Anda di halaman 1dari 16

Tugas Pribadi

Rabu/ 17 Maret 2021

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN FISIKA

“PROCESS SKILLS”

OLEH :

Silvia Agustin
20175015/ 2020

DOSEN PEMBIMBING

Prof. Dr. FESTIYED, M.S


Dr. FATNI MUFIT, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengembangan Asesmen Pembelajaran Fisika. Judul dari makalah ini yaitu
“Process Skills”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Asesmen Pembelajaran Fisika Program Pasca Sarjana
Kependidikan Fisika di Jurusan Fisika Universitas Negeri Padang.
Penulisan makalah ini diambil dari berbagai sumber, baik buku maupun
internet serta membuat gagasan dari sumber-sumber tersebut. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Fatni
Mufit,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Asesmen
Pembelajaran Fisika.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
E. Landasan Agama.....................................................................................3
F. Landasan Yuridis.....................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................5
A. Process skills...........................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................11
A. Matriks Pengertian Process skills.........................................................11
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar manakala guru memfalisitasi kegiatan
pembelajaran yang berorientasi pada perolehan keterampilan belajar kepada peserta didik.
Proses adalah hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Mengimplementasikan kurikulum
2013 membutuhkan perubahan paradikma tentang keberhasilan suatu pembelajaran. Sebelum
kurikulum 2013 pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu menyelesaikan
soal-soal ulangan atau ujian dengan memperoleh nilai yang baik. Selain itu, guru merasa
telah melaksanakan tugasnya jika semua materi pembelajaran sudah tersampaikan kepada
peserta didik. Artinya perbelajaran belum berpusat kepada peserta didik (student center),
melainkan berpusat pada guru (teacher center) dan materi pembelajaran (subject center).
Kondisi ini menunjukkan bahwa evaluasi pembelajaran belum dilaksanakan dengan
sesungguhnya. Tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran masih terabaikan. Guru
mengembangkan instrumen evaluasi masih berorientasi hanya pada materi pembelajaran dan
ruang lingkup instrumen tersebut masih bertumpu pada aspek pengetahuan saja. Padahal
salah satu prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh UNESCO adalah kegiatan
pembelajaran yang seyogyanya menanamkan kemampuan belajar untuk belajar (learning to
lern). Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar memiliki peran yang penting dalam
pembelajaran.
Pembelajaran yang memiliki karakteristik tersebut adalah pembelajaran yang berbasis
process skills (keterampilan proses). Pembelajaran keterampilan proses sebenarnya sudah
lama dikenal dan digunkan dalam lingkungan pendidikan sains. Prinsip pembelajaran sains
adalah untuk memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman secara langsung.
Beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan ketrampilan proses sains
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung
semakin cepat sehingga para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada peserta didiknya; kedua, sesuai dengan pendapat para ahli psikologi yang mengatakan
bahwa peserta didik-peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui

1
perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar nyata;
ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya
bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data
baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang
prinsipnya mengandung kebenaran relatif; keempat, dalam proses pembelajaran seharusnya
pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri peserta
didik.
Berdasarkan keempat alasan ini dicari cara mengajar-belajar yang sebaik-baiknya
dengan melakukan pendekatan yang baru. Pendekatan itu adalah cara belajar peserta didik
aktif yang mengembangkan keterampilan proses. Keterampilan proses ini melibatkan
keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan proses
atau intelektual terlibat dengan melakukan ketrampilan proses peserta didik menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam ketrampilan proses karena mungkin
mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat.
Dengan keterampilan proses dimaksudkan agar tercipta interaksi antara sesama peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses. Sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas penulis akan membahas tentang Keterampilan Proses (Process Skills)
yang bertujuan untuk menambah wawasan dan juga sebagai tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Fisika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan rumusan masalah :
1. Apa definisi process skills?
2. Apa prinsip-prinsip dan jenis–jenis keterampilan proses sains (KPS)?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, tujuan penulisan makalah ini
yaitu :
1. Mengemukakan definisi process skills?
2. Mengemukakan prinsip-prinsip dan jenis–jenis keterampilan proses sains (KPS)?

D. Manfaat Penulisan

2
Penulisan dari makalah ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak. Manfaat
penulisan makalah ini yaitu :
1. Penulis, sebagai modal dasar dalam mengembangkan pengetahuan mengenai process
skills dan memenuhi tugas mata kuliah pengembangan asesmen pembelajaran fisika.
2. Guru, sebagai sumber informasi dan pedoman mengenai process skills.
3. Pembaca, sebagai tambahan wawasan tentang process skills.

E. Landasan Agama
Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an dan hadits yang diperkaya penafsiran para ulama
ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan yang telah
memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam
menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik
pria maupun wanita yang berlangsung seumur hidup semenjak dari buaran hingga ajal datang
(al-Hadits) – life is education.
Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam pencapaian hasil
yang digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan pendidikan. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang evaluasi pendidikan, akan dipaparkan tafsiran surat al-ankabut ayat 2-3 tentang
evaluasi pendidikan. Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2-3:

)2( َ‫يُ ْفتَنُون‬  ‫اَل‬ ‫ َو ُه ْم‬ ‫آَ َمنَّا‬ ‫يَقُولُوا‬  ْ‫أَن‬ ‫يُ ْت َر ُكوا‬  ْ‫أَن‬ ‫اس‬ ُ َّ‫الن‬ ‫ب‬ َ ‫س‬ ِ ‫أَ َح‬ .F
)3( َ‫ا ْل َكا ِذبِين‬  َّ‫ َولَيَ ْعلَ َمن‬ ‫ص َدقُوا‬ َ   َ‫الَّ ِذين‬ ُ ‫هَّللا‬  َّ‫فَلَيَ ْعلَ َمن‬ ‫قَ ْبلِ ِه ْم‬  ْ‫ ِمن‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫فَتَنَّا‬ ‫ َولَقَ ْد‬  .G

Artinya:
(2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
(3) “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta”.

Evaluasi itu perlu dilakukan, dengan mengingat akan sifat-sifat manusia itu sendiri yaitu
manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk yang suka membantah dan ingkar kepada
Allah, mudah lupa dan banyak salah namun mempunyai batas untuk sadar kembali. Tetapi di
sisi lain manusia juga merupakan makhluk terbaik dan termulia, yang dipercaya Allah untuk
mengemban amanat yang istimewa, yang diangkat sebagai khalifah di bumi dan yang telah
diserahi Allah apa yang ada di langit dan di bumi.

3
Bertolak dari kajian tersebut, maka ditemukan hal-hal prinsipal sebagai berikut: bahwa
manusia itu ternyata memiliki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tertentu,
sehingga perlu diperbaiki baik oleh dirinya sendiri maupun pihak lain. Namun manusia itu
juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu sehingga kemampuan tersebut perlu
dikembangkan dan manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai posisi tertentu sehingga
perlu dibina kemampuannya untuk mencapai posisi tersebut. Dengan mengingat hal-hal
tersebut, maka evaluasi amatlah diperlukan, apalagi dalam proses pendidikan.

F. Landasan Yuridis
Undang-undang No 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional telah
menjelaskan bahwa “sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kemudian
pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 telah dijelaskan tentang Standar Nasional
Pendidikan yaitu berjumlah delapan buah: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Dari delapan standar
pendidikan nasional, standar penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan dari
standar nasional pendidikan lainnya. Permendikbud tahun 2013 menyatakan bahwa Penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Process Skill


Keterampilan proses menurut para ahli:
1. Menurut Herlen (Indrawati, 1999:3) keterampilan proses (process skill) sebagai proses
kognitif ternasuk didalamnya juga interaksi dengan isinya (content).
2. Keterampilan proses merupakan kemampuan peserta didik untuk mengelola
(memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada peserta didik untuk mengamati, menggolongkan,
menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan
hasil perolehan tersebut” (Azhar, 1993: 7).
3. Menurut Conny (1990: 23) pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan
sistem belajar yang mengefektifkan peserta didik (CBSA) dengan cara mengembangkan
keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan
menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan
nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”.
4. Dimiyati (2002: 138) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik adalah:
a. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada pengertian yang tepat tentang
hakekat ilmu pengetahuan peserta didik dapat mengalami rangsangan ilmu
pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
b. Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada peserta
didik bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar menceritakan atau
mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
c. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat
peserta didik belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan agar hasil
belajar yang optimal
3. Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini. (Dimiyati,
2002: 137)
5
Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam kegiatan
belajarnya. Untuk itu cara belajar peserta didik aktif (CBSA) yang mengembangkan
keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan di sini adalah kemampuan fisik dan
mental yang mendasar  sebagai penggerak kemampuan-kemampuan lain dalam individu.
Sedangkan Conny (1990: 14). mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi
perlu diterapkan pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar
yaitu:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin
lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada peserta didik.
2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit.
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya
bersifat relatif 
4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskand ari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

C. Teori-Teori Belajar yang Mendukung Keterampilan Proses


Keterampilan proses merupakan asimilasi dari berbagai keterampilan intelektual yang
dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Piaget (Duherti, 2003) mengemukakan bahwa
kemampuan berpikir anak akan berkembang bila dikomunikasikan secara jelas dan cermat
yang dapat disajikan berupa grafik, diagram, tabel, gambar atau bahasan isyarat lainnya.
Brunner (Hendrik, 2000) mengemukakan bahwa dalam pengajaran dengan pendekatan
keterampilan proses penemuan anak akan menggunakan pikirannya untuk melakukan
berbagai konsep atau prinsip. Dalam proses penemuan (discovery) anak melakukan operasi
mental berupa pengukuran, prediksi, pengamatan, inferensi, dan pengelompokkan. Operasi
mental yang menyangkut keterampilan intelektual tersebut dapat mengembangkan
kemampuan anak dalam membentuk pengetahuan, anak akan mengetahui lingkungan dengan
bekal konsep atau pengetahuan (prior knowledge) yang telah ada. Jika objek yang diamati
dengan konsep prior tadi, maka pengetahuan anak akan bertambah. Pada hekekatnya hasil
kegiatan pengamatan itu menyebabkan meningkatnya pengetahuan si anak. Oleh sebab itu
proses mental di atas digunakan sebagai dasar bagi pengembangan keterampilan proses sains
untuk menemukan konsep dan prinsip. Kemudian Bruner (Hendrik, 2000) menyatakan jika
seseorang individu belajar dan mengembangkan pikirannya, maka sebenarnya ia telah
menggunakan potensi intelektual untuk berfikir dan ia setuju bahwa melalui sarana
6
keterampilan-keterampilan proses sains anak akan dapat didorong secara internal membentuk
intelektual secara benar.
Ausubel (Dahar, 1996) berpendapat jika anak belajar dengan perolehan informasi
melalui penemuan, maka belajar ini menjadi belajar yang bermakna. Hal ini termasuk apabila
informasi yang diperolehnya dapat berkaitan dengan konsep atau infromasi yang sudah ada
padanya. Dari tiga pakar di atas menurut Hendrik (2000) dapatlah ditarik kesimpulan yang
menghubungkan ketiganya dalam suatu bentuk dukungan terhadap penggunaan keterampilan
proses sains yaitu adanya kemampuan dan tahap intelektual serta pandangan belajar terhadap
perkembangan pengetahuan anak, maka cara belajar anak dengan mengembangkan berbagai
aspek discovery akan menyebabkan hasil belajar yang bermakna. Hal tersebut dapat terjadi
jika dikembangkan proses belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan keterampilan
proses.

D. Hal-hal yang Mendasari Pembelajaran dengan Menggunakan Keterampilan Proses


Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam kegiatan pembelajaran didasarkan
pada hal-hal berikut:
1. Percepatan Perubahan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Percepatan perubahan IPTEK ini, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-
satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori. Untuk mengatasi hal-hal ini
perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan
prinsip pada siri peserta didik.
2. Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar
yang optimal.
Ini berarti kegaitan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada peserta didik
memperlihatkan unjuk-kerja melalui sejumlah keterampilan memproses semua fakta,
konsep, dan prinsip sangat dibutuhkan.
3. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu.
Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemprosesan dan pemerolehan
kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan mengarahkan peserta didik
pada kesadaran keterbatasan manusiawi dan keunggulan manusiawi, apabila
dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7
E. Jenis-jenis Keterampilan Proses
Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan sesuatu yang baru, menurut pengamatan, tidak
menguasai semua konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai
kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga
mereka bias menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru.
Dalam Conny (1987) menyatakan kemampuan-kemampuan dasar yang dimaksud
tersebut adalah mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan
ruang dan waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen,
mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara, meramalkan,
menerapkan, dan mengkomunikasikan.
Dalam Nuryani (1995) menyatakan bahwa keterampilan proses terdiri dari sejumlah
keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan
khusus dalam masing-masing keterampilan tersebut. keterampilan tersebut yaitu:
1. Melakukan pengamatan (observasi)
Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar , pengecap, dan peraba pada
waktu mengamati ciri-ciri obyek merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar
IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga
termasuk keterampilan proses mengamati.
2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi)
Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil
utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi.
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk alat-alat gerak dengan
habitatnya menunjukkan bahwa peserta didik melakukan interpretasi, begitu pula jika
peserta didik menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan tentang
jenis-jenis makanan berbagai burung, misalnya semuanya bergizi tinggi, dan
menyimpulkan bahwa makanan bergizi diperlukan oleh burung.
3. Mengelompokkan (klasifikasi)
Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah peserta didik mengenali ciri-
cirinya. Dengan demikian dalam proses mengelompokkan tercakup beberapa kegiatan
seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan,
dan mencari dasar penggolongan.
4. Meramalkan (prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan
perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola
8
vang sudah ada. Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu di
sebelah timur merupakan contoh prediksi.
5. Berkomunikasi
Membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernafasan termasuk berkomunikasi dalam
pembelajaran IPA. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram juga
termasuk berkomunikasi.Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah
menjelaskan hasil percobaan, misalnya memerikan tahap-tahap perkembangan daun,
termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
6. Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variable, atau mengajuka perkiraan
penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesisi diungkapkan cara melakukan pemecahan
masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk
mengujinya.Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
tumbuh, dapat dibuat hipotesis. "Jika diberikan pupuk NPK, maka tumbuhan akan lebih
cepat tumbuh". Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variable (faktor pupuk dan cepat
tumbuh), ada perkiraan penyebabnya (meningkatkan), serta mengandung cara untuk
mengujinya (diberi pupuk NPK).
7. Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses
merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan peserta didik tidak
dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan,
berarti peserta didik diminta merencanakan dengan cara menenetukan alat dan bahan
untuk penyelidikan tersebut.
Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh
pupuk terhadap laju pertumbuhan tanaman juga termasuk kegiatan merancang
penyelidikan. Selanjutnya menentukan variable kontrol dan variable bebas, menentukan
apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga
termasuk merencanakan penyelidikan.
Sebagaimana dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara
mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikan pun
terlibat kegiatan menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik
kesimpulan.

9
8. Menerapkan konsep atau prinsip
Setelah memahami konsep pembakaran zat makanan menghasilkan kalori, barulah
seorang peserta didik dapat menghitung jumlah kalori yang dihasilkan sejumlah gram
bahan makanan yang mengandung zat makanan.Apabila seseorang peserta didik mampu
menjelaskan peristiwa baru (misal banjir) dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki (erosi) dan pengangkutan oleh air, berarti ia menerapkan prinsip yang telah
dipelajarinya. Begitu pula apabila peserta didik menerapkan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru.
9. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa,
bagaimana ataupun menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang meminta
penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukkan bahwa peserta didik ingin
mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana
keseimbangan ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya berpikir. Pertanyaan
tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya sudah memiliki gagasan atau
perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya
tidak sekedar bertanya, tapi melibatkan pikiran.

10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Pengertian Process Skills
Pengertian
Menurut Conny Dimiyati (2002: Keterampilan Menurut Herlen
(1990: 23) 138) proses merupa (Indrawati,
pendekatan keter mengatakan kan 1999:3)
ampilan bahwa kemampuan keterampilan
proses adalah pendekatan peserta didik proses (process
pengembangan keterampilan untuk skill) sebagai
sistem belajar proses dimaksud mengelola proses kognitif
Process Skills
yang kan untuk (memperoleh) ternasuk
mengefektifkan mengembangka yang didapat didalamnya juga
peserta didik n kemampuan dalam kegiatan interaksi dengan
(CBSA) dengan yang dimiliki belajar isinya (content).
cara oleh peserta mengajar
mengembangkan didik (KBM) yang
keterampilan memberikan
memproses kesempatan
perolehan seluas-luasnya
pengetahuan pada peserta
sehingga peserta didik untuk
didik akan mengamati,
menemukan, menggolongka
mengembangkan n,
sendiri fakta dan menafsirkan,
konsep serta meramalkan,
menumbuhkan menerapkan,
sikap dan nilai merencanakan
yang dituntut penelitian,
dalam tujuan mengkomunik
pembelajaran asikan hasil
khusus”. perolehan
tersebut”
(Azhar, 1993:
7).

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian process skills : pengembangan sistem belajar yang
mengefektifkan peserta didik (CBSA) dengan cara mengembangkan
keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik
akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran
khusus.
2. Keterampilan dasar process skills adalah : mengobservasi, menghitung,
mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang dan waktu, membuat
hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal,
menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara, meramalkan,
menerapkan, dan mengkomunikasikan

B. Saran
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan oleh karena itu diharapkan
saran dan kritikan agar makalah menjadi lebih baik lagi

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Yanto. 2011. Process Skill. http://muhammadyanto19.blogspot.com/2011/03/


proccess-skill.html (Diakses 16 Maret 2021)

Nuryani Rustaman. 1995. Penyusunan Butir Soal KPS. Bandung: FMIPA UPI

Rina Eka. 2015. Pendekatan Dalam Pembelajaran. https://www.academia.edu/


7310855/ (Diakses 16 Maret 2021)

Sarwanto. 2009. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. http://sarwanto.staff.


uns.ac.id/files/2009/04/kps.doc. Semarang: UNS

Suryosubroto.2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Penerbit


Rineka Cipta

13

Anda mungkin juga menyukai