“EVALUASI PENDIDIKAN”
Dosen Pengampuh:
Sri Nurabdiah Pratiwi, Dr., M.Pd
Di susun Oleh:
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah serta karuniaNya yang diberikan kepada saya serta umur yang
diberikan sehingga sampai saat ini saya masih dapat merasakan nikmat yang telah
diberikan Dan karenaNya saya dapat menyelesaikan tugas MAKALAH ini.
Tak lupa pula saya sebagai Penulis berterima kasih kepada Dosen saya mata
kuliah Filsafat Pendidikan yang telah mengamanahkan tugas ini kepada saya untuk
dapat mengerjakan tugas ini. Semoga dengan adanya makalah saya ini dapat
bermanfaat dalam metode pembelajaran Filsafat Pendidikan ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat,
mohon maaf bila ada kesalahan atau kesilapan dalam pembuatan makalah ini
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Dan jika ada kesalahan maka itu
ada pada saya sebagai Penulis makalah ini, saya sebagai penulis sangat menerima
kritikan dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya Penulis dapat
memperbaiki. Karena saya sebagai penulis sadar akan kesalahan yang ada pada
makalah ini masih banyak dan terdapat kekurangan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Pendidikan Dalam Metode Mengajar di setiap Negara
merupakan hal yang penting, baik di rumah, di lingkungan masyarakat, dan di
sekolah merupakan hal yang penting untuk melakukan kegiatan belajar pada
setiap individu. Dan kegiatan pendidikan merupakan salah satu tugas Utama
Guru. Dimana dalam kegiatan belajar setiap Siswa membutuhkan seorang
guru untuk memberikan ilmu yang bermanfaat kepada Siswa-Siswinya.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Evaluasi?
Mengapa dalam Evaluasi harus diperhatikan oleh seorang guru?
Apa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru?
Mengapa prinsip perlu dipahami oleh seorang guru?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pemahaman peserta didik yang sudah diberikan oleh
pendidik dalam proses belajar mengajar disekolah. Mengetahui hasil
pencapaian belajar di kelas yang dapat dilakukan dengan cara mengukur dari
tingkat ketercapaian standar yang telah ditentukan dan melalui tugas-tugas
sekolah yang telah diberikan.
1
BAB II
EVALUASI PENDIDIKAN
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan
Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown
(1977) digunakan untuk memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi
pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang
dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam
rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau
singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai
pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Dan menurut Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mengatakan “Evaluasi
adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Evaluasi Pendidikan Islam adalah
suatu taraf untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan
Islam”.
Evaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk setiap guru yang berbeda. Beberapa
arti yang telah secara luas dapat diterima oleh guru di lapangan. Evaluation is a
process which determines the extent to which objectives have been achieved.
2
Defenisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu
kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Evaluasi juga
memberi arti mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan
pengambil keputusan.
C. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir
sebagian besar, jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Sesuai dengan
pendapat Cross yang mengatakan bahwa a principle is a statement that holds in most,
if not all cases. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena
dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi
dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Evaluasi program mencakup pokok bahasan yang lebih luas. Cakupan bisa
dimulai dari evaluasi kurikulum sampai evaluasi program dalam suatu bidang studi.
Sesuai dengan cakupan yang lebih luas maka yang menjadi objek evaluasi program
juga dapat bervariasi, termasuk diantaranya kebijakan program, implementasi
program, dan efektivitas program.
Secara garis besar evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi 3 macam luasan, yaitu;
3
1. Pencapaian Akademik
Secara definitif pencapaian akademik diartikan sebagai pencapaian siswa
dalam semua cakupan mata pelajaran. Evaluasi pencapaian akademik,
mencakup semua instrument evaluasi yang direncanakan secara sistematis
guna menentukan derajat dimana seorang siswa dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya oleh para guru. Evaluasi
pencapaian akademik cakupan kegiatannya antara lain, tes paper pen, tes
penampilan, dan prosedur nontesting lainnya yang mengukur semacam
perubahan tepat dari perilaku siswa.
Suatu evaluasi perlu memenuhi syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang
kemudian direflesikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus
4
mempunyai syarat seperti berikut: 1.valid, 2.andal, 3.objektif, 4.seimbang,
5.membedakan, 6.norma, 7.fair, 8.praktis.
Selain untuk melengkapi penilaian, secara luas evaluasi dibatasi sebagai alat
penilaian terhadap faktor-faktor penting suatu program termasuk situasi, kemampuan,
pengetahuan, dan perkembangan tujuan.Minimal terdapat 6 tujuan evaluasi dalam
kaitannya dengan belajar mengajar. Keenam tujuan evaluasi adalah sebagai berikut.
1. Menilai ketercapaian (attainment) tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan
belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa.
2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar
dikategorikan sebagai kognitif, psikomotor, dan afektif.
3. Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
Setiap orang masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing.
Siswa mungkin juga memiliki karakteristik yang bervariasi misalnya dari
keluarga ekonomi menengah atau atas, keluarga yang pecah, dan keluarga
yang telah memiliki keterampilan khusus.
4. Memotovasi belajar siswa. Evalulasi juga harus dapat memotivasi belajar
siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik motivasi, tetapi masih
sedikit di antara para guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan
dengan evaluasi.
5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi
diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi
yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas
pribadi, adaptasi sosial, kemampuan membaca dan skor hasil belajar.
6. Menyediakan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. Keterkaitan
evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini karena
evaluasimerupakan salah satu bagian dari intruksional. Antara instruksional
dengan kurikulum juga saling berkait seperti instruksional dapat berfungsi
sebagai salah satu komponen penting suatu kurikulum. Beberapa guru sering
mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar dengan mudah menurut
kepentingan mereka.
F. METODE EVALUASI
Pada situasi kelas yang sebenarnya, di mana seorang guru misalnya memiliki 24
siswa atau lebih perlu melakukan evaluasi dengan cara yang baik. Untuk mencapai
tujuan itu ia perlu menguasai macam-macam metode untuk melakukan evaluasi yang
relevan. Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan
menjadi 2 macam bentuk, yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah
yang biasanya direalisasikan dengan tes tertuli. Tes ini digunakan utamanya untuk
memperoleh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif.
Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap
atau menghapal kembali dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya
diberikan dengan item pertanyaan menghapal yang diantaranya sebagai jawaban
5
bebas, melengkapi, dan identifikasi (Cross 1973: 19). Pertanyaan pengenalan
dibedakan menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal benar-salah, pilihan ganda,
dan menjodohkan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan ke dalam dua jawaban berbeda,
yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan menggunakan
pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan, mengontraskan,
menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian, menganalisis perbedaan, menarik
kesimpulan, dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Alat observasi ini dapat berupa ceklis, skala rating, dan beberapa kartu skor.
Dengan menggunakan alat observasi, seorang guru dapat mengevaluasi penampilan
siswa yang baru melakukan kegiatan terencana, seperti kerja laboratorium, kebiasaan,
demonstrasi, tingkah laku kelas, dan asumsi pertanggungjawaban. Alat notes juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan belajar yang dibuat di sekolah
maupun di rumah. Alat observasi dapat juga digunakan untuk mengevaluasi tingkah
laku seperti sikap, apresiasi, interaksi sosial, dan nilai keputusan. Guru dan siswa
mendapatkannya dalam evaluasi tingkah laku pribadi.
Bentuk laporan antara lain, catatan harian, angket, dan otobiografi. Alat-alat ini
digunakan oleh para siswa yang mengerjakan evaluasi sendiri (self evaluation)
sebagai bentuk evaluasi mereka. Guru juga seering menggunakan benetuk laporan
untuk mengevaluasi masing-masing penampilan atau belajar yang efektif tergantung
pada tujuan format laporan.
Alat evaluasi lain yang termasuk nontes ialah angket atau kuesioner. Angket
banyak digunakan dalam proses penelitian guna mengeksplorasi informasi atas dasar
pilihan siswa. Dalam bidang evaluasi, angket sering digunakan untuk menentukan
kondisi tertentu dan fakta tentang siswa. Alat ini boleh dipertimbangkan secara
individual atau secara grup.
6
dalam melakukan evaluasi belajar. Keempat pertimbangan tersebut, yaitu sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi tujuan yang dapat dijabarkan dari a) prosedur evaluasi dan
hubungannya dengan mengajar, b) pengembangan interes kebutuhan individu,
c) kebutuhan individu siswa, d) kebutuhan yang dikembangkan dari
komunitas/masyarakat, e) dikembangkan evaluasi hasil belajar pendahulunya,
f) dikembangkan dari analisis pekerjaan, dan g) pertimbangan dari para ahli.
2. Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasi dengan pretes
sebagai awal, pertengahan, dan akhir pengalaman belajar (postes).
3. Menentukan standar yang bisa dicapai dan “menantang” siswa belajar lebih
giat. Pembuatan standar yang dapat diajarkan melalui penilaian materi,
penggunaan alat bantu visual. Di samping itu, standar juga dapat dibuat
melalui pengembangan dan pemakaian alat observasi yang sering dilakukan
oleh seorang guru untuk memenuhi kepentingan mereka.
4. Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna: a) memilih
tujuan, b) menganalisis pertanyaan problem solving, dan c)menentukan nilai
seorang siswa.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ini pokok pembahasan evaluasi yang kegiatan dalam lingkup ruang belajar dikelas,
bahasan evaluasi ini mencakup evaluasi kurikulum dalam bidang studi, sampai pada
evaluasi penyelenggaraan program dalam satu lembaga pendidikan di suatu sekolah.
Evaluasi ini harus sangat dipahami dan dimengerti oleh setiap para pendidik (Guru)
untuk dapat mengevaluasi hasil pembalajaran peserta didik selama kegiatan belajar
berlangsung.
B. Saran
Untuk setiap para peserta didik agar lebih memahami evaluasi pembelajaran pada
setiap hasil proses belajar yang ada di kegiatan selama di sekolah. Evaluasi dilakukan
setiap satu semester yaitu pada ujian semester sekolah.
8
Daftar Pustaka
yudafauzy. (2012, september 1). yudafauzy.blogspot.com. Retrieved desember jumat, 2019, from
http://yudafauzy.blogspot.com/: http://yudafauzy.blogspot.com/