KDK Konsul
KDK Konsul
Disusun Oleh:
NIM : P07124119097
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian obat secara oral merupakan metoda pengahantaran obat yang paling
banyak digunakan. Tetapi, pemberian obat melalui rute ini memiliki beberapa
permasalahan seperti laju pengosongan lambung yang tidak dapat diramalkan, waktu
tinggal di saluran cerna yang singkat (8-12 jam), dan adanya jendela absorpsi di lambung
dan usus halus bagian atas untuk beberapa obat menyebabkan terjadinya penyerapan yang
rendah dan tidak tetap terhadap waktu yang singkat. Pokok persoalan dalam
mengembangkan sistem penghantaran obat secara oral adalah untuk memperpanjang
waktu tinggal sediaan di lambung dan saluran cerna bagian atas hingga obat lepas dan
terabsorbsi seluruhnya. Beberapa pendekatan telah digunakan untuk menahan bentuk
sediaan di lambung. Diantaranya adalah sistem mukoadhesif, sistem mengembang
(swelling and expanding), sistem mengapung (floating), dan sistem penundaan
pengosongan lambung lainnya (Chowdary & Hussainy, 2012).
Sistem penghantaran obat tertahan di lambung merupakan sebuah sistem yang dirancang
agar sediaan dapat tertahan di lambung dalam waktu yang lama dan melepaskan zat
aktifnya (Deghan & Khan, 2009). Agar dapat tertahan di lambung, suatu sediaan harus
dapat menahan gerakan peristaltik, kontraksi konstan, mekanisme penghalusan dan
pengocokan dalam lambung. Sediaan tersebut juga harus dapat melawan waktu
pengosongan lambung sebelum melepas obat (Arora, Ali, Ahuja, Khar & Baboota,
2005).Sistem mengapung atau sistem dinamik yang dikendalikan adalah sistem dengan
densiti yang rendah, yang mampu mengapung pada isi lambung dan tetap mengapung di
lambung tanpa dipengaruhi oleh laju pengosongan lambung untuk periode waktu yang
lama (Arunachalam, Karthikeyan, Konam, Sethuraman, Manidipa, 2011). Sistem ini
dibuat dengan menambahkan satu atau lebih hidrokloid pembentuk gel dengan konsentrasi
tinggi (20-75% b/b) dalam formulasi, misalnya natrium karboksimetilselulosa,
hidroksietilselulosa, hidroksipropilselulosa, dan hidroksipropilmetilselulosa. (Siregar &
Wikarsa, 2010)
Mekanisme sistem penghantaran obat mengapung terjadi karena bulk density sediaan lebih
rendah dibandingkan dengan densitas cairan lambung (Arora et al., 2005). Sistem ini
menyebabkan sediaan dapat mengapung di dalam lambung selama waktu tertentu, tanpa
dipengaruhi oleh waktu pengosongan lambung. Obat dilepaskan secara terus menerus dari
matriks hidofilik yang mengembang. Bentuk ini diharapkan mengapung dalam cairan
lambung tanpa dipengaruhi pengosongan lambung karena densitasnya lebih rendah dari
densitas cairan lambung (Moes, 2003). Ketika obat ini mengapung obat dilepaskan secara
perlahan (Choi, Park, Hwang & Park, 2009). Sistem sediaan mengapung diperlukan
terutama untuk obat-obat yang bekerja lokal di lambung, obat-obat yang memiliki jendela
absorpsi di lambung atau usus halus bagian atas, tidak stabil pada kondisi usus, dan
memiliki kelarutan yang rendah pada nilai pH yang tinggi (Khan & Meenakshi, 2010).
Sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian mengenai bentuk sediaan floating tablet,
diantaranya pembuatan floating tablet propanolol HCl menggunakan HPMC K4M,
HPMC E15LV, HPC, carbopol, dan xanthan gum sebagai polimer, dengan metoda kempa
langsung. Hasilnya, floating tablet yang diformulasi menggunakan HMPC K4M
memberikan efek penahanan pelepasan obat yang paling baik, yaitu, 92% selama 18 jam,
dimana tablet yang diformulasi dengan HPMC E15LV, HPC, dan carbopol tidak dapat
membentuk matriks. Tablet yang diformulasi dengan xanthan gum memperlihatkan
kemampuan untuk menahan pelepasan obat, tetapi memiliki kemampuan mengapung yang
buruk Jagdale, Agavekar, Pandya, Kuchekar & Chabukswar, 2009). Selain itu,
Sungthongjeen, et al. (2011), telah memformulasi floating tablet teofilin dengan beberapa
jenis HPMC, yaitu HPMC K100LV, HPMC K4M, dan HPMC K100M dengan metode
granulasi basah, dimana tablet yang diformulasi dengan HPMC K100M menunjukkan
kemampuan untuk menahan pelepasan obat yang paling baik.
B. Tujuan
Meliputi
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. N G3P2A0 dengan usia kehamilan
32 Minggu di puskesmas karang intan 1
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara lengkap pad Ny.
N
b. Dapat menganalisa masalah dan diagnose kebidanan pada Ny.N
c. Dapat menegakkan diagnose potensial pada Ny. N
d. Dapat melakukan tindak segera pada Ny. N
e. Dapat merencanakan tindakan asuhan pada Ny.N
f. Dapat melaksanakan rencanakan tindakan asuhan pada Ny. N
g. Dapat melaksanakan evaluasi pada Ny. N
BAB II
PEMBAHASAN
d. Ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester III salah satu nya yaitu sering
BAK. Hal ini adalah normal, karena pada ibu frekuensi yang meningkat
dikarenakan rahim yang membesar dan mulai masuk ke PAP sehingga
menekan kandung kemih dan saat malam hari untuk mengurangi minum air
agar kandung kemih tidak penuh di malam hari. Hal ini akan mencegah
keinginan ibu untuk BAK di malam hari dan ibu bisa tidur dengan nyenyak.
e. Bidan memberikan obat terapi, obat tablet tambah darah 2x1 setiap hari dan
mengingatkan ibu untuk rutin meminumnya sesuai dengan dosis yang sudah
diberikan, ibu mengerti dan bersedia melakukannya meminum tablet tambah
darah (Fe)
f. Menganjurkan ibu diperiksa kehamilannya secara rutin dan membuat
rencana kunjungan ulang ± 2 minggu yang akan datang atau melakukan
kunjungan bila ada keluhan. Ibu sudah mengetahui jadwal kunjunngan
ulang.
BAB III (Terbalik dari bab Penutup)
Pengkajian
A. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS
ISTRI SUAMI
Prolog
Ibu hamil 32 minggu datang ke puskesmas untuk memeriksa kehamilannya ini merupakan
kehamilan ketiga , ibu tidak pernah mengalami keguguran anak sebelumnya lahir dengan
dibantu oleh bidan tahun 2017 bayi lahir sehat spontan belakang kepala, BBL : 2800 gram PB
: 51 cm dan nifas ibu berjalan dengan normal pada trimester l dan ll ibu rutin melakukan
kunjungan ke PMB bidan tiap bulannya HPHT 02-09-2020 TPL 09-06-2021
KELUHAN
Ibu mengatakan ingin cek laboratorium lengkap dan memeriksa kehamilannya dengan
keluhan sering merasa pusing dan penglihatan berkunang-kunang dan sering merasa
kelelahan
a. Riwayat Perkawinan
b. Riwayat Menstruasi
Dismenorhoe : Tidak
Lama : 3 hari
Siklus : 28 (teratur)
HPHT : 02-09-2020
TPL : 09-06-2021
c. Riwayat Kehamilan
1. Riwayat ANC
Trimester I : 1 kali.
Trimester II : 2 kali.
b) Pola Nutrisi
Kebiasaan : 3x sehari
c) Pola Eliminasi
BAK : 7x sehari
Warna : Jernih
BAB : 2x sehari
Bau : Khas
d) Pola Aktivitas
2) Imunisasi TT : 2 kali
Palpasi
3. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin :10,7 gr %
b. Golongan darah :B
c. Gula darah :129 mg/dL
d. Albumin :negatif
e. Reduksi :negatif
C. ANALISA DATA
D. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilannya normal, ibu dan
janin dalam keadaan sehat. Ibu memasuki Trimester III dengan usia kehamilan 32
minggu
Tekanan Darah : 132/76 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36°C
DJJ : 130 kali/menit
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
e. Ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester III salah satu nya yaitu sering BAK. Hal
ini adalah normal, karena pada ibu frekuensi yang meningkat dikarenakan rahim yang
membesar dan mulai masuk ke PAP sehingga menekan kandung kemih dan saat
malam hari untuk mengurangi minum air agar kandung kemih tidak penuh di malam
hari. Hal ini akan mencegah keinginan ibu untuk BAK di malam hari dan ibu bisa
tidur dengan nyenyak.
f. Bidan memberikan obat terapi, obat tablet tambah darah 2x1 setiap hari dan
mengingatkan ibu untuk rutin meminumnya sesuai dengan dosis yang sudah
diberikan, ibu mengerti dan bersedia melakukannya meminum tablet tambah darah
(Fe)
g. Menganjurkan ibu diperiksa kehamilannya secara rutin dan membuat rencana
kunjungan ulang ± 2 minggu yang akan datang atau melakukan kunjungan bila ada
keluhan. Ibu sudah mengetahui jadwal kunjunngan ulang.
h. Tambahkan pendokumetasian
.
DAFTAR PUSTAKA
(perhatikan penyusunan daftar pustaka)
Uliyah,Musrifatul.dan Alimul,Aziz Hidayat. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik. Jakarta. Pn:
Salemba Mwdika
http://indylaurenz.blogspot.com/p/pemberian-obat-per oralsublingual.html
http://cardiacku.blogspot.com/2013/04/cara-pemberian-obat.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/02/pemberian-obat.html#sthash.nZZb2DfU.dpuf
https://vdocuments.mx/7-cara-pemberian-obat-secara-benar-58aff43f52646.html
Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C., Wenstrom, K.D.
Depkes RI, 2003, Program Penanggulangan gizi pada wanita Usia Subur (WUS) , Direktorat
Depkes RI., 2007. Prioritas pada Angka Kematian Ibu dan Bayi, http:/www.tenaga-
kesehatan.or.id/publikasi.
Depkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, Jakarta : Depkes RI
Herlina, N., Djamilus, F. Faktor Resiko Kejadian Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas