Anda di halaman 1dari 12

Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Search

Cara Menghitung Pajak Penjual dan Pembeli


dalam Jual Beli Tanah

Sovia Hasanah, S.H.


Pertanahan & Perumahan
Bung Pokrol
Kamis, 16 August 2018

Pertanyaan
Apakah dalam jual beli tanah dan bangunan, pihak penjual
dan pembeli akan dikenakan pajak? Jika ya, bagaimana
cara perhitungannya dan bagaimana cara menghitungnya?
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com

Nanti Saja Aktifkan


660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Ingin Masalah Anda


Segera Tuntas?
Hubungi konsultan hukum profesional
dengan biaya terjangkau, pilih durasi
dan biaya konsultasi sesuai kebutuhan

Ulasan Lengkap

Dalam transaksi jual beli tanah, baik penjual maupun


pembeli dikenakan pajak. Untuk penjual, dikenakan Pajak
Penghasilan (“PPh”). Dasar hukum pengenaan PPh untuk
penjual tanah adalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2016 tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas
Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual
Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya
(“PP 34/2016”) sebagai berikut:

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang


pribadi atau badan dari:

a. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan;


atau

jual beli atas tanah


Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com

Nanti Saja Aktifkan


660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

bangunan melalui penjualan, tukar-menukar, pelepasan


hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain
yang disepakati antara para pihak.

Besarnya PPh dari pengalihan hak atas tanah dan/atau


bangunan adalah sebesar:[1]

a. 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah bruto nilai


pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan selain
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
berupa Rumah Sederhana atau Rumah Susun
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan;

b. 1% (satu persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan


hak atas tanah dan/atau bangunan berupa Rumah
Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan; atau

Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru


dari Hukumonline.com

Nanti Saja Aktifkan


660
Shares
milikBerita
negara· Pusatyang
Data · Jurnal · Klinik · Events
mendapat · Produk · Pro
penugasan khusus dari
Pemerintah, atau badan usaha milik daerah yang
mendapat penugasan khusus dari kepala daerah,
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum.

Kami asumsikan Wajib Pajak yang Anda maksud bukanlah


Wajib Pajak yang usaha pokoknya mealakukan pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan dan juga bukanlah
pengalihan yang ditujukan kepada pemerintah, badan usaha
milik negara, atau badan usaha milik daerah.

Jadi rumus cara menghitung PPh untuk pengalihan hak atas


tanah dan/atau bangunan adalah:

PPh = 2.5% X jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah


dan/atau bangunan

Nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dalam


hal jual beli yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa,
selain pengalihan hak kepada pemerintah dan pengalihan
hak sesuai dengan peraturan lelang, adalah   nilai yang
sesungguhnya diterima atau diperoleh [2]
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com
Hubungan istimewa diang

ertaan modal langsung


Nanti Saja Aktifkan
660 endah 25% (dua puluh
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau


lebih yang disebut terakhir;

b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua


atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan
yang sama baik langsung maupun tidak langsung;
atau

c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun


semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke
samping satu derajat.

Dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan


Pajak Penghasilan, salah satunya adalah orang pribadi yang
mempunyai penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena
Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari
Rp 60 juta dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-
pecah.[4]

Contoh Cara perhitungan:

Bu Shinta menjual rumah dengan luas bangunan 600m2 dan

luas tanah 1200m2 dengan harga Rp 1 miliar. Berapa PPh


yang harus dibayarkan oleh Bu Shinta?
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com
Besaran PPh terutang ada

Nanti Saja Aktifkan


2.5 % x 1.000.000.000 =
660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (“UU 28/2009”),


untuk pembeli, dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (“BPHTB”), yaitu pajak yang dikenakan atas
perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.[5] Hal ini
didasarkan pada   Pasal 85 ayat (1) dan ayat (2) huruf a
angka 1) UU 28/2009 yang mengatur bahwa yang menjadi
Objek Pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan
atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan tersebut salah satunya meliputi pemindahan hak
karena jual beli.

Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima


persen).[6] Tarif BPHTB ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.[7]

Untuk itu, mengenai BPTHB Anda perlu melihat kembali


peraturan di daerah setempat. Seperti misalnya di DKI
Jakarta, BPHTB diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 18 Tahun 2010
tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(“Perda DKI Jakarta 18/2010”) serta Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 126 Tahun 2017 tentang
Pengenaan 0% (Nol Persen) Atas Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan Terhadap Perolehan Hak Pertama Kali
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dengan Nilai dari
Perolehan Objek Pajak Sampai dengan
Hukumonline.com
Rp2.000.000.000,00 (Du (“Pergub DKI
Jakarta 126/2017”) Nanti Saja Aktifkan
660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Dasar pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak


(“NPOP”).[9] Dalam hal jual beli, Nilai Perolehan Objek Pajak
adalah harga transaksi, sementara dalam hal hibah, hibah
wasiat, dan waris adalah nilai pasar.[10] Apabila Nilai
Perolehan Objek Pajak tidak diketahui atau lebih rendah
daripada Nilai Jual Objek Pajak (“NJOP”) yang digunakan
dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun
terjadinya perolehan, dasar pengenaan yang dipakai adalah
NJOP Pajak Bumi dan Bangunan.[11]

Cara Menghitung BPHTB:[12]


Tarif BPTHB x (Nilai Perolehan Objek Pajak – Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak)

Besaran Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak


(“NPOPTKP”) di DKI Jakarta ditetapkan sebagai berikut:[13]

a. besaran Rp 80 juta untuk setiap Wajib Pajak; dan

b. besaran Rp 350 juta untuk Waris dan Hibah Wasiat.

Berkaitan dengan pengalihan hak yang tidak terdapat


hubungan istimewa di dalamnya pada kasus Anda, dalam
Penjelasan Pasal 7 Perda DKI Jakarta 18/2010, diuraikan
juga contoh perhitungann
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com
Wajib Pajak “A” membeli t
NPOP : Rp 150.000.000,0 Nanti Saja Aktifkan
660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa terdapat pengenaan 0%


atas BPHTB terhadap perolehan hak untuk pertama kali
meliputi pemindahan hak dan pemberian hak baru,
sebagaimana diatur dalam Pergub DKI Jakarta 126/2017.

Pengenaan 0% atas BPHTB terhadap perolehan hak pertama


kali karena pemindahan hak atau pemberian hak baru ini
hanya berlaku bagi wajib pajak orang pribadi, yang
merupakan Warga Negara Indonesia yang berdomisili di
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta paling sedikit
selama 2 (dua) tahun berturut-turut, serta   dengan Nilai
Perolehan Objek Pajak sampai dengan Rp2 miliar.[14]

Uraian selengkapnya mengenai pajak jual beli tanah dapat


Anda simak dalam artikel Pajak Penjual dan Pembeli dalam
Transaksi Jual Beli Tanah dan Cara Memperoleh
Pengenaan 0% Atas BPHTB di Jakarta.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan


r 7 Tahun 1983 tentang
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com

2009 tentang Pajak


Nanti Saja Aktifkan
660
Shares
TanahBerita · Pusat Data
dan/atau · Jurnal · Klinik
Bangunan, dan · Perjanjian
Events · Produk · Pro
Pengikatan Jual
Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya;

4. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta


Nomor 18 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan;

5. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta


Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Gubernur Nomor 112 Tahun 2011 tentang
Prosedur Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan;

6. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 126 Tahun


2017 tentang Pengenaan 0% (Nol Persen) Atas Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Terhadap
Perolehan Hak Pertama Kali Dengan Nilai Perolehan Objek
Pajak Sampai Dengan RP2.000.000.000,00 (Dua Miliar
Rupiah).

[1] Pasal 2 ayat (1) PP 34/2016


[2] Pasal 2 ayat (2) huruf d PP 34/2016
[3] Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
[4]
[5] Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
dari Hukumonline.com
[6]
[7]
Nanti Saja Aktifkan
[8]
660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

DKI Jakarta 18/2010


[11] Pasal 87 ayat (3) UU 28/2009 dan Pasal 5 ayat (3) Perda
DKI Jakarta 18/2010
[12] Pasal 89 ayat (1) UU 28/2009 dan Pasal 7 ayat (1) Perda
DKI Jakarta 18/2010
[13] Pasal 13 ayat (1) Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Nomor 112
Tahun 2011 tentang Prosedur Pengenaan Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan
[14] Pasal 3 ayat (1) Pergub DKI Jakarta 126/2017

 Kembali ke Intisari

Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru


dari Hukumonline.com

Nanti Saja Aktifkan


660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro
Artikel Ini
Konsultan hukum profesional dengan
biaya terjangkau siap membantu Anda.

KLINIK TERKAIT:
Cara Memperoleh Pengenaan 0% Atas BPHTB di
Jakarta
Dasar Hukum Customs Declaration
Dasar Pengenaan PBB Terhadap Lapangan Golf
Aturan Pembayaran PBB Rumah di Jakarta
Biaya Jual Beli Tanah
Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru
Sovia dari Hukumonline.com
Hasanah, S.H.
Ancaman Pidana Bagi Orang yang Menolak Panggilan
Sebagai Saksi Nanti Saja Aktifkan
660
Shares
Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Hak Atas Tanah dan Rumah Tinggal WNA


Apakah Ketentuan Persaingan Usaha Berlaku bagi
Notaris?
Penegakan Hukum Perdagangan Barang-barang 'KW'
Masalah Pemberhentian PNS Tidak Dengan Hormat
Jika Tidak Ada Buku Nikah Saat Mengajukan Gugatan
Cerai
Ini Demo-Demo yang Dilarang
Prosedur Ganti Nama

Back »

DISCLAIMER · KATEGORI · MITRA · KIRIM PERTANYAAN

KONSULTASI DENGAN PENGACARA

Ke Atas · Berita · Search


Lihat Versi Desktop
Home · Tentang Kami · Redaksi · Pedoman Media Siber · Kode Etik · Kebijakan
Privasi · Bantuan dan FAQ · Karir ·
Copyright © 2020 hukumonline.com, All Rights Reserved

Dapatkan Berita dan Klinik Hukum Terbaru


dari Hukumonline.com

Nanti Saja Aktifkan


660
Shares

Anda mungkin juga menyukai