Anda di halaman 1dari 3

LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Bagaimanakah caranya agar saat pembelajaran daring seperti sekarang


penilaian yang kita lakukan tidak menyimpang atau tetap memenuhi prinsip-
prinsip penilaian tersebut? Bagaimana cara menilai siswa dari segi
psikomotornya ketika pembelajaran daring? (Kelompok 8)
Jawaban:

Penialaian kita agar tidak menyimpang pada pembelajaran daring yaitu


tetap melakukan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian. Tetapi juga harus pintar
dan kreatif sebagai guru untuk bisa menyeduiaikan penilaian yang pas. Misalnya
pada pembelajaran daring menggunakan instrument tugas, kita juga harus
menyisipkan intruksi yang detail dan ringkas serta waktu pengumpulan. Siswa
yang tidak melakukan tugas sesuai intruksi kita bisa nilai afektifnya.

Cara menilai siswa dari psikomotornya yaitu harus kreatif juga sebagai
guru missal kita melakukan praktikum sederhana dengan alat dan bahan yang
telah ditentukan, lalu siswa mengerjakan praktikum dirumah dengan mengambil
video. Lalu video tersebut bisa digunakan guru untuk menjadi bahan penilaian.

2. TIMSS dan AKM merupakan contoh dari penialaian yang tujuannya sama-
sama untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Apa saja perbedaan
mendasar antara TIMSS dan AKM selain pada waktu pelaksanaan dan materi?
(Kelompok 4)
Jawaban:
Perbedaan TIMSS dan AKM ini terletak pada mekanisme penilaiannya.
JIka AKM memiliki instrument penilaian meliputi literasi membaca dan
numerisasi. Keduanya yang dinilai mencakup 3 keterampilan: keterampilan
berpikir logis sistematis, keterampilan memilah info. Jika TIMSS terdiri dari 3
keterampilan yaitu keterampilan pengetahuan, penalaran dan penerapan.

3. Pada point 1 mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik, dikatakan


bahwa perancangan strategi penilaian dilakukan saat penyusunan RPP.
Pertanyaannya: Selama ini kan kita sebagai guru memang sudah menerapkan
hal itu, lalu bagaimana untuk AN ini apakah ada format penilaian standar
nasional nya? Jika ada seperti apa? Jika tidak ada, apakah masih menggunakan
format penilaian yg lama? Jika masih mnggunakan format penilaian lama,
apakah penilaiannya bisa objektif? (Kelompok 5)

Jawaban:
Format penilaian AN sesuai format penilaian yang sudah saya jelaskan itu mencakup 3
kriteria, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi, Survei
Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Semua itu sudah melalui standar nasional.
4. Apakah semua standar assessment dari a-e dalam penilaian digunakan secara
bersamaan? Adakah hubungan keempat assessment tersebut (Kelompok 6)
5. Salah satu komponen proses assessment, yaitu metode untuk mengumpulkan
data. Apa saja metode-metode yg digunakan dalam pengumpulan data?
Berikan salah satu contohnya! (Kelompok 9)
6. Berdasarkan data hasil PISA Indonesia dari tahun 2000-2018, bisa dikatakan
peringkat Indonesia masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang
signifikan hingga 2018. Menurut Saudara, faktor apa saja yang menyebabkan
hal itu terjadi? (Kelompok 3)
Menurut kelompok kami, factor yang menyebabkan rendahnya hasil PISA yaitu:
1) Kebiasaan siswa yang masih menghapal materi, yang membuat siswa tidak
mengerti mengerti mengapa suatu materi dipelajari dan juga masih banyak
guru tidak membiasakan siswanya mengerjakan soal High Order Thinking
Skill (HOTS) yang dapat mendorong, menstimulasi, dan menganalisa suatu
masalah menggunakan nalar, kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
2) Learning environment adalah suasana lingkungan ketika belajar. Rendahnya
capaian PISA Indonesia pada tahun 2018 disebabkan karena adanya suasana
yang menghambat mereka dalam melakukan pembelajaran sehingga membuat
pemahaman siswa juga ikut terhambat. Suasana lingkungan ketika belajar
yang dapat menghambat pemahaman siswa diantaranya adalah perundungan
(bullying) yang terjadi di kalangan siswa Indonesia.
3) Sumber daya yang terlibat dalam pendidikan. Salah satu sumber daya yang
berpengaruh adalah kualitas dan kinerja guru. Kurangnya jumlah guru serta
pemerataan jumlah serta kualitas guru di Indonesia juga masih belum setara
antara sekolah satu dengan sekolah lain membuat sistem pendidikan Indonesia
belum efektif.
4) Kondisi sosial ekonomi pelajar yang tidak merata, yang pada akhirnya
membuat hasil tes jomplang.

Sedangkan untuk masalah utama sistem pendidikan di Indonesia jika


ditinjau dari Assessment. Menurut saya, sistem penilaian pendidikan Indonesia
massal. Maksudnya semuanya harus distandarisasi yang sama pada setiap siswa.
Padahal setiap siswa berbeda-beda. Karena sistem ini membuat standar yang sama
buat semua siswa, dimana masih menganggap nilai hal paling utama, sehingga
dapat mematikan nalar untuk berpikir kritis, menyeragamkan kemampuan, dan
disaat yang sama menghilangkan jati diri dari keunikan siswanya.

Anda mungkin juga menyukai