Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan


pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi
dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput,
rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi
adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru.

Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai
usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik
yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia
emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?


2. Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia


2. Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada
lansia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang


mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang
bahagia dan berguna (DEPKES RI, 2000)

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah
yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan
dan lail-lain. (DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit


atau gangguan/kesehatan.

2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan


aktivitas mental yang mendukung.

3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.

4. Melakukan pengobatan yang tepat.

5. Memelihara kemandirian secara maksimal.

6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).

2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.

3. Diagnosis secara terpadu.

4. Team work (koordinasi).

5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru

berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric


mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
2.2 Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik

1. Masalah kehidupan sexual


Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya
hubungan seksual pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut
sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien
sakit atau mengalami ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing. Hal ini dapat menjadi
tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara pasangan
dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih
mampu melaksanakan.
2. Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya
menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula
timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga
dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan edema
mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk
mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan
digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi sehingga diobati
dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi urin. Dan
efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.
5. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada
lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah
bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia.
Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :

a. Bingung

b. Lemah ingatan

c. Penglihatan berkurang

d. Tidak bisa memegang

e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan

dijalankan.

6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.

2.3. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia


1. Masyarakat sehat 2010 dan lansia
Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu meningkatkan
kualitas dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga Amerika
( USDHHS, 1998 ). Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek
terpenting dalam promosi kesehatan lansia adalah mempertahankan
kesehatan dan kemandirian fungsional. Banyak tujuan yang ditetapkan
untuk masyarakat sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang dicakupkan ke
dalam tujuan Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan program
promosi kesehatan untuk komunitas lansia perawat komunitas harus
memasukkan area prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat dalam
masyarakat sehat 2010. Salah satu tujuan masyarakat sehat 2010 yang
dapat diarahkan pada lansia adalah meningkatkan setidaknya 90 %
proporsi individu berusia 65 tahun atau lebih yang telah berpartisipasi pada
tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi kesehatan
terorganisasi.

2.3.1 Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia

Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya
hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus
proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik
toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep
kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi
promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat
serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi
mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku
beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama
menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia
memiliki tiga tujuan

1. Meningkatkan kemampuan fungsional

2. Memperpanjang usia hidup

3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney, 1994 )

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu


pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga
serta kelompok dan komunitas.

2.3.2 Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau keluarga


dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kompetensi
individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan
promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah
mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang
rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan
proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :

a. Skrining kesehatan

b. Modifikasi gaya hidup

c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )

d. Konseling

e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer

g. Imunisasi

h. Keamanan di rumah

i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau


bantuan rumah tangga )

j. Makanan yang dikirimkan ke rumah

k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )

l. Manajemen kasus

m. Bantuan pemeliharaan di rumah

2.3.3 Intervensi berfokus pada komunitas

Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada
lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di
komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang
sesuai dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status
fungsional lansia di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi
tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia
di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

• Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada


masyarakat lansia

• Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older
American Month ( bulan lansia Amerika )

• Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan pusat
informasi lokal, botlines telepon atau situs internet

• Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan atau


memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah

• Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek pemukiman


lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk memberikan pelayanan
yang komprehensif kepada subkelompok asia

• Aktivitas pencegahan kejahatan

• Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas. Kemitraan


dengan Komunitas Lansia

2.3.4 Kemitraan dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons
terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan
mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan
komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas
pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:

1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja, senior
center, dan tempat perkumpulan pensiunan.

2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program

3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok

4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan tidak
adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan makalah,
penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang adekuat.

5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons

6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup

7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat

8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi

9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman pada
para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi baru atau
informasi yang masih meragukan mereka

10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat

11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia

2.3.5 Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas

a. Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan primer yang
teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit kronik kecacatan
serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat
mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )

2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan diabetes.

3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan kesehatan,


manajemen kasus,dan manajemen medikasi).

4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk biaya


pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care, asuransi Medicare
tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.

5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia pada sumber-
sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan kesehatan, dan
pengendali akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan
swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia
kepada sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).

6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta advokasi untuk
membuat program yang mereka butuhkan.

7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan, kalender,


dan sebagainya ).

8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.

9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.

10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b. Nutrisi

Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat perkembangan penyakit kronis
yang di derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan
status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal
yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning
Checklist ) yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American
Dietetic Association, dan National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative,
1992 ) adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program
kemitraan dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.

Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar dan
manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan
sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas,
pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut
ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan- mencicipi dan berbagi resep,
membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis.
Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta tayangan
video aalah langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda
lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan
yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan
makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansiaun ntuk
menghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau kelompok teman
sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.

d. Olahraga dan Kebugaran

Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan manusia. Olahraga


untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya. Di bawah
ini adalah beberapa bentuk program olahraga kebugaran.

