PRODUK MASUK
PEMBERSIHAN
PENYIMPANAN PENEMPATAN DI
SEMENTARA ATAS PALLET PENGEMASAN GRADING
C. DUMPING
Ketika produk telah ditransfer ke rumah pengemas, produk tersebut harus
dituang ke alur pengemasan yang diistilahkan dengan dumping. Ada dua cara
yang biasa dilakukan dalam pendumpingan, yaitu dumping kering dan dumping
basah.
1) Dumping Kering
Komoditas yang biasany menggunakan cara ini adalah jeruk. Produk
dalam wadah yang relatif agak besar dituang ke atas sabuk konveyor yang
selanjutnya dipindahkan atau digerakkan ke bagian lainnya. Wadah atau
bin sedikit diangkat dan dituang denagn hati-hati sehingga produk bergulir
tanpa terjadi jatuhan. Wadah bisa ditutup dengan penutup khusus untuk
mengurangi kerusakan karena getaran yang mampu mengendalikan aliran
ke atas sabuk. Jika dirancang dengan baik, maka dumping kering akan
memberikan aliran seragam dari produk dan tidak menyebabkan kerusakan
tinggi.
2) Dumping Basah
Cara ini lebih hati-hati dibandingkan dengan dumping kering. Ada dua
cara dumping basah. Pertama, produk dimasukkan ke dalam tangki besar
berisi air. Tangki ini dapat berada rata dengan lantai atau diatas lantai.
Kedua, memasukkan wadah ke dalam tangki air dan produk akan
mengambang. Cara ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Jika produk tidak mengambang maka dilakukan penambahan sodium
sulfat ke dalam air untuk merubah berat jenis air, sehingga produk
mengambang. Air dipompakan dan disirkulasikan yang menyebabkan
pergerakan produk menuju konveyor dan jalr pengemasan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sanitasi. Air bersih yang
digunakan biasanya diklorinasi. Air untuk dumping basah biasanya akan
cepat kotor, sehingga harus diganti secara periodik.
D. SORTASI AWAL DAN PEMBERSIHAN
Produk yang ukurannya kecil dan rusak harus dipisahkan. Pemisahan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan sabuk berlubang atau pemutar batang
silinder yang dipasang dengan jarak antar dua batang pemutar diatur sedemikian
rupa sehingga produk yang ukurannya kecil akan jatuh ke bawah. Sortasi awal ini
akan menghindarkan produk-produk yang kecil atau yang rusak ke dalam sistem
pengemasan, sehingga menghemat biaya dalam perlakuan terhadap produk yang
jelas tidak bisa dipasarkan.
1) Pembersihan
Produk yang baru datang dari lapangan kotor dan berdebu atau
mengandung kotoran lainnya seperti tanah, residu penyemprotan atau
bahkan ada serangga yang melekat pada permukaan produk. Kotoran-
kotoran tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum produk
dipasarkan.
a) Pembersihan Kering
Produk dibersihkan dengan melewatkannya di atas jaring kawat
atau screen di atas udara bergerak dengan kecepatan tinggi. Udara
akan menghembuskan kotoran-kotoran ringan yang datang bersama
produk dari lapangan. Beberapa produk juga dapat dibersihkan dengan
melewatkannya di atas sikat-sikat berputar.
b) Pencucian
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mencuci
produk. Pertama, cara sederhana, yaitu menenggelamkan produk ke
dalam air diikuti dengan pembersihan dengan air pembilas. Dengan
sistem ini lapisan lilin di permukaan produk tidak akan rusak. Untuk
meningkatkan daya pencucian dapat ditambakan deterjen dan sikat
lembut atau spon untuk pembersihannya.
Jika diperlukan daya pencucian yang lebih kuat dapat digunakan
air yang bergerak atau teragitasi oleh pompa. Produk dicuci di dalam
air yang teragitasi, selanjutnya dibilas dengan air bersih sebelum
menuju ke proses berikutnya.
Untuk produk yang tidak sensitif terhadap pelukaan dapat
dilakukan pencucian dengan pencuci berputar. Cara ini mempunyai
daya pencucian yang sangat kuat. Pencuci ini biasanya berupa drum
berputar seperti yang digunakan untuk membersihkan wortel. Pada
alat ini dapat ditambahkan sikat atau karet dengan tonjolan-tonjolan
untuk memberikan aksi penyikatan pada produk.
Jika tidak ada lagi perlakuan lebih lanjut setelah pencucian maka
produk dikeringkan sebelum dilakukan grading. Pengeringan dapat
dilakukan dengan melakukannya di terowongn pengering yang di
dalamnya terdapat udara hangat yang tersirkulasi.
E. GRADING DAN PENGEMASAN
1) Grading
Grading adalah salah satu terminasi yang digunakan di dalam operasi
pasca panen pada suatu industri. Grading merupakan proses pemisahan
atau pengkelasan produk berdasarkan kebutuhan pasar.
Grading untuk setiap jenis produk berbeda karena masing-masing
produk mempunyai perbedaan karakteristik, praktik agronomisnya, serta
kondisi iklim selama produksinya, keragaman antar produk (ukuran,
bentuk, dsb.), dan keragaman dalam permintaan pasar yang berbeda.
Grading tentunya memakan biaya. Oleh karena itu, yakinkan bahwa
target pasar yang dituju dengan sistem grading yang diterapkan mampu
memberikan nilai lebih terhadap produk yang akan dipasarkan. Yakinkan
bahwa dengan sistem grading yang diterapkan maka produk akan
memberikan nilai saing yang lebih tinggi. Jenis pasar berbeda akan
memberikan apresiasi berbeda terhadap sistem grading yang diterapkan.
2) Pengemasan
Setelah produk bersih dan digrading, maka produk harus ditempatkan
dalam suatu kemasan untuk didistribusikan. Tujuan dari proses
pengemasan adalah:
a) Untuk lebih efektifnya produk dipindahkan baik ke arah vertical
maupun lateral sehingga pergerakan produk secara individu dapat
dihindarkan.
b) Sebagai tempat produk dengan ukuran jumlah atau berat tertentu,
sehingga tidak terlalu berat maupun tidak terlalu ringan.
c) Untuk melindungi dan meminimalkan susut dalam penanganan dan
pendistribusian produk.
d) Memudahkan order oleh pasar dengan menempatkan produk pada
satu unit ukuran.
Pertanyaan
Pasca panen adalah proses yang dilakukan saat pemanenan hasil pertanian
sampai menghasilkan produk setengah jadi. Mutu hasil pertanian terkait dengan
aspek sarana dan teknologi pasca panen ,masih banyak orang yang menggunakan
sarana teknologi sederhana ( tradisional ) dikarenakan oleh adanya kualitas
sumber daya manusia yang masih rendah dan kurangnya kesadaran bahwa produk
pertanian harus dijadikan produk yang berkualitas karena produk pertanian
merupakan sandang pangan tapi kebanyakan seorang petani yang kurang mengerti
hanya membiarkan tanaman mereka ,seharusnya bagaimana petani bisa
menjadikan produk pertanian tersebut menjadi unggul hingga saat panen nanti
bisa mencapai titik kepuasaan atas hasil kerja kerasnya dan dapat dikelolah sendiri
menjadi produk yang akan digemari oleh massyarakat sekitar karena dengan
begitu petani akan merasa bangga memanen dan membuat produk juga
memasarkan sendiri. Pada tahap pemanenan ,kondisi ketuaan dan cara panen
adalah faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk memperoleh mutu
produk yang bagus ,setelah dipanen dilakukan penanganan dilapangan seperti
sortasi ,pengelolahan ,dan pengemasan. Sistem penanganan pasca panen
bervariasi tergantung pada jenis produk ,tujuan penggunaan produk ,jenis
teknologi yang tersedia ,dan daya terima konsumen. Dalam rangaka
pengembangan produk hilir tanaman perkebunan yang berdaya saing ,serta
berorientasi pasar berbasis sumber daya lokal ,maka pengembangan penanganan
pasca panen harus dipandang sebagai satu bagian dari suatu sistem secara
keseluruhan .
1. Penyimpanan
2. Transportasi ( pengangkutan )
Pertanyaan
2.Bagaimana cara anda memasarkan produk yang anda buat dengan persaingan
era globalisasi ini ?
Daftar Pustaka
Prusky, Dov et al., 1999. Effect of hot water brushing, prochloraz treatment and
waxing on the incindence of black spot decay caused by altemaria altemata
in mango fruits. Posstharvest technology and biology 15:165-174
A. Karakteristik Pasar
Setiap produk hortikultura setelah dipanen akan selalu mengalami
penyusutan baik dalam segi bentuk, rasa, warna dan aroma yang mana hal
tersebut menjadi kendala bagi petani maupun distributor dalam
memasarkan produk tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
petani harus mengetahui karakteristik produk hortikultura yang akan
dipasarkan, sehingga dengan mengetahui karakter produk tersebut petani
dan distributor akan mengetahui langkah awal dalam proses pemasaran
produk holtikultura yang tepat. Ada beberapa karakteristik pasar yaitu;
1. Keringkihan produk
Setiap produk hortikultra yang segar pasti akan selalu mengalami
penyusutan setelah dilakukan proses pemanenan. Dan kecepatan dari
penyusutan tersebut tergantung pada varietas produk, kematangan
produk, kondisi pertumbuhan, dan keringkihan alami dari suatu
produk tersebut
2. Curah
Setiap tanaman hortikultura seperti bunga, buah, dan sayur
memiliki kapasitas angkut yang berbeda dan juga volume minimal dan
maksimal dalam pengemasan dan pengangkutan. Hal tersebut jadi
pertimbangan untuk melindungi produk dari kerusakan dalam proses
pendistribusian.
3. Jarak
Dalam produk hortikultura jarak juga sebagai bahan
pertimbangan baik dalam pengemasan maupun dalam pemanenan
suatu produk karena jarak yang terlalu jauh antara perkebunan tempat
produksi dengan tempat pasar penjualan produk akan rusak di
perjalanan. Misal pada produk buah mangga, jika jarak pengiriman
pasar dekat maka langkah pendistribusiannya buah tersebut setelah
matang atau setengah matang dan jika pendistribusiannya memakan
waktu yang relatif lama dan jarak yang jauh maka langkah yang
diambil yaitu proses pengemasannya dengan produk mangga yang
masih mentah, hal demikian dilakukan untuk menghidari kerusakan
buah pada waktu pendistribusian.
4. Tidak dapat mensupply secara terus menerus
Produk hortikultura sangat bergantung pada musim, musim jadi
kendala bagi petani untuk menentukan produk yang akan dihasilkan,
karena dengan perubahan musim yang tidak menentu seperti musim
hujan dan musim panas maka akan berpengaruh terhadap produk yang
akan dihasilkan seperti hasil yang diperoleh, waktu kematangan
produk, mutu produk, dan masa hidup pasca panen.
5. Keragaman
Produk hortikurtura memiliki keragaman mutu, hal tersebut
terjadi karena tidak menentunya iklim, selain tidak menentunya iklim
yaitu perbedaan tekstur tanah dan perbedaan teknis budidaya di setiap
wilayah. Adapun perbedaan fisik pada produk hortikultura yaitu
berupa ukuran, tekstur, bentuk, dan warna.
6. Produksi yang tidak terkoordinasi
Dalam dunia pertanian, peternakan, dan perikan tidak satupun
orang yang dapat menentukan tarjet produksi. Karena dalam setiap
minggu, bulan, dan tahun akan mengalami kebutuhan produk yang
berbeda-beda, supply yang berbeda dan juga pastinya harga juga
berbeda. Demikian disebabkan oleh geografi yang berbeda-beda pada
setiap wilayah sehingga terjadi ketersediaan produk yang tidak tetap
dan juga berpengaruh terhadap harga jual produk.
B. Menentukan Strategi Pasar
Dalam menentukan strategi pemasaran seorang petani harus
menguasai kondisi konsumen dan lingkungan di suatu wilayah pemasaran
tersebut baik dari segi budaya, usia, tingkat perekonomian dan agama.
Untuk menentukan permintaan konsumen seorang petani harus
mengetahui mutu dan kualiatas produk seperti apa yang dibutuhkan oleh
konsumen tersebut, demikian berkaitan dengan beberapa aspek sebagai
berikut;
1. Aspek waktu
Yaitu petani harus mengetahui waktu pemasaran yang tepat dan
juga mampu menjual produk yang sesuai dengan kondisi lingkungan
saat ini, baik bersingungan dengan budaya,agama, dan adat istiadat.
Missal pada kondisi hari raya lebaran kebutuhan bunga meningkat
karena pada saat kondisi tersebut banyak umat muslim ang berziarah
ke kuburan.
2. Aspek tempat
Tempat juga sebagai penentu harga dalam strategi pemasaran, di
dalam setiap daerah memiliki tingkat kebutuhan produk hortikultura
yang berbeda-beda dan juga menghasilkan harga produk yang berbeda
pula, misalnya yaitu harga sayur di wilayah pesisir lebih mahal
daripada di wilayah pegunungan dan juga sebalknya harga ikan laut
lebih mahal di wilayah pegunungan daripada di wilayah pesisir.
3. Aspek bentuk
Sebagian konsumen fisik produk merupakan menjadi salah satu
bahan pertimbangan untuk membeli produk tersebut. Berikut
merupakan fisik produk yang jadi pertimbangan oleh konsumen yaitu;
ukuran, bentuk, kematangan, dan warna.
4. Informasi pasar yang terbaru
Seorang petani harus mencari dan mengetahui informasi terkini
dan trend di pasaran yang berkaitan dengan produk hortikultura baik
dalam segi teknis aupun manfaat dari produk yang dihasilkan.
5. Promosi
Promosi merupakan kegiatan mengenalkan suatu produk kepada
konsumen. Dalam kegiatan tersebut seorang petani harus mampu
mengenalkan produknya dengan menekankan kualitas dan kuantitas
sehingga petani tersebut mampu bersaing dengan produk horti yang
lainnya.
C. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran yaitu kegiatan mendistribusikan produk
hortikultura mulai dari tahap proses pemanenan, persiapan untuk pasar,
dan sampai konsumen akhir.
1. Proses pemanenan
Langkah awal dalam proses pemasaran yaitu masuk pada tahap
pemanenan, dalam proses pemanenan seorang petani harus mampu
mempertimbangkan perlakuan apa yang harus dilakukan dalam proses
pemanenan, serta harus mengetahui langkah selanjutnya yang akan
dilakukan setelah masuk proses pemanenan, juga mengetahui target
psar. Dalam proses pemanenan hendaknya dilakukan secepat mungkin
dengan kematangan yang pas dan menekan resiko terjadi keruskan
produk dengan biaya yang murah.
2. Persiapan untuk pasar
a. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan antara buah yang bagus
dengan yang rusak dan buah yang ukurannya kecil dengan ukuran
buah yang lebih besar sehingga akan lebih hemat biaya dan waktu
dan selain itu ukuran yang lebih besar dapat dijual dalam bentuk
produk unggulan.
b. Grading
Grading yaitu proses pengklasifikasian ukuran dan bentuk
yang bertujuan untuk memudahkan dalam pengemasan dan juga
menyesuaikan kebutuhan konsumen yang sesuai dengan
ukurannya selain itu juga sebagai keuntungan lebih bagi petani
karena jika pengklasifikasian ukuran dan bentuk juga tentunya
pengklasifikasian harga juga otomatis mengikuti.
c. Pengemasan
Setelah melakukan sortasi dan grading selanjutnya masuk
pada proses pengemasan, dan tujuan dari proses pengemasan
yaitu:
Untuk menghindari dari kerusakan dan penyusutan pada
produk
Memudahkan dalam proses pengiriman barang
Sebagai tempat tolak ukur minimal dan maksimal berat
produk dalam pengiriman barang
Untuk memudahkan dalam proses pemindahan produk
karena barang tersebut jadi satu.
Memperpanjang masa simpan
Dan mempertahankan mutu.
d. Penyimpanan
Pada saat penyimpana produk hortikultura, tempat
penyimpanan harus mampu mengurangi kerusakan lebih cepat
pada produk dan lebih tahan lama Adapun bahan pertimbangan
dari penyimpanan produk tersebut yaitu:
Mutu awal harus baik
Menjaga suhu penyimpanan
Kelembaban pada ruang penyimpanan
Sirkulasi udara ang baik
Kepekaan produk
D. Pemasaran Retail
Pemasaran retail merupakan kegiatan pemasaran dengan menjual
produk segar hortikultura langsung dari produsen atau petani ke konsumen
akhir. Namun kendala dari petani dalam pemasaran ratail tersebut adalah
penetapan harga jual yang semakin merosot jika produk segar tidak
langsung habis terjual, karena selain menurunnya kualitas produk yang
sudah tidak segar lagi bahkan jika di simpan lama cenderung rusak atau
busuk yang disebabkan olah petani tidak memiliki tempat atau gudang
penyimpanan yang layak bagi produk segar seperti salah satu contoh ruang
pendingin.
Question:
1. Apa pengaruh jika produk horti seperti buah dan sayur yang tidak segar di
jual ke pasaran?
2. Langkah apa yang harus dilakukan petani jika produk yang dihasilka
berupa produk yang mudah layu/tidak segar?
Daftar Pustaka