Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aulia Nurul Iftitah

Nim : 1729041048
Matkul : Keamanan Komputer

Pendapat Mengenai Pembatasan dalam


Bersosial Media (UU ITE)
Menurut pendapat saya mengenai pembatasan dalam bersosial media ini sudah
tepat, karena segala sumber kejahatan berasala dari sosial media. Kejahatan bisa
mendatangi diri kita sendiri tanpa disadari melalui celah sosial media. Selain itu,
jika tidak adanya pembatasan dalam bersosial media bisa juga menjerumuskan ke
jalur hukum. Adapun contoh dari kasus ini ialah ketika menjelekkan seseorang
atau menyebarkan berita hoax melalui sosial media. Dengan demikian korban atau
sasaran hoax merasa dirugikan karena termasuk dalam pencemaran nama baik
bahkan lebih berbahaya bisa dikatakan memfitnah orang tersebut. Adapun bahaya
dari fitnah yang sudah dijelaskan dalam al-qur’an, yaitu:

Selain itu, beberapa orang mengatakan bahwa dengan adanya UU ITE yang
membuat tidak bebas menurut saya kurang tepat karena dengan begitu
memberikan efek jera bagi pelaku yang suka menjelekkan atau bisa dibilang cyber
bullying. Sehingga orang yang menggunakan sosial media dapat berpikir dua kali
ketika ingin memposting sesuatu. Adapun dalam al-qur’an kita harus menjaga
adab menjaga lisan (walaupun sosial media, tetapi dari ketikan juga bisa
menyakiti seseorang, bahkan memicu perkelahian), salah satunya yaitu:
Jadi, bisa disimpulkan dalam bersosial media perlu menjaga adab, dan kalaupun
jika ingin mengeluarkan pendapat atau kritik terhadap seseorang boleh saja asal
tetap mematuhi peraturan UU ITE, yang tidak menjurus SARA ataupun
hoax(fitnah).
Sumber:
1. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5d2d75a9b17f0/pembatasan-
berkomentar-di-medsos-merampas-hak-kebebasan-berpendapat/#:~:text=Hak%20Kebebasan
%20Bependapat&text=Di%20Indonesia%20kebebasan%20untuk%20berpendapat,%2C
%20berkumpul%2C%20dan%20mengeluarkan%20pendapat.
2. https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html
3. https://tafsirweb.com/39141-ayat-tentang-fitnah.html

Anda mungkin juga menyukai