Anda di halaman 1dari 6

ANAFILAKSIS

No. Dokumen : …-.../…./…./2015


No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS TANDA TANGAN KEPALA PUSKESMAS


Dr. SITI NURFAIDAH, MMRS
BADEGAN NIP. 19691029 200212 2 002

1. Pengertian Anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi alergi)
yang bersifat sistemik, cepat, dan hebat yang dapat menyebabkan gangguan
respirasi, sirkulasi, pencernaan dan kulit. Jika reaksi tersebut cukup hebat
dapat menimbulkan syok yang disebut sebagai syok anafilaktik. Syok
anafilaktik membutuhkan pertongan cepat dan cepat.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan diagnose dan penatalaksanaan
pada pasien dengan reaksi anafilakis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas tentang layanan medis
4. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000
Permenkes nomor 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinik dokter
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
/Langkah 2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
langkah 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa adanya Gejala pada
kulit atau jaringan mukosa bersamaan dengan sesak napas atau
tekanan darah rendah dan gejala saluran cerna.
4. Petugas memeriksa tekanan darah.
5. Petugas memeriksa nadi.
6. Petugas memeriksa suhu.
7. Petugas melakukan penatalaksanaan kepada pasien dengan mengatur
posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat
(diganjal )akan membantu meningkatkan venous return sehingga
tekanan darah akan ikut naik.
8. Petugas memberikan oksigen 3-5liter/menit
9. Petugas melakukan pemasangan infuse, cairan plasma expander
(dextran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume
intravascular secepatnya. Jika cairan itu tik tersedia, Ringer Laktat atau
NaCl fisiologis dapat digunakan sebagai pengganti.
10. Petugas memberikan adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000
diberikan secara intramuscular yang dapat diulangi 5-19=0 menit. Dosis
ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kerja adrenalin cukup
singkat. Jika respon pemberian secara intramuscular kurang efektif,
dapat diberi intravena setelah 0,1-0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam
spuit 10 ml dengan NaCl, diberikan perlahan-lahan.
11. Petugas memberikan aminofilin,diberikan dengan sangat hati-hati
apabila bronkospaame belum hilang denganpemberian adrenalin.250
mg aminofilin diberikan perlahan-lahan selama 10 menit instavena.
Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drip infuse bila dianggap perlu
12. Petugas memberikan antihistamin dan kortikustroid yang merupakan
pilihan ke dua setelah adrenalin.Anti histamine yang biasa digunakan
adalah difenhidramin HCL 5-20 mg IV dan untuk golongan
kortikusteroid dapat digunakan deksametason 5-10 mg IV atau
hidrokortison 100-250 mg IV.
13. Petugas melakukan resusitasi cardio pulmoner, seadainya terjadi henti
jantung.
14. Petugas menulis resep.
15. Petugas menyerahkan resep.
16. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose,dan
terapi kedalam rekam medic pasien.
17. Petugas menandatangani rekam medik.
6. Unit Terkait a. UGD
b. Poli Umum
c. Poli KIA
7. Diagram
alir/flowchart Memanggil pasien Melakukan
sesuai nomor urut Melakukan
anamnesis pemeriksaan
fisik

Menulis hasil
anamnese, hasil
Melakukan Menulis resep
laboratorium,diag
tindakan medis
nosa ke rekam
kepada pasien
medic pasien

Menulis dignosa ke
Menyerahkan
buku register pasien
resep kepada
pasien

8. RekamanHistoris

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.


ANAFILAKSIS

No. Dokumen : …-.../…./…./2015


No. Revisi :0
Tanggal Terbit:
DAFTAR Halaman : 1/2
TILIK

TANDA TANGAN KEPALA PUSKESMAS


PUSKESMAS
BADEGAN dr. SITI NURFAIDAH, MMRS
NIP. 19691029 200212 2 002

Unit :………………………………………………………………………

Nama Petugas :………………………………………………………………………

Tanggal Pelaksanaan :………………………………………………………………………

No Kegiatan YA TIDAK TB
1 Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2 Apakah petugas menulis identitas pasien di buku register
3 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa adanya
Gejala pada kulit atau jaringan mukosa bersamaan dengan sesak
napas atau tekanan darah rendah dan gejala saluran cerna.
4 Apakah petugas memeriksa tekanan darah
5 Apakah petugas memeriksa nadi
6 Apakah petugas memeriksa suhu
7 Apakah petugas melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan diagnosis, pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit
untuk mencari allergen penyebab yaitu dengan uji cukit (prick test),
uji gores (scratch test), dan uji intrakutan atau intradermal yang
tunggal atau berseri (skin end-point titration/SET).
8 Apakah petugas melakukan penatalaksanaan kepada pasien
dengan mengatur posisi trendelenburg atau berbaring dengan
kedua tungkai diangkat (diganjal )akan membantu meningkatkan
venous return sehingga tekanan darah akan ikut naik
9 Apakah petugas memberikan oksigen 3-5liter/menit
10 Apakah petugas melakukan pemasangan infuse, cairan plasma
expander (dextran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi
volume intravascular secepatnya. Jika cairan itu tik tersedia,
Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat digunakan sebagai
pengganti.
11 Apakah petugas memberikan adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1 :
1000 diberikan secara intramuscular yang dapat diulangi 5-19=0
menit. Dosis ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kerja
adrenalin cukup singkat. Jika respon pemberian secara
intramuscular kurang efektif, dapat diberi intravena setelah 0,1-0,2
ml adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan NaCl, diberikan
perlahan-lahan.
12 Apakah petugas memberikan aminofilin,diberikan dengan sangat
hati-hati apabila bronkospaame belum hilang denganpemberian
adrenalin.250 mg aminofilin diberikan perlahan-lahan selama 10
menit instavena. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drip infuse
bila dianggap perlu
13 Apakah petugas memberikan antihistamin dan kortikustroid yang
merupakan pilihan ke dua setelah adrenalin.Anti histamine yang
biasa digunakan adalah difenhidramin HCL 5-20 mg IV dan untuk
golongan kortikusteroid dapat digunakan deksametason 5-10 mg
IV atau hidrokortison 100-250 mg IV.
14 Apakah petugas melakukan resusitasi cardio pulmoner, seadainya
terjadi henti jantung.
15 Apakah petugas menulis resep

16 Apakah petugas menyerahkan resep.


17 Apakah petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose,dan terapi kedalam rekam medic pasien.
18 Apakah petugas menandatangani rekam medik

Jumlah

Compliance rate (CR) : …………………………………%


....................,..........................
Pelaksana / auditor

……………………………………….
NIP: ………………..........................

Anda mungkin juga menyukai