Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA PRAKTIK

DI
PT. MULYAGIRI
PROYEK PEMBANGUN PASAR KEBON KEMBANG BLOK F
BOGOR

Disusun Oleh:

YUDA AFRIYANSHAH (151105121179)


MUHAMMAD MAULANA HIDAYATULLOH (151105121205)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
BOGOR
2019
LAPORAN KERJA PRAKTIK
DI
PROYEK PEMBANGUNAN PASAR KEBON KEMBANG
BLOK F BOGOR
(dari 07 Desember 2019 s.d. 14 Januari 2020)

YUDA AFRIYANSHAH (151105121179)


MUHAMMAD MAULANA HIDAYATULLOH (151105121205)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Telah diperiksa dan disetujui Telah diperiksa dan disetujui


oleh Pembimbing Lapangan oleh Dosen Pembimbing

Rian Mulpiansyah. S.T. Nurul Chayati, Ir., M.T.


NIK. 410 100 296

Mengesahkan:
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Rulhendri, S.T., M.T.


NIK. 410 100 245

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik ini dengan baik, Shalawat serta salam bagi Rosul Allah
Subhanahu wa ta'ala untuk junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wassalam beserta sahabat dan keluarganya dan semoga kelak di Yaumil Qiyamah
khususnya kita selaku umatnya mudah-mudahan mendapatkan syafaatnya. Aamiin
Ya Rabbal Alamin.
Laporan kerja praktik ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada
proyek Revitalisasi Blok F Pasar Kebon Kembang Bogor. Selama pelaksanaan
kerja praktik penulis dapat mengetahui cara-cara teknis pelaksanaan proyek di
lapangan, penulis juga dapat mempelajari sistem koordinasi antara semua pihak
yang terkait. Ucapan terima kasih yang seikhlas-ikhlasnya, penulis sampaikan
kepada Nurul Chayati, Ir., M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
sekaligus Sekertaris Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sains,
Universitas Ibn Khaldun Bogor yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga
untuk memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan demi kesempurnaan dalam
penulisan laporan kerja praktik. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses pelaksanaan kerja praktik baik dalam
bimbingan, penyusunan, dan penulisan laporan ini hingga selesai, khususnya pada:
1. Zaenal Arifin dan Nur Asih selaku orang tua Yuda Afriyanshah, Suhandoyo
dan Lailatu Shoimah selaku orang tua Muhammad Maulana Hidayatulloh yang
selalu mendoakan, membimbing dan memberikan semangat untuk
mengerjakan kerja praktik dengan baik.
2. Rulhendri S.T.. M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil, sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing Akademik Yuda Afriyanshah.

iii
3. Tedy Murtejo, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Akademik Muhammad
Maulana Hidayatulloh.
4. Feril Hariati, S.T., M.Eng., Syaiful, S.T., M.Eng., Muhamad Lutfi, S.T.,
M.Kom., M.T., IPP, Idi Namara, S.T., M.T., Tedi Murtejo, S.T., M.T. Dr.
Arien Heryansyah, Dr. Muhammad Nanang Prayudyanto, Alimuddin S.T.,
M.Si, Dini Aryanti, S.T., M.T., ibu dan bapak Dosen Tetap pada Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor;
5. Lita Lucyta Sari, S.M., dan Ervan Alpandi selaku Staf Tata Usaha Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor;
6. Ida Farida, S.I.P., M.Hum. dan M. Ridwan Efendi, A. Ma. Pust. selaku Staf
Perpustakaan di lingkungan Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn
Khaldun Bogor
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Teknik Sipil angkatan 2015, temen-
temen HMTS dan temen-temen di lingkungan Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu saya berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi penyusun dan bagi yang membaca, serta bagi mahasiswa Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Bogor, Februari 2020


Penulis:

Yuda Afriyanshah (151105121179)


Muhammad maulana hidayatulloh (151105121205)

iv
DAFTAR ISI

halaman
LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang Proyek ...............................................................1
1.2 Tujuan Proyek ............................................................................2
1.3 Lingkup Kerja Praktik ................................................................2
1.3.1 Latar Belakang Kerja Praktik ..................................................2
1.3.2 Tujuan Kerja Praktik ...............................................................3
1.4 Sistematika Penulisan.................................................................3

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK ................................................................. 5


2.1 Deskripsi Proyek ........................................................................5
2.2 Data Proyek ................................................................................5
2.3 Data Kontrak ..............................................................................7
2.4 Lingkup Kerja Proyek ................................................................8
2.5 Struktur Organisasi Proyek ......................................................10
2.6 Struktur Organisasi Pemilik .....................................................11
2.7 Struktur Organisasi Konsultan .................................................11
2.8 Struktur Organisasi Kontraktor ................................................12
2.9 Tata Pelaksanaan Pekerjaan .....................................................12
2.10 Administrasi Proyek ...............................................................17

v
2.10.1 Laporan harian/laporan mingguan ........................................ 18
2.10.2 Pengadaan kebutuhan proyek (logistik) ................................ 19
2.11 Manajemen Biaya..................................................................... 20
2.12 Manajemen Waktu ................................................................... 20
2.13 Manajemen Mutu ..................................................................... 21
2.14 Manajemen K3 ......................................................................... 22

BAB 3 PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................. 23


3.1 Pembesian Kolom ...................................................................... 24
3.2 Pengecoran Kolom ..................................................................... 25
3.3 Sumber Daya Pekerjaan ............................................................. 32
3.4 Perhitungan Analisa Harga Pengecoran ..................................... 35
3.5 Permasalahan Pekerjaan Pengecoran Kolom dan Solusinya ..... 36
3.6 Alternatif Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Kolom .. 36

BAB 4 PENUTUP ....................................................................................... 38


4.2 Kesimpulan ................................................................................. 38
4.2 Saran ........................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40

Lampiran

vi
DAFTAR GAMBAR

halaman
Gambar 2.1 Lokasi proyek .................................................................................... 6
Gambar 3.1 Marking kolom ................................................................................ 26
Gambar 3.2 Pembesian kolom ............................................................................. 27
Gambar 3.3 Pemasangan bekisting kolom............................................................ 28
Gambar 3.4 Pengecoran kolom............................................................................ 29
Gambar 3.5 Pembongkaran bekisting kolom........................................................ 30
Gambar 3.6 Perawatan kolom.............................................................................. 32

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala
bidang guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat menuju masyarakat
yang adil dan makmur. Kota bogor merupakan salah satu kota besar yang berada di
Jawa Barat. Jumlah penduduk kota Bogor menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kota
Bogor 2011 yaitu sebanyak ±987.315,00 jiwa dan terus mengalami peningkatan
hingga pada tahun 2014 tercatat jumlah penduduk kota Bogor sebanyak
±1.030.720,00 jiwa. Sejalan dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di kota
Bogor maka sangat dibutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan
ekonomi masyarakat kota Bogor yang lebih baik lagi, salah satunya dengan di
revitalisasi pasar rakyat.
Pasar rakyat mempunyai peranan penting dalam menggerakkan dan
menumbuhkan perekonomian masyarakat, dengan berkembangnya toko modern
dikhawatirkan keberadaan pasar rakyat semakin sepi dan ditinggalkan oleh
pengunjung/konsumen karena kalah bersaing dalam memasarkan produk
dagangnya. Walaupun sebenarnya pasar rakyat memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan toko modern diantaranya harga relatif lebih murah karena
dapat terjadi tawar menawar, aksesnya mudah dijangkau dari berbagai jurusan jalur
angkutan kota. Namun karena perubahan kultur budaya dan selera masyarakat,
konsumen merasa lebih tertarik berbelanja di toko modern. Terlebih bila
membandingkan keadaan fisik pasar rakyat yang umumnya masih sangat
sederhana, serta kurangnya fasilitas yang lain sehingga kurang memberikan
kenyamanan bagi konsumen. Peningkatan perekonomian serta pendapatan
masyarakat khususnya dari sektor perdagangan di pasar rakyat perlu didukung
dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan di pasar

1
2

tersebut. Fasilitas di beberapa pasar rakyat pada saat ini kurang mendukung
khususnya di Pasar Kebon Kembang Blok F Bogor karena termakan usia, seperti
kios-kios banyak yang rusak, atap pasar sudah rusak dan bocor, wc umum kurang
memadai dan jelek, lantai yang licin, dan kurangnya fasilitas penerangan. Melihat
kondisi tersebut guna kelangsungan dan kemajuan Pasar Kebon Kembang Blok F
Bogor diperlukan penataan sarana dan prasarana fisik (revitalisasi pasar).

1.2 Tujuan Proyek


Tujuan Proyek Pembangunan Pasar Kebon Kembang Blok F Bogor adalah:
1 Meningkatkan dan mengembalikan kondisi sarana dan prasarana pasar yang
mengalami kerusakan;
2 Meningkatkan daya tarik pasar rakyat sehingga tercipta pasar rakyat dengan
suasana pasar yang bersih, nyaman, tertib sehingga dapat bersaing dengan toko
modern;
3 Melengkapi kebutuhan sarana penunjang lainnya sebagai pendukung
penyelenggaraan kegiatan pasar; dan
4 Menata lingkungan pasar untuk dijadikan lokasi wisata belanja.

1.3 Lingkup Kerja Praktik


Lingkup kerja praktik pada pekerjaan di lapangan adalah:
1 Pembesian kolom, dan
2 Pengecoran kolom

1.3.1 Latar belakang kerja praktik


Kerja praktik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa program studi teknik sipil tujuannya agar mampu beradaptasi dengan
lingkungan pekerjaan di lapangan dan kerja praktik ini adalah salah satu syarat
administrasi akademik untuk menyelesaikan jenjang sarjana/S1. Dunia kerja pada
masa sekarang ini memerlukan tenaga kerja yang terampil dibidangnya. Kerja
3

praktik adalah salah satu usaha untuk membandingkan ilmu yang didapat dibangku
kuliah dengan yang ada di lapangan. Kerja praktik ini merupakan langkah awal
untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Kerja praktik ini meliputi survey langsung ke lapangan, wawancara langsung
dengan pelaksana proyek atau pengawas di lapangan serta pihak-pihak yang terkait
didalam proyek pembangunan serta mengumpulkan data-data teknis dan non-teknis
yang akhirnya direalisasikan dalam bentuk laporan, sehingga dapat memperluas
wawasan berfikir mahasiswa untuk dapat mampu menganalisa dan memecahkan
masalah yang timbul di lapangan serta berguna dalam mewujudkan pola kerja yang
akan dihadapi nantinya.
1.3.2 Tujuan kerja praktik
Selama melaksanakan kerja praktik lapangan selama dua bulan mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mengetahui kondisi pekerjaan di lapangan secara langsung dan nyata, dan juga
lebih mengenal keadaan yang sesungguhnya;
2. Menambah wawasan mengenai dunia konstruksi;
3. Mengetahui teknik–teknik pelaksanaan konstruksi;
4. Membandingkan pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
5. Memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Sipil,
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.

1. 4 Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktik terdiri dari 4 (empat) bab yang disusun berdasarkan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah yang baku dan berlaku umum di lingkungan
Fakultas Teknik dan Sains. BAB 1 PENDAHULUAN, berisi latar belakang
proyek, tujuan proyek, lingkup kerja praktik, dan sistematika penulisan. BAB 2
DESKRIPSI PROYEK, berisi deskripsi proyek, data proyek, data kontrak,
lingkup pekerjaan proyek, struktur organisasi proyek, struktur organisasi pemilik,
struktur organisasi konsultan, struktur organisasi kontraktor, tata pelaksanaan
4

pekerjaan, administrasi proyek, manajemen biaya, manajemen waktu, manajemen


mutu, manajemen K3. BAB 3 PELAKSANAAN PEKERJAAN berisi pembesian
kolom, pengecoran kolom, sumber daya pekerjaan, perhitungan analisis harga
pengecoran, permasalahan pekerjaan pengecoran kolom dan solusinya, alternatif
metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom. Bab 4 Penutup berisi
kesimpulan dan saran.
BAB 2
DESKRIPSI PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek


Penyelenggaraan proyek pembangunan fisik secara menyeluruh yang
dimulai dari survey-perancangan-perencanaan-pelaksanaan sampai pemanfaatan
adalah suatu proses yang dikerjakan secara analitis, sistematis dan terpadu. Hal ini
dibutuhkan suatu organisasi yang mahir dan berpengalaman dalam bidangnya,
karena masalah-masalah yang akan timbul adalah kompleks, sehingga dibutuhkan
kerjasama yang baik antar personil organisasi. Proyek Pembangunan Pasar Kebon
Kembang Blok F Bogor dilaksanakan secara terencana dan teliti untuk mencapai
suatu hasil dengan kualitas yang terbaik diantaranya:
1 Memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi yang ditetapkan,
2 Selesai tepat pada waktunya, dan
3 Ekonomis dan aman.

2.2 Data Proyek


Proyek Pembangunan Pasar Kebon Kembang Blok F Bogor terletak di
daerah perkotaan. Lahan ini merupakan lahan yang terletak Jl. Dewi sartika
Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, secara
geografis dibatasi oleh:
1 Sebelah Utara : Masjid Agung Bogor
2 Sebelah Selatan : Vixel Collection
3 Sebelah Barat : Pasar Kebon Kembang Blok C-D
4 Sebelah Timur : Stasiun Bogor

5
6

Lokasi proyek pasar kebon kembang Blok F Bogor ditunjukkan pada Gambar
2.1.

Gambar 2.1 Lokasi proyek pasar kebon kembang Blok F kota Bogor
1. Data umum proyek
1) Nama Proyek : Pasar Kebon Kembang Blok F
2) Lokasi Proyek : Jl. Dewi Sartika Kel. Cibogor Kec. Bogor
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, 16124.
3) Pemilik Proyek : PD. Pasar Pakuan Jaya.
4) Konsultan MK : PT. Galih Karsa Utama
5) Konsultan Arsitektur : Kala Arsikons
6) Konsultan MEP : PT. Bayu Sukses Pratama
7) Konsultan Interior : Kala Arsikons
8) Kontraktor Utama : PT. MULYAGIRI.
9) Nilai Kontrak : Rp93.000.000.000,00,-
10) Waktu Pelaksanaan : 540 hari
11) Masa Pemeliharaan : 180 hari
12) Jenis Kontrak : Unit precast
7

2. Data teknis proyek


1) Jenis Bangunan : Komersil Building
2) Jumlah Lantai : 6 lantai
3) Jumlah Basement : 2 (satu)
4) Jumlah Tingkat : 4 lantai + 2 basement
5) Luas Lahan : ± 4.800 m2
6) Luas Bangunan : ± 4.032 m2
7) Luas Basement : ± 4.032 m2
8) Floor to Floor :±3m
9) Tinggi Bangunan : ± 30 m
10) Struktur Bangunan : Beton Bertulang
11) Jenis Pondai : Tiang Pancang
12) Ukuran Tiang Pancang : Kedalaman = 21m ; Luasan = 0,25 m2
13) Jumlah Titik Tiang Pancang : 858 titik
14) Mutu Beton (K)
(1) Pile cap, plat, balok : K 250
(2) Retaining Wall : K 250
(3) Kolom : K 250
(4) Ramp groove : K 250
(5) Lantai kerja : K 215
(6) Concrete toping, curb, island, wheel stopper, raise floor, kolom
praktis, balok lintel : K 250
(7) Tangga : K 250

