Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“LEASING SYARIAH”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Lembaga Keuangan Syariah

Dosen Pengampu : Jelita, M. Si.,

DI SUSUN OLEH

LIYA KHAIRINA
NIM 1904120064
NADIA ANGGRAINI
NIM 1904120097
ANNISYA
NIM 1904120098

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr... Wb...


Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana
berkat rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan salah satu
tugas mata kuliah “Lembaga Keuangan Syariah” dengan judul “Leasing Syariah”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah kuliah ini. Semoga apa yang penulis susun ini
dapat memberikan tambahan ilmu bagi pembaca dan penulis pula, Aamiin.
Mohon maaf apabila ada kesalahan yang terdapat pada penyusunan makalah ini
karena segala sesuatu yang benar itu datangnya dari Allah dan salah berasal dari
kami sendiri.

Wassalamu’alaikum Wr... Wb...

Palangkaraya, 24 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. Pengertian dan Dasar Hukum Leasing Syariah..........................................6
B. Produk dan Jasa Leasing Syariah...............................................................8
C. Prinsip Akad dan Instrumen Keuangan.....................................................9
D. Mekanisme Operasional Leasing Syariah..................................................9
E. Analisis SWOT dari Leasing Syariah......................................................10
BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya dunia bisnis Islam, kebutuhan akan lembaga
keuangan yang berbasis syariah tidak dapat dielakkan lagi baik dari
masyarakat ataupun dunia bisnis. Salah satu lembaga yang sangat membantu
dalam memenuhi kebutuhan dana adalah lembaga pembiayaan yeng bergerak
dibidang penyedian dana atau barang untuk digunakan sebagai usaha.
Lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa guna usaha
yang biasa disebut dengan leasing, dalam Islam disebut dengan leasing
syariah.

Meskipun sudah ada saudara kita yang memahami bagaimana lembaga


keuangan syariah dan meninggalkan lembaga keuangan konvensional,
permasalahannya sekarang diperlukannya kesadaran yang lebih matang dari
nasabah terhadap pemahaman syariah, terutama perihal leasing syariah yang
akadnya berkaitan dengan mudharabah dan transparan. Oleh karena itu pada
pembahasan kali ini pemakalah akan menguraikan apa sebenarnya leasing
syariah itu, bagaimana mekanismenya dan hal lainnya yang berkaitan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dan Dasar Hukum Leasing Syariah?


2. Apa Saja Produk dan Jasa Leasing Syariah?
3. Bagaimana Prinsip Akad dan Instrumen Keuangan?
4. Bagaimana Mekanisme Operasional Leasing Syariah?
5. Bagaimana Analisis SWOT dari Leasing Syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Dasar Hukum Leasing Syariah.
2. Untuk Mengetahui Produk dan Jasa Leasing Syariah.
3. Untuk Mengetahui Prinsip Akad dan Instrumen Keuangan.
4. Untuk Mengetahui Mekanisme Operasional Leasing Syariah.
5. Untuk Mengetahui Analisis SWOT dari Leasing Syariah.

4
5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Leasing Syariah.

Leasing berasal dari bahasa inggris yaitu lease yang memeiliki arti


menyewa, Dalam bahasa indonesia leasing sering di istilahkan dengan sewa
guna usaha. Secara khusus leasing adalah suatu akad untuk menyewa sesuatu
barang dalam kurun waktu tertentu. Secara umum leasing artinya Equinpment
funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal untuk digunakan pada
proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pengertian leasing menurut surat Keputusan Bersama Mentri
Keuangan dan Mentri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia No. KEP-
122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/1974, dan Nomor 30/Kpb/I/1974
tanggal 7 Februari 1974 adalah setiap kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu
leasing berdasarkan nilai sisa uang telah disepakati bersama. Leasing terdapat
dua kategori yaitu:
1) Operating Lease yaitu suatu proses menyewa suatu barang hanya untuk
mendapatkan manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu
sendiri tetap merupakan milik bagi pihak pemberi sewa. Sewa jenis
operating lease sama dengan konsep ijarah di dalam syariah islam.
2) Financial Lease yaitu suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barang
tersebut berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Jika
dimana akhir sewa pihak penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang
tersebut tetap menjadi milik pemberi sewa (perusahaan leasing).
Akadnya dianggap sebagai akad sewa. Sedangkan jika pada masa akhir
sewa pihak penyewa dapat melunasi angsurannya maka barang tersebut
menjadi milik penyewa. Intinya dalam financial lease tersebut terdapat
dua proses akad sewa dan akad beli (sewa-beli) atau Ijarah muntahiyah
bit tamlik (IMBT).1
Rukun dan Syarat dari Leasing Syariah, diantaranya:
1.Kedua belah pihak yang berakad telah baligh dan berakal

1
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004), Edisi Keempat, hlm. 297. Lihat juga Achmad Anwari, Leasing di
Indonesia, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 1994), hlm. 10-11. Kasmir, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), Edisi Revisi, hlm. 273.

6
2.Kedua belah pihak sepakat dan rela untuk melakukan akad leasing
3.Manfaat objek akad diketahui dua pihak secara sempurna
4.Objek akad dapat diserahkan, dipergunakan dan tidak cacat
5.Objek akad dihalalkan oleh syara’
6.Objek akad sesuatu yang biasa disewakan, seperti mobil, motor, rumah
dll
7.Upah atau sewa dalam akad harus jelas tertentu dan sesuatu yang bernilai
harta

1. Dasar hukum menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dalil Al-Quran

‫ا‬GGَ‫ ُّد ْنيَا َو َرفَ ْعن‬GG‫ َو ِة ال‬GGَ‫تَهُ ْم ِفي ْال َحي‬GG‫ ْمنَا بَ ْينَهُ ْم َّم ِعي َْش‬GG‫ك نَحْ ُن قَ َس‬
َ ِّ‫ ُموْ نَ َرحْ َمتَ َرب‬GG‫أَهُ ْم يَ ْق ِس‬
‫ضهُم‬ َ ‫بَ ْع‬
َ‫ك َخ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُوْ ن‬
َ ِّ‫ت َرب‬ ُ ‫ت لِّيَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ُ ‫ضهُ ْم بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا َو َرحْ َم‬ ٍ ‫ْض د ََر َج‬ َ ْ‫فَو‬
ٍ ‫ق بَع‬
“Apabila mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,
dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian meraka dapat mempergunakan sebagian
yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan” (Az-Zukhruf: 32).

ُ ‫ت ا ْستَ ْئ ِجرْ هُ إِ َّن خَ ْي َر َم ِن ا ْستَ ْئ َجرْ تَ ْالقَ ِويُّ اأْل َ ِم‬


‫ين‬ ِ َ‫ت إِحْ َدهُ َما يَأ َ ب‬
ْ َ‫قَا ل‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya” (Al-Qashash:26).

Hadist Rasulullah SAW yang artinya:

“Berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan,


sebelum kering keringat mereka” (HR.Abu Ya’la, Ibnu Majah, at-
Tabrani dan at-Tirmidzi).

2. Landasan hukum di Indonesia

a. Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002tentang al-Ijarah al-Muntahiyah


bi al-Tamlik (sewa-beli)

7
b Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
senin,10 Desember 2007 menerbitkan 2 peraturan tentang leasing syariah

1) Peraturan Ketua Bapepam-LK No Per-03/BL/2007 tentang kegiatan


perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

2) Peraturan Ketua Bapepam-LK No Per-04/BL/2007 tentang akad-akad


yang digunakan dalam kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah.2

B. Produk dan Jasa Leasing Syariah

1. PT. Alif (Al-Ijarah Islamic Finance)

Merupakan anak perusahaan dari Bank Muamalat Indonesia.


Disirikannya perusahaan tersebut dikarenakan berkembangnya lembaga
keuangan syariah dan sektor riil yang membutuhkan peran model pembiayaan
dengan sistem ijarah. Produk dari Alif yaitu:

a) Pembiyaan konsumer (pembiayaan mobil baru atau mobil purna


pakai atau sepeda motor)
b) Pembiayaan korporasi (pembiyaan komersial atau kendaraan
komersial)
Untuk skema dari pembiayaan di ALIF yaitu:
a) Murabahah
b) Ijarah
c) Ijarah Muntahiyah bittamlik
2. FIF Syariah

PT. Federal Internasional Finance membuka layanan syariah yang


dikenal dengan FIF Syariah dan memiiki cabang diseluruh Indonesia. FIF
Syariah didirikan berdasarkan landasan hukum Keputusan Mentri Keuangan.
Produk dari FIF yaitu:

a) Produk NMC dan UMC yang dapat dibiayai dengan pembiayaan


syariah hanya untuk Reguler saja. Sedangkan Refinancing untuk
saat ini belum bisa secara syariah
b) Produk Elektronik : Electronic home appliance, furniture, computer
and gadget, other.3

2
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi Kedua, PT Intermasa, Jakarta, 2003, hlm. 164.
3
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah ( Membahas Ekonomi Islam) , Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2002, hlm. 122.

8
C. Prinsip Akad dan Instrumen Keuangan
1. Sewa (Ijarah)

Ijarah dalam pembiayaan Leasing adalah akad penyaluran dana


untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa (ujroh), antara perusahaan pembiyaan
sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (Musta’jir) tanpa
diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.

2. Sewa diakhiri dengan beli ( Ijarah Muntahiyah bi at-Tamlik)

Ijarah Muntahiyah bi at-Tamlik adalah akad penyaluran dana untuk


pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujroh) antara perusahaan pembiayaan sebagai
pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi
pemindahan hak milik atas barang yang disewa kepada penyewa setelah
selesai masa sewa.

D. Mekanisme Operasional Leasing Syariah


Dilihat dari teknis pelaksanaannya, transaksi sewa guna usaha atau
Leasing dapat dibedakan menjadi.

1. Sewa guna usaha langsung (direct lease) : Penyewa belum pernah


memiliki barang modal yang akan disewakan,sehingga diperlukannya
menghubungi supplier untuk pengadaan.
2. Penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback) : Pihak
penyewa biasanya terlebih dahulu menjual kepada perusahaan leasing
barang modal yang pernah dimilikinya, baru kemudian disewanya
kembali.

Untuk mengetahui mekanisme oprasional lembaga sewa guna usaha


atau leasing, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga, dan menunjuk supplier peralatan
yang dimaksud.
2. Setelah mengisi formulir permohonan, lesse mengirimkan kepada
lessor disertai dokumen pelengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk
memberi fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui
lesse (lama kontrak pembayaran sewa), maka kontrak lease dapat
ditandatangani.
4. Pada saat yang sama, lesse dapat menandatangani kontrak asuransi
untuk peralatan yangdilease dengan perusahaan asuransi yang

9
disetujui lessor, seperti yang tercantum pada kontrak lease. Antara
lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
5. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan
supplier peralatan tersebut.
6. Supplier dapat mengirim peralatan yang dilease ke lokasi lesse.
Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut,
supplier akan menandatangani perjanjian pelayanan purna jual.
7. Leasse menandatangani tanda terima peralatan dan penyerahan
kepada supplier.
8. Supplier menyerahkan tanda terima (dari lesse), bukti pemilikan dan
pemindahan kepemilikan kepada lessor.
9. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier
10. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan lease.4

Dari skema tersebutt dapat diketahui bahwa transaksi leasing terdiri dari
pihak-pihak sebagai berikut:

1. Lessor, yaitu pihak perusahaan yang menyewakan barang sebagai


pemberi sewa, lessor tidak diharuskan memiliki barang yang
disewakan.
2. Lesse, yaitu pihakpengguna barang yang diwajibkan membayar sewa
disertai dengan hak opsi untuk membeli atau memperpanjang leasing
3. Kreditur, merupakan pihak loan participants dalam transaksi leasing.
Pada umumnya yang bertindak sebagai kreditur adalah lembaga
keuangan seperti bank, perusahaan asuransi, dan lain-lain
4. Supplier, yaitu penjual dan pemilik barang yang disewakan. Supplier
ini dapat terdiri dari perusahaan manufaktur yang berada di dalam
dan luar negeri.

E. Analisis SWOT dari Leasing Syariah


1. Kekuatan

Kekuatan dari adanya perusahaan leasing atau sewa guna usaha ini
memungkinkan para pemilik modal untuk mendapatkan dana
tambahan dengan menyewakan barang modal yang dimilikinya.

2. Kelemahan

Kelemahan dari perusahaan leasing tersebut yaitu masih minimnya


pemahaman masyarakat mengenai leasing syariah, masih

4
Ryeonhwa Chiithaa, ‘’Makalah Leasing’’. Diambil dari :http://ryeonhwachiithaa.
blogspot.com/2013/12/makalah-leasing.html. (Online : Kamis 25,2021 Pukul 09:33 WIB).

10
tercampurnya pemahaman leasing syariah dengan leasing
konvensional.

3. Tantangan

Masyarakat masih belum faham mengenai leasing syariah, sehingga


masih diperlukannya sosialisasi yang lebih banyak lagi dan juga
perusahaan leasing di Indonesia masih sangat sedikit.

4. Peluang

Dengan adanya perusahaan leasing syari’ah yang berkembang di


Indonesia, membuat masyarakat yang ingin memiliki suatu yang
bukan jasa bisa terwujud. Selain itu juga, dalam operasional
Financial Lease, dimana ada Sale and Lease Back yang merupakan
transaksi dengan perjanjian penyewa menjual barang yang sudah
dimilikinya kepada perusahaan leasing. Setelah menjadi pemilik
barang tersebut secara sah, perusahaan leasing menyelesaikannya
kembali kepada penyewa tersebut. Hal ini dilakukan oleh penyewa
karena penyewa memerlukan cash tambahan atau tambahan modal
kerja.5

5
Ibid..., hal.122-123

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian dari leasing adalah suatu akad untuk menyewa sesuatu


barang dalam kurun waktu tertentu. Dan dasar hukum dari leasing syariah
diambil dari Al-Qur’an surat Az-Zukhruf: 32, Al-Qashash:26, Hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Ya’la, Ibnu Majah, at-Tabrani dan at-Tirmidzi dan
peraturan dari pemerintah. Produk dari leasing syariah sendiri terdapat produk
pembiayaan konsumer dan korporasi yang terdapat di perusaahan PT ALIF
(Al-Ijarah Islamic Finance) dan Produk NMC dan UMC, Produk Elektronik
yang terdapat di perusaahaan PT. FIF Syariah.

Prinsip akad dan instrumen keuangan dari leasing syaraiah yaitu Sewa
(Ijarah) dan sewa yang diakhiri dengan beli ( Ijarah Muntahiyah bi at-
Tamlik). Dan analisis SWOT dari leasing syariah dilihat dari segi kekuatan
adanya perusahaan leasing memungkinkan para pemilik modal untuk
mendapatkan dana tambahan, Kelemahan perusahaan leasing masih minimnya
pemahaman masyarakat mengenai leasing syariah, Tantangan masyarakat
masih belum faham mengenai leasing syariah, dan Peluang masyarakat yang
ingin memiliki suatu yang bukan jasa bisa terwujud.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arthesa, Ade. Handiman, Edia. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Jakarta: Gramedia. 2006.

Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha


Ilmu. 2010.

Muhamad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP


YKPN. 2002.

Timorita, Rahmani. Leasing Syariah. Slide Power Point

http://amara-atik.blogspot.com/2013/03/badan-keuangan-syariah-
leasing_9283.html

http://bisnissmanajemen.blogspot.com/2014/01/makalah-leasing-syariah.html

https://fiesumyholic.wordpress.com/2012/06/19/leasing-syariah.html

http://leasingsyariahintan.blogspot.com

http://rizzkyyanuar.blogspot.com/2011/03/pengertian-leasing.html.

13

Anda mungkin juga menyukai