Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH MALARIA

KELOMPOK 1 :

- DWI HARTANTO
- ENI MUCHLISOH
- EKO WAHYUDI
- GUNAWAN
- INDAH WAHYU
- MUNIA
- NIKMATUL
- VIOLA L LITA YOVA
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
FAKULTAS KESEHATAN
1
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
1. Pengertian malaria

Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui


gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi (vector borne desease).
Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae, yaitu P.
malariae, P. vivax, dan P. ovale. Malaria adalah salah satu masalah kesehatan
penting di dunia. Secara umum ada 4 jenis malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan
quartana. Di dunia ada lebih dari 1 juta meninggal setiap tahun (Dirjen P2Pl,

2011). Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari genus plasmodium.

Penyakit malaria ini dapat menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di
daerah dimana tempat tersebut merupakan tempat yang sesuai dengan kebutuhan
nyamuk untuk berkembang. Malaria adalah penyakit yang disebabkan

oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari
gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit
ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa

burung, kera, dan primata lainnya (Achmadi, 2008). Pada tubuh manusia, parasit
membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel
darah merah (Depkes RI, 2008). Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai
penyakit yang muncul kembali (reemerging disease). Hal ini disebabkan oleh
pemanasan global yang terjadi karenapolusi akibat ulah manusia yang menghasilkan
emisi dan gas rumah kaca, seperti CO2, CFC, CH3, NO, Perfluoro Carbon dan
Carbon Tetra Fluoride yang menyebabkan atmosfer bumi memanas dan merusak
lapisan ozon, sehingga radiasi matahari yang masuk ke bumi semakin banyak
dan terjebak di lapisan bumi.

2. tanda gejala malaria

Gejala utama malaria adalah demam tinggi hingga menyebabkan menggigil, serta
memiliki gejala yang mirip dengan sakit flu.

Gejala malaria bisa dikelompokkan menjadi 2 kategori, yakni:


1. Malaria tanpa komplikasi (malaria ringan)

Malaria ringan biasanya menimbulkan gejala ringan tapi tidak sampai merusak fungsi
organ.

Namun gejala ini bisa berubah menjadi malaria berat jika tidak segera ditangani, atau
jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak baik.

Menurut situs pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC), gejala malaria
tanpa komplikasi biasanya berlangsung selama 6-10 jam.

Akan tetapi, kadang gejala terjadi dalam waktu yang lebih lama bahkan bisa lebih
rumit.

Pasalnya, kadang gejala yang terjadi mirip sekali dengan sakit flu, sehingga bisa
menyebabkan salah diagnosis penyakit.

Tanda-tanda jika mengalami malaria ringan, akan muncul perkembangan gejala


sebagai berikut ini:

 Tubuh merasakan sensasi dingin dan menggigil


 Demam
 Sakit kepala
 Mual dan muntah
 Kejang, biasanya terjadi pada penderita malaria di usia muda
 Tubuh berkeringat diiringi dengan kelelahan
 Nyeri pada tubuh
2. Malaria berat

Pada gejala malaria berat, biasa dibuktikan dengan hasil dari klinik atau laboratorium
yang menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan fungsi organ vital dan beberapa
gejala lainnya, seperti:

 Demam tinggi diiringi dengan menggigil hebat


 Mengalami gangguan kesadaran
 Mengalami kejang
 Adanya gangguan pernapasan
 Munculnya anemia berat
 Mengalami disfungsi organ vital
 Gagal ginjal
 Kolaps kardiovaskular
 Kadar gula darah rendah (Biasanya terjadi pada wanita hamil)