 Pencegahan jatuh

Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak membangun sebuah
tim dengan ahli terapi oku pasional dan ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas
pencegahan jatuh pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin saja
anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri kelas ini yang
justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di rumahanya karena
meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar). Beberapa individu dapat memberikan
koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat melakukan tes
keseimbangan, mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah jatuh dan
memberikan konseling individual mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh.
Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar terhadap masalah
yang terkadang mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat
membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek ini serta
mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan, demonstrasi dan konseling.
Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan dan persetujuan untuk menjalani
tes keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.

2.3.6 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia

Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat ini.
Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia – penyakit
jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat.
Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang
mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti
masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk beradaptasi
terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya penundaan awitan
terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan ).
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan
juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional
untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang
dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan
kesehatan.

2.3.7 Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan

Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi kesehatan dan
banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku promosi kesehatan
daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika ditanyakan perilaku apakah yang
mereka inginkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya lansia
menyebutkan hal – hal seperti tetap aktif dan memelihara pandangan positif terhadap
kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi memantau tekanan darah dan
pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang tidak
terlalu berat. Hal – hal tersebut sebenarnya mewakili suatu kombinasi perilaku
promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan ( pencegahan ) Menurt pender
promosi kesehatan adalah pola multidimensional dari tindakan dan persepsi yang
berasal dari dalam diri sendiri yang dapat membantu memelihara atau meningkatkan
kesehatan aktualisasi diri dan pemenuhan kebutuhan individu. Perilaku – perilaku
tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental secara teratur memperoleh
nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara jaringan dukungan sosial;
semua itu merupakan perilaku promosi kesehatan karena dapat mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan seseorang.

Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau


ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Promosi
kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan meminimalkan efek
penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas
fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan
menejemen stres.

Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi keperawatan. Perawat
memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam porsi yang penting
bagi populasi dengan menggunakan kerangaka kerja promosi kesehatan untuk
mengorganisasikan dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini
mendorong perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi
dan membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah.
Periilaku perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi
resiko individu terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan
kesehatan secara teratur dan penggunaan obat – obatan secara tepat merupakan
perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi
kesehatan dan perlindungan kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan
perilaku untuk melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko
seseorang menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat
dewasa akibat obesitas dan osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah
kolesterol atau diet tinggi serat merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan
melawan penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya
tentang perlindungan kesehatan terhadap masalah – masalah yang sering terjadi pada
lansia

2.3.8 Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi :

1. Pendekatan

Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Menikmati hasil pembangunan.

b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.

c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.

d. Lansia turut memilih kebijakan.

e. Memberikan perawatan dirumah.

f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.

g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.

h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.

i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.

j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.

2. Jenis

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

a. Promotif

Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk
menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga
merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-
norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang- orang mengubah
gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang
prilaku hidup mereka.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:

• Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh, mengurangi bahaya


kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.

• Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi terpapar


dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.

• Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk


mengurangi penggunaan semprotan bahan- bahan kimia, mengurangi radiasi di
rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta
mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.

• Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun kelompok
lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

• Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

• Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri
dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.

• Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.

• Olahraga ringan setiap hari.

• Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum
(sebaiknya air putih).

• Berhenti merokok dan meminum minuman keras.

• Meminum obat sesuai anjuran dokter.

• Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.

• Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.

• Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.


Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

• B-Berat badan berlebihan harus dihindari.

• A-Atur makanan yang seimbang.

• H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi menegangkan.

• A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan atau hobi yang
bermanfaat.

• G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.

• I-Ikuti nasihat dokter.

• A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif

• Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.

• Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat


factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.

Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.

- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.

- Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.

- Dukungan nutrisi.

- Exircise.

- Keamanan didalam dan disekitar rumah.

- Manajemen stress.

- Penggunaan medikasi yang tepat.

• Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa


gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis,
dan mengidap factor resiko.

Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut.

- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut dan lain-
lain.

• Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan


cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap,
tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3)
perawatan jangka panjang.

Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.

- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan


membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau
inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.

2.5.4 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut
Friedman (2003) yaitu:

1) Fungsi afektif

Merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian


dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi
yang dialami tiap anggota keluarga baik senamg maupun sedih, dengan melihat
bagaimana keluarga mengekspresikan kasih sayang.

2) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,


membentuk nilai dan norma. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Merupakan fungsi dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota


keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisisk, spiritual,
mental dengan cara merawat dan memelihara anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit setiap anggota kelarga.

4) Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan dan
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.

5) Fungsi biologis

Bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tapi untuk memelihara dan
membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

6) Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,


keterampilan, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

7) Fungsi psikologis

Terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga (Achjar, 2010).

Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia

Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan keluarga
terhadap lansia yaitu:

1) Memahami persepsi dan perasaan lansia

2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan

3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit untuk

menerima perubahan

4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan
juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional
untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang
dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan
kesehatan.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan kami
mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan kritik
untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,Wahit Iqbal. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba


Medika Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan
Gerontik Edisi

2.Jakarta:ECG Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan


Praktik.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai