Sumba dan Nagayau di Kalimantan.
(Anisah Zahra, 2019)

Setelah membaca wacana diatas, mahasiswa diharapkan dapat mengeksplorasi ide


atau gagasan penulis tentang teks esai tersebut. Apakah saudara menemukan kata yang
bermakna konotatif (tidak sebenarnya) dari teks diatas? Secara kaidah kebahasaan kata
yang digunakan dalam teks tersebut bermakna denotatif (makna sebenarnya), tidak
ambigu atau menimbulkan makna ganda. Selain itu peristiwa yang disajikan dalam teks
merupakan peristiwa faktual dan aktual yang memang benar terjadi. Berdasarkan kaidah
kebahasaan tersebut dapat disimpulkan bahwa teks tersebut merupakan jenis teks
nonfiksi.
Secara umum telah kita ketahui berdasarkan kaidah kebahasaan teks tersebut
termasuk jenis teks nonfiksi. Dapatkah kalian spesifikasikan tepatnya termasuk kedalam
teks nonfiksi jenis apakah teks diatas? Ya, teks diatas tepatnya termasuk teks nonfiksi
jenis Esai. Secara sederhana, esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan lepas,yang lebih
luas dari paragraf, yang diarahkan untuk mengembangkan ide mengenai sebuah topik
(Anker, 2010).

a) Struktur Esai
Coba suadara perhatikan lagi contoh esai yang berjudul Dampak Internet
Terhadap Kebudayaan Lokal. Struktur yang terdapat dalam esai tersebut terdiri atas 3
macam, yaitu pendahuluan, isi atau pembahasan, serta kesimpulan atau penutup. Sekilas,
bentuk struktur esai tersebut mirip dengan struktur makalah yang merupakan salah satu
diantara jenis-jenis karangan ilmiah. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang
mendasar, di mana struktur makalah jauh lebih rumit dari esai, sebab tiap struktur di
dalam makalah dibagi lagi menjadi beberapa bagian struktur lagi. Misalnya saja pada
struktur pendahuluan. Pada makalah, struktur pendahuluan dibagi lagi menjadi beberapa
bagian lagi, seperti latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan. Hal ini berbeda dengan
esai yang dimana struktur pendahuluan tidak dibagi lagi ke dalam beberapa bagian.

• Pendahuluan
Struktur ini merupakan struktur pertama atau awal dalam sebuah esai. Struktur ini
biasanya berisi penjelasan ringkas tentang tema yang akan dibahas, serta latar belakang
dipilihnya tema tersebut. Dengan adanya struktur ini, pembaca esai akan jadi lebih tahu
tema apa yang hendak disampaikan penulis esai dalam esainya tersebut, serta apa latar
belakang atau alasan dipilihnya tema tersebut.

• Isi atau Pembahasan


Struktur ini merupakan bagian inti esai yang berisi penjelasan dari tema yang telah
dijabarkan di dalam struktur sebelumnya. Di bagian ini, tema sebuah esai lalu dijelaskan
secara rinci dengan dengan menggunakan argumentasi serta analisis si penulis esai yang
didukung sejumlah data dan fakta yang akurat. Di bagian ini, penulis esai akan
menyampaikan pendapatnya atau pandangannya terhadap terhadap tema yang dia pilih
secara jelas dan meyakinkan.

5
• Kesimpulan atau Penutup
Struktur ini merupakan struktur terakhir di dalam sebuah esai. Struktur ini berisi
kesimpulan dari penulis esai terkait tema yang telah dibahasnya sejak di bagian
pendahuluan hingga ke bagian isi. Kesimpulan tersebut nantinya menjadi penutup aatau
akhir dari sebuah esai. Selain berisi kesimpulan atas tema yang dibahas, struktur esai ini
juga bisa diisi dengan saran penulis esai kepada pembacanya terkait tema yang dibahas si
penulis tersebut. Dalam proses penulisannya, kesimpulan yang terkandung di dalam
struktur esai ini mesti ditulis secara singkat, padat, dan harus sesuai dengan tema yang
dibahas di dalam esai.
Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa struktur esai yang baik
dalam bahasa Indonesia terdiri atas 3 macam, yaitu pendahuluan, isi atau pembahasan,
dan kesimpulan atau penutup. Pendahuluan merupakan bagian awal esai yang berisi tema
dan latar belakang dipilihnya tema tersebut. Sementara itu, isi merupakan bagian inti esai
yang berisi pembahasan secara rinci dari tema yang terkandung di dalam esai.
Kesimpulan atau penutup merupakan struktur terakhir esai yang berisi
kesimpulan dari tema yang dibahas di dalam sebuah esai.

b) Fungsi Esai
Esai yang telah disusun oleh penulis memiliki fungsi yang dapat memberikan
kontribusi positif terhadap perkembangan kemampuan berfikir dan pemahaman pembaca.
Kusmiataun (2010) telah memberikan gambaran mengenai fungsi esai tersebut yakni
sebagai berikut:
(1) Eksploratif: melakukan eksplorasi atas respon individu terhadap peristiwa, fenomena,
ide atau gagasan tertentu.
(2) Persuasi: mengajak pembaca untuk meyakini opini penulis serta mengajak pembaca
untuk melakukan aksi atau tindakan tertentu.
(3) Explain: menjelaskan kepada pembaca tentang suatu hal atau bagaimana melakukan
suatu hal atau bagaimana sesuatu itu bekerja.
(4) Compare: membandingkan dan mengontraskan dua atau lebih ide, peristiwa, litratur
atau hal lainnya.
(5) Showing: menunjukan tentang bagaiamana sebab akibat yang ditimbulkan oleh suatu
hal atau fenomena
(6) Describe: mendeskripsikan suatu permasalahan dan menawarkan solusianya

c) Kaidah Kebahasaan Esai


Kaidah dapat diartikan sebagai aturan, acuan atau patokan. Sementara kebahasan
dapat diartikan unsur-unsur yang membangun sebuah bahasa atau kalimat. Dalam esai
kaidah kebahasaan yang digunakan cenderung lebih kaku dan resmi serta tidak
menimbulkan makna ganda. Kaidahnya esai harus menggunakan kata baku serta
memenuhi syarat sebagai kalimat efektif.

(1) Kata baku


Pemilihan kata merupakan salah satu syarat yang harus diperhatikan dalam
menulis esai. Kerana struktur makna dalam esai berbeda dengan yang digunakan dalam
karya fiksi. Kata-kata yang digunakan dalam esai hendaknya menggunakan kata baku
yakni sesuai kaidah kebahasaan yang dibakukan. Kaidah tersebut meliputi kaidah ejaan
bahasa Indonesia (EBI), tata bahasa baku, dan kamus umum bahasa Indonesia.

6
(2) Kalimat efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kandungan informasi yang baik dan
tepat (Kosasih & Hermawan, 2012). Dalam penyusunan esai hendaknya menggunakan
kalimat efektif dengan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Kelengkapan, dimana sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat.
Adapun unsur kalimat yang lengkap mencakup subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan.
(b) Kelogisan, kalimat yang disusun haruslah masuk akal dan dapat dicerna logika tanpa
menimbulkan kesulitan untuk memahaminya
(c) Kesepadanan, predikat-predikat yang digunakan dalam kalimat harus sepadan jika
predikat pertama menggunakan predikat aktif maka predikat kedua juga harus
menggunakan predikat aktif, tidak boleh berlawanan
Contoh:
“Usualan penelitian ini sudah lama diajukan (pasif), tetapi kepala proyek bekum
menyetujuinya (aktif)”. Kalimat ini tidak memiliki kesepadanan sehingga kurnag tepat.
Baiknya disusun aktif semua atau pasif semua, seperti
“Kami sudah lama mengajukan (aktif) usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek belum
menyetujuinya (aktif)” predikat yahg dgunakan ialah aktif semua.
“Usulan penelitian sudah lama diajukan (pasif), tetapi belum disetuji (pasif) oleh kepala
proyek” predikat yang digunakan pasif semua.
(d) Kesatuan, gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk dalam satu kalimat
karena dapat mengaburkan kejelasan informasi yang diungkapkan.
(e) Kehematan, menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya menghilangkan bagian
yang tidak diperlukan, menjauhkan penggunakan kata depan dari dengan daripada,
menghindarkan pemakaian kata yang tidak perlu, menghilangkan pleonase, serta
menghindari penggunaan hipernim dan hiponim secara bersama-sama.
(f) logis, adanya kohesi dan koherensi antara struktur pembentuk esai, memperhatikan
ejaan bahasa Indoenesia (EBI), tepat struktur fungsinya, sistematis, dan tidak ada
pemborosan kata.

(3) Makna lugas


Makna lugas atau denotatif adalah makna yang sesuai dengan konsep asalnya
dalam hal ini disebut juga makna asal atau makna sebenarnya seperti yang tertuang dalam
kamus. Dalam esai, apabila mengggunakan kata panas atau dingin harus berarti suhu tidak
boleh bermakna lainnya.

2) Reviu Buku//Bab Buku/Artikel


Silakan saudara baca reviu di bawah ini, agar saudara paham konsepnya!
Danesi, M. (2002). Understanding Media Semiotics.
(Edisi Pertama). London: Arnold.
Dalam era kesejagatan seperti sekarang ini, media memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup dan
perilaku manusia yang banyak dipengaruhi oleh media baik secara disadari
maupun tidak. Understanding Media Semiotics mengulas fenomena tersebut dari
sudut pandang ilmu semiotika, dimana semua media yang dibahas di dalamnya

7
digolongkan sebagai signifier. Oleh karena itu, buku ini sangat tepat untuk
dijadikan sebagai referensi kajian media yang berbasis ilmu linguistic.
Dalam bab pengenalan, Danesi menjelaskan bahwa buku karangannya ini
bertujuan untuk menunjukkan bahwa ilmu semiotika dapat diterapkan dalam
kajian media. Buku yang terdiri atas sembilan bab ini diawali dengan penjelasan
singkat mengenai media danpemaparan sejarah perkembangan media dari masa
ke masa (Bab 1). Bab 2 menyajikan pembahasan mengenai teori-teori semiotika,
termasuk di dalamnya latar belakang munculnya ilmu semiotika dan penjelasan
mengenai objek analisis pada semiotika media. Kemudian Bab 3-8 berisi
penjelasan masing-masing jenis media berikut sejarah perkembangannya dengan
lengkap, yaitu media cetak, media audio, film, televisi, komputer dan internet, dan
periklanan. Di akhir bukunya, Danesi tidak lupa untuk menyampaikan
pAnakngannya mengenai dampak sosial dari besarnya pengaruh media terhadap
kehidupan manusia (Bab 9).
Selain memaparkan penerapanilmu semiotika dalam kajian media, melalui
buku ini Danesi ingin menyanggah apa yang telah dikemukakan oleh Roland
Barthes, seorang ahli semiotika asal Prancis, pada tahun 1950 mengenai ‘pop
culture’ atau kebudayaan populer yang merupakan dampak dari adanya media.
Menurut Barthes, ‘pop culture’ adalah suatu gangguan besar (umumnya berasal
dari kebudayaan barat) yang bertujuan untuk menghilangkan cara pembentukan
makna yang tradisional (hlm. 23 dan 206). Pada awal tahun 1960, Jean
Baudrillard, yang juga seorang ahli semiotika Prancis, menambahkan bahwa
gangguan besar yang dibawa ‘pop culture’ akan membuat masyarakat menjadi
‘tidak sadar’, sehingga mereka akan terbiasa menerima objek-objek yang
ditawarkan media (hlm. 33).
Danesi berpendapat bahwa pemikiran Barthes dan Baudrillard telah memberi
citra buruk pada semiotika. Mereka secara tidak langsung telah membuat ilmu
semiotika menjadi terpolitisasi dengan melihat ‘pop culture’ dari sisi negatifnya
saja, tanpa melihat dari sisi positif yang juga memberi pengaruh baik pada
kehidupan masyarakat (hlm. 206). Danesi menekankan bahwa semiotika hanya
berfokus pada kajian perilaku manusia berdasarkan Anak yang dibawa oleh
media, bukan mengkritik sistem sosial atau politik (hlm. 34).
Buku Understanding Media Semiotics karangan Marcel Danesi sangat
menyenangkan untuk dibaca, karena pemaparannya jelas dan tidak berbelit-belit.
Bahasa yang digunakan pun ringan dan mudah dimengerti, karena menggunakan
diksi bahasa Inggris yang familiar. Umumnya, Danesi memberi contoh-contoh
analisis semiotika dari berbagai media seperti film, acara TV, iklan, dan lain-lain,
yang sudah banyak dikenal. Hal ini dapat memudahkan para pembaca dalam
emahami penjelasan yang dipaparkan oleh Danesi, karena contoh media yang
dianalisis merupakan media yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Di setiap
awal bab terdapat kutipan-kutipan inspiratif dari berbagai tokoh yang relevan
dengan bahasan dalam bab tersebut, sehingga buku ini semakin menarik untuk
dibaca. Buku ini juga semakin lengkap dengan disertakannya glosarium,
bibliografi, dan indeks di akhir buku.
Walaupun terkesan tanpa cela, buku ini masih memiliki kekurangan dari segi
teknik penulisan dan isi. Hal yang disayangkan dari segi teknik penulisan buku
ini adalah tidak semua subbab dicantumkan dalam daftar isi, sehingga dapat
menyulitkan pembaca dalam mencari halaman subbab yang diinginkan. Dari segi

8
isi, Danesi hanya mengambil contoh-contoh media beserta analisis semiotika dari
kebudayaan barat seperti Amerika dan Eropa. Ia menyebutkan negara-negara
selain dari kedua benua tersebut hanya pada saat memaparkan sejarah
perkembangan masing-masing media. Selain itu, Danesi hanya memberikan
penjelasan berupa narasi pada contoh media dan analisisnya, ia tidak menyertakan
ilustrasi atau gambar untuk memperjelas analisisnya, seperti pada contoh analisis
iklan jam tangan Airoldi (hlm. 25). Jika dibandingkan dengan buku lain yang
bertema serupa, Bourdieu, Language, and the Media (2010) karya John F. Myles,
buku ini masih terbilang lebih lengkap karena jenis dan dampak media yang
dijelaskan lebih banyak dan mendalam. Akan tetapi, Myles tidak hanya
memberikan penjelasan di dalam bukunya, ia juga melakukan studi kasus yang
berfokus pada media, komunikasi, dan kebudayaan dengan menggunakan
pendekatan sosiologi yang digunakan oleh Bourdieu. Hal ini membuat
pembahasan di dalam bukunya menjadi lebih up-to-date, karena isinya lebih
relevan dengan peran media yang berkorelasi dengan komunikasi dan kebudayaan
terhadap kondisi masyarakat saat ini. Ia juga menyertakan beberapa gambar
(misalnya potongan gambar atau tulisan dari surat kabar) dari hasil penelitiannya,
sehingga penelitiannya dapat lebih terpercaya. Namun, baik buku Understanding
Media Semiotics maupun Bourdieu, Language, and the Media, keduanya memiliki
kesamaan tujuan yaitu menyelidiki dampak media terhadap masyarakat.
Understanding Media Semiotics menawarkan panduan yang lengkap dan
mendalam untuk para pembaca dalam memahami dan menganalisis media
menggunakan teori semiotika. Di dalamnya juga terdapat beberapa contoh-contoh
analisis semiotika media yang semakin memudahkan pembaca dalam memahami
teori semiotika, khususnya dalam mengkaji media. Hal ini penting untuk diketahui
karena saat ini media menempati peran penting dalam tatanan kehidupan manusia,
sehingga manusia dituntut untuk menjadi lebih cerdas dan kritis dalam menyikapi
pesan yang disalurkan oleh media. Oleh karena itu, buku ini mampu membekali
para pembaca agar dapat lebih siap dalam menghadapi arus media yang semakin
banyak dan tidak terkendali.
(Danesi, M. 2002)

Apa yang saudara pahami setelah membaca teks tersebut? Dari judul yang tertera
dapat sudara ketahui bahwa teks diatas berisi tentang reviu buku Undersatnding Media
Semiotic karya Daniesi. Jika saudara membaca dengan cermat dan memahami setiap
kalimat dalam setiap paragrafnya, saudara akan menemukan pola urutan penyusunan teks
tersebut.
Saudara dapat mengetahui pola penyusunan teks diatas berdasarkan isi setiap
paragrafnya. Dimana paragraf 1 berusaha mengidentifikasi isi buku secara umum yang
menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan referensi yang tepat tentang kajian media
secara linguistik. Paragraf 2 berisi uraian pendek menganai isi bab yang terdapat dalam
buku dimana dijelaskan di bab I tujuan penulisan buku serta penjelasan singkat mengenai
media dan pemaparan sejarah perkembangan media dari masa ke masa. Bab 2 menyajikan
pembahasan mengenai teori-teori semiotika. Kemudian Bab 3-8 berisi penjelasan masing-
masing jenis media berikut sejarah perkembangannya dengan lengkap, yaitu media cetak,
media audio, film, televisi, komputer dan internet, dan periklanan. Di bab 9 penulis buku
menyajikan mengenai dampak sosial dari besarnya pengaruh media terhadap kehidupan
manusia. Paragraf 3-7 berisi analisis kritis terhadap isi buku dimana dijelaskan kelebihan

9
buku, kekurangan buku, penulis juga berusaha mengungkapkan ketidaksetujuannya
terhadap isi buku dengan cara membandingkannya dengan buku lainnya. Sementara
paragraf 8 memaparkan bahwa buku yang telah diulas mampu memberikan sumbangsih
keilmuan terutama kajian ilmu semiotika.
Dari penyajian isi setiap paragrafnya dapat saudara simpulkan bahwa paragraf 1
merupakan bagian pendahuluan, yang berisi identifikasi buku. paragraf 2 merupakan
bagian ringkasan atau uraian pendek mengenai isi argumen dari buku yang di reviu.
Paragraf 3-7 merupakan Inti reviu yang berisi inti pembahasan buku yang merupakan
analisis kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku itu. Paragraf 8 merupakan
bagian simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas kontribusi buku secara keseluruhan
terhadap perkembangan topik yang dibahas dan perkembangan keilmuan khususnya ilmu
linguistik.

a) Struktur Reviu Buku/Bab Buku/Artikel


Struktur reviu buku/bab buku/artikel, seperti dikemukakan oleh Cresswell (2005),
biasanya terdiri atas beberapa bagian yang dijelaskan di bawah ini:
(1) Pendahuluan, yang berisi identifikasi buku atau bab buku, atau artikel (penulis,
judul, tahun publikasi, dan informasi lain yang dianggap penting).
(2) Ringkasan atau uraian pendek mengenaiisi argumen dari buku/bab buku/artikel.
(3) Inti reviu, berupa inti pembahasan buku/babbuku/artikel yang merupakan analisis
kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku/bab buku/ artikel itu. Pada
bagian ini penulisreviu menyampaikan bukti analisis dari dalam
buku/babbuku/artikel atau membandingkannya dengan sumber ilmiah lain.Pada
bagian ini juga penulis reviu dapat mengungkapkan kelebihan serta kekurangan
dari buku/bab buku/artikel yang dia analisis.
(4) Simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas kontribusi buku/bab buku/artikel
secara keseluruhan terhadap perkembangan topik yang dibahas, terhadap
pemahaman pereviu,dan perkembangan keilmuan

b) Fungsi Reviu Buku/Bab Buku/Artikel


Teks reviu secara umum memiliki fungsi sebagai beirkut:
(1) Menunjukan pandangan atau penilaian penulis reviu terhadap buku/bab buku/atau
artikel
(2) Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelayakan yang dimiliki buku/bab
buku/artikel
(3) Membantu pembaca untuk mengetahui isi buku/bab buku/artikel
(4) Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan buku/bab
buku/artikel yang di reviu
(5) Mengetahui perbandingan buku/bab buku/artikel dengan karya lain yang sejenis
(6) Memberikan informasi yang komprehensif tentang buku/bab buku/artikel yang di
reviu
(7) Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku/bab buku/artikel yang
direviu pantas untuk dijadikan refrensi atau tidak
(8) Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan antara buku/bab buku/artikel
dengan buku sejenis lainnya
(9) Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum memutuskan untuk memilih,
membeli dan menikmati buku atau artikel.

10
c) Kaidah Kebahasaan Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
Berikut ini kaidah kebahasaan di dalam reviu buku/sub buku/artikel merujuk pada
Kosasih dan Hermawan (2012) sebagai berikut:
(1) Penggunaan istilah
(2) Penggunaan sinonim dan antonim
(3) Penggunaan frasa kata benda (nomina)
(4) Penggunaan frase kata kerja (verba)
(5) Penggunaan kata ganti (pronomina)
(6) Penggunaan kata hubung (konjungsi)

3) Artikel Ilmiah
Bagian ini akan memaparkan konsep-konsep penting terkait artikel ilmiah
berbasis penelitian beserta struktur yang umumnya digunakan dalam penulisannya.
Artikel ilmiah berbasis penelitian adalah bentuk tulisan yang memaparkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Dapat dikatakan bahwa artikel jenis ini merupakan
bentuk ringkasan laporan penelitian yang dikemas dalam struktur yang lebih ramping.
Pada dasarnya artikel jenis ini dapat dibagi ke dalam dua kategori,yakni (1) artikel yang
memuat kajian hasil penelusuran pustaka, dan (2) artikel yang berisikan ringkasan hasil
penelitian yang memang dilakukan oleh penulis secara langsung.

a) Struktur Umum Artikel Ilmiah


Pada dasarnya sistematik penyusunan artikel ilmiah cenderung mengikuti pola
yang serupa. Kecuali untuk artikel yang berbasis kajian pustaka, kebanyakan artikel dan
jurnal ilmiah yang melaporkan hasil penelitian yang ditulis dalam bahasa Inggris
cenderung mengikuti pola AIMRaD (Abstract, Introduction, Method, Results, and
Discussion) beserta variasinya (lihat Blackwell & Martin, 2011; Cargill &O’Connor,
2009; Hartley, 2008). Apabila diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih pola ini
menjadi APeMTeP (Abstrak, Pendahuluan, Metode Penelitian, Temuan, dan
Pembahasan). Bagian yang umumnya muncul setelah pembahasan adalah simpulan,
rekomendasi, atau implikasi hasil penelitian.
Untuk artikel yang menyajikan hasil penelusuran pustaka, sistematik yang
umumnya diikuti adalah setelah penulisan abstrak danpendahuluan, bagian metode
penelitian, temuan dan pembahasan diganti dengan poin-poin teori atau konsep yang
dihasilkan daripenelusuran pustaka yang telah dilakukan. Bagian ini dapat dibagi lagi
menjadi beberapa subbagian antara dua atau lebih subbagian, menyesuaikan dengan
kerumitan topik yang dibahas dalam artikel yang ditulis. Untuk meringkas secara lebih
skematis struktur umum keduajenis artikel tersebut, perhatikan secara saksama tabel di
bawah ini.

11
b) Fungsi Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah memiliki tujuan dan juga fungsi. Abidin, Azis, & Fadhilah (2010)
menejelaskan bahwa artikel ilmiah memiliki tujuan dan fungsi. Berikut ini tujuan dari
artikel ilmiah:
(1) Disusun untuk memecahkan masalah tertentu
(2) Disusun untuk mencapai tujuan khususnya tertentu
(3) Disusun dengan tujuan menambah pengetahuan, ilmu, dan konsep pengetahuan
tentang satu pokok masalah tertentu
(4) Disusun dengan tujuan membina kemampuan menulis ilmiah bagi penulisnya
(5) Disusun dengan tujuan untuk membina kemampuan berfikir ilmiah bagi
penulisnya.

c) Kaidah Kebahasaan Artikel Ilmiah


Sejalan dengan tujuan dan fungsi dari artikel ilmiah, merujuk pada literatur
Abidin, Aziz, & Fadlilah (2010) menyatakan bahwa kaidah kebahasaan dari artikel ilmiah
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Bahasa yang taat asas baik dalam hal teknik penulisannya (ejaan), kata dan pilihan
katanya, susunan kalimatnya, paragrafnya, serta unsur makna yang terkandung dalam
bahasa tersebut
(2) Titik pandang kebahasaan harus taat asas pula, baik dalam ragam dan modus maupun
mengenai kata diri dan kata ganti diri.
(3) Istilah yang digunakan haruslah istilah keilmuan sehingga berbeda dengan istilah
sastra dan istilah umum lainnya
(4) Hindari bahasa yang telah usang, kolot, dan basi
(5) Hindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan haru
(6) Bahasa yang digunakan lebih menekankan pada aspek komunikasi dengan pikiran
daripada perasaan
(7) Kalimat dan alinea sebagaiknya sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
panjang.

12
d) Contoh Artikel Ilmiah
(1) Teks Narasi Sejarah
Bacalah teks dibawah ini dengan cermat!
Pahlawan R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini atau yang kita kenal dengan Ibu Kartini. Dia adalah salah
satu keturunan keluarga terpandang yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Dan
keluarganya yang mewariskan suatu hal yaitu pendidikan.Beliau pernah duduk dibangku
sekolah dasar sampai tamat sekolah sekolah dasar.
Beliau tidak pernah puas akan ilmu pengetahuan dan membuat beliau ingin
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggiNamun ayahnya tidak sependapat dengan beliau
untuk melanjutkan pendidikanya. Tahu sikap ayahnya sperti itu beliau sedih namun tidak
bisa mengubah keputusan ayahnya.
Adat dikeluarganya yaitu seorang gadis atau wanita yang belum menikah belum
dibolehkan keluar rumah atau juga disebut dipingit. Untuk mengisi waktu luangnya beliau
membaca buku ilmu pengetahuan yang ia miliki.Beliau memang gemar membaca atau
kutu buku dan menjadi keseharianya saat banyak waktu luang.
Bahkan dia tidak takut untuk bertanya kepada ayahnya bila dia tidak mengerti atau
kurang paham.Kartini mempunyai teman yang banyak di Belanda dan sering
bekomunikasi dengan mereka.Bahkan pernah meminta kepada Mr.J.H. Abendanon
memberikan dirinya beasiswa untuk belajar di Belanda.
Belum sempat menyampaikan keinginanya beliau dinikahkan dengan Adipati
Rembang yang bernama Raden Adipati Oyodiningrat.Walaupun begitu beliau tidak
berhenti untuk bercita cita dan karena suaminya pula mendukung cita citanya.Dengan
ketekunan dan kegigihannya dan suaminya mendirikan sekolah wanita di Semarang,
Surabaya, Yogyakarta, Madiun, Cirebon dan Malang.. Sekolahan tersebut diberi nama
dengan dengan sekolahan kartini.
Pada 17 September 1904 Kartini meninggal pada usia 25 tahun saat melahirkan
anak pertama dan satu-satunya. Kemudian kisahnya menjadi pelopor emansipasi wanita
di tanah Jawa. Kemudian kisah R.A Kartini di bukukan oleh Abendanon dengan judul
“Door Duistemis Tot Licht” atau yang kita kenal dengan “Habis Gelap Terbitlah
Terang”Buku ini telah menginspirasi wanita di Indonesia tidak hanya pada waktu itu tapi
sampai sekarang.
Jasa R.A Kartini juga tidak boleh kita lupakan, namun jasanya harus kita junjung
tinggi dan meniru sifat pantang menyerahnya untuk setiap masalah. Karena setiap
masalah pasti ada solusinya.
Apakah saudara pernah mendengar peristiwa sejarah tersebut? Masyarakat
Indonesia tentu sudah sangat mengenal sejarah Pahlawan R.A Kartini dengan kisahnya
menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa.

13
Namun tahukah saudara struktur teks tersebut secara keseluruhan? Bagaimanakah
perbedaan teks narasi sejarah dengan teks cerita lainnya seperti legenda atau dongeng?
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara struktur pemaparan teks
terdiri dari pengenalan peristiwa (orientasi), urutan peristiwa yang terjadi, dan reorientasi
yang berisi simpulan bahwa sejarah R.A Kartini merupakan peristiwa sejarah yang
memiliki dampak luas secara nasional.
Dengan demikian teks narasi sejarah merupakan jenis teks nonfiksi yang berisi
tentang tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun
sesuai dengan rangkaian kausalitasnya serta proses perkembangannya dalam segala
aspeknya yang berguna sebagai pengalaman untuk dijadikan pedoman kehidupan
manusia masa sekarang serta arah cita-cita pada masa yang akan datang.
Setelah ini saudara akan memahami secara teoritis struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan teks narasi sejarah.

a) Struktur Teks Narasi Sejarah


Struktur non fiksi hampir sama dengan struktur novel yaitu ada 3 struktur
sebagai berikut :
(1) orientasi, bagian ini berisi tentang pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita dan
bagian ini pula yang menjadi bagian awal dari penjelasan dari teks cerita fiksi di
sebuah novel
(2) urutan peristiwa, berisi urutan peristiwa yang terjadi dala cerita mulai dari awal
permasalahan sampai akhir permasalahan.
(3) reorientasi, merupakan akhir cerita yang berisi kesimpulan suatu cerita dan menjadi
penutup yang berisi amanat dan pesan moral yang dapat di petik atau di teladani
dari teks cerita fiksi.

b) Fungsi Teks Narasi Sejarah

c) Kaidah Kebahasaan Teks Narasi Sejarah

(1) Penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa lampau.


(2) Menggunakan kata-kata yang bermakna tindakan atau perbuatan. Kata-kata
tersebut menggambarkan rangkaian peristiwa yang dilakukan pelaku sejarahnya.
(Berkaitan dengan Teks naratif = alur)
(3) Menggunakan fungsi keterangan tempat dan waktu. (Berkaitan dengan Teks
naratif = latar, penokohan dan alur)

14
(4) Menggunakan konjungsi temporal (berdasarkan urutan waktu), yaitu kemudian,
lau, dan sesudah
(5) Menggunakan konjungsi kausalitas, yaitu karena, sebab, karena itu, oleh karena itu

(2) Surat
Cermatilah contoh surat dibawah ini, supaya saudara memiliki pemahaman yang
diharapkan!

Dari contoh surat diatas dapatkah saudara menemukan komponen apa saja yang
terdapat dalam contoh surat tersebut serta komponen apa saja yang seharusnya ada namun
tidak dicantumkan? Tuliskanlah hasil analisis saudara pada kolom di bawah ini:

15
Surat menurut Finoza (2009:4), adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan
sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu. Sedangkan
menurut Suryani, dkk. (2015), Surat adalah secarik kertas atau lebih yang berisi
percakapan (bahankomunikasi) yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain, baik
atas nama pribadi maupun organisasi/lembaga/instansi. Jadi, surat adalah sebuah alat
untuk berkomunikasi secara tertulis dengan menggunakan persyaratan khusus yang khas
sesuai dengan aturan surat-menyurat.
Soedjito dan Solchan (2004) memandang bahwa apabila ditinjau dari sifat isinya,
surat termasuk jenis karangan paparan. Di dalam paparan tersebut penulis surat
mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkan dan
dirasakannya. Dengan demikian jelas terlihat bahwa surat termasuk teks nonfiksi.
Adapun ciri-ciri surat yang baik, yaitu:
(1) Menggunakan kertas surat yang tepat dari segi ukuran, jenis dan warna sesuai dengan
surat yang akan ditulis.
(2) Menggunakan bentuk surat yang standar
(3) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
(4) Menggunakan gaya bahasa yang lugas
(5) Menggunakan bahasa yang jelas
(6) Menggunakan bahasa yang sopan dan hormat
(7) Menyajikan fakta yang benar dan lengkap
(8) Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang lazim dipakai dalam surat menyurat
(9) Tidak menggunakan kata-kata sulit dan istilah yang belum memasyarakat atau umum
(Finoza, 2009:6).

a) Jenis-jenis Surat
Dari banyak jenis surat yang dikenal dewasa ini terdapat beraneka ragam atau
jenis surat. Surat dapat dikelompokan berdasarkan isinya, kemanan isinya, derajat
penyelsaiannya, jangkauan penggunaanya, dan jumlah penerimanya (Soedjito dan
Solchan, 1994). Secara lebih rinci berikut penjelasan ketiga jenis surat tersebut:
1) Berdasarkan isinya, meliputi Surat pribadi, surat dinas/resmi, surat niaga/dagang
2) Berdasarkan keamanan isinya, meliputi surat sangat rahasia, surat rahasia, surat
terbatas, surat biasa.
3) Berdasarkan derajat penyelesaiannya meliputi surat sangat segera (kilat), surat segera,
surat biasa,
4) Berdasarkan jangkauan penggunaanya, meliputi surat intern dan surat ekstern
5) Berdasarkaan jumlah penerimanya, meliputi surat edaran, surat umum dan surat biasa

b) Struktur Surat
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang struktur surat, cobalah saudara
cermati lagi gambar surat di atas kemudian analisis bagian-bagian surat yang ada
pada surat tersebut!

16
Coba amati surat diatas. Berdasarkan surat tersebut struktur surat meliputi:
(1) Kop surat, yang terdiri dari:
Logo instansi/lembaga
Nama instansi/lembaga yang ditulis menggunakan huruf capital
Alamat instansi/lembaga yang ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil sesuai EBI
Nomor telpon instansi/lembaga
Email instansi/lembaga
(2) Nomor surat, nomor surat memudahkan untuk mengetahui urutan serta jumlah surat
yang dikeluarkan dalam satu bulan.
(3) Tanggal surat, berfungsi sebagai informasi waktu dibuatnya surat tersebut.
penulisannya disebelah kanan sejajar dengan nomor surat
(4) Lampiran atau perihal, ini berfungsi sebagai dokumen pendukung dari surat resmi
yang telah dibuat.
(5) Salam pembuka, ditulis menggunakan bahasa bahasayang baku dan formal dengan
bahasa yang sopan. Dalam penulisannya diakhiri dengan tAnak koma (,).
(6) Isi surat, merupakan bagian utama surat yang memuat informasi utama surat tersebut.
Informasi yang dimuat haruslah singkat, padat, dan jelas menggunakan bahasa yang
baku. Penggunaan Salam penutup, bertujuan untuk menunjukan kesopanan dalam
berkomunikasi melalui surat resmi

17
(7) Tanda tangan pengirim surat, pada bagian ini dicantumkan nama dan tanda tangan
juga jabatan pengirim suratatau penanggung jawab.
(8) Tembusan, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atassan tentang adanya suatu
kegiatan.
(9) ejaan baiknya disesuaikan dengan kaidah penulisan yang berlaku, misalnya Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI).

c) Fungsi Surat
Menurut Soedjito dan Solchan (2014) surat dapat memenuhi fungsi berikut:
(1) Alat komunikasi, yaitu untuk menyamoaikan bahan komunikasi yang berupa berita,
laporan, pemberitahuan, penunjukan, pemohonan, dan lain-lain.
(2) Alat bukti tertulis, yaitu bukti nyata yang sah yang lazim dikenal sebagai hitam diatas
putih. Ini snagat penting seperti dalam surat resmi karena memiliki kekuatan huku
sebagai bukti tertulis. Bukti tertulis ini penting dalam surat perjanjian, surat wasiat,
surat sewa-menyewa, surat jual beli, dan surat kuasa.
(3) Alat bukti hostoris, yaitu dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk mengetahui
dan menggali informasi mengenai bagaimana keadaan, cara dan pengelolaan
administrasi, dan cara pelaksanaan berbagai kegiatan pada amsa lalu.
(4) Alat pengingat, yaitu dapat dipakai untuk mengingat dan mengetahui surat-surat
yang sudah dikirimkan atau dierima dalam suatu periode waktu tertentu (arsip dan
ekspedisi surat)
(5) Duta organisasi, yaitu dapat mencerminkan corak, keadaan mentalitas, jiwa dan nilai
pejabat/jawatan/atau kantor yang bersangkutan.
(6) Pedoman kerja, yaitu dapat dipakai sebagai pola yang harus dipedomani dan diikuti
oleh lembaga, organisasi, atau jawatan yang menjalankan fungsi kesekretariatan
tersebut, antara lain dalam menerbitkan berbagai macam atau jenis surat yang
dikehendaki.
d) Kaidah Kebahasaan Surat
Soedjito dan Solchan (2004) menjelaskan bahwa surat yang baik haruslah memenuhi
syarat-syarat penyusunan sebagai berikut:
(1) Surat harus disusun dengan teknik penyusunan surat yang benar, diantaranya:
a. Menyusun letak bagian-bagian surat (bentuk) yang tepat sesuai dengan auran
atau pedoman yang telah ditentukan
b. Pengetikan yang tepat, jelas, bersih, dan rapi.
c. Pemakaian kertas yang sesuai dengan ukuran, jenis, warna
(2) Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit, sehingga
a. Penerima dapat memahami isinya dnegan tepat dan tidak ragu-ragu
b. Pengirim memperoleh jawaban secara tepat apa yang dikehendakinya
(3) Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang benar/ baku sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, baik tentang ejaan, pemilihan kata, bentuk kata, mapupun
kalimatnya. Bahasa yang diguanka juga harus efektif, logis, wajar, hemat, cermat,
sopan, dan menarik.

c. Fokus Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar


Dalam kemampuan menulis teks nonfiksi, selain siswa dibiasakan untuk menulis
dengan sikap yang benar juga siswa harus meguasai teknik menulis kata, kemudian
dilanjutkan dengan latihan merangkaikan kata-kata menjadi kalimat, dan kalimat

18
dirangkai menjadi paragraf dan yang terakhir paragraf-paragraf disusun menjadi sebuah
wacana.
Prinsip dalam pembelajaran teks nonfiksi di Sekolah Dasar yaitu siswa perlu
dihadapkan dengan dunia nyata yang ada dilingkungan sosialnya. Mereka perlu diberikan
kesempatan untuk berinteraksi dengan kehidupan nyata dengan bekal pengetahuan yang
sudah mereka miliki. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat menemukan masalah
yang akan ditulisnya dan dapat mengembangkan masalah dan menata bahan penulisan
mereka sendiri.
Tujuan pembelajaran menulis ialah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa
tulis sesuai dengan konteks pemakaian bahasa yang wajar. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pembelajaran teks nonfiksi dapat dilakukan dengan cara memadukan beberapa
aspek pembelajaran bahasa baik yang bersifat kebahasaan maupun keterampilan sebagai
bahan ajarnya.

d. Tujuan Pembelajaran Menulis Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar


Tujuan pembelajaran teks nonfiksi di Sekolah Dasar kelas rendah maupun di kelas
tinggi dapat dilihat pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar yang tertuang dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2018.
Adapun tujuan pembelajaran teks nonfiksi siswa Sekolah Dasar kelas tinggi salah satu
contoh kegiatannya ialah membuat ringkasan, menulis teks prosedur tentang memuat
mainan dan cara menggunakannya, menulis deskripsi tentang benda di sekitar atau
seseorang dengan bahasa yang runut, menulis surat untuk teman sebaya tentang
pengalaman, undangan, atau cita-cita dengan bahasa yang komunikatif, menyusun
laporan sederhana hasil pengamatan, meringkas subbab buku menggunakan bahasa
sendiri, menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana, menyampaikan
informasi dalam bentuk iklan dengan bahasa yang komunikatif, dan menulis surat resmi.

4. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun
2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Buatlah
sebuah RPP di sekolah dasar!

5. Forum Diskusi
Dari uraian materi yang telah dipelajari sebelumnya Saudara telah mempelajari
beberapa contoh jenis teks nonfiksi. Beberapa kasus yang pernah terjadi menunjukan
banyaknya buku bacaan untuk siswa usia Sekolah Dasar yang tidak layak beredar dan
dikonsumsi oleh anak-anak. Hal tersebut membuat resah para orang tua dan guru karena
sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan imajinasi anak. Berdasarkan kasus
tersebut diskusikanlah bersama temannu beberapa hal berikut ini:

19
1) Apa langkah preventif Saudara dalam melaksanakan pembelajaran materi teks
nonfiksi agar teks yang dipelajari sesuai dan layak untuk anak usia Sekolah Dasar?
2) Apa langkah kuratif yang akan Saudara lakukan jika teks nonfiksi yang tidak layak
telah beredar ditangan siswa?
3) Uraikanlah jenis-jenis teks nonfiksi di Sekolah Dasar berdasarkan Permendikbud
tentang Standar Isi
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Teks nonfiksi merupakan teks berdasarkan fakta dan kenyataan yang ditulis
berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman yang bersifat informatif. Secara umum
struktur teks nonfiksi terdiri dari bagian pedahuluan, bagian inti, dan bagian penutup.
Teks nonfiksi berfungsi untuk eksplorasi, informasi, persuasi, perbandingan, juga
mendeskripsikan suatu fakta-fakta keilmuan. Bahsa yang digunakan dalam teks nonfiksi
ialah menggunakan kata baku yang sesuai dengan standar penggunaan bahasa sesuai
ejaan bahasa Indonesia juga menggunakan kalimat efektif yang memenuhi unsur
kelengkapan, kelogisan, kesepadanan, kesatuan, dan kehematan. Kata dan kalimat yang
digunakan juga menggunakan makna yang lugas dan tidak menggunakan makna kiasan
yang menimbulkan makna Saudara. Esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan
lepas,yang lebih luas dari paragraf, yang diarahkan untuk mengembangkan ide mengenai
sebuah topik.

2. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!
1. Jenis tulisan yang berisi paparan sebuah peristiwa atau kejadian yang sebenarnya
disebut teks ....
A. dongeng
B. fiksi
C. nonfiksi
D. cerita
E. khayalan
2. Berikut ini yang termasuk teks nonfiksi adalah ....
A. Legenda Danau Toba
B. Timun Mas
C. Cara Membuat Siomay
D. Legenda Batu Menangis
E. Legenda Sangkuriang
3. Peristiwa yang dimuat dalam karangan nonfiksi adalah ....
A. peristiwa nyata
B. cerita imajinasi
C. cerita khayalan
D. cerita keajaiban
E. cerita rekaan
4. Anies Baswedan lahir dengan dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan. Ia
dilahirkan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, provinsi Jawa Barat. Ia merupakan
anak pertama dari Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies Baswedan memulai
pendidikan formalnya menjelang usia lima tahun. Ia masuk ke sekolah TK Masjid
Syuhada di Kota Baru, Yogyakarta. Kemudian, memasuki usia enam tahun Anies
bersekolah di SD Laboratori Yogyakarta. Tamat dari sana, Anies melanjutkan