2.3 Data Kontrak


Data kontrak meliputi:
1 Jenis-jenis kontrak konstruksi
1. Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya,
2. Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa,
3. Kontrak berdasarkan aspek cara pembayaran,
8

4. Kontrak berdasarkan aspek pembagian tugas, dan


5. Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya.
2 Dokumen kontrak yang harus dipatuhi oleh kontraktor terdiri atas:
1. Surat perjanjian pekerjaan,
2. Surat penawaran harga dan perincian penawaran,
3. Gambar-gambar kerja/pelaksanaan ,
4. Berita acara penjelasan pekerjaan, dan
5. Ada denda yang disampaikan oleh pengawas lapangan selama masa
pelaksanaan.
3 Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS) dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila
terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, kontraktor wajib untuk
memberitahukan /melaporkannya kepada pengawas lapangan.
4 Bila akibat kekurangan ketelitian kontraktor pelaksana dalam melakukan
pelaksanaan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan
struktur bangunan, maka kontraktor pelaksana harus melaksanakan
pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki atau melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
konsultan pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

2.4 Lingkup Pekerjaan Proyek


Ruang lingkup pekerjaan proyek meliputi:
1 Pekerjaan persiapan, yaitu:
1. Penyediaan listrik dan air kerja,
2. Pembuatan direksi keet,
3. Pembuatan gudang bahan,
4. Pembuatan ware house,
5. Pembuatan akses jalan masuk/keluar proyek, dan
6. Pembuatan area pabrikasi besi.
9

2 Pekerjaan struktur bawah, yaitu:


1. Pekerjaan galian dan buangan tanah pile cap,
2. Pekerjaan pile cap,
3. Pekerjaan pondasi tiang pancang, dan
4. Pekerjaan slope.
3 Pekerjaan struktur atas, yaitu:
1. Pekerjaan lantai banker dan basement,
2. Pekerjaan struktur atas Lt. 1 s/d Lt. 4,
3. Pekerjaan sewage treatment plant,
4. Pekerjaan ground water tank,
5. Pekerjaan retaining wall,
6. Pekerjaan pelat lantai,
7. Pekerjaan balok,
8. Pekerjaan kolom,
9. Pekerjaan shearwall,
10. Pekerjaan tangga,
11. Waterproofing,
12. Screeding Lt. 1 s/d Lt. 4,
13. Screeding pelindung waterproofing area toilet hunian dan toilet umum,
14. Pekerjaan sumpit air hujan,
15. Sumur resapan, dan
16. Kolam resapan.
4 Pekerjaan arsitektur, yaitu:
1. Pekerjaan dinding luar: hebel,
2. Pekerjaan dinding dalam: pasangan bata ringan, plester, aci & cat,
3. Pekerjaan plesteran dan acian,
4. Pekerjaan kusen, pintu dan jendela alumunium,
5. Pekerjaan pemasangan keramik lantai homogenouise,
6. Pekerjaan plafond gypsum,
7. Pekerjaan pengecatan, dan
8. Pekerjaan lain-lain.
10

5 Pekerjaan sanitasi, yaitu:


1. Pekerjaan pemasangan pompa dan tanki penampung,
2. Pekerjaan instalasi pipa air bersih,
3. Pekerjaan instalasi pipa air limbah,
4. pekerjaan instalasi pipa air hujan,
6 Pekerjaan mekanikal dan elektrikal, yaitu:
1. Pekerjaan instalasi elektrikal unit kamar
2. Pekerjaan heat detector & smoke detector
3. Pekerjaan fire fighting system
4. Pekerjaan penangkal petir
5. Pekerjaan HVAC

2.5 Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek merupakan bagian yang tidak terlepaskan,saling
berhubungan dan merupakan suatu hal yang sangat penting dari suatu pelaksanaan
sebuah proyek pembangunan, karena dengan adanya struktur organisasi proyek ini
baik secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan sebuah manajemen
proyek yang diharapkan akan mampu mengkoordinasikan setiap kegiatan proyek
sehingga menghasilkan suatu prestasi kerja yang optimal dan maksimal. Struktur
organisasi pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1 Ada satu kelompok tertentu.
2 Ada kegiatan yang berbeda, tetapi satu sama lain saling berkaitan, sehingga
merupakan satu kesatuan usaha atau kegiatan.
3 Ada pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang, koordinasi dan
pengawasan.
4 Ada misi dan visi yang sama untuk mencapai tujuan tertentu.
11

2.6 Struktur Organisasi Pemilik


Pemilik proyek (owner) adalah seorang atau intuisi pemilik sebuah proyek
dimana memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan bangunan.
Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1 Menunjuk manajemen kontruksi pemenang tender untuk mengawasi proyek
tersebut,
2 Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut,
3 Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek,
4 Membuat surat perintah kerja (SPK),
5 Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek dan
MK untuk megawasi proyek,
6 Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan,
7 Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi, dan
8 Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor dan
pengawas atau manajemen kontruksi.

2.7 Struktur Organisasi Konsultan


Konsultan yaitu perkumpulan maupun badan usaha tertentu yang ahli dalam
bidang pelaksanaan, yang akan menyalurkan keinginan-keinginan pemilik dengan
mengindahkan ilmu keteknikan, keindahan maupun penggunaan bangunan yang
dimaksud. Tugas dan wewenang konsultan (perencana) adalah sebagai berikut:
1 Membuat rencana dan rancangan kerja lapangan,
2 Mengumpulkan data lapangan,
3 Mengurus surat izin mendirikan bangunan,
4 Membuat gambar lengkap yaitu terdiri dari rencana dan detail-detail untuk
pelaksanaan pekerjaan,
5 Mengusulkan harga satuan upah dan menyediakan personil teknik/ pekerja,
6 Meningkatkan keamanan proyek dan keselamatan kerja lapangan,
7 Mengajukan permintaan alat yang diperlukan dilapangan,
12

2.8 Struktur Organisasi Kontraktor


Kontraktor yaitu seorang atau beberapa orang maupun badan tertentu yang
mengerjakan pekerjaan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan dengan dasar
pembayaran imbalan menurut jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.Kontraktor (pemborong) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
1 Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang tertera pada gambar kerja
dan syarat serta berita acara penjelasan pekerjaan, sehingga dalam hal
pemberian tugas dapat merasa puas.
2 Memberikan laporan kemajuan bobot pekerjaan secara terperinci kepala
pemilik proyek
3 Membuat struktur pelaksanaan dilapangan dan harus disahkan oleh pejabat
pembuat komitmen.
4 Menjalin kerja sama dalam pelaksanaan proyek dengan konsultan.

