ABSTRAK
ABSTRACT
60
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016
61
Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari
62
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016
Hasil Penelitian
Tabel 2. Karakteristik Citra Tubuh pada Siswi SMA Katolik Santo Augustinus Kediri
pada Tanggal 26 Juni 2015 – 15 Juli 2015. (n=32)
Citra Tubuh Jumlah (%)
Citra tubuh positif 8 25
Citra tubuh negatif 24 75
Total 32 100
63
Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari
kalori lebih banyak dari yang diperlukan rasa percaya diri seseorang dan
tubuh. Meskipun penyebab utamanya menyebabkan gangguan psikologi yang
belum diketahui, namun obesitas pada serius. Jika obesitas terjadi pada remaja,
remaja terlihat cenderung kompleks, maka remaja tersebut akan tumbuh
multifaktorial, dan berperan sebagai menjadi remaja yang kurang percaya diri.
pencetus terjadinya penyakit kronis dan Obesitas difase remaja merupakan faktor
degeneratif. Menurut atikah (2010) faktor penentu terjadinya obesitas di fase
resiko yang berperan terjadinya obesitas dewasa. Peningkatan berat badan,
adalah faktor genetik, faktor lingkungan, membawa pada peningkatan resiko
faktor psikososial, faktor kesehatan, terjadinya penyakit kronis bagi siswi
faktor perkembangan, aktivitas fisik. tersebut.namun hal ini dapat dicegah
Seseorang yang menderita obesitas terutama dengan melalukan perubahan
memiliki permukaan tubuh yang relatif gaya hidup. Pada usia remaja obesitas
sempit dibandingkan dengan berat menjadi permasalahan yang cukup berat,
badannya, sehingga panas tubuh tidak karena keinginan untuk tampil sempurna
dapat dibuang secara efisien dan yang sering kali diartikan dengan
mengeluarkan keringat yang lebih memiliki tubuh ramping atau langsing
banyak. Sering juga ditemukan oedema dan proposional, merupakan idaman bagi
(pembengkakan akibat penimbunan mereka. Orang dengan obesitas juga
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan seringkali mengalami gangguan
pergelangan kaki (Atikah, 2010). psikologis berupa rasa rendah diri,
Obesitas bukan hanya tidak enak keadaan depresi, bahkan menarik diri
dipandang mata, namun merupakan dari pergaulan sosial. Merasa kurang
dilema kesehatan yang mengerikan. percaya diri dalam pergaulan karena
Obesitas secara langsung membahayakan berat badannya diatas rata-rata teman
kesehatan seseorang. Menurut Atikah, sebayanya.
(2010) ada beberapa cara yang dilakukan
dalam mendiagnosa obesitas, yaitu
dengan cara mengukur lemak tubuh, Citra Tubuh pada Siswi di SMA
mengukur lingkar pinggang, mengukur Katolik Santo Augustinus Kediri
IMT. Obesitas I : (30,00 – 34,99) ,
Obesitas II : (35,00 – 39, 99) , Obesitas
III : (≥40,00) (WHO,1998 dalam Berdasarkan hasil penelitian
Poltekkes, 2010). Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh
Dari hasil penelitian di SMA pada Siswi SMA Katolik Santo
Katolik Santo Augustinus Kediri dari 33 Augustinus Kediri di dapatkan bahwa
responden siswi yang mengalami sebagian besar responden dengan citra
obesitas terdapat 21 responden (63,6%) tubuh negatif yaitu sebanyak 24
berada pada kriteria obesitas II pada usia responden (25%), sedangkan citra tubuh
remaja. Trend obesitas di SMA Katolik positif sebanyak 8 responden (75%) dari
Santo Augustinus Kediri semakin jumlah total 32 responden (100%).
bertambah tahun obesitas semakin Citra tubuh merupakan bagian dari
meningkat hal ini terkait dengan citra diri, yang memiliki pengaruh
penyebab obesitas dari faktor lingkungan terhadap bagaimana seseorang melihat
banyak diantara mereka yang tidak dirinya. Selanjutnya juga akan
memperhatikan jenis makanan yang menentukan cara seseorang melihat
berlemak tinggi hal ini sesuai dengan dirinya, positif atau negatif. Kalau
pertanyaan kuesioner sebagian besar seseorang menilai dirinya positif, maka
responden menjawab tidak seseorang itu juga yakin akan
mengkhawatirkan makanan yang kemampuan dirinya (Sloan, 2005). Jenis
berlemak tinggi. Di kalangan remaja, kelamin adalah faktor yang paling
obesitas merupakan permasalahan yang penting dalam perkembangan citra tubuh
merisaukan, karena dapat menurunkan seseorang, hal ini dikarenakan wanita
64
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016
lebih negatif memandang citra tubuh mengenai bentuk individu, perasan yang
dibanding pria, pria ingin bertubuh besar bertentangan dengan kondisi tubuh
dikarenakan mereka ingin tampil percaya individu sebenarnya. Individu merasa
diri di depan teman – temannya dan bahwa hanya orang lain yang menarik
mengikuti trend yang sedang dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh
berlangsung. Sedangkan wanita ingin individu adalah sebuah tanda kegagalan
memiliki tubuh kurus dan ideal yang pribadi. Individu merasakan malu, self-
digunakan untuk menarik perhatian orang conscious, dan khawatir akan
lain (Satria, 2008). Citra tubuh badannya.Individu merasakan canggung
merupakan sikap seseorang terhadap dan gelisah terhadap badannya (Dewi,
tubuhnya baik disadari atau tidak, 2009).
menyangkut persepsi sekarang dan masa Dasil hasil penelitian di SMA
lalu. Persepsi seseorang terhadap Katolik Santo Augustinus Kediri
bagaimana seharusnya ia bersikap yang didapatkan 24 responden (72,7%)
dilandaskan pada target yang hendak memiliki citra tubuh negatif dan 9
dicapai, keinginan keberhasilan, dan responden (27,3%) memiliki citra tubuh
penilaian (Carpenito, 2009). Citra tubuh positif, dalam tahap ini individu masih
adalah persepsi seseorang tentang tubuh, dipengaruhi lingkungan dalam bersikap,
baik internal maupun eksternal. Persepsi bahkan bersikap tentang dirinya sendiri,
ini mencakup perasaan dan sikap yang dan secara umum citra tubuh dibentuk
ditujukan pada tubuh (Perry dan Potter, dari perbandingan yang dilakukan
2005). Citra tubuh adalah bahwa citra seseorang atas fisiknya sendiri dengan
tubuh merupakan evaluasi dan standar kecantikan yang dikenal oleh
pengalaman afektif seseorang terhadap lingkungan sosial dan budayanya atau
karakteristik dirinya, bisa dikatakan trend yang sedang berlangsung, citra
bahwa investasi dalam penampilan tubuh seseorang merupakan pandangan
merupakan bagian utama dari evaluasi terhadap tubuh yang dikaitkan dengan
diri seseorang (Cash, 2000 dalam Nur faktor perkembangan fisik hal ini di
2010). Citra tubuh merupakan karenakan perempuan cenderung
penampilan fisik individu merasakan memiliki perhatian yang lebih besar
bangga dan menerima bentuk badannya terhadap penampilan tubuhnya dan
yang unik dan tidak membuang waktu membuat wanita lebih sensitif menyikapi
untuk mengkhawatirkan makanan, berat gambaran dirinya. Pada kuesioner
badan, dan kalori (Dewi, 2009). Citra responden dengan citra tubuh negatif
tubuh terdiri dari citra tubuh positif dan banyak yang menjawab merasa malu
citra tubuh negatif, Citra Tubuh yang dengan bentuk tubuh yang gemuk merasa
positif merupakan suatu persepsi yang bahwa orang lain memiliki tubuh
benar tentang bentuk individu, individu menarik, bentuk tubuh tidak seperti yang
melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi di harapkan hal ini sesuai teori Dewi,
yang sebenarnya. Individu menghargai 2009 yang menyatakan citra tubuh yang
badan atau tubuhnya yang alami dan negatif merupakan suatu persepsi yang
individu memahami bahwa penampilan salah mengenai bentuk individu, perasaan
fisik seseorang hanya berperan kecil yang bertentangan dengan kondisi tubuh
dalam menunjukkan karakter mereka individu sebenarnya. Individu merasa
dan nilai dari seseorang. Individu bahwa hanya orang lain yang menarik
merasakan bangga dan menerimanya dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh
bentuk badannya yang unik dan tidak individu adalah sebuah tanda kegagalan
membuang banyak waktu untuk pribadi.
mengkhawatirkan makanan, berat badan,
dan kalori. Individu merasakan yakin dan
nyaman dengan kondisi badannya.
Sedangkan, Citra tubuh yang negatif
merupakan suatu persepsi yang salah
65
Gambaran Citra Tubuh Siswi dengan Obesitas
Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, Ayunda Intan Permatasari
66