Anda di halaman 1dari 7

Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas

Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari

GAMBARAN CITRA TUBUH SISWI DENGAN OBESITAS

DESCRIPTION OF BODY IMAGE WITH OBESITY SCHOOLGIRL

Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470
Email stikesbaptisjurnal@ymail.com

ABSTRAK

Perubahan fisik sangat mempengaruhi perkembangan psikologis seseorang, dan


akan berdampak pada citra tubuh, obesitas dapat menyebabkan gangguan citra tubuh
yang mencakup pandangan pribadi, karakteristik, kemampuan fisik dan persepsi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan citra tubuh Siswi dengan Obesitas di
SMAK Santo Augustinus Kediri. Desain penelitian adalah Deskriptif. Populasi adalah
semua siswa yang obesitas. Jumlah sampel adalah 33 responden diambil menggunakan
teknik Purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah citra tubuh siswi dengan
obesitas. Metode sampling yang digunakan purposive sampling, data dikumpulkan
dengan kuesioner, dan kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 24 responden (72,7%) memiliki citra tubuh negatif, 9
responden (27,3%) memiliki citra tubuh yang positif. Kesimpulannya bahwa siswi
dengan obesitas sebagian besar memiliki citra tubuh yang negatif terhadap dirinya.

Kata kunci: Obesitas, Citra Tubuh, Siswi

ABSTRACT

Physical changes greatly affect a person's psychological development, and will


have an impact on body image, obesity can lead to body image disturbance that includes
personal views, characteristics, physical ability and perception. The purpose of this study
is to describe body image Students with Obesity in SMAK St. Augustine Kediri. The study
design was descriptive. The population is all students are obese. The number of samples
is 33 respondents. The variable of this study is the student body image and obesity. The
sampling method used purposive sampling, data were collected by questionnaire, and
then presented in the form of a frequency distribution. The results showed that 24
respondents (72.7%) have a negative body image, nine respondents (27.3%) have a
positive body image. Conclusion that most of students with obesity have a negative body
image against him.

Keywords: Obesity, Body Image, Schoolgirl

60
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Pendahuluan menyebabkan seseorang makan dalam


jumlah besar secara terus-menerus dan
Masa remaja adalah dimana mudah cepat tanpa terkontrol. Selain itu
sekali terpengaruh oleh lingkungan dan penampilan penderita obesitas juga
Teman terdekat, mudah mengikuti alur kurang menarik, gerakan tidak lincah dan
zaman seperti mode dan trend yang cenderung lamban. Hal ini yang akhirnya
sedang berkembang di masyarakat akan menimbulkan terjadinya depresi dan
khususnya dalam hal makanan modern. memicu obesitas (Barlow, 1998 dalam
Pola makan remaja akan menentukan Dewi, 2014). Pada usia remaja obesitas
jumlah zat-zat gizi yang diperoleh dapat menjadi permasalahan yang cukup berat,
untuk meningkatkan pertumbuhan dan karena keinginan untuk tampil sempurna
perkembangan remaja. Remaja juga yang sering kali diartikan dengan
umumnya melakukan aktivitas fisik lebih memiliki tubuh ramping atau langsing
banyak dibanding usia lainnya, sehingga dan proposional, merupakan idaman bagi
diperlukan zat gizi yang lebih banyak mereka (Mu’tadin, 2010). Seseorang
tetapi dengan pola makan yang salah yang mengalami obesitas akan mudah
pada remaja putri malah akan merasa tersisih atau tersinggung terhadap
mengakibatkan terjadinya obesitas citra tubuhnya (Bethesda, 2007).
(Proverawati, 2010). Di kalangan remaja, Prevalensi kegemukan pada anak
obesitas merupakan permasalahan yang usia sekolah di indonesia sudah mencapai
merisaukan, karena dapat menurunkan sekitar 10% (Depkes, 2005). Hasil survei
rasa percaya diri seseorang dan nasional di Amerika menunjukkan bahwa
menyebabkan gangguan psikologi yang prevalensi obesitas pada remaja semakin
serius. Belum lagi kemungkinan meningkat, dari 12% pada tahun 2008
diskriminasi dari lingkungan sekitar. menjadi 17,9% pada tahun 2010. Hal ini
Dapat dibayangkan jika obesitas terjadi serupa juga ditemui di DKI Jakarta yang
pada remaja, maka remaja tersebut akan menunjukkan prevalensi obesitas yang
tumbuh menjadi remaja yang kurang meningkat seiring dengan pertambahan
percaya diri. Obesitas biasa disebut umur. Penelitian yang dilakukan oleh
dalam bahasa awam sebagai kegemukan Internasional Obesitas Task Force (ITF)
atau berat badan yang berlebih sebagai World Health Organization (WHO)
akibat penimbunan lemak tubuh yang menyebutkan bahwa 99% anak
berlebihan. Permasalahan ini hampir mengalami obesitas karena faktor
terjadi diseluruh dunia dengan prevalensi lingkungan. Hal ini biasanya dipengaruhi
yang semakin meningkat, baik dinegara- oleh aktivitas dan pola makan orang tua
negara maju ataupun negara berkembang, yang relatif sama dengan anak
termasuk Indonesia (Poltekkes, 2010). (Poltekkes, 2010). Hasil pra penelitian
Sejak tahun 2010, WHO juga telah yang dilakukan pada tanggal 6 maret
mendeklarasikan obesitas sebagai 2015 di SMA Katolik Santo Augustinus
epidemik global. Obesitas adalah Kediri terhadap 15 siswi yang mengalami
keadaan seseorang jika berat badanya obesitas, dan didapatkan 8 (53,4%) siswi
lebih dari 30% standar BBI (Berat Badan obesitas yang mengalami gangguan citra
Ideal) atau juga keadaan jika seorang tubuh sedang dan 7 (46,6%) siswi
anak mempunyai berat badan 120% lebih obesitas mengalami gangguan citra tubuh
besar dari berat badan seharusnya pada buruk.
usianya (Wahlqvis,1997 dalam Dewi Prevalensi kegemukan pada anak
2014). Obesitas biasanya disebabkan usia sekolah saat ini semakin meningkat.
karena remaja tidak dapat mengontrol Hal ini menandakan bahwa dampak dari
makanannya, makan dalam jumlah faktor sosial dan lingkungan. Kurangnya
berlebih sehingga berat badannya aktifitas fisik merupakan faktor
melebihi ukuran normal. Pada beberapa peningkatan kegemukan (Troiano, 1998
kasus obesitas terjadi karena binge eating dalam Dewi, 2014). Wanita dengan
disorder, yaitu keadaan yang lemak tubuh lebih dari 30% dianggap