2.9 Tata Pelaksanaan Pekerjaan


1 Pekerjaan persiapan, tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan
yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses
ke tempat penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong.
2 Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara
pengadukan dan pengecoran beton sebagai berikut:
1. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih besar atau sama dengan 20
MPa, proporsi bahan harus menggunakan takaran berat,
2. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi
bahan dapat menggunakan takaran volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil
penakaran yang baik, tidak dipengaruhi oleh pengembangan pasir dan
13

kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat


pekerjaan bila pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.
3 Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Cara manual, pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan
takaran dilakukan dengan takaran volume. Pengadukan ini biasanya
dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai
kerja, tiang dan balok perkuatan pasangan dinding bata. Tatacara
pengadukan manual dimulai dengan pasir dan semen dicampur (dalam
keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat
yang datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan
warna yang homogen, kemudian ditambahkan dengan kerikil dan diaduk
kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah adukan dan
tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan.
Pengadukan dilanjutkan hingga merata dan tambahkan air sedikit demi
sedikit sambil mengaduk.
2. Cara masinal, pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer)
dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan volume pengecoran
yang cukup besar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan
secara masinal:
1) Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga
tidak menambah atau mengurangi air pencampur.
2) Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer.
3) Bahan–bahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD
(saturated surface dry) supaya pengawasan faktor air semen yang
tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan.
4) Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke
dalamnya.
5) Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena
akan menyebabkan bahan tumpah sehingga proporsi bahan menjadi
tidak tepat.
14

4 Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
2. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah direncanakan, seperti
faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
3. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan
jangka waktu yang lebih lama, maka harus dipakai bahan tambahan
penghambat pengikatan (admixture type retarder).Di tempat pekerjaan,
pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan:
1) Kereta sorong, gerobak roda satu.
2) Saluran atau talang (chute).
3) Ban berjalan.
4) Pompa beton (concrete pump).
5) Wadah atau bucket dari baja dengan bukaan bagian bawah dan
diangka dengan tower crane atau crane.
Pengangkutan dengan pompa beton (concrete pump), concrete pump truck
adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk
memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit dijangkau,
untuk pengecoran lantai yang lebih tinggi dari panjang lengan concrete pump
truck dapat dilakukan dengan pipa secara vertikal sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan, pipa dan lengan ini dapat dipasang kombinasi
vertikal dan horisontal atau miring. Sehingga pemompaan merupakan cara
yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan campuran beton ke
sembarang tempat pada bidang pengecoran. Resiko segregasi sangat kecil dan
merupakan cara yang paling cepat dibandingkan dengan pembawaan material
beton dengan cara lainnya, dalam penggunaan alat ini perlu diperhatikan nilai
slump dari campuran beton yang akan dipompa. Sebab jika nilai slump terlalu
kecil maka kerja pompa akan menjadi berat. Slump adalah pengujian untuk
15

mengetahui kadar air beton/kelecakan beton dengan menggunakan kerucut


abrams.
5 Penuangan
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan antara lain:
1. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang
diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah
pemisahan butiran agregat kasar dari adukan yang dapat mengakibatkan
kekuatan beton berkurang.
2. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan
beton yang baru harus dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya
mencapai waktu setting awal (initial setting time).
3. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah
terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi.
6 Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat
penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah
mengeras. Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan
sebelum terjadi waktu setting awal dari beton segar. Setting beton segar di
lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa
kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk
menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan
maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada:
1. Komposisi bahan beton., yang perlu diperhatikan adalah:
1) Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai
slumpnya, dengan nilai slump yang sesuai, bekisting akan terisi
dengan baik.
2) Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
16

3) Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang


lebih plastis, sehingga campuran lebih kompak.
2. Cara dan usaha pemadatan di lapangan sangat dipengaruhi oleh kelecakan
betonnya. Semakin lecak semakin mudah pemadatannya, makin rendah
slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih
padat dibandingkan dengan cara manual. Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat dilakukan pemadatan adalah:
1) Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1
sampai 4 jam bergantung apakah ada pemakaian admixture.
2) Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan
menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara besi dengan beton yang
baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
3) Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu
naiknya air atau pasta semen ke atas permukaan beton dan
meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan
permukaan kasar (honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang
lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta semen.
4) Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal,
penuangan dan pemadatan dilakukan berlapis-lapis. Tebal setiap
lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.
7 Pekerjaan perawatan
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu
pasca-pembukaan bekisting (demoulding of form work) agar optimasi kekuatan
beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan
ini berupa pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam
beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila
terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti
dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton,
terutama penurunan kuat tekan (Lubis, 1986; Mulyono, 2004; dan Amri, 2005).
17

2.10 Administrasi Proyek


Sebuah proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung
oleh administrasi baik dan dengan berbagai macam tugasnya. Peran administrasi
proyek dimulai dari masa persiapan pelaksanaan pembangunan sampai dengan
pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja. Tugas administrasi dan keuangan
proyek bangunan adalah sebagai berikut:
1 Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian masing-masing
sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
2 Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain.
3 Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar
oleh owner sebagai pemilik proyek.
4 Melayani tamu-tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas
umum.
5 Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta
tunjangan karyawan.
6 Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
7 Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan
banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta
menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat.
8 Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.
9 Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian
mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
10 Mencatat aktivitas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat
proyek dan sejenisnya.
18

11 Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali kepada
kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang dikerjakan.
12 Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data
proyek.

2.10.1 Laporan harian/laporan mingguan


Laporan mingguan proyek ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Laporan mingguan proyek
No Tanggal & Cuaca Keterangan
1. Melihat coran lantai 2 kolom dan
balokan
2. Pemasangan kolom praktis
3. Pabrikasi besi tulangan
1 07/12/2019–14/12/2019
4. Pabrikasi bekisting
5. Pengecoran plat dak ruangan tourent
6. Pengecoran ring balok
7. Pengecoran plat lantai
1. Pemasangan besi tulangan plat dak lantai
3
2. Pemasangan besi tulangan
3. Pengecoran dak lantai 3
2 15/012/2019–22/12/2019 4. Pemasangan tulangan/pembesian kolom
5. Pabrikasi bekisting kolom
6. Persiapa pengecoran
7. Pengecoran kolom
8. Pengecekan kolom
19

No Tanggal & Cuaca Keterangan


1. Pencopotan bekisting kolom
2. Pembesian kolom
3. Pemasangan tulangan balok
3 23/12/2019 – 30/12/2019
4. Pemasangan bekisting balok
5. Persiapan pengecoran
6. Pengecoran Balok
4 07/01/2020 – 14/01/2020 Pembongkaran bekisting kolom
Sumber: Data di lapangan, 2019
2.10.2 Pengadaan kebutuhan proyek (logistik)
Divisi logistik adalah divisi yang mengatur kerumah tanggaan proyek
seperti dibawah ini tugas tugas divisi logistik:
1. Merumuskan strategi logistik (pengadaan barang dan/atau jasa) dan kegiatan
kerumahtanggaan perusahaan;
2. Mengelola stock dan distribusi peralatan atau perlengkapan kepada unit kerja
untuk menunjang pelaksanaan tugas perusahaan;
3. Mengembangkan strategi pengelolaan gedung dan fasilitas perusahaan serta
pemeliharaan dan administrasi fisik aktiva perusahaan;
4. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengadaan barang dan/atau jasa;
5. Mengelola kegiatan kerumahtanggaan Kantor Pusat termasuk pengelolaan
sarana kerja yang diperlukan;
6. Melakukan koordinasi kegiatan pengamanan lingkungan kerja termasuk
pengamanan phisik kantor dan rumah dinas, serta hal-hal yang berkaitan
dengan fungsi Satuan Pengaman;
7. Membina hubungan kerja yang baik dengan pihak eksternal untuk mendukung
kelancaran inventarisasi dan ketersediaan fasilitas/ jasa yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan operasional perusahaan;
8. Melakukan koordinasi kegiatan pengadaan barang dan/atau jasa sesuai
kebutuhan atau permintaan unit kerja
20

2.11 Manajemen Biaya


Pengendalian biaya dalam sebuah proyek pembangunan perlu dilakukan,
karena biaya yang diperlukan dalam sebuah proyek mempengaruhi dari segi mutu
dan waktu. Pengendalian biaya dilakukan untuk menekan biaya pelaksanaan agar
tidak melebihi biaya rencana yang dianggarkan. Pengendalian biaya sangat penting
dalam pelaksanaan konstruksi agar dapat menjaga kesinambungan dalam proyek.
Pengendalian biaya yang digunakan dalam suatu proyek dituangkan dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB) proyek. RAB adalah pedoman yang dibuat oleh konsultan
perencana sebagai dasar kontrak kerja konstruksi dalam pengadaan suatu proyek.
Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan
menitikberatkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna pendanaan
proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah dicapai. Untuk
menekan biaya proyek harus dibuat suatu sistem kerja dimana setiap komponen
yang terkait dapat memberi hasil yang optimal. Tujuan dari pengendalian biaya
adalah agar pengaturan dana dapat lebih efisien dan sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan atas berbagai alternatif penyelesaian teknis yang
berkaitan dengan biaya.

2.12 Manajemen Waktu


Pengendalian waktu dilakukan agar pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor dapat terselesaikan sesuai dengan rencana awal. Pengendalian waktu
dilakukan juga untuk membandingkan time shedule rencana dengan time schedule
realisasi. Time schedule berfungsi sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dari time schedule ini akan diketahui mana pekerjaan yang harus mulai
atau selesai atau pekerjaan yang bisa bersamaan pelaksanaannya. Dalam
penyusunan time schedule ini diperlukan data volume, kapasitas tenaga kerja,
waktu mulai dan selesai pekerjaan.
21

2.13 Manajemen Mutu


Pengawasan yang ketat sangat dibutuhkan agar bahan bangunan atau
material yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan sesuai dengan
persyaratan mutu bahan. Bahan bangunan yang baik dibutuhkan agar struktur yang
dibuat kuat dan aman. Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan melakukan
pengawasan terhadap:
1 Agregat kasar
Menurut PBI 1971 agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikilsebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud agregat kasar adalah
agregat dengan besar butir lebih dari: 10-20 mm. Syarat-syarat agregat kasar
untuk beton adalah sebagai berikut: agregat kasar harus terdiri dari butir-butir
yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih
yang hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
melampaui dari berat agregat seluruhnya.
2 Agregat halus
Persyaratan agregat halus secara umum adalah sebagai berikut: Agregat halus
terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat
di uji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum
bagian yang hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium
sulfat Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di cuci.
3 Baja tulangan,
Baja yang digunakan untuk pembentukan beton bertulang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut Sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia
1. Bebas dari kotoran, karat lapisan minyak dan retak-retak atau
pengelupasan;
2. Mempunyai tampang yang sama rata;
3. Ukuran disesuaikan dengan gambar;
22

4. Pemakaian baja beton dari jenis yang berbeda dengan ketentuan harus
mendapat persetujuan dari perencana dan pengawas;
5. Pemasangan baja tulangan dilakukan sesuai dengan gambar atau mendapat
persetujuan dari pengawas;
6. Tempat penyimpanan baja tulangan diusahakan tidak lembab dan
terlindung dari air dan kotoran.

2.14 Manajemen K3
Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah bagian dari
sistem secara keseluruhan yang mana meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedural, proses, serta sumber daya yang
dibutuhkan dalam pengembangan, penerapan, pencapaian, penggajian. Sistem
manajemen K3 menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem secara
keseluruhan yang mana melipiti struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedural, proses, serta sumber daya yang dibutuhkan dalam
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian. Pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang mana
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
serta produktif, sedangkan bila kita tengok menurut standar OHSAS 18001:2007,
kita dapat mendefinisikan sistem manajemen K3 sebagai bagian dari sebuah sistem
manajemen organisasi (perusahaan) yang mana digunakan untuk mengembangkan
serta menerapkan kebijakan K3 itu sendiri bahkan mengelola resiko K3 perusahaan.
BAB 3
PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan


beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan
angin. Kolom adalah bagian dari bangunan yang berfungsi untuk meneruskan gaya-
gaya beban dari bangunan atas dan beban-beban sementara untuk diteruskan ke
pondasi. Besarnya dimensi kolom sangat bergantung pada besarnya beban-beban
yang diterima sesuai dalam perencanaan. Dimensi kolom direncanakan sesuai
beban yang diterima dan mutu beton bertulang yang digunakan, semakin besar
beban yang diterima maka dimensi kolom pada dasarnya adalah tipikal untuk setiap
lantai. Kolom ada dua macam yaitu kolom utama dan kolom praktis. Kolom utama
adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada di
atasnya sedangkan kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom
utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil.
Perencanaan serta pelaksanaan pembuatan kolom yang baik dapat
mempengaruhi kekuatan dari bangunan itu sendiri. Apabila dalam perencanaan
serta pelaksanaan pembuatan kolom terdapat kegagalan maka akan berakibat fatal,
bahkan bisa meruntuhkan seluruh bangunan, untuk menghasilkan kolom yang baik
serta kuat perlu tahapan yang benar serta sesuai perencanaan. Struktur dalam kolom
dibuat dari besi dan beton, keduanya merupakan gabungan antara material yang
tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Sloof dan balok bisa menahan
gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

23
24

3.1 Pembesian Kolom


Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan
ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi
besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung.
1 Penyimpanan besi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
1. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah sehingga harus
diganjal dengan balok beton,
2. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain, dan
3. Besi harus terlindungi dari kotoran, karat, benturan dan minyak.
Cara pelaksanaan dalam taham penyimpanan:
1. Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter),
2. Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane,
3. Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m, dan
4. Didalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi dan kode besi.
2 Pemotongan dan pembengkokan besi
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
1. Gunakan meja yang kuat dan rata,
2. Siapkan gambar acuan,
3. Cek diameter besi,
4. Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan, dan
5. Cek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside radius >2d untuk besi.
Kekuatan rendah 3d untuk besi kekuatan tinggi
1. Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan
persetujuan engineer, dan
2. Ikuti perubahan schedule pembesian dan dapatkan dokumen terbaru.
3 Pemasangan besi tulangan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah
sebagai berikut:
1. Besi harus bersih (dari kotoran, minyak),
25

2. Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia


untuk proses pemadatan beton,
3. Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang
sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis,
4. Perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan
sesuai posisinya, dan
5. Proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling
efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom:
1. Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat,
2. Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya
susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat,
3. Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat, dan
4. Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke bekisting
supaya kuat, jarak antara ikatan kira-kira setiap 1.5 m.

