GEOGRAFI
KELAS XI IIS
Materi 11.5
Dinamika Kependudukan di Indonesia untuk Perencanaan Pembangunan
MATERI 11.6.
KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
BERDASARKAN KEUNIKAN DAN SEBARANNYA
Pernahkah kamu menebak-nebak seseorang berasal dari daerah mana. Apa saja yang dapat
dijadikan indikator kamu menebak. Cara berpakaian, cara berjalan, nada bicara, warna
kulit, gestur,
bahasanya, cara bergaul, apalagi?
Sesungguhnya indikator-indikator yang menjadi parameter kamu dalam menebak adalah
unsur-unsur kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan melekat pada diri seseorang sebagai
pelaku budaya menjadi ciri, bak pakaian yang menyelimuti tubuhnya. Melekat
terinternalisasi pada raga dan jiwa sebagai warisan masyarakat yang mendidiknya.
Kebudayaan adalah manifestasi akal yang berinteraksi dengan alam sekitar, menghasilkan
telaah tentang, baik-buruk, efektif-tidak efektif, sopan-tidak sopan, sederhana-kompleks,
mudah-sulit dan lain-lain, yang kemudian diambil sebagai satu pilihan untuk dilakukan dan
menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini menjadi nilai yang dianut secara pribadi diikuti oleh
orang lain menjadi nilai kemasyarakatan. Nilai-nilai yang telah mengakar pada masyarakat
menjadi norma, menjadi hukum yang mengikat. Kemudian terciptalah kebudayaan sebagai
satu tema besar dari satu entitas masyarakat.
Seperti telah dijelaskan di awal kebudayaan adalah hasil interaksi akal dengan alam
sekitar. Keragaman fenomena alam yang berinteraksi dengan akal manusia menghasilkan
kebudayaan yang beragam. Kebudayaan dan geografi adalah satu yang melekat tidak dapat
dipisahkan. Seperti tidak ada drama tanpa latar cerita.
Ada satu cabang ilmu geografi yang membahasa bagaimana alam mempengaruhi
kebudayaan, ilmu itu adalah geografi budaya. Carl Sauer mendefinisikan ilmu geografi
budaya adalah ilmu pengetahuan yang menelaah sekitar tingkah laku manusia yang
ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia
dalam usaha mempertahankan hidupnya. Dengan demikian berarti geografi budaya berada
posisi penengah kajian yang bersifat fisik dengan kajian yang bersifat sosial.
Artinya secara forensik dapat dianalisis dengan kajian geografi budaya bahwa, untuk
mengenali wujud kebudayaan suatu masyarakat dapat di cermati dengan mengamati alam
yang berinteraksi dengan orang-orang yang tinggal di tempat tersebut.
Paham determisme alam dalam kajian filsafat geografi pernah awal abad ke-19, lewat para
pendukungnya seperti Charles Darwin, Fredrich Ratzel dan Ellsworth Huntington. Charles
Darwin (1809) sangat terkenal dengan teorinya seleksi alam (natural selection), bahwa
makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mampu bertahan dan
lolos dari seleksi alam. Alam berperan sangat menentukan.
Fredrich Ratzel (1844-1904), Ahli geografi kebangsaan Jerman mengungkapkan bahwa
manusia dan kehidupannya sangat bergantung pada alam, perkembangan kebudayaan
sangat dipengaruhi oleh alam, demikian pula dengan mobilitasnya yang tetap dibatasi oleh
kondisi alam di permukaan bumi. Searah dengan itu Ellsworth Huntington iklim di dunia
sangat menentukan perkembangan kebudayaannya.
Pemikiran determinisme ini mengisi ruang pikir manusia hingga lahir paham baru yang
lebih moderat, yaitu paham posibilesme. Paul Vidal de La Blache (1845-1919) menyatakan
bahwa alam tidaklah menentukan segalanya, yang menentukan adalah faktor produksi
yang dipilih manusia yang berasal dari kemungkinan yang diberikan alam. Manusia tidak
pasif terhadap kodrat alam, tetapi manusia aktif dalam memanfaatkan alam.
Sekarang ini salju yang dulunya hanya ada di negara empat musim, kita bisa nikmat di
khatulistiwa yang hangat dengan salju buatan, bahkan kita dapat memainkan selancar es di
mal yang ada di ibu kota Jakarta. Globalisasi yang merupakan paham ekonomi telah
meluaskan maknanya termasuk menyentuh aspek kebudayaan, tidak ada lagi kebudayaan
yang benar-benar identik. Semua membaur menjadi satu dalam ruang global.
Contents [hide]
1 Pengertian Kebudayaan
2 Pengaruh Geografi terhadap Keberagaman Budaya di Indonesia
3 Persebaran Keragaman Budaya Indonesia
4 Pembentukan Kebudayaan Nasional
5 Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia dalam Bidang
Ekonomi Kreatif dan Pariwisata
o 5.1 Batik Budaya Indonesia diakui Dunia
o 5.2 Kebudayaan dan Pariwisata
o 5.3 Ekonomi Kreatif
6 Kebudayaan Indonesia Sebagai Bagian dari Kebudayaan Global
o 6.1 Budaya Post Modern
o 6.2 Bagikan ini:
o 6.3 Menyukai ini:
Pengertian Kebudayaan
Apa itu kebudayaan?
Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan adalah perilaku, cara orang bertindak,
melakukan sesuatu dengan kesadaran yang didorong oleh akal sehat. Karena perilaku tanpa
akal sehat, adalah perilaku kesurupan yang didorong oleh akal lain di luar akal sehat.
Kebudayaan juga merupakan hasil. Sesuatu yang telah diciptakan oleh manusia.
Kemudian kebudayaan adalah hasil tersebut merupakan hasil belajar. Ada tingkatan dalam
penurunan kebudayaan dengan belajar, dari proses imitasi, proses memahami,
mengaplikasi, sampai dengan inovasi. Hasilnya adalah tata-tata kehidupan masyarakat.
Senada dengan Koentjaraningrat, Ralph Linton yang menyatakan bahwa:
“The culture of a society is the way of life of its members; the collection of ideas and
habits which they learn share and transmit from generation to generation.”
Kebudayaan adalah cara hidup anggotanya; merupakan kumpulan gagasan dan kebiasaan
yang mereka pelajari dan ajarkan, kemudian mereka teruskan secara turun-temurun.
Sementara Clifford Geertz memberikan catatan bahwa kebudayaan adalah:
“a system of inherited conceptions expressed in symbolic forms by means of which men
communicate, perpetuate, and develop their knowledge about and attitudes toward life.”
Kebudayaan merupakan sistem konsepsi yang diwariskan dan diekspresikan atau
dikecualikan hanya dalam bentuk simbolis yang dengannya manusia berkomunikasi,
melanggengkan, dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap
kehidupan. Dengan demikian Geertz hanya memasukkan dalam ranah kebudayaan adalah
yang berbentuk simbol. Seperti bahasa, gestur, simbol-simbol dalam kesenian dll.
Apa saja wujud kebudayaan?
Kebudayaan secara universal atau keseluruhan memiliki unsur – unsur tertentu, antara lain:
1. Bahasa;
2. sistem kepercayaan;
3. ilmu pengetahuan;
4. sistem teknologi;
5. sistem kekerabatan;
6. sistem mata pencarian;
7. kesenian.
Indonesia adalah negeri yang sangat rawan terhadap bencana alam. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga 14 Desember 2018 -sepekan
sebelum bencana tsunami di Selat Sunda menerjang- telah terjadi 2.436 kejadian bencana
di Indonesia.
Berdasarkan data BNPB, kejadian gempa bumi sendiri menyebabkan 572 nyawa melayang
tahun ini (2018). Sementara untuk kejadian gempa bumi yang diikuti tsunami, hingga 14
Desember lalu, sebelum tsunami Selat Sunda memakan korban jiwa sebanyak 3.397
(sumber: baca). Selain korban jiwa, kerugian material akibat bencana alam Indonesia
bukan kedikit jumlahnya.
Posisi Indonesia yang berada pada pertemuan Jalur Pegunungan Mediterania dan Jalur
Pegunungan Pasifik, menyebabkan Indonesia memiliki gunung aktif yang sangat banyak,
jalur sesar yang merupakan potensi gempa bumi, ditambah posisi Indonesia yang diapit
dua samudra, Pasifik dan Hindia Indonesia juga menjadi negara yang rentan terhadap
musibah tsunami.
Curah hujan tinggi, sebagai ciri iklim Indonesia kombinasi dengan sungai-sungai periodik
dan episodik yang cukup panjang, luapannya kerap menerpa menjadi musibah banjir
bandang yang sering terjadi di Indonesia.
Contents [hide]
1 Jenis Dan Karakteristik Bencana Alam
2 Siklus Penanggulangan Bencana
o 2.1 Sistem Penanggulangan Bencana
o 2.2 Siklus Manajemen Bencana
3 Persebaran Wilayah Rawan Bencana Alam Di Indonesia
4 Lembaga-lembaga Yang Berperan Dalam Penanggulangan Bencana Alam
o 4.1 BNPB
o 4.2 BPBD
o 4.3 Lembaga Usaha
o 4.4 Lembaga Internasional
5 Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Alam Di Indonesia
o 5.1 Bagikan ini:
o 5.2 Menyukai ini:
Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46691586
Sutanto, PERANAN K 3 DALAM MANAJEMEN BENCANA Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
Buku Saku BNPB:
https://siaga.bnpb.go.id/hkb/po-content/uploads/documents/Buku_Saku-10Jan18_FA.pdf
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana:
https://bnpb.go.id//rencana-nasional.html
UU RI No. 24 Tahun 2007
https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf