Anda di halaman 1dari 7

KEPALA RUANGAN DALAM MENJALANKAN KODE ETIK:

PENDELEGASIKAN TUGAS KEPADA KATIM DAN PERAWAT


PELAKSANA

Armi Mawaddah / 197046011


Email : armi_mawaddah21@yahoo.co.id

ABSTRAK

Fungsi manajemen keperawatan adalah pengarahan, adapun tugas kepala ruangan


dalam mengarahkan anggota/ bawahannya yaitu saling memberi motivasi, membantu
memecahkan masalah, melakukan pendelegasian, melakukan komunikasi yang efektif
dan melakukan kolaborasi dan koordinasi.Pendelegasian tugas adalah memindahkan
tugas pada autoritas individu yang kompeten untuk melakukan tugas keperawatan
khusus dalam situasi khusus.tujuan penelitian untuk mengetahui cara kepala ruangan
menajalankan kode etik pendelegasian tugas kepada bawahannya. Metode penelitian
ini dengan menggunakana desain penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling
dan teknik pengumpulan data dengan wawancara.Hasil beberapa penelitian didapat
salah satunya yaitu kepala ruangan mendelegasikan tugas kepada bawahan sesuai
dengan kemampuan bawahnnya, kepala ruangan juga memperhatikan waktu dalam
memberikan delegasi kepada bawahan. Rekomendasi Hasil penelitian ini bermanfaat
untuk mahasiswa keperawatan untuk menambah pengetahuan tentang kode etik
khususnya cara pendelegasian tugas.

Kata kunci : Kepemimpinan, Kode etik, Pendelegasian


LATAR BELAKANG
Kepemimpianan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain,
dengan kata lain kepemimpinan dapat diarttikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain untuk menggerakkan orang lain, dan orang tersebut penuh
pengertian dan dengan senang hati mengikuti kehendak pemimpin (Robbins, 2006).
Kepala ruang merupakan manajer tingkat bawah/lini yang memegang peranan
cukup penting dan strategi dalam manajemen di unit perawatan rawat inap, karena
secara manajerial dituntut mampu menentukan keberhasilan pelayanan seperti
pengarahan, memotivasi, pengawasan dan supervise (Cartney, 2009; Potter, 2010,;
dalam Kuswantoro, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Saparwati
et al, 2013 yang mengatakan salah satu upaya untuk dapat menerapkan manajen
keperawatan di ruang rawat inap dengan baik diperlukan seorang kepala ruangan yang
kompeten sebagai seorang manajer (Chrismilasari dan Andi, 2017).
Salah satu fungsi manajemen keperawatan adalah pengarahan, adapun tugas kepala
ruangan dalam mengarahkan anggota/ bawahannya yaitu saling memberi motivasi,
membantu memecahkan masalah, melakukan pendelegasian, melakukan komunikasi
yang efektif dan melakukan kolaborasi dan koordinasi Gillies, 1994 dalam Yanti dan
Warsito, 2006).
Banyak tuntutan terhadap kepala ruangan dalam melakukan manajemen di rumah
sakit sehingga menyita waktu yang sangat banyak, membuat para pemimpin sulit untuk
memanajen sendiri, sehingga kepala memerlukan bantuan dari bawahannya untuk
mencapai tujuan bersama (Chrismilasari dan Andi , 2017).
Fungsi pengorganisasian dimanajemen keperawatan adalah sebagai alat yang
mengatur kegiatan terkait personal, finansial, material dan tata cara untuk mencapai
tujuan organisasi yang sudah disepakati bersama (Simamora, 2012). Kegiatan Kepala
Ruangan pada fungsi pengorganisasian adalah melaksanakan pembagian kerja,
pendelegasian tugas, koordinasi kerja dan manajemen waktu.
Kode etik adalah pernyataan standar professional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah
kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh
terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dpat dihindarkan (Persatuan
Perawat Nasional Indonesia).
Salah satu kode etik perawat adalah perawat dan praktek yaitu perawat dalam
membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi sesorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi
dan memberikan delegasi kepada orang lain (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
Pendelegasian tugas adalah memindahkan pada autoritas individu yang kompeten
untuk melakukan tugas keperawatan khusus dalam situasi khusus ( Hansten dan
Washburn, 2001). Dengan adanya pendelegasian tugas, maka seseorang mempunyai
otonomi untuk bertindak (Yusiana dan Wahyuningsih, 2016).
Undang-Undang No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan menyebutkan bahwa
pelimpahan wewenang yang dilakukan oleh tenaga medis maupun perawat kepada
perawat pelaksana dapat dilakukan melalui dua cara yaitu pendelegasian dan
pemberian mandat. Adapun pendelegasian yang dimaksud adalah pelimpahan
wewenang yang hanya diberikan kepada perawat profesi yang terlatih (Hidayat, 2019).
TUJUAN
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepala ruangan menjalankan
kode etik yaitu mendelegasikan tugas/wewenang kepada bawahanya yaitu katim dan
perawat pelaksana.
METODE
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan teknik
pengumpulan data yaitu wawancara (Afiyanti, 2014).
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Chismilasari dan Andi, L (2017)
tentang pengalaman pendelegasian Kepala ruangan di Rumah sakit Banjarmasin yaitu
hasil didapat ada empat tema dalam pendelegasian yaitu unsur dalam pendelegasian,
teknis pendelegasian, aspek legal dalam pendelegasian dan langkah-langkah dalam
melakukan pendelegasian. Adapun unsur dalam pendelegasian yaitu delegasi
tugas,pekerjaan dan delegasi wewenang/ tanggung jawab. Teknis pendelegasian yaitu
terdiri dari penerima delegasi, cara penyampaian delegasi, waktu pendelegasian
terencana. Aspek legal dalam pendelegasian yaitu adanya surat kuasa, aturan, dan ada
tidaknya format untuk melaksanakan delegasi. Adapun langkah-langkah dalam
melakukan pendelegasian yaitu adanya seleksi orang/ seleksi pekerjaan dan juga
control.
Kepala ruangan dalam mendelegasikan tugas yaitu kepala ruangan kepala ruangan
memilih terlebih dahulu orang yang akan diberi mandate/ delegasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dan menyesuaikan tugas yang akan didelegasikan dengan orang
yang akan diberi delegasi. Kepala ruangan biasanya mendelegasikan tugas yang
berhubungan dengan pendataan pasien, pengadaan barang habis pakai kepada ketua
tim, dan kepala ruangan juga pernah mendelegasikan untuk mengahadiri rapat rutin
dikarenakan ada pekerjaan tertentu yang tidak bisa di tunda. Pendelegasian tugas
berupa tugas yang berhubungan kepada pasien biasanya kepala ruangan dari katim ke
perawat pelaksana, dan Kepala ruangan mengatakan belum terdapat form dan bukti
pendelegasian di ruangan, sementara bukti/ form pendelegasian tersebut sangat penting
apabila terjadi kejadian yan tidak diinginkan.
Menurut Mugianti (2016) salah satu prinsip manajemen adalah mampu mengelola
yaitu mengatur manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar para anggota
menjalankan tugas dan wewenang dengan baik yaitu adanya manajer yang memberikan
semangat, mengontrol dan mengajak mencapai tujuan.
PEMBAHASAN
Kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya tidak dapat bekerja sendiri dan ia
memerlukan bantuan dari orang lain, bantuan tersebut dapat terlaksana apabila
pendelegasian tersebut kepada orang yang tepat. Delegasi keperawatan merupakan
salah satu aktivitas kepala ruangan melaksanakan fungsi manajemen dalam pemberian
pelayanan keperawatan.Mekanisme delegasi keperawatan yang efektif menjamin
kualitas pendelegasian keperawatan (Pohan, 2017).
Hasil penelitian yang dilakukan Hidayat (2019) yaitu adanya beban kerja kepala
ruangan di luar uraian tugas, fungsi penagarahan kepala ruangan dalam pendelegasian
tidak berjalan dengan baik, sehingga pendelegasian kepala ruangan kepada ketua tim
keperawatan belum optimal.
Marquis dan Houston mendeskripsikan beberapa kesalahan pendelegasian yang
sering dilakukan perawat manajer, diantaranya: Pertama.kurangnnya pendelegasian
yaitu manajer memiliki asumsi yang salah, yaitu bahwa pendelegasian merupakan
kurangnya kemampuan manajer perawat dalam melakukan tugasnya dengan benar atau
lengkap. Penyebab lain kurangnya pendelegasian adalah manajer ingin menyelesaikan
seluruh tugasnya sendiri, kurang kepercayaan manajer kepada pegawai karena manajer
yakin bahwa pegawai butuh pengalaman dalam menyelesaikan tugas itu atau karena
dapat melakukannya lebih baik dan lebih cepat daripada orang lain. Penyebab
selanjutnya adalah ketakutan bahwa pegawai akan tidak suka dengan tugas yang
didelegasikan kepadanya. Kedua, terlalu banyak mendelegasikan, beberapa manajer
terlalu banyak membebani pegawai dengan banyaknya delegasi yang diberikan.
Penyebab dari masalah ini antara lain karena manajer terlalu focus kepada pekerjaan
dalam pengorganisasian, selain itu manajer seringkali merasa tidak yakin dengan
kemampuan mereka dalam melakukan tugas tersebut. Bahaya yang muncul dari
masalah ini adalah munculnya keletihan dan berkurangnya produktivitas dari pegawai.
Ketiga, pendelegasian yang tidak tepat, pendelegasian yang tidak tepat antara lain
mendelegasikan pada saat yang salah, kepada orang yang salah, untuk alasan yang
salah.
PENUTUP
Kepala ruangan dalam memberikan delegasi kepada bawahan yaitu ketua tim dan
prawat pelaksana terlebih dahulu mempertimbangkan kemampuan bawahan yang akan
diberi delegasi, apabila ketua tim dan perawat pelaksana sedang sibuk melakukan
pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien, maka kepala ruangan tidak akan
memberi delegasi kepada katim dan perawat pelaksana. Kepala ruangan berharap form
dan bukti pendelegasian diadakan di ruangan sebagai bukti autentik apanila terjadi
kejadian yang tidak kita harapkan dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I.N. (2014).Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
Riset Keperawatan.Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers.
Chrismilasari dan Andi .(2017). Pengalaman Pendelegasian Kepala Ruangan Di
Rumah Sakit Banjarmasin.journal.stikessuakainsan.ac.id. diunduh Tanggal
04/09/2019.
Hansten dan Washburn.(2001). Kecakapan Pendelegasian Klinis: Pedoman untuk
Perawat. EGC: Jakarta.
Hidayat. (2019). Analisis Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dalam Pendelegasian
kepada Ketua Tim di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Militer Jakarta: Fishbone
Diagram. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume 10 Nomor 2.p-
ISSN 2086-3098 e-ISSN2502-777.
Kuswantoro & Subekti (2011).Pengaruh Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala
Ruang Dalam Meode Penugasan Tim Terhadap Kinerja Ketua Tim Di RSU Dr
Saiful Anwar Malang, Jurnal Keperawatan
Marquis, Bessie L; Huston carol J. Leadership Roles and Management Function in
Nursing. Vol. 53, Wolters Kluwer Health Lippincott Williams &
Wilkins.Philadelphia; 2013.1689-1699.
Mugianti. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Jakarta.
PPNI.StandarPraktik Keperawatan Indonesia.2005. http//inna-ppni.or.id.
Pohan, V. Y. 2017. Efektifitas model delegasi keperawatan “relactor’ terhadap
kualitas pendelegasian keperawatan di Rumah Sakit Roemani Semarang
(Dissertation, unpublished). Faculty of Nursing Universitas Indonesia, Jakarta.
Robbins.2006. Perilaku Organisasi :Konsep, Kontrol , Aplikasi. Edisi ke8. Prehalindo:
Jakarta.
Simamora, R.H. (2012). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC
UU RI No. 38.Undang-Undang RI No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
Departemen Kesehatan RI. 2014.
Yusiana dan Wahyuningsih. 2017. Persepsi Perawat Tentang Pendelegasian Tugas
Kepala Ruang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja Perawat. .Jurnal
Stikes RS Baptis Kediri, 9 (2).
Yanti, Warsito. 2006. Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi
Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang.
\http://eprints.undip.ac.id/16687/1/Bambang_EdiWarsito.pdf. Diunduh
Tanggal 27/09/2019.

Anda mungkin juga menyukai