Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Tahap Stase Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :
PIANI
(0432950920018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BEKASI
2021
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan
sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu
dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Rachmawati, Puspitasari, & Cania, 2017)
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran agar ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono,
2016).
2. Patofisiologi
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan
masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya
adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
c. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis
dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila
pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalam ovum dengan meninggalkan ekornya,
terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-
mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan
ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan
berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan
disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang
disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang
telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat
terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
(Purwaningsih dkk, 2010).
3. Pathway
4. Tanda Dan Gejala
a. Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff
dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone
estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : Cloasma gravidarum
b) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
c) Perut : Striae livide
d) Striae albican
e) Linea alba makin menghitam
f) Payyudara : hipepigmentasi areola mamae
11) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh
darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis erta payudara.

b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


1) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
3) Tanda Goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
7) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah
ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.

c. Tanda Pasti (Positive Sign)


1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
3) Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan
kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
4) Kerangka janin
5) Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Marjati dkk,
2010).
5. Keluhan Selama Kehamilan
Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya. Keluhan-keluhan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
1) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang
tengah hari (morning sickness).
2) Perasaan eneg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
3) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
4) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
5) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
6) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
7) Perut membesar.
8) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak
nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering
timbul konflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan
perhatian dan dukungan suami.

b. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).


Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I
sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi,
terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui
pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga
aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.

c. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).


Kejadian yang sering timbul antara lain:
1) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
2) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
3) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
4) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai
adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
5) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
6) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya
kepala ke pintu atas panggul.
7) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih,
dkk, 2010).

6. Pemeriksaan Leopold
a. Leopold I :
1) Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
2) Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
b. Leopold II
1) Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
2) Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
c. Leopold III:
1) Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
2) Caranya:  Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
d. Leopold IV
1) Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul.
2) Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang
yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen
yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga
panggul.

7. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h.  Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).

8. Pemeriksaan Diagnostic
a. LABORATORIUM
1) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
b. USG
1) Jenis kelamin.
2) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

9. Penatalaksanaan
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care
(ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar
dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
a. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
b. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.
c. Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
Untuk mencegah tetanus neonatorum.
Tabel 1  Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu Lama Perlindungan %
minial)
TT 1 Pada kujungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99
Keterangan :   apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka
bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum.
e. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
f. (Tes)  terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung
normal.
g. (Temu)  wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan.
B. KONSEP SUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi,
riwayat obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan riwayat
kesehatan. Adapun pengkajian yang dilakukan berdasarkan diagnosa defisit pengetahuan
yaitu (PPNI, 2016) :
a. Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku
bangsa, agama, alamat.
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama ibu
hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat
penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan
penyakit kronis
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, dismenorrhae,
keluhan haid, hari pertama haid terakhir (HPHT) guna menentukan taksiran
persalinan (TP).
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat
obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida, para-
abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia gestasi,
pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan,
jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi,
riwayat nifas sebelumnya
f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat
berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk
pada pembentukan organ janin
g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi :
kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi dan
pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok)
h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien
selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan, penerimaan
keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan gambaran diri sehubungan dengan
perubahan postur tubuh selama kehamilan

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan  panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak
normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion,
dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau
diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
2) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
3) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan
ada infeksi dalam kehamilan.
4) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
5) Kepala dan Leher
a) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
b) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sclera
c) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
d) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
6) Payudara
a) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
b) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d) Retraksi akibat adanya lesi
e) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
7) Abdomen
a) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan     > 22 minggu
c) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
d) Pemeriksaan Leopold :
Leopold I   : 
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus
Leopold II  :
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

Leopold III  : 
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV  :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP
8) Tangan dan kaki
a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper
9) Pemeriksaan panggul
a) Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
b) Panggul : menggunakan speculum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c) Panggul : pemeriksaan bimanual
- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
- Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
d) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
- Dari Janin  : 
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
- Dari ibu     :
 Bising Rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
e) Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

3. Diagnosa Keperawatan
Trimester I
a. Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan ketidakmampuan menelan makanan
b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih
d. Risiko disfungsi seksual dibuktikan dengan faktor ginekologi kehamilan
Trimester II
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
b. Deficit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
c. Resiko cidera pada janin dibuktikan dengan kecemasan yang berlebihan tentang
proses persalinan
Trimester III
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih
Gangguan pola tidur

4. Intervensi Keperawatan
Dx. Kriteria hasil Intervensi
Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen gangguan makan
dibuktikan dengan selama 3 jam, maka status Observasi :
ketidakmampuan nutrisi membaik, dengan 1. Monitor asupan dan keluarnya
menelan makanan kriteria hasil: makanan dan cairan serta
1. Porsi makan yang kebutuhan kalori
dihabiskan meningkat
2. Pengetahuan tentang Terapeutik :
pilihan makanan yang 1. Timbang berat badan secara
sehat meningkat rutin
3. Pengetahuan tentang 2. Diskusikan perilaku makan dan
standar asupan nutrisi yang jumlah aktivitas fisik yang
tepat meningkat sesuai
4. Nyeri abdomen menurun 3. Lakukan kontrak perilaku
5. Frekuensi makan membaik 4. Damping ke kamar mandi untuk
6. Nafsu makan membaik pengamatan perilaku
memuntahkan kembali makanan
5. Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan target dan
perubahan perilaku
6. Berikan konsekuensi jika tidak
mencapai target sesuai kontrak

Edukasi :
1. Ajarkan pengaturan diet yang
tepat
2. Ajarkan keterampilan koping
untuk penyelesaian masalah
perilaku makan

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori, dan pilihan
makanan
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi Promosi citra tubuh
berhubungan dengan selama 3 jam, maka citra tubuh Observasi :
perubahan fungsi tubuh meningkat, dengan kriteria 1. Identifikasi harapan citra tubuh
hasil: berdasarkan tahap
1. Verbalisasi perasaan perkembangan
negative tentang tubuh 2. Identifikasi budaya, agama,
menurun jenis kelamin, dan umur terkait
2. Verbalisasi perubahan gaya citra tubuh
hidup menurun 3. Identifikasi perubahan citra
3. Fokus pada penampilan tubuh yang mengakibatkan
masa lalu menurun isolasi social
4. Fokus pada kekuatan masa 4. Mobitor pernyataan kritik
lalu menurun terhadap diri sendiri
5. Respon nonverbal pada 5. Monitor apakah pasien bisa
tubuh membaik melihat bagian tubuh yang
berubah

Terapeutik :
1. Diskusikan perubahan tubuh
dan fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga
diri
3. Diskusikan perubahan akibat
pubertas, kehamilan, dan
penuaan
4. Dikusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh
5. Diskusikan cara
mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
6. Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan
citra tubuh

Edukasi :
1. Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
3. Anjurkan menggunakan alat
bantu
4. Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung
5. Latih peningkatan penampilan
diri
Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
berhubungan dengan selama 3 jam, maka tingkat Observasi :
agen pencedera fisik nyeri menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
hasil: durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri.
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri.
3. Gelisah menurun 3. Identifikasi respon nyeri non
4. Kesulitan tidur menurun verbal.
5. Perineum terasa tertekan 4. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan memperingan
6. Uterus teraba membulat nyeri.
menurun
7. Ketegangan otot menurun Terapeutik:
8. Frekuensi nadi membaik 1. Berikan terapi nonfarmakologis
9. Pola napas membaik untuk mengurangi rasa nyeri
10. Tekanan darah membaik (terapi pijat, terapi musik,
11. Perilaku membaik aromaterapi).
12. Pola tidur membaik 2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
3. Fasilitasi istirahat/tidur.

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik.

C. KASUS
Ny. D berusia 33 th datang ke poli obgyn rumah sakit dengan G 1 P0 A0 datang memeriksa
kehamilannya ditemani dengan suaminya dengan keluhan mengalami gangguan pola tidur
karena sering kencing, selama kehamilan trimester III. Klien cemas dengan kehamilannya
yang terus menerus dialaminya karena gangguan pola tidur akibat sering BAK dan
menghadapi persalinan pertamanya, dan klien belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
Klien mengatakan Frekuensi kencing pada malam hari 8-9 kali selama kehamilan trimester
III, sehingga menganggu tidur. Tidur malam hanya 4-5 jam. Wajah klien terlihat gelisah
dan tegang saat pemeriksaan. Pemeriksaan fisik didapatkan : TD 110/70 mmHg, N :
90x/m, RR : 20x/m, s : 37 oc, DJJ 140x/m, TFU 28 cm, PUKI persentasi bokong hamil 32
minggu, tidak terdapat anemis

D. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. D

Umur :33 th

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Belendung Rt 17/Rw 06 No 132 Kel. Kedung pengawas, Kec

Babelan, Kab Bekasi

Tgl masuk : 11 Januari 2020

Tgl. Pengkajian : 22 Januari 2020

No medrec : 240708

Diagosa medis : G1, P0, A0

Penanggung Jawab

Nama Suami : Tn.S. N


Umur : 35 tahun
Alamat : Jl. Belendung Rt 17/Rw 06 No 132 Kel. Kedung pengawas, Kec

Babelan, Kab Bekasi


Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub dg klien : Suami
2. Status kesehatan
a. Keluhan utama
keluhan yang didapatkan ibu mengalami gangguan pola tidur karena sering
kencing. Frekuensi kencing pada malam hari 8-9 kali, sehingga menganggu tidur.
Tidur malam hanya 4-5 jam. Klien cemas dan gelisah dengan kehamilannya yang
terus menerus dialami dan menghadapi persalinan pertamanya, dan klien belum
mengetahui tanda-tanda persalinan.

b. Riwayat kesehatan sekarang (PQRST)


1) Riwayat pencetus
Gangguan pola tidur karena sering BAK dimalam hari
2) Lamanya keluhan
Klien mengatakan sudah merasakan susah tidur sejak kehamilan trimester III

3) Timbulnya keluhan
Klien mengeluhkan mengalami gangguan pola tidur karena sering kencing.

4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah


Klien mengatakan tidak tahu cara mengatasinya

c. Riwayat kesehatan yang lalu


1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit berat

2. Pengobatan yang didapat


Klien mengatakan lupa dengan pengobatan yang didapat

3. Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
d. Riwayat obsetri
i. Riwayat menstruasi
1. Menarche
Klien mengatakan menstruasi pertama terjadi ketika usia 13 th

2. Siklus
Klien mengatakan siklus haidnya teratur

3. Banyaknya
Klien mengatakan banyaknya 70cc

4. Lamanya
Klien mengatakan kalau haid biasanya 4hari

5. HPHT
11 september 2020

6. Keluhan
Klien mengatakan sesekali ketika haid hanya mengeluarkan kecokelatan
tanpa darah

e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Hasil kehamilan Jenis Jenis Umur
Kehamilan Partus di BB
AB/prem/M/Mola persalinan kelamin anak
- - - - - - -

f. Genogram
Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

X : Meninggal

: Satu rrumah

g. Kehamilan Sekarang
a. Diagnosa: : G: 1 .P: 0 A: 0
b. Imunisasi:TT1: sudah, TT2: sudah
c. ANC berapa kali:7 kali
d. Keluhan Selama Hamil: kurang tidur, cepat lelah saat beraktifitas
Pengobatan Selama Hamil : Ya

h. Riwayat pemakaian kontrasepsi


a. Jenis kontrasepsi
Klien mengatakan menggunakan suntik

b. Waktu

Waktu 6 tahun yang lalu

c. Keluhan
Tidak ada

d. Aspek psikososial
1) Persepsi tentang penyakit ini
Klien merasa senang karena kehamilannya

2) Perubahan terhadap kehidupan sehari-hari


Klien merasakan pusing, mudah lelah, dan kurang tidur pada malam hari.

3) Harapan
Janin dapat terlindung dengan baik agar saat kelahiran bayi sehat yang
diinginkan oleh ibu
4) Keadaan dirumah
Klien mengatakan suaminya sangat siaga

5) Sikap keluarga
Klien mengatakan keluarga menjadi lebih perhatian dengan selalu
memberitahu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit

e. Kebutuhan dasar khusus


Keluhan Di rumah Di rumah sakit
Nutrisi Tercukupi Tercukupi
Eliminasi Sering bak, dan bab jarang Sering bak, dan bab jarang
Personal hygiene Klien mandi 2x sehari -
Istirahat & tidur Tidur 3-4 Jam -
Aktifitas Klien mengerjakan pekerjaan Tidak ada aktifitas yang
rumah ringan seperti menyapu, dilakukan
dan mengepel di bantu dengan
suaminya

f. Pemeriksaan fisik
i. KU : compos mentis
ii. TTV
a) BB : 57 kg
b) TB : 155 cm
c) LILA : 23 cm
d) TD : 110/70 mmHg
e) N : 82 x/m
f) RR : 18 x/m
g) S : 36o c
iii. Kepala
Simetris, tidak ada benjolan, rambut hitam

iv. Mata
Konjungtivitis ananemis, skelra anikterik

v. Telinga
Simetris, Pendengaran normal, tidak ada cairan keluar

vi. Hidung
Bersih, Simetris, tidak ada cairan yang keluar

vii. Mulut
Bibir tidak kering, tidak ada stomatitis, gigi bersih tidak terdapat karang gigi
dan lubang

viii. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis

ix. Punggung
Simetris, pernapasan vesikuler

x. Respirasi
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan teratur, suara nafas
vesikuler. RR : 18 x/m

xi. Kardiovaskuler
S1 S2 Reguler. N : 82 x/m

xii. Abdomen
a) Inspeksi : perut tmpak besar kedepan, terlihat garis strise, dan linea nigran
b) Palpasi :
Leopold I TFU 28 cm Pada fundus teraba lunak, kurang bundar
dan tidak melenting (bokong).
Leopold II Pada bagian perut kanan ibu teraba bagian keras,
memanjang seperti papan (punggung). Pada bagian
perut kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold III Kepala belum masuk PAP
Leopold IV -
c) Auskultasi: DJJ 145x/ mnit
d) Kontraksi : ada pergerakan janin

xiii. Genetalia

 Keputihan: -
 Lainya sebutkan:-

xiv. Ekstremitas
a) Atas
Tidak ada edema, masih dapat bergerak aktif

b) Bawah
Tidak ada edema, masih dapat bergerak aktif, tidak ada varises

xv. Integumen
Warna kulit cokelat, tidak ada luka pada kulit tubuh, turgor kulit baik

xvi. Persyarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, motorik baik, reflek baik, sensorik baik

g. Data penunjang
i. Laboratorium
Hasil belum keluar
ii. USG
Tidak ada

iii. X-ray
Tidak ada

iv. Terapi
Tidak ada

k. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Gangguan adaptasi kehamilan Gangguan rasa nyaman
- Klien mengatakan ini
kehamilan pertamanya
- Klien mengatakan susah tidur
dimalam hari karena BAK
terus menerus
- Klien mengatakan tidur
malamnya hanya 4-5 jam
Do :
-
- Klien terlihat cemas karena
kehamilan pertamnya
- Wajah klien terlihat gelisah
dan tegang.
- TD 110/70 mmHg,
- N : 82x/m,
- RR : 18x/m.
- S : 36oc
Ds : Kurang kontrol tidur Ganguan pola tidur
- Klien mengatakan susah tidur
dimalam hari karena BAK
terus menerus
- Klien mengatakan tidur
malamnya hanya 4-5 jam
Do :
- Saat ditanya klien mengatakan
gangguan pola tidurnya karena
sering kencing (BAK)
- Wajah klien terlihat gelisah
dan tegang.
- TD 110/70 mmHg,
- N : 82x/m,
- RR : 18x/m.
S : 36oc
Ds : Kurang terpapar informasi Ansietas
- Klien mengatakan ini
kehamilan pertama.
- Klien cemas dengan
kehamilannya yang terus
menerus dialami dan klien
belum mengetahui tanda-
tanda persalinan.
Do :
- Klien terlihat cemas dan
gelisah.
- Klien terlihat tegang
- TD 110/70 mmHg,
- N : 82x/m,
- RR : 18x/m.
- S : 36oc

l. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman berhubungn dengan Gangguan adaptasi kehamilan
b. Gangguan pola tidur berhubunan dengan kurang kontrol tidur
c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan klien terlihat
cemas dan gelisah
m. Rencana Keperawatan
Dx. Kriteria Hasil Rencana Intervensi
Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan tindakan Perawatan kehamilan
gangguan adaptasi kehamilan keperawatan selama 1 x24 trimester III
jam dilakukan masalah rasa Observasi
nyaman teratasi dengan - Monitor tanda tanda
kriteria hasil: vital
- Gelisah menurun - Ukur tinggi fundus
- Keluhan sulit tidur - Periksa gerakan janin
menurun dan denyut jantung janin
- Pola tidur membaik Terapeutik
- Jaga kuku tetap pendek
dan bersih
- Jaga ke bersihan vulva
dan vagina
- Libatkan keluarga untuk
pemberian dukungan
Edukasi
- Anjurkan menghindari
kelelahan
- Latihan fisik secara
teraktur
- Ajarkan teknik relaksasi
napas dalam
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan USG
dan Lab

Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi Dukungan tidur


berhubungan dengan kurang selama 1x24 jam, di harapkan Observasi :
kontrol tidur pola tidur membaik dengan 1. Identifikasi pola aktivitas
kriteria hasil: dan tidur
- Keluhan sulit 2. Identifikasi faktor
tidur menurun gangguan tidur (fisik
- Keluhan tidak dan/atau psikologis)
puas tidur 3. Identifikasi makanan dan
menurun minuman yang menggangu
tidur(mis. Kopi, the,
alkohol, makanan
mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum
tidur)
4. Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi

Terapeutik:
1. Modifikasi lingkungan
(mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal rutin
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat,
pengaturan posisi, terapi
akupresur)
6. Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau
tindakan untuk
menunjangan siklus tidur
terjaga
Edukasi :
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama saki
2. Ajarkan menepati
kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan atau minuman
yang menggangu tidur
4. anjurkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur
ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Kolaborasi
Ajarkan keluarga jika perlu
Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
kurang terpapar informasi selama 1x24 jam, maka Observasi :
tingkat ansietas menurun, 1. Identifikasi saat tingkat
dengan kriteria hasil: ansietas berubah
1. Verbalisasi khawatir 2. Monitor tanda-tanda
akibat kondisi yang ansietas
dihadapi menurun
2. Perilaku gelisah menurun Terapeutik :
3. Perilaku tegang menurun 1. Ciptakan suasana
4. Frekuensi nadi menurun terapeutik untuk
5. Pola tidur membaik menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh
perhatian
5. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan

Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
4. Latih teknik relaksasi

n. Implementasi Keperawatan
Waktu/ NO DX Implementasi Paraf
Jam
12/1/2020 1 1. Memonitor ttv Piani
10.00 WIB
2. Mengukur TFU (tinggi fundus uteri)
3. Menghitung DJJ (denyut jantung janin)
4. Memotong kuku
5. Mengedukasi latihan fisik
6. Mengajarkan teknik relaksasi
7. Mengkolaborasi dengan petugas laboratorium
dan radiologi

12/1/2020 2 1. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, piani


10.0 WIB
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
2. Tetapkan jadwal rutin
3. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur)
4. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
5. Ajarkan menepati kebiasaan waktu tidur
6. Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang
menggangu tidur
7. anjurkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
8. ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
14/1/2020 3 - Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan Piani
10.0 WIB
kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Latih teknik relaksasi

A. EVALUASI KEPERAWATAN
Waktu NO DX Evaluasi

12/1/2020 1 S : - klien mengatakan sudah mulai tenang dan nyaman


10.00 WIB
O:
- TFU : 28 cm (32 minggu, 8 bulan)
- DJJ : 1240x/menit

A:
- masalah aman nyaman teratasi

P:
- latihan fisik dilanjutkan
13/1/2020 2 S:
2.1 WI - Klien mengatakan sudah paham tentang tanda-tanda
B kehamilan
- Klien mengatakan gangguan pola tidurnya mulai membaik

O:
- Klien terlihat lebih tenang
- Klien sudah tidak sulit tidur

A:
Masalah pola tidur teratasi

P:
Melanjutkan intervensi
14/1/2020 3 S:
10.0 WIB - Klien mengatakan cemasnya berkurang setelah mengetahui
tanda-tanda kehamilan
- Klien mengatakan bisa melakukan teknik tarik napas dalam

O:
- Klien terlihat lebih tenang
- Klien terlihat tidak tegang

A:
Masalah pola tidur teratasi

P:
Melanjutkan jadwal aktivitas dan istirahat

ANALISA JURNAL

A. Isi Jurnal
Penulis memilih jurnal yang di tulis oleh Nevy Norma Renityas sebagai jurnal untuk di
analisis. Jurnal tersebut di terbitkan di Bandung pada tahun 2016 dengan judul
“EFEKTIFITAS ACUYOGA TERHADAP KELUHAN INSOMNIA PADA IBU
HAMIL TRIMESTER1 III DIMASYARAKAT AGRIKULTURE TRADITIONAL
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS NGANCAR KABUPATEN KEDIRI”.

Metode yang di gunakan dalamn jurnal penelitian ini adalah dengan menggunakan
pretest posttest designt dengan teknik consecutive sampling. dengan 40 responden yang
terbagi menjadi 4 kelom- pok masing-masing kelompok sebanyak 10 respon- den yang
diberikan perlakuan teknik acuyoga selama 4x dalam 2 minggu.

Berdasarkan hasil penelitian didadapt kan ba hwa pelaksanaan terapi acuyoga berjalan dengan
lancar dan baik selama dilakukan 4x selama 2 minggu. sebelum dilakukan acuyoga menunjukkan
bahwa sebagian besar responden mengalami Subthreshold insomnia sebesar 24 responden.
Sesudah di lakukan acuyoga sebagian besar responden tidak ada insomnia yang signifikan secara
klinis sebesar 36 responden. Hal ini dikarenakan karena ibu hamil yang melakukan terapi
acuyoga membantu ibu lebih rileks sehingga kualitas tidur terpenuhi sehingga peneliti
menyimpulkan teknik acuyoga dapat dijadikan sebagai terapi nonfarmakologi yang efektif untuk
mengatasi insomnia bagi ibu hamil.

B. Kelebihan Jurnal
Kelebihan pada jurnal yang di tulis oleh Nevy Norma Renityas adalah mencantumkan
lama waktu terapi acupresure, kapan waktu terapi dilakukan serta alat ukur yang
digunakan dan menjelaskan cara terapi acuyoga.
C. Kekurangan Jurnal
Kekurangan pada jurnal yang di tulis oleh Nevy Norma Renityas adalah adalah tidak
dijelaskan apakah intervensi ini dilakukan secara bersamaan atau tidak, dan untuk yoganya
sendiri tidak di jelaskan berapa lama dalam intervensi
D. Implentasi pada Klinik
Sesuai dengan jurnal yang ditulis oleh Nevy Norma Renityas, implementasi yang
dilakukan dalam jurnal tersebut adalah menerapkan teknik acuyoga. Acuyoga yaitu
kombinasi dari acupresure dan yoga. Dimana, pada penelitian ini melakukan acupresure
yang merupakan pijatan pijatan yang halus di titik- titik non merdian yang berfungsi untuk
menormalkan mekanisme dan respon homeostatik dan meka nisme ditubuh responden.
Acupresure pada penelitian ini setelah melaku kan yoga dan meditasi. Pijatan-pijatan pada
titik- titik Pai Hui, Yin Tang, Ting Kung, Tay Yang, Teu Wei, I Fung, I Fung Ce. Masing-
masing titik ini dilakukan penekanan, pengetukan dan pijatan yang lembut selama 1-5
menit, sehingga dapat memberikan efek relaksasi yaitu dapat mengurang keluhan seperti
sakit kepala, vertigo, migrain, meningkatkan konsentrasi, mengatur nafsu makan dan
minum, melancarkan peredaran darah (Wong,2011).
Sedangkan yoga dalam penelitian ini menggunakan gerakan surya namaskar dimana,
gerakan ini dilakukan secara perlahan dan teratur, pernafasan yang teratur serta meditasi
yang diiringi musik klasik, sehingga dapat membuat responden menjadi rileks bahkan
tertidur saat meditasi.

Daftar Pustaka

Marjati dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

(2019). Efektifitas Acuyoga Terhadap Keluhan Insomnia Pada


NN Renityas, LT Sari, W Wibisono
Ibu Hamil Trimester III Dimasyarakat Agricultural Traditional Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngancar Kabupaten Kediri Tahun 2019. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 7(1), 98–
103.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir
Fisiologi & Patologis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Wong, Ferry. 2011. Acuyoga Kombinasi Akupresure dan Yoga. Penebar Plus. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai