Selain kewenangan tersebut, terdapat juga kewenangan bidan yang menjalankan program
Pemerintah yaitu :
- Pemberian alat kontrasepsi suntikan, AKDR/ IUD, dan memberikan pelayanan AKBK
/implan
- Pelayanan AKDR dan AKBK dilakukan oleh bidan terlatih
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat
melakukan kewenangan pelayanan kesehatan dengan syarat:
- Daerah yang tidak memiliki dokter ditetapkan oleh Kadinkes Kab/ Kota
- Bidan dengan pendidikan D3 Kebidanan atau Bidan yang telah terlatih
Bidan Praktek Mandiri yang menjadi jejaring Puskesmas harus terdaftar di Dinas
Kesehatan dan di BKKBN melalui SKPD KB/ BKKBD agar mendapat distribusi alat dan
obat kontrasepsi. Penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN tetap memperhatikan mutu
pelayanan dan berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan,
kesesuaian dengan kebutuhan pasien serta efisiensi biaya. Pengaturan pembiayaan
pelayanan KB sudah diatur dengan Permenkes Nomor 59 tahun 2014 tentang standar
tarif pelayanan kesehatan dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Namun untuk
prosedur pembiayaan untuk klien diluar peserta JKN, mengacu pada Peraturan Daerah
masing-masing
PENGGUNAAN KONTRASEPSI MENURUT UMUR
a. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
1) Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
3) Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
4) Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
5. Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
a. Strategi dasar
Lima grand strategi (strategi dasar) yang merupakan program utama dalam
mensukseskan Keluarga Berencana Nasional guna mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera.
1) menggerakkan dan memberdayakan seluruh
masyarakat dalam program KB,
2) menata kembali pengelolaan KB,
3) memperkuat sumber daya manusia operasional
program KB,
4) meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga melalui pelayanan KB
5) meningkatkan pembiayaan program KB.
Untuk menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB haruslah
tokoh masyarakat dan tokoh agama aktif pada setiap desa serta pelayanan KB
berkualitas disetiap desa atau kelurahan tertinggal dan terpencil serta di
perbatasan, memberikan promosi dan konseling kesehatan reproduksi.
Program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelas, sitem informasi yang up to
date, fasilitas, advokasi dan supervise dari Pusat untuk daerah, jejaring kerja
yang aktif dengan mitra kerja serta adanya dukungan pemda dengan membuat perda ini
semua merupakan bentuk menata kembali pengelolaan KB.
Memperkuat SDM operasinal KB dengan mengelola KB untuk setiap kecamatan serta
petugas KB dengan jumlah yang memadai dengan kompetensi yang baik dan petugas
lapangan KB maupun petugas KB terlatih untuk setiap desa atau kelurahan.
Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui KB untuk seluruh keluarga
dengan balita, aktif jadi anggota badab KB, pra keluarga sejahtera anggota unit
pembinaan dan peningkatan keluarga sejahtera punya usaha ekonomi produktif,
kelompok percontohan bina keluarha remaja untuk setiap kecamatan serta bina
lingkungan keluarga untuk kabupaten/kota.
Sedangkan untuk meningkatkan pembiayaan program KB dengan memprioritaskan
peanggaran dari pusat ke daerah, sistem pembiayaan terutama bagi rakyat miskin
serta alat/obat kontrasepsi dengan harga terjangkau disetiap kecamatan.
b. Strategi operasional
1. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB
Nasional
2. Peningkatan kualitas dan prioritas program
3. Penggalangan dan pemantapan komitmen
4. Dukungan regulasi dan kebijakan
5. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
c. Strategi Tiga Dimensi dibagi dalam Tiga tahap pengelolaan Program KB sebagi
berikut :
1. Tahap perluasan jangkauan
Program difokuskan kepada sasaran :
a) Coverage Wilayah adalah penggarapan wilayah program KB lebih diutamakan pada
penggarapan wilayah potensial seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah
penduduk dan laju pertumbuhan yang besar.
b) Coverage Khalayak mengarah pada upaya menjadi akseptor KB sebanyak –
banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasrkan pada pendekatan klinik.
2. Tahap Pelembagaan
Pada Tahap ini untuk mengantisipasi wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh
Indonesia. sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang
menolak oleh sebab itu pendekatan Program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra
dan Kukesra
3. Tahap Pembudayaan Program KB
Pada tahap convorage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh indonesia,
sedangkan tahap converege khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh
sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra.
6. Program Keluarga Berencanan
a. Program Keluarga Berencana
1) Pengembangan kebijakan tentang pelayanan KB,
KIE peran serta masyarakat dalam KB dan kespro
2) Peningkatan akses dan pelayanan KB dan kespro
3) Peningkatan penggunaan kontrasepsi yang
efektifdan efisien
4) Penyediaan alat, obat dan cara kontrasepsi
dengan memprioritaskan keluarga miskin
5) Penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak-hak
kespro termasuk KIE dan konseling.
b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1) Pengembangan kebijakan pelayanan KRR bagi
remaja
2) Penyelenggaraan promosi KRR, pemahaman dan
pencegahan dan bahaya NAPZA, termasuk KIE dan konseling bagi masyarakat, keluarga
dan remaja
3) Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat
terhadap penyelenggaraan program KRR yang mandiri.
c. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga
1) Pengembangan dan memantapkan ketahanan dan
pemberdayaan keluarga
2) Penyelenggaraan advokasi, KIE dan konseling
bagi keluarga
3) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan
kewirausahaan melalui pelatihan teknis
4) Pengembangan cakupan dan kualitas UPPKS
5) Pengembangan cakupan dan kualitas kelompok
binakeluarga bagi keluarga dengan balita, remaja dan lanjut usia.
d. Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas
1) Pengembangan sistem pengelolaan dan informasi
(personil, sarana dan prasarana) untuk mendukung keterpaduan program
2) Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan
kemandirian kelembagaan KB yang berbasis masyarakat
3) Pengelolaan data dan informasi keluarga
berbasis data mikro
4) Pengkajian dan pengembangan serta pembinaan
dan supervise pelaksanaan program
7. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu :
a. Penurunan angka kematian ibu dan anak;
b. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
c. Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan;
d. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;
e. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
f. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
8. Hak – Hak Konsumen KB
a. Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan
keluarga.
b. Hak Akses
Hak memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan,
suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.
c. Hak Pilihan
Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksan dalam memilih dan menerapkan metode
KB
d. Hak Keamanan
Hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif
e. Hak Privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau
capur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
f. Hak Kerahasiaan
Hak mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan akan dirahasiakan.
g. Hak Harkat
Hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.
h. Hak Kenyamanan
Setiap Konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamann dalam pelayanan
i. Hak Berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
j. Hak Keberlangsuangan
Hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengakap dan pelayanan
yang berkesinambuangan selama diperlukan.
k. Hak ganti Rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen
9. Macam – Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB di Indonesia
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenrhoe Laktasi, Coitus
Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir serviks (MOB), Metode suhu basal badan
dan siptotermal yaitu perpaduan antara suhu badan dan lendir serviks. sedangkan
metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom, diagfragma, cup serviks dan
spermisida.
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
( progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanyan berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada Pil, suntikan sedangkan kontrasepsi
yang hanya ada progesteronnya terdapat pada PIL, suntik dan Implant.
c. Metode Kontrasepsi Dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Metode ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung Hormon
dan yang tidak mengandung Hormon.
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode Kontap terdiri dari 2 macam yaitu MOP / MOW sering dikenal dengan tubektomi
karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sprema sedangkan MOP sering dikenal dengan
Vasektomi yang memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma
tidak diejakulasi.
e. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu Pil dan
AKDR