3.2 Pengecoran Kolom


Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam
cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana.
1 Persiapan pengecoran kolom
Sebelum dilakukan pengecoran hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah:
1. Persiapan lokasi, pekerja, dan peralatan yang akan digunakan.
2. Pembersihan bagian-bagian yang akan dicor dari kotoran seperti potongan
kawat pengikat, kayu, tanah longsoran, dan lain-lain.
3. Pemeriksaaan penulangan yang meliputi letak, jumlah, diameter,
sambungan, dan jaraknya sesuai dengan perencanaan.
4. Pemeriksaan terhadap kondisi bekisting kolom yang dipasang.
26

Langkah-langkah pengecoran kolom:


1. Penentuan as kolom, titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil
pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah
direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti:
theodolit, meteran, tinta, sipatan dan lain lain.
2. Proses pelaksanaan penentuan as kolom dengan theodolit dan waterpass
berdasarkan shop drawing dengan menggunakan acuan yang telah
ditentukan bersama.
3. Buat as kolom dari garis pinjaman.
4. Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Marking kolom ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Marking kolom


2 Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan
di tempat lain yang lebih aman.
2. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja yang
menggunakan 16 D 19, lantai atas 1-4 12 D 19 sengkang X-Y: D10 –150.
3. Pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih
dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
27

4. Pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan


sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
5. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
decking sesuai ketentuan. Beton decking ini berfungsi sebagai selimut
beton.
Pembesian kolom ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Pembesian kolom


3 Pemasangan bekisting kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai
proses pembuatan bekisting kolom.
1. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
2. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari
masing-masing as kolom.
3. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan
dalam penempatan bekisting kolom.
4. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting.
28

5. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.


6. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
7. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
8. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
Pemasangan bekisting kolom ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Pemasangan bekisting kolom


4 Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
1. Persiapan pengecoran, sebelum dilaksanakan pengecoran kolom yang
akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak
membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
2. Pelaksanaan pengecoran, pengecoran dilakukan dengan menggunakan
truck mixer & concrete pump yang dihubungkan dengan pipa tremi untuk
memudahkan pengerjaan Penuangan beton dilakukan secara hai-hati, hal
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan
agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran
berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
Pengecoran kolom ditunjukkan pada Gambar 3.4
29

Gambar 3.4 Pengecoran kolom


5 Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
1. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar,
2. Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar
lekatan beton pada plywood dapat terlepas,
3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull,
4. Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas,
5. Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
Pembongkaran bekisting kolom ditunjukkan pada Gambar 3.5
30

Gambar 3.5 Pembongkaran bekisting kolom


6 Perawatan beton kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon,
yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
1. Perawatan dengan pembasahan, yang dilakukan dalam metode ini ialah
menyelimuti beton dengan air untuk menghambat penguapan air pada
adukan beton cor. Selain dengan mekanisme di atas pekerjaan perawatan
dengan pembasashan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1) Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab,
2) Beton segar dalam genangan air,
3) Beton segar dalam air,
4) Permukaan beton dengan air,
5) Permukaan beton dengan karung basah,
6) Permukaan beton secara kontinyu, dan
7) Permukaan beton dengan air dengan melakukan compound.
2. Perawatan dengan membran, terkadang pengerjaan pengecoran dilakukan
di tempat yang sulit mendapatkan air. Perawatan dengan melapisi
membran pada permukaan beton bisa menjadi pilihan agar kandungan air
tidak menguap dari campuran beton. Bahan yang digunakan harus kering
dalam waktu 4 jam (sesuai final setting time), dan membentuk selembar
film yang continue, melekat dan tidak beracun, tidak selip, bebas dari
31

lubang-lubang halus dan tidak membahayakan beton. Lembaran plastik


atau lembaran lain yang kedap air dapat digunakan dengan sangat efesien.
Perawatan dengan menggunakan membran sangat berguna untuk
perawatan pada lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Cara ini harus
dilaksanakan sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton.
Perawatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau sebelum
perawatan dengan pembahasan.
3. Perawatan dengan pemanasan, sebelum perawatan dengan proses steam
dilaksanakan, beton harus dipertahankan terlebih dahulu dan berada pada
suhu 10°-30°C selama beberapa jam. Perawatan dengan penguapan
berguna pada daerah yang mempunyai musim dingin. Perawatan ini harus
diikuti dengan perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24 jam,
minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai
dengan rencana pada umur 28 hari. Perawatan dengan penguapan
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Perawatan dengan tekanan yang rendah berlangsung selama 10-12
jam dengan tekanan berkisar antara 40°-55°C,
2) Perawatan dengan tekanan tinggi berlangsung selama 10-16 jam
dengan tekanan pada suhu 65°-95°C, dengan suhu akhir 40°-55°C.
4. Pelapisan dengan kalsium klorida, kalsium klorida digunakan baik sebagai
pelapis permukaan atau sebagai campura, telah digunakan secara tepat
sebagai media pengawet, metode ini didasarkan pada fakta bahwa kalsium
klorida menjadi garam menunjukkan afinitas untuk kelembaban. Garam
tidak hanya menyerap kelembaban dari atmosfer tapi juga
mempertahankannya di permukaan. Kelembaban ini yang dipegang di
permukaan mencegah pencampuran air dari penguapan dan dengan
demikian membuat beton tetap basah dalam waktu lama untuk
meningkatkan hidrasi.
Perawatan beton kolom ditunjukkan pada Gambar 3.6
32

Gambar 3.6 Perawatan beton kolom

3.3 Sumber Daya Pekerjaan


Sumber daya pekerjaan secara optimal diperlukan untuk mendukung
pembangunan yaitu:
1 Sumber daya manusia,
2 Sumber daya peralatan,
3 Sumber daya material, dan
4 Sumber daya modal atau keuangan,
Keempat aspek tersebut akan dipertimbangkan berdasarkan beberapa hal di bawah
ini, yaitu:
1 Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimal proyek,
2 Kondisi keuangan untuk membayar sumber daya,
3 Produktivitas sumber daya,
4 Kemampuan dan kapasitas sumber daya, dan
5 Efektivitas dan efesiensi sumber daya.
Berdasarkan kelima hal tersebut, diharapkan proyek pembangunan infrastruktur
dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya pada pra-
feasibility study.
33

1. Sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam proyek gedung


transmart merupakan kumpulan tenaga ahli yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek secara memuaskan (on time, on budget dan on
quality). SDM proyek bukan hanya terdiri dari tim pengembang proyek
saja, akan tetapi termasuk sponsor, pengguna, pelanggan, staf pendukung
(jika ada), vendor/supplier, dan sebagainya. Pembangunan proyek gedung
dibutuhkan tim proyek yang terdiri dari beberapa tenaga ahli dibidangnya,
seperti ahli geologi, ahli tanah, ahli beton, dan konstruksi.
2. Sumber daya peralatan, peralatan merupakan hal penting yang
digunakan tenaga kerja sebagai sumber daya utama untuk membantu
melaksanakan Peroyek Pembangunan Pasar Kebon Kembang Blok F
Bogor. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada
suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang
kelancaran pekerjaan. Penggunaan alat yang dipilih sesuai dengan standar
dan kondisi di lapangan. Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-
alat berat dan alat-alat pelengkap lainnya, baik yang digerakkan secara
manual atau mekanis. Pemilihan jenis peralatan yang digunakan dalam
suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses
penyelesaian proyek secara cepat dan tepat, hal ini sangat penting agar
dalam pelaksanaan proyek tidak terhambat karena adanya kerusakan pada
peralatan kerja.
3. Sumber daya material, material harus dikelola dengan baik agar
kebutuhan mencukupi pada waktu dan tempat yang direncanakan.
Ketepatan waktu dan tempat akan tersedianya material dapat
mempengaruhi jadwal yang telah direncanakan. Kerja sama dan
komunikasi antara pemasok material dengan kontraktor pelaksana proyek
harus berjalan baik. Informasi material harus jelas dalam penawaran
kontrak agar dapat dipilih pemasok mana yang menggunakan spefisikasi
material sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang paling
ekonomis. Jadwal pengiriman material harus sesuai dengan jadwal
penggunaan material. Informasi penting dari material yaitu kualitas
34

material, spesifikasi teknis, harga satuan, waktu pengiriman, pajak


penjualan.
4. Sumber daya modal/keuangan, aliran kas masuk dan kas keluar (cash
flow) harus tercatat dengan benar dan teratur. Buat laporan keuangan
secara berkala, per hari atau per minggu atau per bulan. Lakukan audit
keuangan secara teratur.
Aliran kas proyek terdiri dari:
1) Kas keluar yaitu upah tenaga kerja dan staf, belanja material,
sewa/beli peralatan, pembayaran sub kontraktor, pajak, asuransi,
pembayaran pinjaman dan bunga bank, dan lain lain.
2) Kas masuk: modal awal, pinjaman bank, uang muka proyek,
penerimaan termin pembayaran.
35
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
SUB PEKERJAAN : STRUKTUR BANGUNAN UTAMA