20
pendidikannya di di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Anies melanjutkan masa SMA-nya
di SMAN 2 Yogya. Anies kemudian melanjutkan kuliahnya di Universitas Gajah
Mada di Fakultas Ekonomi. Sewaktu menjadi mahasiswa UGM, Anies mendapatkan
beasiswa Japan Airlines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas bidang
Asian Studies di Universitas Sophia di Tokyo, Jepang.
Penggalan teks di atas yang paling tepat termasuk kedalam jenis teks...
A. Fiksi
B. Nonfiksi
C. Faksi
D. Hybrid
E. Biografi fiksi
5. Jika dikaitkan pada proses pembelajaran siswa sekolah dasar teks esai dapat
digunakan sebagai upaya dan bentuk langkah nyata dalam memberikan pemahaman
siswa terkait dengan berbagai isu yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut hal apa lagi
yang dapat didapatkan dari penggunaan teks esai, kecuali…
A. Teks esai dapat menggambarkan atau menjelasakan tentang suatu hal atau objek
seperti seseorang ataupun suatu benda yang menarik perhatian penulis
B. Teks esai dapat menyebutkan tentang tipe atau watak seseorang dalam suatu
pembahasan atau sebuah isu kepada pembaca
C. Teks esai dapat membahas suatu topik isu atau topik dengan penjelasan yang
dalam yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari
D. Teks esai dapat menjelaskan tentang proses atau tahapan “mengapa” dan
“bagaimana” terjadinya suatu peristiwa atau fenomena
E. Teks esai dapat menjelaskan tentang peristiwa dan kejadian “mengapa” dan
“bagaimana” hal itu dapat dilakukan.
6. Saudara adalah guru profesional yang ditugaskan menjadi guru kelas I (satu) Sekolah
Dasar. Dalam Kompetensi Dasar pembelajaran selanjutnya Saudara dituntut untuk
memberikan materi tentang teks nonfiksi. Teks nonfiksi seperti apakah yang akan
Saudara sampaikan dalam pembelajaran...
A. Teks nonfiksi berupa autobiografi sederhana supaya siswa lebih mengenali
dirinya
B. Teks nonfiksi berupa autobiografi tentang diri sendiri sementara materi
pengembangannya menggunakan materi teks biografi
C. Teks nonfiksi yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tema pembelajaran
pada saat itu, agar relevan dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
D. Teks nonfiksi sejarah karena anak kelas rendah menyukai materi bercerita
E. Teks nonfiksi berupa dongeng karena selain cerita sejarah siswa kelas rendah juga
menyukai dongeng
7. Dalam kaidah kebahasaan penulisan teks nonfiksi haruslah menggunakan kalimat
efektif. Diantara salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam kalimat efektif ialah
kesepadanan. Dibawah ini manakah kalimat yang menunjukan kesepadanan...
A. Usualan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum
menyetujuinya.
B. Usualan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum juga
menyetujuinya hingga saat ini.
C. Hingga saat ini kepala proyak belum menyetujui usulan penelitian yang diajukan,
padahal itu sudah diajukan sejak sebulan lalu

21
D. Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek belum
menyetujuinya
E. Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi belum juga disetuji oleh
kepala proyek
8. Selain harus memenuhi unsur kesepadanan, dalam penggunaan kalimatnya teks
nonfiksi haruslah logis yang bermakna...
A. Kalimat yang disusun haruslah masuk akal dan dapat dicerna logika tanpa
menimbulkan kesulitan untuk memahaminya meskipun tidak koheren
B. Predikat-predikat yang digunakan dalam kalimat harus sepadan jika predikat
pertama menggunakan predikat aktif maka predikat kedua juga harus
menggunakan predikat aktif, tidak boleh berlawanan
C. Gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk dalam satu kalimat
karena dapat mengaburkan kejelasan informasi yang diungkapkan.
D. Menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya menghilangkan bagian yang tidak
diperlukan, menjauhkan penggunakan kata depa dari dengan
daripada,menghundarkan pemakanaian kata yang tidak perlu, menghilangkan
pleonase, serta menghindari penggunaan hipernim dan hiponim secara bersama-
sama
E. Adanya kohesi dan koherensi antara struktur pembentuk kalimat, memperhatikan
ejaan bahasa Indoenesia (EBI), tepat struktur fungsinya, sistematis, dan tidak ada
pemborosan kata.
9. Surat yang sudah jelas ada nama serta alamat pengirimnya yang telah tercantum tanda
tangannya ini disebut ….
A. surat kaleng
B. surat rahasia
C. surat resmi
D. surat pribadi
E. surat ijin
10. Usaha mebel merupakan salah satu usaha yang bisa ditekuni oleh masyarakat yang
tinggal dari penghasil rotan. Beberapa jenis produk yang berbahan rotan digunakan
perabot rumah tangga dengan meja, kursi, lemari serta rak piring. Produk banyak
diminati dari wisatawan domestik atau mancanegara yang akan berkunjung ke
Indonesia. Bahkan, dari beberapa produk yang berbahan dasar rotan telah diekspor ke
berbagai belahan mancanegara.
Teks di atas termasuk ….
A. teks berita
B. cerita rakyat
C. cerita pengalaman
D. teks narasi
E. teks fiksi

22
Kunci Jawaban Tes Kunci Jawaban
Formatif No. Soal
1 C
2 C
3 A
4 C
5 D
6 C
7 D
8 E
9 C
10 D

23
DAFTAR PUSTAKA

Hartati Tatat. (2019). Modul I Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Jakarta:


Kemendikbud.
https://altsaqafah.id/warta/selembar-potret-pendidikan-dasar-di-ujung-negeri/
https://savoystomp.com/contoh-cerita-non-fiksi/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-dari-teks-nonfiksi-serta-cara-
mengidentifikasi-informasi-didalamnya-10728/
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-teks-non-fiksi-beserta-contohnya-
1vKp5arHk61/full
https://www.literamediatama.com/poin-penting-yang-harus-ada-dalam-menulis-
nonfiksi/
https://mradit-indonesia.blogspot.com/2019/11/pengertian-strukturciri-ciri-kaidah.html
https://www.studiobelajar.com/esai/
https://dosenbahasa.com/struktur-esai-yang-
baik#:~:text=Dalam%20artikel%20jenis%2Djenis%20esai,diantara%20jenis%2Dj
enis%20karangan%20ilmiah.
https://www.kompas.com/edu/read/2020/08/12/112834471/pendidikan-daring-di-masa-
covid-19?page=all
http://pusdimafis.blogspot.com/2019/10/kumpulan-esai-oktopus-kelompok-6.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2021/03/contoh-teks-cerita-sejarah.html
https://www.google.com/search?q=contoh+surat+resmi&safe=strict&rlz=1C1GCEA_en
ID949ID949&sxsrf=ALeKk01gjNWKL3Ice-
xOrqvUxO_d2cuPUw:1619014867093&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=qMzRDjg
MrSzt4M%252CsT2g-y74rHySQM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kTHIh-
ST1UJuEiJHDXIVWMY8kINqg&sa=X&ved=2ahUKEwit16ewxI_wAhUUeysKHayQ
CUUQ9QF6BAgQEAE&biw=1366&bih=600#imgrc=mtZbktVf5p_zhM
https://www.juraganles.com/2018/11/soal-uas-pas-tema-5-bahasa-indonesia-kelas-4-
semester-1-kurikulum-2013.html
https://dosenpintar.com/soal-bahasa-indonesia-kelas-5/

24

Anda mungkin juga menyukai