Disusun Oleh :
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Psikologi Pendidikan
yang berjudul “Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik di Sekolah”. Dalam proses
penyusunan makalah ini tentu nya ada hambatan. Namun berkat dukungan dari berbagai
pihak baik secara langsung dan tidak langsung akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Untuk dukungan yang telah diberikan, kami mengucapkan terimakasih. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah wawasan teman-teman mahasiswa Universitas Maritim
Raja Ali Haji, khusunya mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Kami menyadari
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun agar pembuatan makalah selanjutnya jauh lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……………..... 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………… 4
B. RUMUSAN MASALAH…………….…………………………………...…… 6
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 7
C. HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN………………………………………17
A. KESIMPULAN…………………………………….…………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai fase usia
tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang
seyogianya setiap individu harus dapat menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada
perkembangan individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh
anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode
perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-
ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut memiliki
perkembangan yang sempurna.
Salah satu tahapan perkembangan yang harus dilalui oleh individu dalam rentang
kehidupan nya adalah masa remaja. Remaja adalah masa dimana pada individu berusia
antara 11-17 tahun yang ditandai dengan sifat-sifat yang idealis,berkhayal, memiliki ego yang
tinggi dan mulai berpikir tentang masa depan. Hal tersebut menunjukkan remaja bahwa
mereka telah berada dalam masa perkembangan yang disebut adolensi.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang sempurna,
permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka menginjak usia remaja,
pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas
yang selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang yang lebih rumit yang
4
memerlukan penanganan yang sangat serius. Permasalahan bagi peserta didik usia remaja
timbul baik dari intern ataupun ekstern yang keselurahannya sangat mengganggu pada proses
belajar dan pembelajaran peserta didik di usia seperti itu. Keingin tahuan pada usia remaja
sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang di
idolakan oleh mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan
harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta didik pada usia remaja
akan terarah pada hal-hal yang positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang
terdapat pada peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam
menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu diperlukan konsep dan
tugas perkembangan peserta didik.
5
B. RUMUSAN MASALAH
Tujuan dan manfaat pembahasan yang dapat diuraikan dalam konsep dan tugas
perkembangan ini antara lain :
6
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase
perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan
ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat
dituntaskan. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan
keterampilan yang seharusnya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah: Kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan
aspirasi individu.
7
B. KONSEP PERKEMBANGAN
Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang
lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu
terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang
kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa
kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari
luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk
berkembang. Ketiganya mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas yang dihadapi individu
dalam perkembangannya. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan
kecewa dan dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnya. Jadi penyelesaian tugas –
tugas perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu akan mempengaruhi
penyelesaian tugas – tugas pada tahap berikutnya.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai – nilai dan
aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu
pada tahap perkembangan yaitu ada empat tahap besar perkembangan individu yaitu masa
bayi dan kanak – kanak, masa anak, masa remaja, yang terbagi lagi atas dewasa muda,
dewasa, dan usia lanjut.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara
apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas
berikutnya (Yusuf 1992:3).
8
Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ; (b)
belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja
karena kematangan organ-organ seksual.
Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belaar membaca, (b) belajar
menulis (c) belajar berhitung, (d) belajar berorganisasi.
Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih
pekerjaan (b) memilih teman hidup.
Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat
pada sesama manusia.
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam
kehidupan seseorang.
9
moralitas nampak pada sikap berkurangnya egosentrisme. Siswa SLTP dan SMU juga
telah mempunyai pemikiran politik dan keyakinan yang lebih rasional. Terdapat
berbagai mazhab atau aliran dalam pendidikan yang membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak. Di antaranya adalah aliran nativisme, empirisme,
dan konvergensi. Papalia dan Olds (1992:7-8) menyebutkan faktor internal dan
eksternal yang telah memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan anak.Urie Bronfenbrenner menyatakan ada 4 tingkatan pengaruh
lingkungan seperti, sistem mikro, meso dan exo yang membentuk pribadi
anak.Sedangkan pandangan konvensional menyatakan bahwa ada 3 faktor dominan
yang mempengaruhi perkembangan siswa SLTP dan SMU, yaitu pembawaan,
lingkungan dan waktu. Inventori Tugas Perkembangan manusia sepanjang hidupnya
selalu mengalami perkembangan.Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa
tahap yang saling berkaitan.Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan
terhambatnya perkembangan secara keseluruhan. Untuk mengidentifikasi masalah
perkembangan, diperlukan pengukuran kuantitatif tentang tingkat-perkembangan
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Salah satu
instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan peserta didik
adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan) yang dikembangkan oleh Sunaryo,
dkk.Dengan alat ITP, Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat memahami
tingkat perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi masalah yang
menghambat perkembangan dan membantu peserta didik yang bermasalah dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya.
Penggunaan istilah peserta didik usia remaja, untuk menghindari kesimpangsiuran dan
kesalah pahaman istilah peserta didik usia remaja maka dalam makalah ini akan dijelaskan
istilah peserta didik remaja. Istilah asing yang sering digunakan dalam istilah peserta didik
usia antara lain :
Puberteit yang dimaksud adalah usai kedewasaan atau masa pertumbuhan rambut di
daerah tulang
Adolestensia maksudnya adalah masa muda usia antara 12 – 22 Tahun. Pubertas dan
adolestensia akhir-akhir ini diartikan sama Karena sulitnya membedakan proses psikis
pada pubertas dan awal proses psikis pada adolestensia.
10
Youth Remaja sangat sulit diartikan secara mutlah, dibawah ini pengertian remaja
menurut berbagai pandangan :
Remaja menurut Hukum Dalam undang-undang perkawinan no. 1/1974 pasal 7
menjelaskan usia minimal untuk suatu perkawinan 16 tahun untuk wanita dan 19
tahun bagi pria, walaupun undang-undang tidak menyebutkan anak yang berusia
di atas yang disebutkan tadi bukan anak-anak lagi dan juga tidak bisa dianggap
sebagai orang dewasa penuh karena dalam usia tersebut mereka masih dianjurkan
meminta izin dulu pada orangtua mereka.
Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik Dalam ilmu kedokteran istilah
remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin
manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang
lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak
wanita (mulai umur 9 tahun) atau anak pria mengalami mimpi basah
(mengeluarkan air mani pada waktu tidur/kira-kira usia 15 tahun) yang pertama,
masa ini disebut masa pubertas.
Batasan remaja Menurut Who, Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan
perkembangan dimana: individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan
seksual. Diantaranya:
a. individu mengalami perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa
b. terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (muangman, yang dikutip oleh sarlito,
1991:9)
Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis Salah satu ciri remaja di samping tanda-
tanda seksualnya adalah: “ perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya
proses perubahan dari kondisi “entropi” yaitu keadaan di mana kesadaran manusia
masih belum tersusun rapi, ke kondisi “negen-tropi” yaitu keadaan dimana isi
kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau
sikap (sarlito, 1991:11).
11
Definisi remaja menurut masyarakat Indonesia Sebagai pedoman umum untuk remaja
Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
usia 11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder
mulai tampak (criteria fisik)
kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap usia11 tahun sudah akil balik,
baik menurut adat atau agama (criteria sosial)
pada usia 11 tahun mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas diri (ego identity: Erik Erikson), tercapainya fase
genital dari perkembangan kognitif (piaget) maupun moral (Khohlberg).
usia 24 adalah batas maksimal, member peluang bagi mereka yang masih
menggantungkan pada orang lain (secara tradisi), golongan ini masih banyak
terdapat di Negara Indonesia.
status pernikahan, seorang yang telah menikah di usia berapapun di anggap dan
diperlakukan sebagai seorang dewasa penuh, baik secara hukum, maupun dalam
kehidupan bermasyarakat dan keluarga.
