KOTA PEKANBARU RIAU MOTIF-MOTIF TENUN KHAS MELAYU/RIAU
1. PUCUK REBUNG
1. Pucuk Rebung Bertunas – Lapar hilang, dahaga pun lepas,
masalah pun selesai 2. Pucuk Rebung Sekuntum – Duduk berunding, bermusyawarah, bermufakat 3. Pucuk Rebung Kaluk Paku – Bergotong royong dan saling membantu 4. Pucuk Rebung Sirih Tunggal – Menjauhkan celaka dan sial
Motif Pucuk Rebung mempunyai arti sesuai dengan namanya
yang berarti tunas bambu. Motif ini melambangkan sebagai sesuatu kekuatan yang muncul dari dalam. Walaupun motif pucuk rebung tersebut berbeda-beda tetapi mempunyai pengertian yang kurang lebih sama yaitu segala sesuatu berasal dari tunasnya (dari kekuatan di dalamnya). Penggunaan eksplorasi dengan teknik multilayer adalah teknik yang menggunakan lebih dari satu kain dengan berbagai macam kain lainnya yang di tumpuk sehingga menjadi berlapis-lapis Rebung adalah tunas muda yang tumbuh dari akar bambu. Berbentuk meruncing ke atas, bagian pangkalnya besar dan semakin keatas semakin kecil.Permukaan yang dikelilingi oleh daun-daun muda berbentuk segitiga dan bagian ujungnya meruncing seperti ujung pedang. Gambaran dari ujung rebung dan ujung daun rebung dinamakan dengan pucuk rebung. Pucuk Rebung adalah pucuk dari tunas bambu yang baru tumbuh yang berbentuk runcing. Motif Pucuk Rebung adalah salah satu motif yang penggambaran alam yng menyerupai Pucuk Rebung. Motif Pucuk Rebung pada umumnya terdapat di daerah melayu, namun setiap di daerah melayu memilki motif Pucuk Rebung yang berbeda dengan daerah lainnya. Motif pucuk rebung melambangkan harapan baik sebab bambu merupakan pohon yang tidak mudah rebah oleh tiupan angin kencang sekalipun. Motif pucuk rebung selalu ada dalam setiap kain songket sebagai kepala kain atau tumpal kain tersebut. Pucuk rebung memiliki makna luas dan mendalam, ada tiga makna dari penggunaan lambang pucuk rebung yaitu: 1. Sebagai pengingat untuk terus berupaya maju, pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus tumbuh dan tumbuh. 2. Harus senantiasa berfikir lurus, sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung. 3. Jika mencapai puncak tertinggi tidak boleh sombong dan arogan, sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi. 2. AWAN LARAT
Awan larat merupakan rangkaian dari motif yang tersusun rapi
berdampingan dan berhubungan. 1. Awan Larat Kuntum Berangkai Lengkap : Senyum indah dalam cakap bicara 2. Awan Larat Kembang Teratur : Pelekat hidup, Se-ia sekata, Sehidup semati
Ukiran ini bentuknya terdiri dari dari garis lengkung limas
dapat ditambah variasai- variasai dengan motif apa saja kecuali bintang, biasanya ukiran ini ukiran kan pada biang yang memanjang dan mendatar. Motif awan larat ini ada yang berbentuk akar, daun dan bunga. Awan larat ini melambangkan panjang umur atau keabadian Awan larat merupakan rangkaian dari motif yang tersusun rapi berdampingan dan berhubungan. Awan larat berilham dari pada alam yaitu awan yang bergerak apabila ditiup angin. Ada pula mengatakan bahwa nama ini diambil sempena nama seorang anak kecil bernama Awang yang menggaris tanah hingga melarat larat menjadi bentuk yang cantik. Kebiasaannya pengukir menciptakan daun, buah dan bunga hasil ilhamnya sendiri. Awan larat ini corak yang paling dimuliakan dalam apresiasi seni ukir Melayu Klasik.
3. LEBAH BERGAYUT
Motif lebah bergayut ditempatkan pada bagian atas bidang
ukir/tekat/tenun/songket. Motif Lebah Bergayut mencerminkan tentang rumah lebah madu yang biasanya menggantung di dahan pohon. Hal ini mengingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat kaya akan pepohonan besar yang sebagian dijadikan tempat menggantungkan rumah lebah.
4. ITIK SEKAWAN (ITIK PULANG PETANG)
Motif Itik sekawan menggambarkan tingkah laku hewan Itik yang selalu berjalan beriringan ketika petang hari akan pulang ke kandang. Tingkah laku berjalan beriringan serasi, bersahabat, kompak, bersama-sama, menjadi contoh bagi manusia akan arti kehidupan. Hal ini pun lalu digambarkan dan menjadi suatu corak motif untuk tenun, tekat, ukir dan songket dengan nama Motif Itik Pulang Petang atau Motif Itik Sekawan. Kerukunan hidup sangatlah dijunjung tinggi orang Melayu yang tersimpul dalam ragam motif itik sekawan. kerukunan juga mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan dan timbang rasa yang tinggi. Sesuai ungkapan "senasib sepenanggungan, seaib, semalu", "yang berat sama dipikul, yang ringan sama dijinjing", Landasan ini semua menyebabkan orang Melayu selalu menerima siapa pun yang datang ke daerah melayu dengan muka jernih dan hati yang bersih. Keterbukaan yang lambat-laun melahirkan masyarakat Melayu yang majemuk dengan kebudayaannya yang majemuk pula. 5. KALUK PAKIS/PAKU Motif Kaluk pakis merupakan gambaran pohon/tetumbuhan pakis/paku yang berkeluk-keluk atau meliuk-liuk. Pengertian harfiah tersurat pada kaluak paku berarti gelung tanaman pakis yang memiliki keindahan dan kedinamisan. Arti tersirat, menggambarkan sifat kodrati manusia. Pucuk paku pada awal pertumbuhannya melingkar kedalam, yang kemudian akhirnya tumbuh melingkar kearah luar.Begitu juga manusia, yang pada tahap awal mengenal dirinya terlebih dahulu sebelum melakukan sosialisasi dan interaksi dengan lingkungannya. Juga tersirat makna pentingnya instrospeksi, bergelung kedalam lebih dahulu, setelah itu barulah bergelung kearah luar. Koreksi kesalahan sendiri , setelah itu baru layak mengoreksi kesalahan orang lain. Motif ini sebagai lambang tanggung jawab seorang lelaki dalam adat Minangkabau kepada generasi penerus, sebagai ayah dari anak- anaknya dan sebagai mamak dari kemenakan (keponakan).