PENDAHULUAN
2.1 Santri
Istilah kata “santri” mempunyai dua konotasi atau pengertian yang dapat
dijadikan sebagai rujukan. Pertama, “santri” dari Bahasa sansekerta yang artinya
melek huruf. Kedua, kata santri yang berasal dari bahasa Jawa “cantrik” yang
berarti seseorang yang mengikuti seorang guru kemanapun pergi atau menetap
dengan tujuan dapat belajar darinya suatu ilmu pengetahuan. Adapula yang
berpendapat jika kata santri dapat dikonotasikan sebagaipertama; dikonotasikan
dengan orang-orang yang taat menjalankan dan melaksanakan perintah agama
Islam, atau dalam terminologi lain sering disebut sebagai ”muslim orotodoks”.
Istilah ”santri” dibedakan secara kontras dengan kelompok abangan, yakni orang-
orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya jawa pra Islam, khususnya
nilai-nilai yang berasal dari mistisisme Hindu dan Budha. Kedua; dikonotasikan
dengan orang-orang yang tengah menuntut ilmu di lembaga pendidikan pesantren.
Keduanya jelas berbeda, tetapi jelas pula kesamaannya, yakni sama-sama taat
dalam menjalankan syariat Islam, pendapat kedua ini seperti makna kata santri
pada umumnya. Santri dalam dunia pesantren dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Santri Mukim
Adalah santri yang selama menuntut ilmu tinggal di dalam pondok yang
disediakan pesantren, biasanya mereka tinggal dalam satu kompleks yang
berwujud kamar-kamar. Satu kamar biasanya di isi lebih dari tiga orang, bahkan
terkadang sampai 10 orang lebih.
b. Santri Kalong
Adalah santri yang tinggal di luar komplek pesantren, baik di rumah
sendiri maupun di rumah-rumah penduduk di sekitar lokasi pesantren, biasanya
mereka datang ke pesantren pada waktu ada pengajian atau kegiatan-kegiatan
pesantren yang lain (Dewan Redaksi, 1993: 105).
KERANGKA KONSEPTUAL
Keputusan akhir
penetapan Hari Santri
Nasional
Konflik
Dibutuhkan solusi
5.1 Kesimpulan
Penyelesaian masalah dari kami langsung tertuju pada akar masalahnya
yaitu keputusan presiden dengan cara mengajukan petisi untuk merubah tanggal
menjadi tanggal 1 Muharram sehingga tidak ada yang merasa bahwa keputusan
presiden condong kepada NU. Selain itu kami juga mengusulkan untuk
memperjelas siapa itu santri dan non santri dengan meminimalisir kategorial
sehingga tidak ada yang merasa dirugikan
5.2 Saran
Kekurangan dan keterbatasan penulisan terletak pada sumber atau
referensi mengenai fenomena yang didiskusikan. Sebaiknya penulis juga harus
menyeleksi berita dengan tepat mengenai fenomena terkait, apakah berita atau
artikel tersebut memihak golongan tertentu atau tidak.
Hari santri nasional : tantangan dan peluang. (2015). Media Aceh. [online]
Tersedia di: http://www1-
media.acehprov.go.id/uploads/Mardhiati__Hari_Santri_Nasional_Tantangan_dan
_peluang.pdf.