Tugas perkembangan yang harus dikuasai peserta didik pada masa remaja diantaranya yaitu :
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Mencapai kematangan berperilaku etis
Mencapai kematangan emosi
Mencapai kematangan intelektual
Mencapai kesadaran tanggung jawab social
Mencapai kematangan perkembangan pribadi
Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
Mencapai kematangan dalam pemilihan karier
Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga
(khususnya remaja akhir)
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992)
adalah berusaha agar:
12
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk
orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat
menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan
khayalan dan impian.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau
wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi
ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh
mereka tidak memuaskan.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja
mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan
suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari
kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa
dibutuhkan dan rasa berharga.
4. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan
emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang
dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi
merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup
sebagai orang dewasa kelak.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat. Sebagai hasil dari perpaduan unsur-
unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja
dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan
untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau
sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan
kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan suatu
persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
13
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah
berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja
yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau
sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat
antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya
dengan sikap positif.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan
kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan
sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu
dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan,
diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
14
intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah
kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
a. Status sosial keluarga
b. Filsafat kehidupan keluarga
c. Pola hidup keluarga
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai
dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
15
Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakanfaktor penting
dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:
a. Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status
orang tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya
b. Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:
a) Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak
dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya
tentang pendidikan dan kariernya
b) Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan
yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier
remaja
c) Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh
secara langsung terhadap kehidupan pendidikan masing masing remaja
c. Faktor pandangan hidup, merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan.
Kehidupan Keluarga
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan merekauntuk
memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan
sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah
mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan
fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai
tertarik kepada lawan jenis. dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga
perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan
perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai
menetapkan pasangan hidupnya. Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan
pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya
menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya
bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja,
khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya
sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan. Hampir setiap remaja
mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai,
kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu
16
harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan
mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun.
C. HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN
1. Hukum Cephalocoundal
Menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian pada
kepala tumbuh terlebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Misalnya kepala bayi
yang baru lahir tumbuh lebih “matang” daripada bagian tubuh lainnya.
2. Hukum Proximodistal
Menyatakaan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Alat-alat tubuh yang berada di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi daripada yang ada di tepi.
3. Perkembangan terjadi dari Umum ke Khusus
Menyatakaan bahwa proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum,
kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang lebih khusus. Seperti yang
dikemukakan oleh Werner bahwa anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan
atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakan jari-jari
tangannya.
4. Perkembangan Berlangsung dalam tahapan-tahapan Perkembangan
Menyatakaan bahwa dalam proses perkembangan terjadi tahapan yang terbagi ke
dalam masa-masa perkembangan, dimana di setiap masa perkembangan terdapat ciri-
ciri perkembangan yang berbeda. Contoh penahapan pada manusia antara lain
meliputi masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2-1 bulan), masa
pra-sekolah (1-5 tahun), dan seterusnya.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
17
Menyatakan bahwa tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus
menerus, dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum.
Perbadaan cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan menampilkan perbedaan
individual, tidak banyak yang bisa dilakukan guru atau orangtua untuk mempercepat
atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau tidaknya sangat berperan terhadap
kehidupan individu. Tugas-tugas ini dipengaruhi oleh faktor fisik, kultural, cita-cita hidup,
dan norma agama.Tugas-tugas perkembangan anak mulai bayi hingga usia sekolah adalah
cenderung kepada proses pembelajaran awal tentang tata cara dasar berperilaku dan
bermasyarakat. Sedangkan pada masa remaja, cenderung terjadi pencarian jati diri individu
dan proses-proses pendewasaan baik fisik maupun psikis.
Pada masa dewasa awal dan setengah baya, individu mulai mencapai kematangan dalam
berpikir dan berperilaku. Di masa ini, tanggung jawab seorang individu sangat
diimplementasikan, terutama mengenai kehidupan berumah tangga. Sedangkan saat mencapai
usia tua, individu banyak mengalami degradasi, terutama secara fisik. Kemampuan umum
dan kesehatan umumnya menjadi menurun.
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa
perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai
gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di
18
masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak
hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di
waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas. mereka
akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua
berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas
diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad., Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangann Peserta Didik. Jakarta:
Rajawali Pers
Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
19
20