Anda di halaman 1dari 7

Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN POSYANDU UPTD PUSKESMAS


KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR
(The role of healthcare in service at Posyandu UPTD Puskesmas Sananwetan
District Blitar City)

Sunarti, Sri Utami


Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang
E-mail: s.kepsunarti@yahoo.co.id

Abstrak
Kader kesehatan merupakan tenaga sukarela dipilih masyarakat dan berperan mengembangkan
masyarakat, direkrut dari, oleh, untuk masyarakat, kader dapat berperan dibidang kesehatan ada dua
macam yaitu di posyandu dan di luar posyandu. Tujuan penelitian menggambarkan Peran Kader
Kesehatan dalam Pelayanan di Posyandu UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Metode
penelitian menggunakan rancangan deskriptif. Populasi penelitian kader kesehatan, besar sampel 44
kader dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi.
Hasil penelitian sebagian besar kader 77,3% berkategori baik, sebagian kecil kader 18,2% berkategori
cukup, sangat sedikit kader 4,5% berkategori kurang. Kader kesehatan melakukan peran baik
menyiapkan peralatan penyelenggaraan posyandu sebelum posyandu di mulai, menyiapkan makanan
tambahan untuk bayi dan balita, melaporkan segala kegiatan yang dilakukan dan kurang dalam bekerja
pada sistem lima meja posyandu. Bagi pemegang program posyandu bisa mengadakan pelatihan lebih
lanjut, mengadakan sosialisasi atau evaluasi setiap tahun untuk meningkatkan kemandirian kader dalam
memberikan layanan kesehatan sesuai dengan alur layanan posyandu.

Kata Kunci: peran, kader kesehatan, posyandu.

Abstract
Health cadres is voluntary power chosen the community and have duty to develop the community who
were recruited from, by, for, the community, the existence of cadres often associated with service in
posyandu to help smooth health service. Research purposes describe the role of healthcare in service at
Posyandu UPTD Puskesmas Sananwetan District Blitar City. Research methods use design descriptive.
The population are 44 health cadres, with purposive sampling. Data collection using questionnaires and
observations. The results of most of the cadres 77,3% Categorized well A small part of the cadre 18,2%
Categorized enough, Health volunteers have a good role preparing the equipment of posyandu before
posyandu start, Prepare additional food for babies and toddlers, Reporting on all activities undertaken
and lacking in working on a five-posyandu table system. Posyandu program holders can conduct further
training and conduct socialization or evaluation every year to increase the independence of cadres in
providing health services in accordance with the posyandu service flow table I to table V.

Keywords: role, healthcare, posyandu.

PENDAHULUAN kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih


Pencapaian visi Indonesia Sehat tahun oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan
2015 pemerintah membuat suatu terobosan, masyarakat, dalam hal ini kader disebut juga
yaitu upaya pembangunan kesehatan berbasis sebagai penggerak atau promotor kesehatan.
masyarakat, yang melibatkan seluruh lapisan Tugas kader adalah mengembangkan
masyarakat untuk ikut serta berperan dalam masyarakat yang direkrut dari, oleh, dan untuk
pembangunan kesehatan. Pemerintah masyarakat, yang berperan dalam membantu
membentuk kelompok dari masyarakat yang kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan
disebut dengan kader kesehatan. Kader kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin

94
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018
Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

di Posyandu, sehingga seorang kader harus mau yaitu melakukan kunjungan rumah, menunjang
bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya kesehatan lain sesuai dengan
melaksanakan kegiatan Posyandu serta permasalahan yang ada di masyarakat, dan
menggerakkan masyarakat untuk mengikuti melaporkan segala kegiatan yang telah
kegiatan Posyandu (Ismawati Cahyo, 2010.). dilakukan Runjati, 2011).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Salah satu permasalahan Posyandu yang
Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat paling mendasar adalah rendahnya tingkat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan pengetahuan kader baik dari akademis maupun
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat teknis (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
dalam penyelenggaraan pembangunan Keberadaan kader dalam kegiatan Posyandu
kesehatan guna memberdayakan masyarakat sangatlah penting, karena dalam kegiatan
dan memberikan kemudahan kepada Posyandu diperlukan kerja kader yang optimal
masyarakat dalam memperoleh pelayanan dimana hal tersebut salah satunya dipengaruhi
kesehatan untuk mempercepat penurunan oleh peran kader. Selanjutnya Menurut
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Andarmoyo (2012) peran adalah perilaku yang
(Kementrian Kesehatan RI, 2013). Sasaran berkenaan dengan siapa yang memegang suatu
utama kegiatan posyandu ada empat yang posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status
pertama bayi berusia kurang dari 1 tahun, kedua atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial.
anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ketiga ibu Jumlah Posyandu di Kota Blitar pada
hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas, yang tahun 2015 jumlah posyandu di Kota Blitar
keempat wanita usia subur/pasangan usia subur sejumlah 163 dan meningkat menjadi 165 di
(Runjati, 2010). Di dalam program posyandu tahun 2016 dengan rincian 53 posyandu di
tidak akan berhasil apabila tidak ada peran serta Kecamatan Sukorejo, 52 posyandu di
masyarakat, maka dari itu peran serta Kecamatan Kepanjenkidul, dan 60 posyandu di
masyarakat terutama partisipasi kader bila Kecamatan Sananwetan. Jumlah kader
dilaksanakan dengan baik akan membantu kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2016
dalam meningkatkan hasil cakupan posyandu. sebanyak 825 orang dengan rincian 265 kader
Kader dapat berperan di bidang kesehatan Kecamatan Sukorejo, 260 kader di Kecamatan
yakni ada dua macam, pertama peran kader di Kepanjenkidul, dan 300 kader di Kecamatan
posyandu dan kedua di luar jadwal posyandu Sananwetan (Dinas Kesehatan Kota Blitar).
peran kader di posyandu meliputi Berdasarkan data yang diperoleh pada
memberitahukan hari dan jam buka posyandu tanggal 30 Desember 2016 laporan telaah
ke pada ibu pengguna posyandu, menyiapkan kemandirian Posyandu di 3 Puskesmas Kota
peralatan untuk penyelenggaraan posyandu, Blitar. Di puskesmas Sukorejo dan
bekerja pada sistem lima meja posyandu, Kepanjenkidul cenderung stabil tidak
melakukan penyuluhan, menyiapkan dan PMT, mengalami penurunan, sedangkan di Puskesmas
sedangkan peran kader di luar jadwal posyandu Sananwetan perkembangan dari tahun 2015 ke
95
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018
Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

tahun 2016 mengalami penurunan, yaitu dilakukan dengan memberikan kuesioner.


Posyandu Pratama dari 0 % menjadi 1,67 %, Analisa data dihitung menggunakan rumus:
Posyandu Madya naik dari 5 % menjadi 20 %, P= x 100% P = prosentase
dan Posyandu Purnama turun dari 88,33 %
F= jumlah skor yang di dapat
menjadi 71,67 %, Posyandu Mandiri tetap yaitu
N = skor maksimal.
6,67 %. Jumlah kader sudah sangat memadai
Hasil skoring setiap pernyataan diintepretasikan
tetapi mengapa terjadi penurunan sehingga ada
dalam kategori:
Posyandu dalam strata Pratama di 1 Posyandu
Baik = 76-100%
dan Posyandu Purnama turun dari 88,33 %
Cukup = 56-75%
menjadi 71,67%.
Kurang = ≤ 56%.
Hasil wawancara tanggal 5 Januari 2017
Waktu pengambilan data dilakukan pada pada
di UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo dari 5
tanggal 3 Juni - 14 Juni 2017.
kader kesehatan menjawab 2 diantaranya
mengerti perannya dengan melakukan
HASIL PENELITIAN
pencatatan pelaporan kegiatan Posyandu,
Secara umum, peran kader kesehatan
melaksanakan sistem 5 meja, melakukan
dalam pelayanan di Posyandu UPTD Puskesmas
penyuluhan, kunjungan rumah, dan 3 kader
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar sebagai
menjawab hanya memberi makanan
berikut.
tambahan/penimbangan dan kurang mengerti
Tabel 1 Distribusi frekuensi peran kader
tindakan apa yang harus di lakukan mengenai
kesehatan dalam pelayanan di
penyuluhan dan kunjungan rumah kepada
posyandu UPTD Puskesmas
masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar,
Berdasarkan fenomena di atas maka
Juni 2017 (n=44).
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Peran kader kesehatan
dengan judul “Peran Kader Kesehatan dalam dalam pelayanan di Frekuensi Prosentase
Pelayanan di Posyandu UPTD Puskesmas posyandu

Kecamatan Sananwetan Kota Blitar”. Baik 34 77,3%


Cukup 8 18,2%
Kurang 2 4,5%
METODE PENELITIAN Total 44 100,0%
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah PEMBAHASAN
kader kesehatan di Posyandu UPTD Puskesmas Dari hasil penelitian dapat diketahui ada
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Besar tiga parameter yang menunjukkan peran kader
populasi sebanyak 44 kader, besar sampel dalam kategori baik pertama seluruh kader
sebanyak 44 kader diambil dengan teknik 100% (44 kader) kader kesehatan memiliki
purposive sampling,. Pengumpulan data kategori baik dalam parameter menyiapkan

96
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018
Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

peralatan untuk penyelenggaraan posyandu dikarenakan kader sudah mendapatkan


sebelum posyandu dimulai. Departemen pelatihan dan pengarahan mengenai tugas kader
Kesehatan RI. 2006. mengatakan sistem kerja dalam kegiatan posyandu terutama dalam
posyandu merupakan rangkaian kegiatan yang menyiapkan dan pemberian makanan tambahan
meliputi input, proses, dan output. Input adalah untuk balita karena pentingnya Pemberian
ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan Makanan Tambahan saat posyandu bertujuan
dalam pelaksanaan posyandu, seperti sarana untuk memenuhi kebutuhan gizi balita
fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari
kursi, perlengkapan penimbangan, balita sasaran pentingnya pemenuhan gizi pada
perlengkapan pencatatan, dan pelaporan, balita, dan ketiga seluruh kader 100% (44
perlengkapan penyuluhan, dan perlengkapan kader). melaporkan segala kegiatan yang telah
pelayanan. Peneliti berpendapat kader dilakukan.
melaksanakan perannya dengan baik, yaitu Menurut Depkes RI (2006) pencatatan
pada parameter menyiapkan peralatan untuk dan pelaporan adalah indikator keberhasilan
penyelenggaraan posyandu sebelum posyandu suatu kegiatan, output dari pencatatan dan
dimulai dikarenakan kader sudah terbiasa dan pelaporan adalah sebuah data dan informasi
bertanggung jawab dengan tugas yang yang berharga dan bernilai bila menggunakan
diberikan karena pentingnya persiapan sebelum metode yang tepat dan benar, data dan informasi
pelaksanaan kegiatan posyandu memudahkan, merupakan sebuah unsur terpenting dalam
memperlancar kegiatan yang sedang dikerjakan sebuah organisasi, karena data dan informasilah
dan mengurangi resiko kesalahan karena yang berbicara tentang keberhasilan atau
persiapan yang kurang matang. perkembangan organisasi tersebut. Peneliti
Kedua seluruh kader 100% (44 kader) berpendapat kader kesehatan melaksanakan
menyiapkan dan mengembangkan makanan perannya dengan baik, ketiga yaitu pada
tambahan untuk bayi dan balita, Kementerian parameter melaporkan segala kegiatan yang
Kesehatan RI. 2012,pada buku keluarga sadar telah dilakukan kader dikarenakan kader sudah
giziz, bahwa dengan bercampurnya beragam pernah mendapatkan pelatihan tentang tugas
bahan makanan, maka bahan yang kurang yang harus dilakukan kader, sudah terbiasa
dalam zat-zat gizi tertentu dapat ditutupi oleh dalam melaksanakan pelayanan di posyandu,
bahan makanan yang mengandung lebih serta mendapat pengawasan dan arahan dari
banyak zat-zat yang bersangkutan, dengan petugas kesehatan pada saat kader
demikian masing-masing bahan makanan yang melaksanakan tugasnya.
berfungsi meningkatkan mutu gizi makanan. Hasil penelitian dapat diketahui sebagian
Peneliti berpendapat kader kesehatan kecil 18,2% (8 kader) peran kader tentang
melakukan perannya dengan baik, yaitu pada bekerja pada sistem lima meja posyandu dalam
parameter menyiapkan dan mengembangkan kategori cukup. Hal ini ditunjukkan pada
makanan tambahan untuk bayi dan balita pelaksanaan meja 1 kader tidak melakukan
97
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018
Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

pencatatan nama balita di kertas bantu Dari hasil penelitian dapat diketahui ada
pencatatan yang di selipkan pada KMS/buku. dua parameter yang menunjukkan peran kader
Departemen Kesehatan RI. 2006 pencatatan dalam kategori kurang pertama sebagian kecil
dan pelaporan adalah indikator keberhasilan 20,5% (9 kader) peran kader tentang bekerja
suatu kegiatan, output dari pencatatan dan pada sistem lima meja posyandu. Hal ini
pelaporan adalah sebuah data dan informasi ditunjukkan pada pelaksanaan meja 4 kader
yang berharga dan bernilai bila menggunakan jarang melaksakan penyuluhan. Runjati. 2011.
metode yang tepat dan benar, data dan penyuluhan kesehatan adalah pengetahuan dan
informasi merupakan sebuah unsur terpenting kemampuan seseorang melalui teknik praktik
dalam sebuah organisasi, karena data dan belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
informasilah yang berbicara tentang atau mempengaruhi perilaku manusia baik
keberhasilan atau perkembangan organisasi secara individu, kelompok maupun masyarakat
tersebut. Peneliti berpendapat manfaat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai
pencatatan di kertas bantu yang dimilliki oleh kesehatan sehingga dengan sadar mau
posyandu adalah untuk mengurangi resiko mengubah perilakunya menjadi perilaku hidup
kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan di sehat. Peneliti berpendapat bahwa peran kader
KMS dan untuk mengantisipasi apabila kesehatan bekerja pada sistem lima meja
KMS/Buku KIA sasaran posyandu hilang posyandu dilakukan dengan kategori kurang,
sehingga posyandu memiliki data untuk yang ditunjukkan dari pelasanaan di meja 4,
memantau status kesehatan dan perkembangan dikarenakan kader jarang melakukan
sasaran posyandu, dan di meja 2 kader tidak penyuluhan yang seharusnya dilakukan setiap
melakukan pengkuran LILA pada ibu hamil. satu bulan sekali, kurang memiliki antusias
Pengukuran lingkar lengan atas pada kelompok dalam pelaksanaan penyuluhan, penyuluhan
usia subur adalah suatu cara untuk mendeteksi kesehatan sangat bermanfaat bagi masyarakat
dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh dan mendukung program posyandu, karena
masyarakat awam untuk mengetahui adanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
kelompok berisiko kekurangan energi kronis dalam memelihara kesehatan dan mengurangi
(KEK) wanita usia subur WUS (Depkes RI, timbulnya masalah kesehatan yang ada di
2006). Peneliti berpendapat pengukuran lingkar masyarakat, parameter kedua sangat sedikit
lengan atas yang seharusnya dilakukan oleh 18,2% (8 kader) yaitu dalam memberitahukan
kader karena kader sudah mendapatkan hari dan jam buka posyandu kepada ibu
pelatihan dan kader sebagai orang yang terdekat pengguna posyandu. Menurut Runjati (2011)
dari masyarakat dalam hal mendeteksi apablia salah satu tugas kader yaitu memberitahukan
ditemui masalah kesehatan pada masyarakat hari dan jam buka posyandu kepada ibu
sekitar, namun kader bergantung pada petugas pengguna posyandu (ibu hamil, ibu yang
kesehatan dalam hal pengukuran lingkar lengan mempunyai bayi dan anak balita, serta ibu usia
atas. subur) sebelum hari buka posyandu. Peneliti
98
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018
Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

berpendapat peran kader dalam Saran


memberitahukan hari dan jam buka posyandu Bagi Kader Kesehatan
kepada ibu pengguna posyandu juga terdapat Dari hasil penelitian ini kader dapat lebih
kategori kurang, dikarenakan kader posyandu baik dalam menyelesaikan tugas dan
tersebut tidak melakukan peran tersebut karena tanggungjawab yang diembannya dan dapat
menganggap jadwal posyandu sudah terjadwal, meningkatkan kinerjanya dalam memberikan
sehingga tidak diingatkan lagi pada ibu pelayanan kesehatan di posyandu dengan dapat
pengguna posyandu, seharusnya kader lebih aktif dalam kegiatan posyandu, mengikuti
kesehatan tetap mengingatkan agar sasaran pelatihan sesuai tugas yang diberikan oleh
posyandu dapat mencakup semua masyarakat puskesmas, wajib membaca buku pedoman
di wilayah posyandu sehingga sasaran menjadi kader.
posyandu dapat menyeluruh.
Bagi Pemegang Program Posyandu
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil Penelitian ini diharapkan
Simpulan Posyandu dapat bekerja lebih baik dalam
Berdasarkan hasil penelitian dari 44 melaksanakan kinerjanya dalam memberikan
kader kesehatan posyandu di UPTD Puskesmas layanan kesehatan, dengan adanya protab
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, diketahui Posyandu atau SOP alur layanan posyandu meja
bahwa sebagian besar kader 77,3% melakukan I sampai meja V, dan dapat digunakan sebagai
peran sebagai kader kesehatan posyandu bahan evaluasi untuk melihat tingkat
dengan kategori baik ditunjukkan dari kemandirian dan kinerja kader dalam
parameter menyiapkan peralatan untuk memberikan pelayanan di posyandu, dengan
penyelenggaraan posyandu sebelum posyandu mengadakan pelatihan lebih lanjut dan
di mulai, menyiapkan dan mengembangkan mengadakan sosialisasi atau evaluasi setiap
makanan tambahan untuk bayi dan balita, dan tahun, dan memiliki rancangan anggaran untuk
melaporkan segala kegiatan yang telah melengkapi sarana prasarana agar kegiatan
dilakukan, sebagian kecil kader 18,2% posyandu berjalan secara maksimal.
melakukan peran sebagai kader kesehatan
posyandu dengan kategori cukup ditunjukkan Bagi institusi pendidikan
dari parameter bekerja pada sistem lima meja Diharapkan institusi dapat bekerjasama
posyandu, sangat sedikit kader 4,5% dengan pemegang program posyandu untuk
melakukan peran sebagai kader kesehatan memberikan penyuluhan mengenai kegiatan
posyandu dengan kategori kurang ditunjukkan yang harus dilakukan sebelum kegiatan
dari parameter memberitahukan hari dan jam posyandu, saat posyandu, setelah kegiatan
buka posyandu kepada ibu pengguna posyandu, posyandu, dan menekankan pada kader untuk
dan bekerja pada sistem lima meja posyandu. memberikan penyuluhan di meja 4 kepada
sasaran posyandu.
99
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018
Sunarti, Sri Utami, Peran Kader Kesehatan…..

Bagi peneliti selanjutnya Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman


Dari hasil penelitian ini diharapkan peneliti Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
selanjutnya dapat mengembangkan Depkes RI
penelitian untuk menggali faktor-faktor Ismawati, Cahyo. 2010. Posyandu dan Desa
yang mempengaruhi peran kader kesehatan Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.
dalam pelayanan di posyandu. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buku
Panduan Kader Posyandu Menuju
DAFTAR RUJUKAN Keluarga Sadar Gizi. Jakarta:
Andarmoyo, S.2012. Keperawatan Kementerian Kes RI.
Keluarga (Konsep Teori, Proses dan Kementerian Kesehatan RI. 2012. Buku
Praktik Keperawatan). Yogyakarta: Panduan Kader Posyandu Menuju
Graha Ilmu. Keluarga Sadar Gizi. Jakarta:
Badan Pusat Statistik Kota Blitar, 2016:11 Kementerian Kes RI.
Dinas Kesehatan Kota Blitar. 2016. Profil Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku
Kesehatan Kota Blitar. Panduan Kader Posyandu Menuju
Runjati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Keluarga Sadar Gizi. Jakarta:
Jakarta: EGC Kementerian Kes RI.

100
JKM Vol 3 No 2 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai