Anda di halaman 1dari 45

Tugas Pribadi

Rabu/05-05-2021

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN FISIKA
“Performance Of Product And Skill”

OLEH :
SILVIA AGUSTIN (20175015)

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata
kuliah Pengembangan Asesmen Pembelajaran Fisika yang berjudul Performance
Of Product And Skill. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak
menemukan kendala. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Asesmen Pembelajaran Fisika Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S. dan Ibu. Dr. Fatni
Mufit, S.Pd, M.Si. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dari segi materi maupun penulisan. Maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka penyempurnaan
makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
D.Manfaat Penulisan................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................3
A.Landasan Agama..................................................................................................3
B. Landasan Yuridis.................................................................................................4
C. Pengertian Performance Assessment....................................................................6
D.Pengertian Performance of Product and Skills.....................................................9
E. Perbedaan Performance Product dan Performance Skill.....................................9
F. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum...............................14
G.Pengembangan Performance Praktikum dan Non-Praktikum............................17
H.Contoh Penilaian Analitik dan Penskoran..........................................................22
I. Target Penilaian Praktikum................................................................................25
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................26
A.Matriks Penilaian Kinerja (Performance Assesment).........................................26
B. Matriks Performance Of Product and Skills......................................................29
C. Matriks Perbedaan Performance Of Product and Skills.....................................30
D.Matriks Perbedaan Penilaian Praktikum dan Non Praktikum.............................30
E. Matriks Pengembangan Performance Praktikum dan Non Praktikum...............33
F. Matriks Penyekoran Performance Praktikum dan Non Praktikum.....................36
BAB IV PENUTUP......................................................................................................39
A.Kesimpulan........................................................................................................39
B. Saran..................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................40

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian (assessment) merupakan penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut. Hal lain bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan informasi
yang menyeluruh, artinya dalam penilaian guru dapat mengembangkan berbagai
jenis penilaian, baik berupa pengukuran dan pengujian tingkat kognitif,
psikomotor, maupun afektif.
Fisika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari fenomena alam semesta,
hukum-hukumnya, dan interaksinya. Setiap gejala apa saja pasti terkait dengan
hukum Fisika. Benda diam maupun bergerak, seorang yang duduk, berdiri, olah
raga, memasak, atau mengendalikan kendaraan, mesin, pesawat, serta bekerja apa
saja tidak terlepas dari hukum Fisika. Guna meningkatkan pemahaman fisika
sangat diperlukan praktikum. Praktikum ini meliputi berbagai percobaan yang
terkait dengan materi yang diberikan dalam perkuliahan. Praktikum tidak sekedar
ditujukan untuk peningkatan kualitas dalam ranah psikomotorik, tetapi diharapkan
praktikum dapat menunjang penguasaan kognitif maupun afektif mahasiswa.
Untuk itu diperlukan adanya penilaian yang dapat menilai dari kinerja yang
dilakukan siswa, yaitu assesmen kinerja. Asessmen kinerja adalah suatu prosedur
yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi
tentang apa dan sejauh mana yang telah dilakukan dalam sebuah program.
Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam
menyelesaikan suatu tugas yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu
hasil dari unjuk kerja tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka pada makalah ini
membahas tentang Performance Of Product And Skill.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Performance of Product and Skills?
2. Bagaimana perbandingan Performance Praktikum dan non-praktikum beserta
cara pengembangannya, pengukuran dan penyekorannya?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian Performance of Product and skills
2. Mengetahui perbandingan Performance praktikum dan non-praktikum beserta
cara pengembangannya, pengukuran, dan penyekorannya.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai
pihak, adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang Performance of Product and skills.

E. Landasan Agama
Dalam Al-Qur’an telah memuat ayat-ayat yang mengisyaratkan
tentang sebuah evaluasi atau penilaian sebagai prinsip dasar yang harus
dipedomani dalam sebuah kegiatan penilaian. Di antara ayat-ayat itu
diantaranya yaitu Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 105.

Artinya: Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
3

dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Kata “ ‫ ” َع َملَ ُك ْم‬berarti amalmu atau pekerjaan. Kata ini bisa berarti “amalan
di dunia yakni berupa prestasi selama di dunia”. Dalam bahasa, hasil dari amalan
atau pekerjaan itu adalah kinerja, performance.Jadi ungkapan “fasayarallâhu
‘amalakum wa rasûluhû wal mu’minûn” sejatinya adalah pelaksanaan
performance appraisal dan performance assesment. Yang perlu diperhatikan,
pengungkapan kata “Allah, Rasul, dan Mukmin” (yang dalam bahasa Arab
menggunakan i’rab rafa’, sebagai subjek), berarti para penilai itu tidak saja Allah,
tetapi juga melibatkan pihak lain, yakni Rasul dan kaum Mukmin. Kemudian,
dijelaskan bahwa untuk mengetahui sejauh mana kuatnya iman seseorang, Allah
SWT mengevaluasinya melalui berbagai cobaan yang besar. Allah SWT dalam
Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2-3.

Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) me-
ngatakan:’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguh-nya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Allah pasti akan membalas setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa
yang telah mereka kerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan
dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik maka ia akan mendapat hasil
yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keuntungan bagi
organisasinya seperti firman adalam dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaaf ayat 19.
4

Artinya: Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-
pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.

F. Landasan Yuridis
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dikembangkan oleh BNSP dan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi, dan Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah, adapun Mata pelajaran Fisika bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan
dankeindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasamadengan orang lain
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengaju-
kan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit
instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta
meng-komunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dandeduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelas-
kan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif
maupunkuantitatif
5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkanpengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkanpendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu pengetahuandan teknologi.
Permendikbud No. 24 tahun 2016 Tujuan kurikulum mencakup empat
kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan,
dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
5

intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Berdasarkan permendikbud


No 21 tahun 2016, dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagai-
mana telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan
Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah.
Tingkat Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi
Lulusan.Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang
bersifat generik yang harus dipenuhi oleh siswa pada setiap jenjang pendidikan
dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi
dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan siswa, (2)
Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat kerumitan atau
kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar
jenjang yang relevan. Untuk menjamin keberlanjutan antar jenjang.
Pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian kerja/ unjuk kerja merupakan penilaian
yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik. Sedangkan
penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-
produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso,
dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan
pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik),
hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat
dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
6

c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang


dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasar-
kan, tampilan, fungsi dan estetika.
7

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Performance Assessment


Menurut Stiggins (1994) bahwa “Performance assessments involve students
in activities that require the demonstration of certain skills and/or thecreation of
specified products”. Assesmen kinerja (performance assessment) adalah suatu
bentuk tes dimana siswa diminta untuk melakukan aktivitas khusus dibawah
pengawasan penguji (guru), yang akan mengobservasi penampilannya dan
memuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Guru
menghendaki respon yang “authentic” berupa aktivitas yang dapat diamati. Tugas
yang diberikan bisa berbentuk lisan atau tertulis, yang jenis tugasnya disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran. (Popham, 1995) Sehingga assesmen kinerja
merupakan bentuk assesmen yang memungkinkan siswa mendemonstrasikan
serangkaian keterampilan atau perilaku, produk, serta dalam konteks tertentu yang
didemonstrasikan keduanya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk
mendemostrasikan atau meng-aplikaskan pengetahuan yang telah diperoleh oleh
siswa dan meggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan,
atau unjuk kerja.
Burke (2006) mengungkapkan bahwa performance assessments menunjuk-
kan bagaimana standar kinerja yang diimplementasikan. Penilaian kinerja me-
nuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka tentang konten dan ke-
terampilan dalam tugas nyata. Menurut Strecher (2010), sebuah tugas kinerja
adalah kegiatan terstruktur di mana permintaan informasi atau tindakan disajikan
untuk seorang individu, yang menghasilkan respon yang dapat dinilai untuk
kualitas menggunakan standar eksplisit. Standar tersebut mungkin berlaku pada
produk akhirat atau proses menciptakan itu. Sebuah penilaian kinerja adalah
kumpulan tugas kinerja. Pembelajaran berbasis kinerja dan penilaian merupakan
serangkaian strategi untuk mengembangkan dan penerapan pengetahuan,
keterampilan dan kebiasaan kerja melalui kinerja tugas yang bermakna dan
8

menarik bagi siswa. Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan pengamatan


dan keputusan pengambilan hasil. Penilai mengamati siswa melakukan tugas atau
meninjau produk yang diproduksi siswa, dan kemudian mengevaluasi kualitas dari
tugas atau produk tersebut.
Menurut Majid (2006:88) performance assessment merupakan penilaian
dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk
mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang
mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh
dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta
peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai
terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap
unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance assessment digunakan
untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut
dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan
karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan
kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna
bagi siswa (Setyono,2005:3).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan
atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan
menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau
unjuk kerja. Asesmen ini merupakan suatu observasi sistematik secara langsung,
dan penilaian terhadap tercapainya suatu tujuan (instruksional). Seringkali
oberservasi dilakukan terus menerus selama periode waktu tertentu, dan secara
khusus penilaian menyangkut pengkreasian suatu produk. Asesmen dapat
berbentuk interaksi kontinu antara dosen dan mahasiswa, dan secara ideal menjadi
bagian dari proses pembelajaran. Asesmen hendaknya merupakan performans dari
kenyataan yang relevan dengan komunitas mahasiswa dan lingkungannya.
Asesmen performans ini dilakukan menggunakan rubrik, atau panduan penskoran
9

analitik yang dapat membantu objektivitasnya. Asesmen berdasar-performans


berbentuk suatu tes penerapan pengetahuan dalam keadaan kehidupan sehari-hari,
Performans tugas merupakan suatu contoh dalam mendemonstrasikan ke-
mampuan intelektual.
Asesmen kinerja sering dipertukarkan dengan asesmen altenatif atau asesmen
otentik. Pengertian dasarnya adalah asesmen yang mengharuskan mahasiswa
mempertunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban yang tersedia.
Misalnya mahasiswa diminta menjelaskan suatu peristiwa sejarah penting dengan
menggunakan kata-kata atau cara sendiri. Dengan demikian mahasiswa
diharapkan dapat menunjukkan penguasaannya tentang sejarah itu. Contoh lain
ialah memecahkan masalah matematika dengan cara dan hasil yang benar, atau
menetapkan kadar suatu senyawa obat tertentu menggunakan metode dan
prosedur yang benar yang dipilih sendiri oleh mahasiswa. Dapat pula mahasiswa
diminta menyusun suatu hipotesis. Semuanya itu diberikan dalam bentuk tugas
atau task. Dalam menilai pencapaian tugas yang diberikan kepada mahasiswa
tersebut, perlu ditetapkan kriteria yang disepakati terlebih dahulu, yang
disebut rubrik. Dengan demikian maka asesmen kinerja yang utama ialah tugas
(tasks) dan rubrik (rubrics) sebagai kriteria penilaian

B. Pengertian Performance of Product and Skills


Performance of product and skill secara harfiah dapat di artikan sebagai
penilaian produk atau kerja. Penilaian produk adalah penilaian terhadap
keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut.
Penilaian kerja dapat juga diartikan sebagai suatu prosedur yang menggunakan
berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh
mana yang telah dilakukan dalam suatu program. Sehingga penilaian produk atau
kinerja tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses
pembuatannya. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja
tersebut. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni, barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
10

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu
diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

C. Perbedaan Performance Product dan Performance Skill


Pembelajaran berbasis kinerja dan penilaian merupakan serangkaian
strategi untuk mengembangkan dan penerapan pengetahuan, keterampilan
dan kebiasaan kerja melalui kinerja tugas yang bermakna dan menarik
bagi siswa Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan pengamatan dan
keputusan pengambilan hasil. Penilai mengamati siswa melakukan tugas
atau meninjau produk yang diproduksi siswa, kemudian mengevaluasi
kualitas dari tugas atau produk tersebut. Sementara tugas kinerja dapat
dirancang agar siswa menunjukkan pemahaman mereka melalui aplikasi
pengetahuan yang diperoleh ke hal yang baru dan situasi yang berbeda,
tugas kinerja yang baik selalu melibatkan lebih dari satu solusi yang dapat
diterima, uang meminta siswa untuk menjelaskan atau menjelaskan solusi
mereka. Tugas kinerja merupakan perpaduan dari pem-belajaran dan
kesempatan untuk menilai kualitas kinerja siswa (Arter&McTighe, 2001).
Departemen Pendidikan mengembangkan seperangkat keterampilan
yang perlu dinilai di ruang kelas yang disajikan dalam bentuk nomenklatur
yang terdiri dari pengetahuan, proses, pemahaman, dan kinerja atau
produk. Pengetahuan merupakan fakta dan informasi yang perlu
didapatkan siswa yang mencakup data taxonomi bloom.
1. Proses merupakan operasi pengetahuan yang dilakukan siswa pada fakta
daninformasi untuk tujuan membangun makna dan pemahaman.
11

2. Pemahaman merupakan pemahaman siswa terhadap konsep, tema, atau


masalah yang berkaitan dengan fakta dan solusi yang dapat dihasilkan dari
siswa.
3. Kinerja atau Produk merupakan aplikasi pemahaman kehidupan nyata yang
dibuktikan oleh kinerja tugas-tugas otentik siswa.
Airasian dan Russell menegaskan bahwa penilaian berbasis kinerja
adalah keterampilan demonstrasi di mana produk seperti proyek
penelitian, esai, karya seni, dan / atau kinerja termasuk presentasi lisan,
debat dan poin diintegrasikan ke dalam situasi kehidupan nyata. Kinerja
semacam itu menuntut siswa untuk menunjukkan keterampilan mereka
yang kompleks, sebuah jalan untuk peningkatan metakognisi. Untuk
produk sebagai hasil, keaslian terbukti karena karya asli siswa sepenuhnya
diperagakan. Selain itu, Palm menunjukkan bahwa penilaian berbasis
kinerja dipandang memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk mengukur
keterampilan dan komunikasi yang kompleks, yang dianggap sebagai
kompetensi penting di kelas saat ini. Dengan demikian, penilaian berbasis
kinerja, dianggap sebagai salah satu teknik penilaian terbaik dalam
mengukur pengembangan keterampilan siswa abad ke-21 daripada
penilaian tradisional.
Stiggins menyatakan bahwa penilaian berbasis kinerja melibatkan
pengamatan langsung terhadap siswa yang terlibat dalam suatu proses atau
mengamati produk yang dibuat siswa dan menilai kualitasnya sesuai
dengan serangkaian kriteria. Selain itu, Linn dan Gronlund berpendapat
bahwa penilaian berbasis kinerja memberikan dasar bagi guru untuk
mengevaluasi efektivitas proses dan produk. Keterlibatan siswa dalam
penilaian pembelajaran mereka menyediakan jalan untuk pemberdayaan di
mana mereka mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka. Setiap
penilaian kinerja harus:
1. Memiliki tujuan yang jelas yang mengidentifikasi keputusan untuk
didasarkan pada penilaian kinerja
12

2. Identifikasi aspek yang dapat diamati dari kinerja atau produk siswa yang
dapat dinilai
3. Berikan pengaturan yang sesuai untuk mengeliminasi dan menilai kinerja
produk
4. Berikan penilaian atau skor untuk menggambarkan kinerja
Perbedaan antara performance product dan peroformance skill
menurut Bellanca danForgatty (1992) dalam Airasian.
Tabel 1. Perbedaan Antara Performance Product dan Peroformance Skill
Product Skill
Essay, story, or poem Musical, dance, or dramatic performance
Research report Science lab demonstration
Writing portofolio Typing test athletic competition
Diary or journal Debate
Science fair project Oral presentation
Art exhibit or potofolio Cooperation in groups
Berdasarkan tabel diatas maka penulis akan membahas assessment
performance of product untuk non praktikum penilaian essay dan untuk
praktikum research report. Sedangkan pada assessment performance of
skill untuk non praktikum cooperation in group dan praktikum adalah
science lab demonstration. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
pemetaan berikut:
13

Praktikum Sciences Lab Demontration

Skill

Non-Praktikum Cooperation in Groups

Assessment Performance

Praktikum Research Report

Produk

Non-Praktikum Essay

Gambar 1. Bagan Pemetaan Assesment Performance


13

Pengembangan penilaian kinerja, terdiri dari:


1. Define the purpose of assessment
Mengidentifikasi tujuan assessment
2. Identify performance criteria
Mengidentifikasi kriteria kinerja
3. Cautions in developing performance criteria
Menyiapkan kriteria kinerja yang akan diamati
4. Developing observable performance criteria
Mengembangkan kriteria kinerja yang dapat diamati
5. Provide a setting to elicit and observe the performance
Menyajikan indikator-indikator untuk memperoleh dan mengobservasi kinerja
siswa
6. Develop a score to describe the performance
Mengembangkan penilaian untuk mendiskripsikan kinerja siswa
Berikut adalah gambar contoh standar penskoran performance assessment
yang di adaptasi dari Oral Proficiency Interview Tester Training Manual by the
American Council on the Teaching of Foreign Languace tahun 1989 dalam
Airasian 1991.

Gambar 2. Contoh Standar Penskoran Performance Assessment


Berdasarkan gambar 2 dapat disimpulkan ada 4 skala dalam penilaian
performance assessment yaitu:
14

1. Superior (point 4), dimana siswa bisa mengembangkan opini, hipotesis, topic
ringkasan yang menjadi bahan diskusi, dan menghandel situasi yang kurang
kondusif.
2. Advanced (point 3), dimana siswa bisa menarasikan dan mendiskripsikan
aspek yang berkaitan dengan kegiatan sebelumnya, sekarang dan nanti, serta
mengikuti perubahan situasi.
3. Intermediate (point 2), dimana siswa dapat menggunakan bahasa yang baik
dan benar dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan sederhana pada
materi yang mudah dipahami pada situasi yang nyaman.
4. Novice (point 1), dimana siswa tidak memiliki kemampuan baik dalam
mengmukakan pendapat maupun ingatan materi pembelajaran.

D. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum


Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh
dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Keselamatan kerja
tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran psikomotor. Guru harus
menjelaskan keselamatan kerja  kepada peserta didik dengan sejelas-jelasnya.
Oleh karena kompetensi kunci dan keselamatan kerja merupakan dua hal penting
dalam pembelajaran keterampilan, maka dalam penilaian kedua hal itu harus
mendapatkan porsi yang tinggi. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Penilaian kinerja pratikum adalah hasil kerja yang diperoleh dalam
pelaksanaan pratikum yang digunakan sebagai dasar dalam pencapaian
pembelajaran
2. Penilaian kinerja non pratikum adalah hasil –hasil kerja yang ditunjukkan
selama proses pembelajaran selain dari kegiatan pratikum
Metode–metode yang digunakan pada penilaian kinerja adalah: Observasi,
Interviu, Portopolio, Penilaian essay, Ujian praktek, Paper, Penilaian proyek,
Kuesioner, Daftar chek (checklist), Penilaian oleh teman (peer rating), Penilaian
diskusi, Penilaian kerja Ilmiah. Dari kedua belas penilaian kinerja diatas yang
termasuk kegiatan pratikum adalah observasi, Praktek, proyek dan kerja ilmiah.
Sedangkan yang termasuk non pratikum adalah interviu, portopolio, Penilaian
15

essay, paper, kuesioner, daftar cheks, penilaian oleh teman, dan penilaian diskusi.
Perbandingan Unjuk Kerja Praktikum dan Non Praktikum :
1. Penilaian Praktikum dan nonpraktikum.
Penilai praktikum yaitu penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa, dalam kegiatan
praktikum (percobaan). Sedangkan penilaian nonpraktikum yaitu penilaian yang
dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi secara ber-
kesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah
dicapai siswa.
2. Penskoran
Penilaian Praktikum,dapat dilakukan dengan cara :
a. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
b. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.
Apabila pekerjaan yang dilakukan siswa sesuai dengan yang ditentukan job
sheet maka nilainya 10, apabila tidak sesuai dengan jobsheet maka nilainya 1.
Akan tetapi masih ada toleransi yang ditentukan. Contohnya : apabila ukuran yang
ditentukan  dijob sheet tertera 17 mm, dengan toleransi  0,5 mm maka apabila
ukuran yang dibuat siswa 16,60 mm berarti siswa tersebut lulus dengan nilai 10.
akan tetap misalnya ukuran yang dbuat siswa 16,00 mm  berarti dia gagal dengan 
nilainya.
Penilaian Nonpraktikum dengan cara memberikan nilai dapat digunakan
beberapa cara. Cara pertama menggunakan sistem huruf, yakni A, B, C, D, dan E.
Biasanya ukuran yang digunakan adalah A paling tinggi, paling baik, atau
sempurna; B baik; C sedang atau cukup; dan D kurang; dan E gagal. Cara kedua
ialah dengan sistem angka yang menggunakan beberapa skala. Pada skala empat,
angka 4 setara dengan A, angka 3 setara dengan B, angka 2 setara dengan C, dan
angka 1 setara dengan D. Ada juga skala sepuluh, yakni menggunakan rentangan
16

angka dari 1-10. Selain itu ada juga yang menggunakan rentangan 1-100.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi selama ini di SD dan SMP, skala yang
dipakai adalah skala sepuluh (1-10) dan skala 100 (1-100).
3. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan Praktikum yaitu membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan praktikum/percobaan, membuat terobosan baru
degan penemuan dari hasil praktek/percobaan, hasil percobaan yang berharga
dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Kekurangan Praktikum:
praktikum ini lebih sesuai dengan bidang sains dan teknologi, memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
memerlukan biaya yang mahal, menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan,
setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin
ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.
Kelebihan nonpraktikum yaitu guru mudah menguasai kelas, guru mudah
menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar, dapat diikuti anak didik dalam
jumlah besar, mudah dilaksanakan. Kekurangan nonpraktikum: dapat berasal dari
kondisi guru dan siswa, serta keterbatasan waktu dan fasilitas. Kurang
mengembangkan bakat dan inisiatif siswa. Bagi sebagian guru, penciptaan
suasana interaktif dalam penilaian mungkin akan dipandang sebagai kegiatan yang
merepotkan dan membuang-buang waktu. Bila hal ini terjadi, maka tujuan yang
ingin dicapai melalui metode penilaian akan sulit tercapai. Kelemahan dalam
kaitannya dengan kondisi siswa adalah adanya tuntutan yang mungkin sulit
dipenuhi oleh siswa. siswa diharapkan untuk aktif memberikan komentar lisan
tentang karyanya dan juga karya siswa yang lain.
Tabel 2. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum
Penilaian kerja
Aspek Pembeda Non praktikum
Praktikum
1. Pengertian Hasil kerja yang diperoleh Hasil-hasil kerja yang
dalam pelaksanaan ditunjukkan selama proses
praktikum yang digunakan pembelajaran selain dari
sebagai dasar pencapaian kegiatan praktikum
dalam pembelajaran
17

Penilaian kerja
Aspek Pembeda Non praktikum
Praktikum
2. Metode yang Observasi, praktek, proyek Interview, portofolio,
digunakan dan kerja ilmiah. penilaian essay, paper,
kuesioner, daftar cheks,
penilaian oleh teman dan
penilaian diskusi
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja
(performance task), rubric performansi (performance rubrics) dan cara penilaian
(scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas berisi topik, standar tugas,
deskripsi tugas dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan
suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal dan
deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1)
holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum
terhadap kualitas performansi; (2) analyticscoring, yaitu pemberian skor terhadap
aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3)
primarytraitsscoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsure dominan
dari suatu performansi.

E. Pengembangan Performance Praktikum dan Non-Praktikum


Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui ujicoba dalam
pembelajaran. Guru dapat menguji dengan mengembangkan Task dan Rubrik
penilaian kinerja agar cocok dengankondisi dikelasnya serta sesuai dengan
kemampuan siswa. Beberapa pedoman dalam mengembangkan perangkat
penilaian kinerja baik untuk praktikum dan non praktikum.
1. Esensial dan Valid Dihubungkan dengan tujuan utama kurikulum
2. Otentik, yaitu Problem dan proses mendekati atau sesuai denga dunia nyata
3. Integratif yaitu menuntut integrasi pengetahuan konsep, sikap dan kebiasaan
berfikir
4. Pengukuran bersifat open-ended yaitu merangsang munculnya pertanyaan–
pertanyaan sepanjang mengerjakan tugas
5. Problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan
6. Mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen danbijaksana
18

7. Fleksible yaitu aktivitas aman bagi siswa dan mudah diikerjakan


8. Penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa
9. Penggunaan kelompok siswa dapat merangsang proses berfikir individual
10. Akuntabilitas individual (walaupun digunakan kelompok kerja, kinerja
individual harus mudah diobservasi
11. Terdapat sejumlah definisi dan petunjuk yang jelas
12. Pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan
13. Siswa memiliki format pilihan/cara untuk mempresentasikan produk akhir
14. Kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan
15. Panduan penskoran harus digunakan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat penilaiankinerja adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja:
a. Konsep, keterampilan atau pengetahuan apa yang akan kitanilai?
b. Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa?
c. Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan?
d. Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori, ataukah
proses?
2. Memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa
a. Perhatikan: batasan waktu yang tersedia, sumber daya alat dikelas,
berapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja
siswa
b. Menentukan kriteria kualitas kinerja siswa
c. Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
d. Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
e. Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
f. Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan
siswa yang dapat diamati
g. Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif 
h. Menyusun rubrik kinerja
i. Menilai kinerja: metode holistic dan metode analytic
19

j. Penskoran Performance Praktikum dan Non Praktikum


Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu
menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak
diukur. Adapun proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan
berikut ini:
1. Menentukan tujuan penilaian
Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekanan
yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, diagnostik, atau
seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi belajar, lingkup materi/kompetensi yang
ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk kuis/menanyakan materi yang lalu,
pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu/kelompok, ulangan
semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian
praktik.
2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau
yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui
gabungan kompetensi dasar.
3. Menentukan jenis alat ukurnya
Menentukan jenis alat ukurnya yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan
keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting sebagai
pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang diujikan harus
mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta didik), kontinuitas
(merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran lain),
dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK).
4. Menentukan jenis tes
Menentukan jenis tes yaitu dengan menanyakan apakah materi tersebut tepat
diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka materi yang
bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau uraian.
Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes perbuatan:
kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product), atau lainnya.
20

5. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya.
Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan soal.
a. Penilaian produk 
1) Penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan alat serta
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk (karya); dan aspek
kualitas teknis dan estetik produk (karya) tersebut. Tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya.
2) Pengembangan produk meliputi 3 tahap:
a) Tahap persiapan atau perencanaan: merencanakan, menggali,
mengembangkan gagasan, mendesain produk
b) Tahap pembuatan: menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat
serta menentukan teknik yang tepat.
c) Tahap penilaian: kemampuan siswa membuat produk
b. Penilaian Proyek
1) Penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas berupa suatu investigasi sejak pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian hingga penyajian data.
2) Penilaian proyek ini dilakukan sejak perencanaan, proses selama
pengerjaan tugas, sampai hasil akhir proyek. Penilaiannya dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek atau skala rentang.
c. Penilaian Diri
1) Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian yang
meminta siswa untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.
2) Inti dari penilaian diri adalah kejujuran siswa dalam mengungkapkan
tingkat pencapaian kompetensi yang ada pada dirinya yang berkaitan
dengan konsep, praktik, dan sikap atau minat melalui format penilaian
diri.
3) Ciri utama penilaian diri:
a) termotivasi sendiri
b) adanya komitmen kepala sekolah
21

c) tersosialisasikan dengan baik


d) berkesinambungan
e) transparansi
4) Proses penilaian diri:
a) Siswa menghasilkan observasi sendiri
b) Membuat pertimbangan sendiri
c) Melakukan reaksi sendiri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan
dan menghayati kepuasan hasil reaksi sendiri
Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahap penilaian (appraisal).
Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan menggunakan
cara holistik atau cara analitik. Dengan cara holistik, guru menilai hasil
produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan
menggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala
skor 0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk
berdasarkan tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan,
tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
Dalam mata pelajaran praktek kerja bangku ada beberapa kriteria
penilaian yang berbeda dengan mata pelajaran teori karena dengan praktek
kemampuan siswa/ skill  seorang siswa akan dapat diketahui. Berikut
merupakan cara- cara penilaian praktek yang baik yaitu:
1) Menggunakan job sheet. Dengan job sheet maka pekerjaan apa yang akan
dilakukan akan lebih jelas (siswa tahu apa yang akan akan
dikerjakannya).
2) Apabila pekerjaan yang dilakukan siswa sesuai dengan yang ditentukan
job sheet maka nilainya 10, apabila tidak sesuai dengan jobsheet maka
nilainya 1. Akan tetapi masih ada toleransi yang ditentukan. Contohnya :
apabila ukuran yang ditentukan  dijob sheet tertera 17 mm, dengan
toleransi  0,5 mm maka apabila ukuran yang dibuat siswa 16,60 mm
berarti siswa tersebut lulus dengan nilai 10. akan tetap misalnya ukutran
yang dbuat siswa 16,00 mm  berarti dia gagal dengan  nilainya.
22

3) Siswa yang gagal (belum tuntas), bisa mengikuti remidial teaching untuk
memperbaiki  nilainya.

F. Contoh Penilaian Analitik dan Penskoran


Tahap Deskripsi Skor
Persiapan Kemampuan merencanakan seperti: 1, 2, 3, 4, 5,
1. Menggali dan mengembangkan gagasan 6, 7, 8, 9, 10
2. Mendesain produk, menentukan alat dan
bahan
Pembuata 1. Kemampuan menyeleksi dan menggunakan 1, 2, 3, 4, 5,
n Produk bahan 6, 7, 8, 9, 10
2. Kemampuan menyeleksi dan menggunakan
alat
3. Kemampuan menyeleksi dan menggunakan
teknik
Penilaian 1. Kemampuan peserta didik membuat produk 1, 2, 3, 4, 5,
produk sesuai kegunaan/ fungsinya 6, 7, 8, 9, 10
2. Produk memenuhi kriteria keindahan.
Kriteria penskoran:
1. Menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
2. Semakin lengkap informasi dan baik kemampuan yang ditampilkan,
semakin tinggi skor yang diperoleh.
Prosedur Penilaian Praktikum:
Pra-praktikum
1. Menerangkan Prosedur
2. Menerangkan cara pengolahan data.
3. Mensimulasikan pecobaan
Jenis Penilaian (30%)
1. Disiplin (waktu ,pakaian, dan perlengkapan asistensi). (20%)
2. Pengertian terhadap percobaan. (40%)
3. Pengertian terhadap prosedur percobaan. (40%)
Praktikum
1. Memberi pertanyaan tentang percobaan
2. Mendampingi praktikan
3. Memberikan variabel pecobaan
Jenis Penilaian (40%)
23

