Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Visum et Repertum (VeR) adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenang hasil pemeriksaan medic terdahap manusia, baik hidup atau mati ataupun
bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk
kepentingan peradilan.

Dasar Hukum Pengadaan Visum et Repertum

Nama VeR tidak pernah disebut dalam KUHAP maupun hokum acara pidana sebelumnya (RIB: Reglemen
Indonesia yang diperbaharui) Didalam KUHAP, sebutan yang digunakan adalah “keterangan ahli”.
Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut
umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah diwaktu ia
menerima jabatan atau pekerjaan. Visum et Repertum yang dibuat (lengkap) sekaligus atau difinitif.

Dilihat menurut sifatnya, Visum et Repertum dibagi dalam 3 (tiga) macam:

a. Visum et Repertum yang dibuat (lengkap) sekaligus atau difinitif.

b. Visum et Repertum sementara. Misalnya visum yang dibuat bagi korban yang sementara dirawat
dirumah sakit akibat luka-lukanya karena penganiayaan.

c. Visum et Repertum lanjutan. Misalnya visum bagi korban yang luka tersebut (Visum et Repertum
sementara) kemudian lalu meninggal dirumah sakit ataupun akibat luka-lukanya tersebut korban
kemudian dipindahkan ke rumah sakit/ dokter lain, melarikan diri, pulang dengan paksa atau meninggal
dunia

KUHAP pasal 186 :

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan disidang pengadilan

Lembaran Negara (LN) Nomor 350 tahun 1973 Pasal 1 dan Pasal 2 yang menyatakan bahwa Visum et
Repertum adalah suatu keterangan tertulus yang dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji tentang apa
yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksanya yang mempunyai daya bukti dalam perkara
pidana.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang KUHP

Visum et Repertum dapat disebut sebagai keterangan tertulis, yaitu keterangan yang dibuat tertulis
dengan mengingat sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah.

Visum et Repertum mempunyai kekuatan pembuktian dalam suatu perkara pidana. R. Atang
Ranoemihardja menjelaskan kekuatan Visum et Repertum dalam pembuktian sebagaimana dimaksud
dalam Staatsblad 1937 nomor 350 bahwa Visum et Repertum mempunyai daya bukti, sebab yang
dimuat dalam pembuktiannya merupakan kesaksian, karena ia memuat segala sesuatu hal yang dilihat
dan diketemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan, jadi sama halnya dengan seseorang yang melihat
dan merasakan sendiri, misalnya suatu kecelakaan

Alat bukti yang sah menurut KUHAP pasal 184 ayat 1 :

a. Keterangan saksi
b. Ketarangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa

Anda mungkin juga menyukai