61
Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari

mengalami obesitas. Ada beberapa faktor fisik sangat berpengaruh terhadap


pencetus obesitas, diantaranya adalah perkembangan psikologis serta dan
faktor genetik, pola makan berlebih, membawa dampak sangat besar pada
kurang aktivitas, emosi, serta lingkungan citra tubuh. Ditemukan peningkatan
(Mu’tadin, 2010). Faktor genetik kelainan mental terutama kecemasan
memegang peran penting bagi terjadinya pada wanita muda usia 18-25 tahun
obesitas. Bukan hal yang mengherankan (Becker, 2009). Mereka merasa cemas,
jika pada orang tua yang mengalami sedih, dan juga stres kerena
obesitas, maka anak-anak mereka pada penampilannya menimbulkan kesan yang
generasi selanjutnya akan menjumpai tidak baik terhadap orang lain termasuk
masalah yang sama. Orang yang lawan jenisnya akibat dari obesitas
mengalami obesitas mempunyai resiko (Dariyo, 2008). Perubahan fisik yang
lebih tinggi untuk menderita berbagai terjadi pada seseorang khususnya yang
penyakit seperti kardiovaskuler, mengalami obesitas sangat berpengaruh
resistensi endokrin, dan diabetes tipe 2 terhadap perkembangan psikologis
yang merupakan penyakit-penyakit mereka, serta akan membawa dampak
pembunuh utama manusia atau pemberi sangat besar pada citra tubuh.
beban kesehatan yang tinggi (Hamam, Banyak hal yang dilakukan para
2010). Adapun masalah-masalah gizi siswi yang obesitas untuk mendapatkan
yang biasa dialami pada fase remaja berat badan yang normal salah satunya
adalah obesitas (Khomsan, 2010). dengan memberikan motivasi kepada
Obesitas disebabkan oleh ketidak remaja yang obesitas untuk membuat
seimbangan antara konsumsi kalori dan suatu rencana dalam rangka menurunkan
kebutuhan energi, dimana konsumsi asupan energi dan meningkatkan aktifitas
terlalu berlebih dibandingkan dengan fisik (Atikah, 2010). Pembatasan kalori
kebutuhan/pemakaian energi (energy dan modifikasi diet seharusnya dilakukan
expenditure). Kelebihan energi didalam sehingga mereka dapat mencapai dan
tubuh disimpan dalam bentuk jaringan menjaga berat badan yang diidam-
lemak. Jaringan lemak subkutan didaerah idamkan (Mu’tadin, 2010). Jenis dan
dinding perut bagian depan mudah beratnya latian fisik, jumlah kalori yang
terlihat menebal pada seseorang yang diberikan kepada penderita diberikan
menderita obesitas. Perubahan fisik secara berbeda, serta pemberian obat juga
sangat berpengaruh terhadap disesuaikan dengan keadaan remaja.
perkembangan psikologis, serta akan Merubah pola pandang pada remaja
membawa dampak sangat besar pada untuk melihat tubuhnya sesuai kondisi
citra tubuh. Dilihat dari segi estetika, yang sebenarnya bahwa penampilan fisik
obesitas sering dikaitkan dengan seseorang hanya berperan kecil dalam
penampilan seseorang. Perubahan fisik menunjukkan karakter mereka dan nilai
yang terjadi pada seseorang khususnya dari seseorang. Citra tubuh merupakan
yang mengalami obesitas sangat penampilan fisik individu merasakan
berpengaruh terhadap perkembangan bangga dan menerima bentuk badannya
psikologis mereka, serta akan membawa yang unik dan tidak membuang waktu
dampak sangat besar pada citra tubuhnya. untuk mengkhawatirkan makanan, berat
Citra tubuh mempunyai pengaruh badan, dan kalori (Dewi, 2009) Melihat
terhadap bagaimana cara seseorang pentingnya masalah yang timbul, maka
melihat dirinya (Potter & Perry, 2009). peneliti tertarik untuk meneliti, tujuan
Citra tubuh membentuk persepsi dari penelitian ini adalah gambaran citra
seseorang tentang tubuh, baik secara tubuh siswi dengan Obesitas di SMA
internal maupun eksternal. Persepsi ini Katolik Santo Augustinus Kediri.
mencakup perasaan dipengaruhi oleh
pandangan peribadi tentang karakteristik
dan kemampuan fisik dan oleh persepsi
dari pandangan orang lain. Perubahan

62
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Metodologi Penelitian ini adalah citra tubuh siswi dengan


obesitas. Metode sampling yang
digunakan purposive sampling, data
Desain penelitian adalah dikumpulkan dengan kuesioner, dan
Deskriptif. Populasi adalah semua siswa kemudian disajikan dalam bentuk
yang obesitas. Jumlah sampel adalah 33 distribusi frekuensi melalui software
responden diambil menggunakan teknik komputer.
Purposive sampling. Variabel penelitian

Hasil Penelitian

Tabel 1. Karakteristik Obesitas pada siswi di SMA Katolik Santo Augustinus


Kediri pada Tanggal 26 Juni 2015 – 15 Juli 2015. (n=32)
Obesitas Jumlah (%)
Obesitas I (30,00 – 34,99) 12 37,5
Obesitas II ( 35,00 – 39,99) 17 53,1
Obesitas III (≥40,00 3 9,4

Berdasarkan hasil penelitian tingkat obesitas lebih dari 50%


pada table 1 karakteristik Obesitas responden berada pada obesitas II
pada siswi di SMA Katolik Santo yaitu 21 responden (53,1%).
Augustinus Kediri, berdasarkan

Tabel 2. Karakteristik Citra Tubuh pada Siswi SMA Katolik Santo Augustinus Kediri
pada Tanggal 26 Juni 2015 – 15 Juli 2015. (n=32)
Citra Tubuh Jumlah (%)
Citra tubuh positif 8 25
Citra tubuh negatif 24 75
Total 32 100

Berdasarkan hasil Penelitian responden dengan obesitas II yaitu


pada tabel 2 menunjukkan sebanyak 17 responden (53,1 %) obesitas
karakteristik citra tubuh pada siswi di I sebanyak 12 responden (37,5%),
SMA Katolik Santo Augustinus obesitas III sebanyak 3 responden
(9,4%).
Kediri, sebagian besar responden
Obesitas atau yang biasa dikenal
dengan citra tubuh negatif yaitu 24 sebagai kegemukan, merupakan suatu
siswi (75%). masalah yang cukup merisaukan di
kalangan remaja. Obesitas atau
kegemukan terjadi pada saat badan
Pembahasan menjadi gemuk (obese) yang di sebabkan
penumpukan jaringan adipose secara
berlebihan (Atikah, 2010). Obesitas
Obesitas pada Siswi di SMA Katolik adalah keadaan seseorang jika berat
Santo Augustinus Kediri badannya lebih dari 30 standar BBI
(Berat Badan Ideal) atau juga keadaan
jika seseorang anak mempunyai berat
Hasil penelitian tentang obesitas badan 120% lebih besar dari berat badan
pada Siswi di SMA Katolik Santo seharusnya pada usianya (Wahlqvist,
Augustinus Kediri, didapatkan dari 32 1997 dalam Dewi, 2014). Secara ilmiah,
responden didapatkan hasil lebih 50% obesitas terjadi akibat mengkonsumsi

63
Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari

kalori lebih banyak dari yang diperlukan rasa percaya diri seseorang dan
tubuh. Meskipun penyebab utamanya menyebabkan gangguan psikologi yang
belum diketahui, namun obesitas pada serius. Jika obesitas terjadi pada remaja,
remaja terlihat cenderung kompleks, maka remaja tersebut akan tumbuh
multifaktorial, dan berperan sebagai menjadi remaja yang kurang percaya diri.
pencetus terjadinya penyakit kronis dan Obesitas difase remaja merupakan faktor
degeneratif. Menurut atikah (2010) faktor penentu terjadinya obesitas di fase
resiko yang berperan terjadinya obesitas dewasa. Peningkatan berat badan,
adalah faktor genetik, faktor lingkungan, membawa pada peningkatan resiko
faktor psikososial, faktor kesehatan, terjadinya penyakit kronis bagi siswi
faktor perkembangan, aktivitas fisik. tersebut.namun hal ini dapat dicegah
Seseorang yang menderita obesitas terutama dengan melalukan perubahan
memiliki permukaan tubuh yang relatif gaya hidup. Pada usia remaja obesitas
sempit dibandingkan dengan berat menjadi permasalahan yang cukup berat,
badannya, sehingga panas tubuh tidak karena keinginan untuk tampil sempurna
dapat dibuang secara efisien dan yang sering kali diartikan dengan
mengeluarkan keringat yang lebih memiliki tubuh ramping atau langsing
banyak. Sering juga ditemukan oedema dan proposional, merupakan idaman bagi
(pembengkakan akibat penimbunan mereka. Orang dengan obesitas juga
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan seringkali mengalami gangguan
pergelangan kaki (Atikah, 2010). psikologis berupa rasa rendah diri,
Obesitas bukan hanya tidak enak keadaan depresi, bahkan menarik diri
dipandang mata, namun merupakan dari pergaulan sosial. Merasa kurang
dilema kesehatan yang mengerikan. percaya diri dalam pergaulan karena
Obesitas secara langsung membahayakan berat badannya diatas rata-rata teman
kesehatan seseorang. Menurut Atikah, sebayanya.
(2010) ada beberapa cara yang dilakukan
dalam mendiagnosa obesitas, yaitu
dengan cara mengukur lemak tubuh, Citra Tubuh pada Siswi di SMA
mengukur lingkar pinggang, mengukur Katolik Santo Augustinus Kediri
IMT. Obesitas I : (30,00 – 34,99) ,
Obesitas II : (35,00 – 39, 99) , Obesitas
III : (≥40,00) (WHO,1998 dalam Berdasarkan hasil penelitian
Poltekkes, 2010). Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh
Dari hasil penelitian di SMA pada Siswi SMA Katolik Santo
Katolik Santo Augustinus Kediri dari 33 Augustinus Kediri di dapatkan bahwa
responden siswi yang mengalami sebagian besar responden dengan citra
obesitas terdapat 21 responden (63,6%) tubuh negatif yaitu sebanyak 24
berada pada kriteria obesitas II pada usia responden (25%), sedangkan citra tubuh
remaja. Trend obesitas di SMA Katolik positif sebanyak 8 responden (75%) dari
Santo Augustinus Kediri semakin jumlah total 32 responden (100%).
bertambah tahun obesitas semakin Citra tubuh merupakan bagian dari
meningkat hal ini terkait dengan citra diri, yang memiliki pengaruh
penyebab obesitas dari faktor lingkungan terhadap bagaimana seseorang melihat
banyak diantara mereka yang tidak dirinya. Selanjutnya juga akan
memperhatikan jenis makanan yang menentukan cara seseorang melihat
berlemak tinggi hal ini sesuai dengan dirinya, positif atau negatif. Kalau
pertanyaan kuesioner sebagian besar seseorang menilai dirinya positif, maka
responden menjawab tidak seseorang itu juga yakin akan
mengkhawatirkan makanan yang kemampuan dirinya (Sloan, 2005). Jenis
berlemak tinggi. Di kalangan remaja, kelamin adalah faktor yang paling
obesitas merupakan permasalahan yang penting dalam perkembangan citra tubuh
merisaukan, karena dapat menurunkan seseorang, hal ini dikarenakan wanita

64
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

lebih negatif memandang citra tubuh mengenai bentuk individu, perasan yang
dibanding pria, pria ingin bertubuh besar bertentangan dengan kondisi tubuh
dikarenakan mereka ingin tampil percaya individu sebenarnya. Individu merasa
diri di depan teman – temannya dan bahwa hanya orang lain yang menarik
mengikuti trend yang sedang dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh
berlangsung. Sedangkan wanita ingin individu adalah sebuah tanda kegagalan
memiliki tubuh kurus dan ideal yang pribadi. Individu merasakan malu, self-
digunakan untuk menarik perhatian orang conscious, dan khawatir akan
lain (Satria, 2008). Citra tubuh badannya.Individu merasakan canggung
merupakan sikap seseorang terhadap dan gelisah terhadap badannya (Dewi,
tubuhnya baik disadari atau tidak, 2009).
menyangkut persepsi sekarang dan masa Dasil hasil penelitian di SMA
lalu. Persepsi seseorang terhadap Katolik Santo Augustinus Kediri
bagaimana seharusnya ia bersikap yang didapatkan 24 responden (72,7%)
dilandaskan pada target yang hendak memiliki citra tubuh negatif dan 9
dicapai, keinginan keberhasilan, dan responden (27,3%) memiliki citra tubuh
penilaian (Carpenito, 2009). Citra tubuh positif, dalam tahap ini individu masih
adalah persepsi seseorang tentang tubuh, dipengaruhi lingkungan dalam bersikap,
baik internal maupun eksternal. Persepsi bahkan bersikap tentang dirinya sendiri,
ini mencakup perasaan dan sikap yang dan secara umum citra tubuh dibentuk
ditujukan pada tubuh (Perry dan Potter, dari perbandingan yang dilakukan
2005). Citra tubuh adalah bahwa citra seseorang atas fisiknya sendiri dengan
tubuh merupakan evaluasi dan standar kecantikan yang dikenal oleh
pengalaman afektif seseorang terhadap lingkungan sosial dan budayanya atau
karakteristik dirinya, bisa dikatakan trend yang sedang berlangsung, citra
bahwa investasi dalam penampilan tubuh seseorang merupakan pandangan
merupakan bagian utama dari evaluasi terhadap tubuh yang dikaitkan dengan
diri seseorang (Cash, 2000 dalam Nur faktor perkembangan fisik hal ini di
2010). Citra tubuh merupakan karenakan perempuan cenderung
penampilan fisik individu merasakan memiliki perhatian yang lebih besar
bangga dan menerima bentuk badannya terhadap penampilan tubuhnya dan
yang unik dan tidak membuang waktu membuat wanita lebih sensitif menyikapi
untuk mengkhawatirkan makanan, berat gambaran dirinya. Pada kuesioner
badan, dan kalori (Dewi, 2009). Citra responden dengan citra tubuh negatif
tubuh terdiri dari citra tubuh positif dan banyak yang menjawab merasa malu
citra tubuh negatif, Citra Tubuh yang dengan bentuk tubuh yang gemuk merasa
positif merupakan suatu persepsi yang bahwa orang lain memiliki tubuh
benar tentang bentuk individu, individu menarik, bentuk tubuh tidak seperti yang
melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi di harapkan hal ini sesuai teori Dewi,
yang sebenarnya. Individu menghargai 2009 yang menyatakan citra tubuh yang
badan atau tubuhnya yang alami dan negatif merupakan suatu persepsi yang
individu memahami bahwa penampilan salah mengenai bentuk individu, perasaan
fisik seseorang hanya berperan kecil yang bertentangan dengan kondisi tubuh
dalam menunjukkan karakter mereka individu sebenarnya. Individu merasa
dan nilai dari seseorang. Individu bahwa hanya orang lain yang menarik
merasakan bangga dan menerimanya dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh
bentuk badannya yang unik dan tidak individu adalah sebuah tanda kegagalan
membuang banyak waktu untuk pribadi.
mengkhawatirkan makanan, berat badan,
dan kalori. Individu merasakan yakin dan
nyaman dengan kondisi badannya.
Sedangkan, Citra tubuh yang negatif
merupakan suatu persepsi yang salah

65
Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari

Simpulan Jakarta: Gramedia Pustaka


Umum

Siswi obesitas di SMA Katolik Dewi L. (2014). Gizi Dalam Kesehatan


Santo Augustinus Kediri sebagian Reproduksi. Bandung: Refika
besar mengalami citra tubuh negatif. Aditama.

Hamam, H., (2010). Beban Ganda


Saran Masalah Gizi dan Implikasinya
Terhadap Kebijakan
Bagi Siswi di SMA Katolik Santo Pembangunan Kesehatan
Augustinus Kediri, Diharapkan dapat Nasional.
meningkatkan pengetahuannya tentang
menjaga kesehatan tubuh sehingga tidak Mu’tadin. (2010). Kemandirian Sebagai
kelebihan berat badan yang Kebutuhan Psikologis Pada
menyebabkan terjadinya gangguan citra Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
tubuh mereka, dan dapat menambah
kemampuan siswi untuk menentukan Nur G.( 2010). Teori-Teori Psikologi.
koping yang tepat. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Poltekkes, Depkes. (2010). Kesehatan


Daftar Pustaka Remaja Problem dan Solusinya.
Jakarta: Salemba Medika.
Atikah P, (2010). Obesitas dan Potter, Patrician A. (2005). Buku Ajar
Gangguan Perilaku Makan Pada Fundamental Keperawatan.
Remaja. Yogyakarta: Nuha Jakarta: ECG.
Medika.
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan. (2010).
Becker, S. L., et al., (2011). Diagnosis,
Pangan dan Gizi untuk
Clinical Features, and Self-
Reported Morbidity of Kesehatan. Publisher: Gramedia
Strongyloides stercoralis and Pustaka Utama (GPU)
Hookworm Infection in a Co
Endemic Setting. PLoS Negl Trop Proverawati, Asfuah S., (2010). Buku
Dis, 5 (8): e1292 (1-8) Ajar Gizi untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Bethesda Stroke Center, (2007). Faktor
Risiko Stroke Terkini.Available Satria. (2008). Pengertian dan Tujuan
from: Keluarga Berencana (KB).
http://www.strokebethesda.com/co http://id.shvoong.com
mponnt/option,com_docman/task,d
oc_download/gid,32/Itemid,12 Sloane, E., (2005). Anatomi dan
April 2015. Fisiologi Untuk Pemula.
Penerbit Buku Kedokteran
Carpenito, (2009). Diagnosa (EGC). Jakarta.
Keperawatan. Jakarta: EGC

Dariyo, B (2008). Psikologi


Perkembangan Dewasa Muda.

66

Anda mungkin juga menyukai