1. Ketepatan waktu praktikum. (5%)


2. Disiplin briefing awal (waktu & alat (lembar tes dosen, dll.)). (5%)
3. Percobaan (skill, kerjasama, ketaatan terhadap prosedur, dsb.). (30%)
4. Kebersihan setelah percobaan. (10%)
5. Kemampuan penguasaan materi. (30%)
6. Safety (Pakaian dan kelengkapan lain yang diperlukan). (20%)
Pasca praktikum
1. Memberi penilaian laporan
2. Menjelaskan tentang fenomena percobaan
3. Persiapan pembuatan laporan
Jenis Penilaian (30%)
1. Format laporan praktikum. (20%)
2. Ketepatan waktu pengumpulan laporan I. (10%)
3. Ketepatan waktu pengumpulan revisi. (10%)
4. Content laporan I. (40%)
5. Content laporan revisi. (20%)
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
2. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan
ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya
jawab.
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil
belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan
produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada
24

waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung


dengan cara mengetes peserta didik.
Syarat Penilaian Praktikum :
1. Penilaian harus dapat mengukur kompetensi yang dipraktikkan
2. Penilaian dapat berbentuk umpan balik yang memberikan informasi
kepada mahasiswa tentang apa yang perlu disempurnakan dan
ditindaklanjuti
3. Penilaian praktikum harus valid dan reliabel
Sarana Praktikum :
1. Tempat : Laboratorium
2. Peralatan/ bahan praktikum
3. Buku Penuntun Praktikum
Agar eksperimen/ praktikum efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah
itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada
25

G. Target Penilaian Praktikum


Pratikum yang terkait dengan keterampilan sikap :
a. Merencanakan kegiatan madiri
b. Bekerja sama dalam kelompok
c. Disiplin dalam kelompok kerja
d. Bersikap jujur dan terbuka
e. Menghargai ilmu
Pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya (Arifin, 2003):
a. Peserta didik dapat menggambarkan keadaan yang konkret tentang suatu
peristiwa
b. Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan inkuiri
c. Peserta didik dapat mengembangkan sikap ilmiah
d. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif dan
efisien
Dalam buku yang berjudul pembelajaran di laboratorium (2005)
menjelaskan untuk mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif
untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Berlatih agar dapat memahami teori, berlatih agar segi-segi teori yang
berlainan dapat diintregasikan, berlatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan nyata
b. Sikap
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama, belajar
mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya, dan belajar menghargai
bidangnya
c. Keterampilan
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan dan belajar
memakai peralatan dan instrumen tertentu
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matrik Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)


Tabel 3. Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
Komponen Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
Pengertian Performance assessment adalah suatu penilaian yang
meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Alasan 1. Memberi peluang yang lebih banyak kepada pendidik
menggunakan untuk mengenali peserta didik secara lebih utuh.
Peformance 2. Dapat melihat kemampuan dan keterampilan peserta
Assesment) didik selama proses pembelajaran tanpa harus
menunggu sampai proses pembelajaran berakhir.
3. Adanya kemampuan peserta didik yang sulit diketahui
hanya dengan melihat hasil tes tertulis saja atau hasil
akhir pekerjaan mereka.

Tujuan Untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah


mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran
yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara
langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa
yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung
kontinyu, dengan mengkaitkannya  dengan berbagai
permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik.
Manfaat 1. Peformance Assesment memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berkompetensi dengan
dirinya sendiri daripada orang lain, serta memberikan
pemahaman nyata pada peserta didik tentang apa yang
mereka ketahui dan kerjakan.
2. Peformance Assesment dapat dipadu (menyatu)

26
dengan program pembelajaran, sehingga penilaian
kinerja dapat memberikan dukungan terhadap
pembelajaran.
3. Peformance Assesment membuat pembelajaran lebih
relevan dengan dunia nyata.
4. Peformance Assesment memberikan informasi yang
baik dan lengkap bagi pendidik mengenai
pemahaman, kesulitan, dan kemajuan belajar peserta
didik.
Karakteristik Menurut Norma dalam siti Mahmudah (2008: 18)
karakteristik penilaian kinerja:
a. Tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata
b. Tugas yang diberikan lebih komplek sehingga
mendorong peserta didik untuk berfikir dan ada
kemungkinan mempunyai solusi yang banyak
c. Waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak
Kriteria Menurut Popham (1995):
1. Generability
2. Authentic
3. Multiple fact
4. Teachability
5. Fairness
6. Feasibility
7. Scorability
Indakator Indikator performance menurut Perrin ada delapan titik
kecacatan, diantaranya:
 Variasi interpretasi kesamaan istilah dan konsep.
 Pergeseran tujuan.
 Penggunaan pengukuran yang tidak bermakna dan
tidak relevan.
 Kekacauan antara penghematan biaya dan pergeseran
biaya.

27
 Ketidakjelasan perbedaan kekritisan subgroup oleh
sejumlah indikator yang menyesatkan.
 Pembatasan pendekatan berbasis objektif dengan
evaluasi.
 Ketidakgunaan indikator performance untuk
pembuatan keputusan dan alokasi sumberdaya.
 Ketidak konsistenannya antara fokus yang menyempit
dalam pengukuran dengan manajemen publik yang
lebih besar.
Langkah- Menurut Majid (2006: 88), langkah-langkah pembuatan
Langkah penilaian kinerja:
Pembuatannya a. Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir
b. Menulis kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas
c. Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak
terlalu banyak sehingga semua dapat diamati
d. Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan
kriteria untuk setiap pilihan
Hal yang perlu Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan
dipertimbangka peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu
n kompetensi
 Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai
dalam kinerja tersebut
 Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas
 Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
banyak, sehingga semua dapat diamati
 Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan
urutan yang akan diamati. (Pusat Kurikulum
Balitbang, 2007).

28
B. Matrik Performance of Product and Skills
Tabel 4. Performance of Product and Skills
Komponen Performance of Product and Skills
Pengertian Performance of product and skill secara harfiah dapat di
artikan sebagai penilaian produk atau kerja.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan
dalam membuat suatu produk dan kualitas produk
tersebut.
Penilaian kerja dapat juga diartikan sebagai suatu
prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas
untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana
yang telah dilakukan dalam suatu program.
Tahapan 1. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan
Pengembangan peserta didik merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai
kemampuan peserta didik menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai
kemampuan peserta didik membuat produk sesuai
kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

C. Matrik Perbedaan Performance Product dan Performance Skill


Tabel 5. Perbedaan Performance Product dan Performance Skill
Performance of Product Performance of Skills
Essay, story, or poem Musical, dance, or dramatic
performance
Research report Science lab demonstration
Writing portofolio Typing test athletic competition

29
Diary or journal Debate
Science fair project Oral presentation
Art exhibit or potofolio Cooperation in groups
Pratikum Non Pratikum Non Pratikum
Pratikum
Research Report Essay Sciences Lab Cooperation in
Demontration Groups

D. Matrik Perbedaan Penilaian Pratikum dan Non Pratikum


Tabel 6. Perbedaan Penilaian Pratikum dan Non Pratikum
Komponen Penilaian Praktikum Penilaian Non
Praktikum
Pengertian Noviantari (2012) Penilaian yang dilakukan
Penilaian yang dilakukan oleh oleh guru untuk
guru untuk memberikan memberikan berbagai
berbagai informasi secara informasi secara
berkesinambungan dan berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan menyeluruh tentang
hasil belajar yang telah dicapai proses dan hasil belajar
siswa, dalam kegiatan yang telah dicapai siswa.
praktikum (percobaan)
Penskoran Penilaian dapat dilakukan Dapat digunakan
dengan cara: beberapa cara:
a. Cara holistik, yaitu a. Menggunakan sistem
berdasarkan kesan huruf, yakni A (paling
keseluruhan dari produk, tinggi, paling baik atau
biasanya dilakukan pada tahap sempurna), B (baik), C
appraisal. (sedang atau cukup), D
b. Cara analitik, yaitu (kurang), dan E
berdasarkan aspek-aspek (gagal).
produk, biasanya dilakukan b. Menggunakan sistem
terhadap semua kriteria yang angka yang,
terdapat pada semua tahap menggunakan

30
proses pengembangan. beberapa skala. Pada
skala empat, angka 4
setara dengan A,
angka 3 setara dengan
B, angka 2 setara
dengan C, dan angka 1
setara dengan D. Ada
juga skala sepuluh,
yakni menggunakan
rentangan angka dari
1-10. Selain itu ada
juga yang
menggunakan
rentangan 1-100.
Kelebihan Wulan (2014) Wulan (2014)
a. Memudahkan dalam a. Siswa lebih leluasa
pemantauan dan penilaian mengerjakannya di
b. Memudahkan guru dalam luar jam tanpa
melihat proses secara dibatasi oleh waktu.
langsung b. Mendorong siswa
untuk lebih kreativ
c. Pelatan dan falisitas
lebih mudah
diperoleh
Kekurangan 1) Memerlukan berbagai 1) Bagi sebagian guru,
fasilitas peralatan dan bahan penciptaan suasana
yang tidak selalu mudah interaktif dalam
diperoleh. penilaian mungkin
2) Setiap percobaan tidak akan dipandang
selalu memberikan hasil sebagai kegiatan
yang diharapkan karena yang merepotkan dan

31
mungkin ada faktor-faktor membuang-buang
tertentu yang berada di luar waktu.
jangkauan kemampuan atau 2) Adanya tuntutan
pengendalian yang mungkin sulit
dipenuhi oleh siswa.
Target Ranah Pengetahuan : Pengetahuan:
Hasil Belajar 1) Memperdalam teori yang Ranah pengetahuan
berhubungan dengan tugas berhubungan dengan
praktikum yang akan kemampuan intelektual,
dilakukan sepertipengetahuan,
pemahaman, dan
2) Menggabungkan berbagai
keterampilan berfikir.
teori yang telah diperoleh
3) Menerapkan teori yang
pernah diperoleh pada
problem yang nyata
Sikap : Sikap:
a. Merencanakan kegiatan Mencakup sasaran yang
mandiri menyangkut sikap,
penghargaan, nilai, dan
b. Bekerjasama dalam
emosi, menikmati,
kelompok kerja
memelihara,
c. Disiplin dalam waktu
menghormati.
dan perilaku
d. Bersikap jujur dan
terbuka
e. Menghargai ilmu
Keterampilan : Keterampilan :
Memilih, Mempersiapkan, Memilih,
Menggunakan seperangkat alat Mempersiapkan,
atau instrumen secara tepat dan Menggunakan
benar. seperangkat alat atau
instrumen secara tepat

32
dan benar.

E. Matrik Pengembangan Performance Parktikum dan Non Praktikum


Tabel 7. Pengembangan Performance Parktikum dan Non Praktikum
Komponen Performance Parktikum dan Non Praktikum
Cara-Cara 1. Essential dan valid dihubungkan dengan tujuan utama
Pengembangan kurikulum
2. Otentik
3. Integratif
4. Pengukuran bersifat open-ended
5. Problem menarik bagi siswa dan memerlukan
ketekunan
6. Mendorong siswa mernjadi pemikir yang divergen dan
bijaksana
7. Fleksible
8. Penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa
9. Penggunaan kelompok siswa
10. Akuntabilitas individual
11. Terdapat sejumlah definisi dan pentunjuk yang jelas
12. Pengamalan siswa menjadi umpan balik untuk siklus
perbaikan
13. Siswa memiliki format pilihan / cara untuk
mempresentasikan produk akhir
14. Kriteria kualitas jelas bagi siswa
15. Panduan penskoran harus digunakan

Langkah- 1) Identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan


Langkahnya menerapkan penilaian kinerja
2) Memilih kegiatan yang cocok untuk menialai siswa
Komponen Menurut Stiggins (1994):
Utama 1. Klasifikasi performance (jenis unjuk kerja, objek yang
dinilai atau focus of assessment, dan spesifikasi kriteria
unjuk kerja)

33
2. Pengembangan modul unjuk kinerja (ciri, isi, dan
frekuensi unjuk kerja)
3. Sistem pemberian skor dan perekaman hasil (tingkatan
cakupan, prosedur pencatatan, dan asesor).
Pengukuran a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memperhatikan kompetensi inti(KI) dan kompetensi
dasar (KD)
c. Menentukan jenis alat ukurnya
d. Menentukan jenis tes
e. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta
pedoman penskorannya
Penilaian a. Penilaian produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produk-produk teknologi dan/atau
seni.Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap pembuatan produk (proses)
3. Tahap penilaian produk (appraisal)
b. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
berdasarkan kumpulan informasi yang bersifat reflektif-
integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu
Ada beberapa tipe portofolio yaitu:
 Portofolio dokumentasi

34
 Portofolio proses
 Portofolio pameran.
d. Penilaian sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap
kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil
pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
e. Penilaian diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam berperilaku
f. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik
Dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta
didik dalam melakukan sesuatu. pelaksanaan penilaian
kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubric
penilaian untuk mengamati perilaku peserta didik dalam
melakukan praktik atau produk yang dihasilkan.
Penilaian yang Menurut Stiggins (1994):
Baik 1. Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.
2. Mempunyai tujuan yang jelas.
3. Bergantung pada metode penilaian yang layak.
4. Penyampelan penampilan yang tepat.
5. Mengawasi semua sumber yang relevan dari intervensi
eksternal.
Keuntungan a. Siswa dapat menggambarkan keadaan yang konkret
Pratikum tentang suatu peristiwa
b. Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri
c. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
d. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan lebih efektif dan efisien

F. Matrik Penyekoran Performance Parktikum dan Non Praktikum


Tabel 8. Penyekoran Performance Parktikum dan Non Praktikum

35
Komponen Skor (Rubrik)
Pengertian Halim, Magdalena (2016) Rubrik merupakan panduan
penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan
dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil kinerja
belajar peserta didik.
Tujuan Memperjelas dimensi dan tingkatan penilaian dari capaian
penilaian pembelajaran peserta didik.
Macam-Macam 1. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai
berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua
kriteria.
2. Rubrik deskriptif memiliki tingkatan kriteria penilaian
yang dideskripsikan dan diberikan skala penilaian atau
skor penilaian.
3. Rubrik skala persepsi memiliki tingkatan kriteria
penilaian yang tidak dideskripsikan namun tetap
diberikan skala penilaian atau skor penilaian.
Manfaat 1) Rubrik dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif
dan konsisten dengan kriteria yang jelas;
2) Rubrik dapat memberikan informasi bobot penilaian
pada tiap tingkatan kemampuan peserta didik;
3) Rubrik dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih
aktif;
4) Peserta didik dapat menggunakan rubrik untuk
mengukur capaian kemampuannya sendiri atau
kelompok belajarnya;
5) Peserta didik mendapatkan umpan balik yang cepat dan
akurat;
6) Rubrik dapat digunakan sebagai intrumen untuk refleksi
yang efektif tentang proses pembelajaran yang telah
berlangsung;
7) Sebagai pedoman dalam proses belajar maupun
penilaian hasil belajar peserta didik.

36
Tahapan Tahap 1. Reflecting
Pengembangan Tahap 2. Listing
Tahap 3. Grouping and Labeling
Tahap 4. Aplication

Target Penilaian Keterampilan pengetahuan :


 Memperdalam teori yag berhubungan dengan tugas
pratikum yang akan dilakukan
 Menggabungkan berbagai teori yang telah diperoleh
 Menerapkan teori yang pernah diperoleh pada problem
yang nyata
Keterampilan sikap :
 Merencanakan kegiatan madiri
 Bekerja sama dalam kelompok
 Disiplin dalam kelompok kerja
 Bersikap jujur dan terbuka
 Menghargai ilmu

37
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian kinerja di kembangkan untuk mengetes atau
menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa
yang mereka ketahui dan dapat yang dilakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks
tertentu. Penilaian kinerja dirancang bukan semata-mata sebagai kegiatan yang
menyenangkan, tetapi juga didesain untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Penilaian kinerja memberi kesempatan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya
sendiri. Melalui penilaian kinerja, siswa akan mendapatkan pemahaman yang nyata tentang
apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan. Dalam penilaian kinerja tidak ada
jawaban benar atau salah sehingga siswa tidak perlu takut untuk menghadapinya. Penilaian
kinerja membuat pembelajaran lebih relevan dengan konteks dalam memecahkan masalah.
Mereka akan mengakui bahwa mereka telah menerima pengajaran dan bahwa pendidikan itu
disediakan untuk kehidupan mereka.

B. Saran
Dalam pembahasan Performance Of Product And Skill pada makalah ini, diharapkan
semua pendidik lebih memperhatikan bagaimana pembuatan asesmen kinerja, sehingga
memudahkan para pendidik dalam proses pembelajaran di kelas.

39
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2003.Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia, Jurusan Pendidikan


Kimia FPMIPA UPI, Bandung.

Danielson S. A Collection of Performance Task and Rubriks.


http://www.assesment.com/Danielson

Halim, Magdalena. 2016. Penilaian Pembelajaran Melalui Rubrik. Jakarta: Univertsitas


Katolik Indonesia

Hesti. 2015. Kerja Praktikum dan Non Praktikum. Jambi: Universitas Jambi.

Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Muhammad Ali Gunawan (2009).  Penilaian Kinerja (Performence Assesment).


http://www.forumpenelitian.blogspot.com/201/09/performance-assess-ment-html

Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Setyono, Budi. 2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (dalam jurnal
pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan
(LP3) Universitas Jember.

40
Stevens, Dannelle D. & Antonia J. Levi. 2005. Introduction to Rubrics: An Assessment Tool
to Save Grading Time, Convey Effective Feedback, and Promote Student Learning.
Virginia: Stylus Publishing.

Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College
Publishing Company.

Wulan, Ana Ratna. 2014. Penilaian Kinerja dan Portofolio. Bandung: UPI.

Zainul, Asmawi. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.

41

Anda mungkin juga menyukai