PROYEK : PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI PENGADAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG


KOMERSIAL RISET SCIENCE TECHNO PARK
LOKASI : JL. TAMAN KENCANA NO. 3, RT.001 RW.003 KEL. BABAKAN - KEC. BOGOR TENGAH - KOTA BOGOR
TAHUN : 2018
3.4 Perhitungan Analisis Harga Pengecoran
No. ITEM URAIAN PEKERJAAN VOL. SAT. HARGA SATUAN JUMLAH

A. PEKERJAAN LANTAI DASAR


a. Pekerjaan Galian
1 Galian Tanah Basement 2899.120 m3 Rp 80,500.00 Rp 233,379,160.00
2 Galian Tanah Pile Cap Type PC-2 9.188 m3 Rp 80,500.00 Rp 739,593.75
3 Galian Tanah Pile Cap Type PC-3 6.900 m3 Rp 80,500.00 Rp 555,450.00
4 Galian Tanah Pile Cap Type PC-4 32.156 m3 Rp 80,500.00 Rp 2,588,578.13
5 Galian Tanah Pile Cap Type PC-6 32.156 m3 Rp 80,500.00 Rp 2,588,578.13
6 Galian Tanah Pile Cap Type PC-13 29.531 m3 Rp 80,500.00 Rp 2,377,265.63
7 Galian Tanah Tie Beam TB1 86.017 m3 Rp 80,500.00 Rp 6,924,363.47
8 Urugan Tanah Kembali 214.760 m3 Rp 49,000.00 Rp 10,523,240.00
9 Buangan Tanah Galian Keluar Site 3007.944 m3 Rp 56,200.00 Rp 169,046,445.78

b. Pekerjaan Urugan
1 Urugan Pasir 100 mm bawah Lantai 103.540 m3 Rp 185,000.00 Rp 19,154,900.00
2 Urugan Pasir 100 mm bawah Pile Cap Type PC-2 1.225 m3 Rp 185,000.00 Rp 226,625.00
3 Urugan Pasir 100 mm bawah Pile Cap Type PC-3 0.920 m3 Rp 185,000.00 Rp 170,200.00
4 Urugan Pasir 100 mm bawah Pile Cap Type PC-4 4.288 m3 Rp 185,000.00 Rp 793,187.50
5 Urugan Pasir 100 mm bawah Pile Cap Type PC-6 3.938 m3 Rp 185,000.00 Rp 728,437.50
6 Urugan Pasir 100 mm bawah Pile Cap Type PC-13 2.270 m3 Rp 185,000.00 Rp 419,950.00
7 Urugan Pasir 100 mm bawah Tie Beam TB1 13.233 m3 Rp 185,000.00 Rp 2,448,174.38

c. Pekerjaan Lantai Kerja


1 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Lantai 51.770 m3 Rp 28,000.00 Rp 1,449,560.00
2 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Pile Cap PC-2 0.613 m3 Rp 28,000.00 Rp 17,150.00
3 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Pile Cap PC-3 0.460 m3 Rp 28,000.00 Rp 12,880.00
4 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Pile Cap PC-4 2.144 m3 Rp 28,000.00 Rp 60,025.00
5 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Pile Cap PC-6 1.969 m3 Rp 28,000.00 Rp 55,125.00
6 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Pile Cap PC-13 1.135 m3 Rp 28,000.00 Rp 31,780.00
7 Lantai Kerja Beton t = 50 mm Bawah Tie Beam TB1 6.617 m3 Rp 28,000.00 Rp 185,267.25

d. Pekerjaan Pondasi
1 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
▫ Pengadaan pondasi tiang Ø 25 cm 3874.000 m' Rp 125,000.00 Rp 484,250,000.00
▫ Pelaksanaan jacking pondasi tiang 3874.000 m' Rp 100,000.00 Rp 387,400,000.00
▫ Kupasan kepala pondasi tiang 149.000 bh Rp 180,000.00 Rp 26,820,000.00
▫ Test PDA (Pile Driving Analysis) 3.000 Ttk Rp 3,500,000.00 Rp 10,500,000.00
2 Pekerjaan Pile Cap Type PC-2 5.208 m3 Rp 4,250,000.00 Rp 22,134,000.00
3 Pekerjaan Pile Cap Type PC-3 4.166 m3 Rp 4,250,000.00 Rp 17,707,200.00
4 Pekerjaan Pile Cap Type PC-4 20.181 m3 Rp 4,250,000.00 Rp 85,769,250.00
5 Pekerjaan Pile Cap Type PC-6 19.251 m3 Rp 4,250,000.00 Rp 81,816,750.00
6 Pekerjaan Pile Cap Type PC-13 20.615 m3 Rp 4,250,000.00 Rp 87,613,750.00
7 Pekerjaan Waterproofing integral 69.421 m3 Rp 65,000.00 Rp 4,512,391.00

e. Pekerjaan Balok
1 Pekerjaan Tie Beam Type TB1 36.759 m3 Rp 3,786,000.00 Rp 139,170,993.75
2 Pekerjaan Balok Bordes Tangga Type B5 0.495 m3 Rp 566,500.00 Rp 280,417.50
3 Pekerjaan Waterproofing integral 36.759 m3 Rp 65,000.00 Rp 2,389,359.38

f. Pekerjaan Plat Beton


1 Pekerjaan Plat Beton Type S-1 107.900 m3 Rp 2,828,000.00 Rp 305,141,200.00
2 Pekerjaan Ramp 4.868 m3 Rp 2,828,000.00 Rp 13,765,290.00
3 Pekerjaan Retaining Wall 79.593 m3 Rp 5,057,000.00 Rp 402,500,536.75
4 Pekerjaan Dinding Beton (Core Lift) 23.283 m3 Rp 4,647,000.00 Rp 108,193,777.50
5 Pekerjaan Plat Tangga 4.392 m3 Rp 3,793,000.00 Rp 16,658,856.00
6 Pekerjaan Waterproofing integral 215.643 m3 Rp 65,000.00 Rp 14,016,778.75

g. Pekerjaan Kolom
1 Pekerjaan Kolom Type K-1 46.368 m3 Rp 5,712,000.00 Rp 264,854,016.00
2 Pekerjaan Kolom Type K-2 1.932 m3 Rp 5,712,000.00 Rp 11,035,584.00
3 Pekerjaan Kolom Type K-3 0.863 m3 Rp 5,712,000.00 Rp 4,926,600.00
4 Pekerjaan Kolom Type K-4 1.380 m3 Rp 5,712,000.00 Rp 7,882,560.00
A. JUMLAH BIAYA PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI DASAR Rp 2,953,815,247.12

Sumber: Data di lapangan, 2019


36

3.5 Permasalahan Pekerjaan Pengecoran Kolom Dan Solusinya


1 Permasalahan pengecoran kolom, permasalahan yang sering terjadi ketika
pengecoran kolom yaitu terjadi keropos pada beton setelah pengecoran kolom
dikarenakan penggetaran concrete vibrator yang kurang merata, oleh karena
itu pemadatan dalam pengecoran kolom dengan tempo yang terlalu singkat
atau pemadatan dengan tempo yang terlalu lama tidak diperbolehkan.
Pemadatan dengan tempo yang singkat bisa menyebabkan beton menjadi
kropos sedangkan pemadatan dengan tempo yang terlalu lama dapat
menyebabkan segregasi.
2 Solusi, kegiatan cara pemadatan cor beton ini berfungsi untuk menghilangkan
udara yang terjebak dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos
beton dengan cara penggetaran atau menusuk-nusukan cor-coran beton.
Pemadatan dilakukan segera setelah campuran beton dituang, pada keadaan
tersebut sifat beton masih plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat
dan tahan lama, pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan
beton halus.
Memadatkan beton tidak diperbolehkan dengan cara menyentuhkan batang
vibrator ke besi tulangan beton. Ketika menggunakan vibrator hindari kontak
batang vibrator dengan bekisting (cetakan beton) karena akan mengakibatkan beton
yang sudah mulai mengeras akan tergetar kembali sehingga dapat meninggalkan
retakan kecil, dengan keadaan beton yang tidak terlalu encer sebaiknya pemadatan
beton dilaksanakan 5 sampai dengan 15 detik dan pemadatan dengan vibrator lebih
lama jika adukan beton yang tuang lebih kental atau nilai slump rendah.

3.6 Alternatif Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Kolom


Alternatif dalam metode pelaksanaan ini adalah kolom ikat, kolom ini
digunakan di seluruh lantai. Jenis kolom ini digunakan pada pembangunan gedung
karena sistem ini dapat disesuaikan dengan segala kebutuhan struktur, bahan yang
digunakan pada kolom ikat ini diantaranya beton, besi tulangan, dan bendrat,
yang mudah didapat, namun cukup memakan waktu juga karena harus merakit
37

tulangan sesuai spesifikasi dan prarencana yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Setelah penentuan tulangan yang digunakan kemudian kita melakukan instalasi di
titik yang dituju dan dilanjutkan ke tahap pengecoran.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengawasan dalam pelaksanaan proyek selama kurang lebih
satu bulan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1 Sosialisasi dan hubungan dengan masyarakat sekitar, banyak yang terkena
dampak dari pekerjaan proyek ini seperti lapak dagang masyarakat yang
terganggu, akses jalan warga terhambat, kebisingan dan masih banyak lainnya.
Bila sosialisasi hubungan dengan masyarakat berjalan dengan baik maka ketika
ada permasalahan dengan masyarakat bisa ditangani dengan kompromi.
2 Sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan proyek ini adalah hal yang
paling utama, tanpa SDM yang baik maka hasilnyapun tidak akan baik. Jumlah
pekerja juga harus diperhitungkan agar proyek berjalan dengan efisien biaya
maupun efisien waktu.
3 Pemilihan bahan yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi, serta mutu
bahan yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan, yaitu sesuai dengan
peraturan-peraturan yang terdapat dalam spesifikasi bahan bangunan.
4 Pengontrolan akan kualitas serta evaluasi pekerjaan yang terus menerus
diperlukan agar jalannya proyek tidak menyimpang dari rencana.
5 Ketersedian alat-alat untuk pekerja seperti rompi, safety shoes, helm proyek,
name tag dan alat-alat lainnya sangatlah penting bagi para pekerja jangan
sampai alat-alat untuk pekerja kurang apalagi tidak tersedia maka pekerjaan
proyek terhambat.
6 Kebersihan di area proyek sangat penting karena berpengaruh terhadap kualitas
proyek tersebut, banyaknya sampah yang tertinggal di area pengecoran akan
menurunkan mutu beton yang dihasilkan.
7 Penyediaan tempat tinggal untuk pekerja saat mendukung kenyamanan para
pekerja agar pekerja merasa betah dan tidak meniggalkan proyek.

38
39

8 Tanggung jawab konsultan pengawas sangat berpengaruh dalam jalannya


sebuah proyek, karena konsultan pengawas dalam sebuah proyek merupakan
tangan kanan dari owner. Setiap pekerjaan kontraktor maupun sub kontraktor,
ada atau tidaknya pekerjaan tersebut dilakukan harus mendapatkan persetujuan
dari konsultan pengawas sehingga diperlukan konsultan pengawas yang
kompeten dibidangnya.

4.2 Saran
1 Perlu pengontrolan dan pengawasan yang lebih ketat lagi sehingga tidak
adanya kesalahan pada pekerjaan kontraktor yang mengakibatkan menurunnya
kualitas.
2 Mereview beberapa metode kerja untuk pengaturan site manajement sehingga
dapat diputuskan metode terbaik yang akan diterapkan di lapangan.
3 Perlu adanya koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pihak penyedia jasa
galian, semen, truck mixer, concrete pump, dan lain-lain agar pihak-pihak
terkait tersebut datang tepat waktu dan tidak menghambat jalannya proses
pembangunan tersebut.
4 Perlu penggunaan alat pembantu tukang, dan alat berat dengan kondisi yang
baik agar pekerjaan tidak terhambat karena mogok saat dioperasikan.
5 Perlu adanya peralatan yang lengkap mulai dari helm, sepatu, rompi, sarung
tangan, kaca mata, dan lain sebagainya yang seharusnya dipakai oleh pekerja
di lapangan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.
6 Lebih memperhatikan ketelitian dalam hal-hal kecil, seperti tidak meratanya
pengecoran, ini akan mengakibatkan keretakan sehingga akan menyebabkan
berkurangnya daya tahan terhadap beban yang dapat diterima.
7 Penempatan bahan material seperti pasir dan kerikil seharusnya diberi alas, hal
ini dilakukan agar disaat pengambilan bahan material tersebut tidak bercampur
dengan tanah di bawahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Cara Membuat Beton Bertulang, diambil pada 22 Maret 2014.
Dipohusodo, Istimawan,1993, Struktur Beton Bertulang, Jakarta: Yayasan
Lembang Penyelidikan Masalah Bangunan.
Direktorat Jendral Cipta Karya, 1997, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,
Yayasan Dana Normalisasi Indonesia, Indonesia.
Tim Penulis Dosen Perguruan Tinggi Swasta–Jakarta, 1998, Manajemen
Kontruksi, Universitas Tarumanegara, Jakarta.
http://bestanada.blogspot.com/2012/07/pengecoran-kolom.html?m=1

40
LAMPIRAN

KETERANGAN:
PEKERJAAN : KOLOM, BALOK DAN PLAT LANTAI
PENYEDIA JASA/PELAKSANA : PT. MULYAGIRI
LOKASI TEMPAT : Jl. Dewi Sartika Kel. Cibogor Kec. Bogor
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, 16124
TAHUN ANGGARAN : 2019-2020

1) Pekerjaan pembesian kolom 2) Pembesian pada kolom

3) Bekisting kolom 4) Pemasangan bekisting kolom


5) Pekerjaan pengecoran pada 6) Kolom yang sudah di cor
kolom

7) pekerjaan bekisting balok 8) bekisting balok

9) Pembesian pada balok 10) pembesian pada kolom


11) kerangka balok 12) pekerjaan bekisting pada plat lantai

13) pembesian pada plat lantai 14) vibrator

15) pekerjaan pengecoran pada plat 16) pekerjaan prataan pengecoran


lantai

Anda mungkin juga menyukai