3. Anatomi dan fisiologi

a. Anatomi

Darah adalah jaringan ikat yang sel-selnya (elemen) tertahan dan dibawa dalam
matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental, cairan
ini memiliki rasa dan bau yang khas serta PH 7/4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi
dari merah cerah sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang
dibawa sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter. Pada laki-laki dewasa
berukuran ratarata dan kurang sedikit dari perempuan dewasa. Volume ini bervariasi
sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah cairan dalam tubuh.
Volume ini juga bervariasi tergantung perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya. (Etheel Sloone, 2004:218-219) Sel darah merah terdiri dari: 1. Eritrosit
atau sel darah merah 2. Leukosit atau sel darah putih 3. Trombosit atau pembuluh
darah Sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil, cekung pada kedua sisinya
sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak
belakang dan berdiameter 7,65 mm. Dalam setiap mililiter kubik darah terdapat
5.000.000 sel darah Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terbentuk dari asam animo. Mereka juga memerlukan diit seimbang yang berupa zat
besi.

b. Fisiologi

Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih
dan tidak beraturan dan jaringan kanselus pada ujung tulang6 pipa dan dari sum-sum
dalam batang iga, iga dan dari sternum. (Evelyn C.Piere, 2006:133) Sel darah merah
biasanya bersirkulasi selama 120 hari septum menjadi rapuh dan mudah pecan
walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nukleat, mitokondria ataupun
retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu mengkonsumsi ATP untuk
waktu yang terbatas ini. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi
akan mengalami fagositosis oleh mikrofag dalam limfa, hati, sum-sum tulang dan
jaringan tubuh lain. 1. Globin (bagian protein) Hg A terdegredasi menjadi asam
amino kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular 2. Hem (bagian
yang mengandung zat besi) dirubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian
menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang lepas kedalam plasma, bilirubin diserap hati
dan disekresi dalam empedu 3. Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan
diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis Hg A selanjutnya (Etheel Sloan,
2004:222)

4. Upaya pencegahan malaria

Pencegahan primer :

Health Promotion : -Edukasi kepadaa setiap pelancong atau petugas yang akan
bekerja di daerah endemis

- melakukan kegiatan system kewaspadaan dini, dengan


memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara
pencegahan malaria.

Spesific protection : Menggunakan pakaian lengkap, tidurmenggunakan kelambu,


memakai obatpenolak nyamuk, menghindari
untukmengunjungi lokasi yang rawan malaria,mengurangi
aktivitas di luar rumah mulaisenja sampai subuh di saat
nyamukanopheles umumnya mengigit.

•Kemoprofilaksis (mencegah terjadinyainfeksi malaria


terhadap pendatang yangberkunjung ke daerah malaria
dengancara memberikan obat).

•Pengendalian secara mekanis, biologis,dan kimiawi terhadap


vektor penyebabmalaria.
Pencegahan sekunder :

Early diagnosis : - • Pencarian penderita malariasecara aktif melalui skrining.

• Melakukan diagnosa dini melalui pemeriksaan gejala


klinis,pemeriksaan laboratorium, danpemeriksaan penunjang.

Prompt treatment • Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria secara tepat


dan adekuat

Pencegahan tersier :

Rehabilitation : • Pemulihan kondisi penderitamalaria,memberikandukungan


moril kepadapenderita dan keluarga didalam pemulihan
daripenyakit malaria,melaksanakan rujukan padapenderita
yang memerlukanpelayanan tingkat lanjut.

Disability Limitation : •Pemberian obat malaria yangefektif sedini mungkin.

• Penanganan kegagalan organseperti tindakan dialisis terhadap


gangguan fungsi ginjal,pemasangan ventilator pada
gagalnapas.

• Tindakan suportif berupapemberian cairan sertapemantauan


tanda vital untuk mencegah memburuknya fungsiorgan vital.

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Untuk menegakkan diagnosis malaria dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara


lain:

1. Pemeriksaan mikroskopis
 Darah Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis darah, yaitu
sediaan darah hapus tebal dan sediaan darah hapus tipis. Pada pemeriksaan ini
bisa melihat jenis plasmodium dan stadiumstadiumnya. Pemeriksaan ini banyak
dan sering dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan maupun
rumah sakit. Untuk melihat kepadatan parasit, ada dua metode yang digunakan
yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif. Metode yang biasa digunakan adalah
metode semi-kuantitatif dengan rincian sebagai berikut : (-) : SDr negatif (tidak
ditemukan parasit dalam 100 LPB) (+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit
dalam 100 LPB) (++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
(+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB) (++++) : SDr
positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)24 Sedangkan untuk metode
kuantitatif, pada SDr tebal menghitung jumlah parasit/200 leukosit dan SDr tipis
penghitungannya adalah jumlah parasit/1000 eritrosit.2
 Pulasan Intradermal ( Intradermal Smears ) Penelitian di Cina belum lama ini,
memperlihatkan bahwa pulasan dari darah intradermal lebih banyak mengandung
stadium matur/matang dari Plasmodium falciparum daripada pulasan darah
perifer. Penemuan ini bisa menjadi pertimbangan untuk mendiagnosis malaria
berat dengan lebih baik dan akurat. Pulasan ini hasilnya dapat positif atau dapat
juga terlihat pigmen yang mengandung leukosit setelah dinyatakan negatif pada
pulasan darah perifer. Untuk uji kesensitifitasannya, pulasan intradermal
sebanding dengan pulasan darah dari sumsum tulang yang lebih sensitif dari
pulasan darah perifer.21
2.Tes Diagnostik Cepat ( Rapid Diagnostic Test )

Metode ini untuk mendeteksi adanya antigen malaria dengan cara


imunokromatografi. Tes ini dapat dengan cepat didapatkan hasilnya, namun
lemah dalam hal spesifitas dan sensitifitas. Tes ini biasanya digunakan pada KLB
(Kejadian Luar Biasa) yang membutuhkan hasil yang cepat di lapangan supaya
cepat untuk ditanggulangi.225 Selain pemeriksaan-pemeriksaan diatas juga
terdapat pemeriksaan penunjang lainnya. Pada malaria berat/malaria falciparum,
terdapat beberapa indikator laboratorium, antara lain :
 Biokimia Hipoglokemia : < 2.2 mmol/L Hiperlaktasemia : > 5 mmol/L Asidosis
: pH arteri < 7.3 Vena plasma HCO3 < 15 mmol/L Serum kreatinin : > 265
µmol/L Total bilirubin : > 50 µmol/L Enzim hati : SGOT > 3 diatas normal
SGPT > 3 diatas normal, 5-Nukleotidase ↑ Enzim otot : CPK ↑ Myoglobin ↑
Asam urat : > 600 µmol/L
 Hematologi Leukosit : > 12000 /µL Koagulopati : platelet < 50000/µL
Fibrinogen < 200 mg/dL
 Parasitologi Hiperparasitemia : > 100000/µL – peningkatan mortalitas
>500000/µL – mortalitas tinggi > 20% parasit yang mengandung tropozoit dan
skizon.21

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal Pengkajian pasien 11 juni 2021 diruang Penyakit dalam A Kamar


Bima 1.
1. Idenitas klien

Nama : Tn. E

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 43 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Menikah

Alamat : Jl. Kenanga no 2, Metro barat

Tgl masuk RS : 10 juni 2021

No MR : 0559888

Dx. medis : Malaria vivax

2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan demam
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan demam sejak 3 hari
yang lalu disertai rasa menggigil, pusing dan nyeri diseluruh tubuh. Nyeri
seperti ditusuk-tusuk, di daerah persendian, dengan skala nyeri 3 dan
lama nyeri ± 10 menit. Nyeri bertambah saat demam dan berkurang saat
suhu tubuh normal. saat pengkajian didapatkan hasil TTV pasien : TD :
130/80 mmhg, T : 38,9 C, N : 88x/menit, dan RR : 22 x/menit
c. Riwayat kesehatan masa lalu : pasien pernah dirawat dirumah sakit
dengan keluhan yang sama.
d. Riwaya kesehatan keluarga :

Bagan 3.1

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan ------ : tinggal serumah

: Lk / Pr Meninggal : pasien Tn.E (Pasien)

: Menikah

e. Tidak terdapat keluarga yang menderita penyakit yang menjadi faktor

resiko terjadinya penyakit pada pasien Tn. E.

f. Riwayat psikososial

1. Adakah orang terdekat dengan pasien : Ada, istri pasien


2. Pola komunikasi : Baik, pasien memiliki komunikasi yang baik

dengan istri dan keluarga besar pasien

3. Dampak penyakit pasien pada keluarga : dampak penyakit pasien pada

keluarga adalah dapat dilihat dari sisi aktivitas keluarga yang

terganggu akibat menjaga pasien dirumah sakit dan berdampak pula

dari sisi ekonomi keluarga pasien dimana pasien merupakan kepala

rumah tangga dan juga merupakan tulang punggu keuarga.

4. Mekanisme koping terhadap stress : Dibantu keluarga

5. Sistem kepercayaan :

Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : tidak ada

g. Kondisi Lingkungan Rumah : Kondisi lingkungan rumah pasien berada

didekat pantai dan memiliki hubungan dengan kondisi atau penyakit yang

diderita pasien saat ini.

3. Pola kebiasaan

a. Pola nutrisi

Sebelum sakit : Pasien Tn E mengatakan pola kebiasaan pasien dirumah

makan 3 x sehari dengan porsi makan yang selalu dihabiskan. Di rumah,

pasien tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat sebelum makan.

Pasien mengatakan BB sebelum sakit 63 kg.

Saat sakit : Pasien mengatakan makan hanya 1/3 porsi makanan dari

rumah sakit. Tn. E mengatakan mual dan terkadang muntah serta tidak ada

nafsu makan. di rumah sakit pasien dianjurkan untuk meminum obat


malaria dan obat penurun demam. Pasien Tn. E memiliki diet khusus

untuk konsumsi makanan dirumah sakit. dalam mengkonsumsi makanan

pasien tidak menggunakan alat bantu makan NGT.

b. Pola eliminasi

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan frekuaensi BAK dirumah lebih

kurang 3 x sehari dan pengeluaran urin ± 300 cc/BAK dengan warna urin

kuning dan tidak ada keluhan saat mengeluarkan urin. frekuensi

pengeluaran feses dirumah 2 x sehari dengan konsisensi padat dan tidak

ada keluhan ketika BAB.

Saat Sakit : Frekuensi BAK dirumah sakit adalah 4 x sehari dengan warna

urin kuning dan jumlah urin yang keluar sediki dan tidak ada keluhan

nyeri pada saat mengeluarkan urin, Dalam pengeluaran BAB pada pasien

Tn. E dirumah sakit pasien mengalami kesulitan dalam pengeluaran BAB

dengan frekuensi 1x atau tidak sama sekali dengan konsistensi feses padat,

c. Personal hygine

Sebelum sakit : ketika dirumah pasien melakukan aktivitas kebersihan

diri secara mandiri dengan frekuensi mandi 2 x sehari dan menggosok gigi

serta mencuci rambut 2 x sehari.

Saat sakit : Kebiasaan kebersihan diri pribadi pasien dirumah sakit

dengan frekuensi mandi 1 x sehari, menggosok gigi 1 x sehari dan

mencuci rambut 1 x sehari dan hal tersebut dilakukan dengan dibantu oleh
keluarga pasien dalam menyiapkan peralatan mandi kebersihan diri

pasien.

d. Pola istirahat tidur

Tidak ada perbedaan pola tidur dirumah dan dirumah dakit bagi pasien

dimana waktu tidur dirumah dan dirumah sakit pada pasien Tn.E yaitu 6-8

jam dengan tidak adanya keluhan saat tidur.

e. Pola aktivitas

Sebelum sakit : Tn. E mengatakan tidak ada kesulitan dalam aktivitas,

baik aktifitas ringan maupun berat.

Saat sakit : Pasien mengatakan badan terasa lemas, kondisi ini sangat

menggangu dalam melakukan aktivitas.

f. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien Tn. E tidak memiliki kebiasaan yang dapat mengganggu

kesehatannya.

4. Pengkajian fisik

a. Pemeriksaan fisik umum

Ketika dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien Tn. E pada tanggal 20

maret 2021 didapakan hasil berat badan pasien 60 kg dengan tinggi badan

166 CM dan tekanan darah pasien 130/80 mmhg, nadi pasien 88x/menit.

Frekuensi nafas pasien 22 x/menit, suhu tubuh pasien 38,9 C, kulit teraba

panas dan klien tampak menggigil. kesadaran pasien kompos mentis.


b. Sistem pengelihatan

Posisi mata klien simetris antara kiri dan kanan dengan kelopak mata

normal, konjungtiva pasien ananemis serta pupil pasien berespon terhadap

cahaya, fungsi pengelihatan pasien baik.

c. Sistem pendengaran

Keadaan daun telinga pasien simetris antara kiri dan kanan dengan kondisi

telinga bersih, tidak terdapatnya cairan dalam telinga dengan fungsi

pendengaran pasien baik. Tidak terdapat gangguan keseimbangan pada

pasien Tn.E.

d. Sistem wicara

Pasien ketika ditanyai seputar identitasnya pasien dapat menjawab dengan

baik dan tidak mengalami gangguan dalam menyampaikan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan.

e. Sistem pernafasan

Keadaan jalan nafas pasien baik, tidak mengalami sumbatan dari cairan

dan benda padat, tidak adanya penggunaan otot bantu nafas pada pasien

dengan frekuensi pernafasan 22 x/menit dengan irama teratur dan

kedalaman pernafasan normal. tidak batuk dan suara nafas klien vaskuler.

f. Sistem kardiovaskuler
Frekuensi nadi pasien 88 x/mnt dengan irama regular, nadi teraba kuat

dengan tekanan darah 130/80 mmhg, tidak terdapatnya distensi vena

jugularis dengan temperatur kulit 38,9 C. tidak ada edema pada

ekstremitas bawah ataupun atas. Kapilarirefil pasien < 3 detik.

g. Sirkulasi jantung

Kecepatan denyut apical teratur dengan bunyi jantung S1, S2 normal

dengan irama teratur dan pasien tidak mengalami nyeri dada.

h. Sistem hematologi

Dalam sistem hematologi pasien tidak tampak pucat. Pada pemeriksaan

laboratorium malaria didapatkan hasil plasmodium vivax.

i. Sistem syaraf pusat

Pasien Tn. E mengalami nyeri atau pusing kepala dengan kualitas nyeri

seperti tertusuk benda tajam dan region nyeri di daerah frontal dengan

skala nyeri 3 dan durasi waktu terjadinya nyeri lebih kurang 10 menit.

Pusing bertambah saat suhu tubuh meningkat. Tingkat kesadaran pasien

kompos mentis dengan nilai GCS : 15. reflex fisiologis pasien yang terdiri

dari biceps dan triceps secara berturut turut adalh fleksi dan ekstensi dan

tidak adanya refleks patologis yang terjadi.

j. Sistem pencernaan

Keadaan sistem pencernaan pasien baik dengan keadaan mulut pasien

yang berupa gigi utuh serta keadaan lidah tampak kotor, pasien

mengatakan mual serta tidak nafsu makan. Nyeri tekan epigastric,


konsistensi feses padat dan ketika dilakukan palpasi pada bagian abdomen

keadaan abdomen tampak kembung, teraba pembesaran kelenjar limfe.

Suara perkusi timpani pada area abdomen.

k. Sistem Endokrin

Ketika dilakukan pemeriksaan fisik pada bagian sistem endokrin,

didapatkan hasil tidak adnya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak adanya

bau keton pada nafas serta tidak terdapatnya luka gangrene.

l. Sistem urogenital

terdapatnya perubahan pola kemih yang ditandai dengan 4 x sehari dalam

BAK dengan warna urin kuning dan tidak adanya distensi kandung kemih,

tidak adanya keluhan sakit pinggang pada pasien Tn. E.

m. Sistem integumen

Kulit klien teraba panas, keadaan turgor kulit pasien baik dengan warna

kulit gelap dan keadaan kulit tidak terdapat luka, tidak ada gatal-gatal

pada kulit serta kondisi kulit pasien baik. Tidak adanya kelainan pada

kulit, tidak terjadinya odema pada daerah kulit yang terpasang infus dan

pada daerah ekstremitas atas dan bawah, keadaan tekstur rambut pasien

baik dan kebersihan rambut pasien baik.

n. Sistem muskuloskeletal

Pasien tidak mengalami gangguan kesulitan dalam bergerak. Keadaan

pasien yang lemah, yang ditandai dengan pasien sering berbaring di

tempat tidur dan sulit untuk melakukan kegiatan yang berat.


Kekuatan otot :
5 5
5 5

Keterangan:

0: Tidak ada kontraksi


1: Kontaksi (gerakan minimal)
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
ringan.
5 : Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
penuh.

2. Data penunjang
10 juni 2021 pkl 16.00 wib
a. Pemeriksaan hematologi,dengue ns1, DDR malaria
No Yang diperiksa Hasil Nilai rujukan Satuan
1. GDS 101 70-120 Mg/dl
2. Ureum 35 20-40 Mg/dl
3. Creatin 1,6 0,5-1,2 Gr/dl
4. Hematocrit 32 Lk:37-47% Gr/dl
Pr : 40-54 %
5. Hb 11,6 Lk:13,00-18,0 Gr/dl
Pr : 12,0-16,0
6. Leukosit 10.600 4000-10.000 Mm3
7. Trombosit 470.000 150.000-400.000 Sel/mm3
8 Dengue NS1 Negatif Negatif
9 DDR Malaria Positip(P.Vivax) Negatif

Pemeriksaan penunjang lainnya


1. USG Abdomen : Splenomegali
B. Penatalaksanaan

Infus RL = 20 tts/menit : Glukosa 5 % 20 tts/menit

1. Obat Parenteral

No Obat Dosis 10-06-21 11-06-21 12-06-21


1. Omeprazole 1 x 40 mg 10.00 10.00 10.00

2. Ketorolac 3 x 30 mg 10.00 10.00 10.00


18.00 18.00 18.00
02.00 02.00 02.00
3. Ondansentron 3 x 4 mg 10.00 10.00 10.00
18.00 18.00 18.00
02.00 02.00 02.00

2. Obat oral

No Obat Dosis 10-06-21 11-06-21 12-06-21


1. Kloroquin 4-4-2 08.00 08.00 08.00
14.00 14.00 14.00
22.00 22.00 22.00
2. Primaquin 1x1 08.00 08.00 08.00
3. Paracetamol 3x1 08.00 08.00 08.00
500 mg 14.00 14.00 14.00
22.00 22.00 22.00

Data fokus
a. Data subyektif :
 Klien mengatakan demam disertai pusing
 Klien mengatakan badan menggigil
 Klien mengatakan nyeri di seluruh badan dan persendian
 Klien mengatakan seperti ditusuk-tusuk
 Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan frekuensi waktu ± 10 menit
 Klien mengatakan pusing dan nyeri bertambah saat demam dan berkurang
saat tidak demam.
 Klien mengatakan mual dan terkadang muntah
 Klien mengatakan tidak nafsu makan
 Klien mengatakan BB sebelum sakit 63 kg
b. Data obyektif :
 TD : 130/80 mmhg
 HR : 88 x / menit
 RR : 22x/menit
 T : 38,9 C
 Kulit teraba panas
 Klien tampak menggigil
 Klien tampak meringis menahan nyeri.
 Skala nyeri 3
 Klien tampak lemah
 Klien hanya makan 1/3 porsi.
 Lidah tampak kotor
 Nyeri tekan epigastric
 Tampak kembung
 BB saat sakit 60 kg
 USG Abdomen : Splenomegali
Analisa data

No Data penunjang Masalah Etiologi


1. DS : Hipertermia Proses
 Klien mengatakan demam disertai penyakit
pusing
 Klien mengatakan badan
menggigil
DO :
 Kulit teraba panas
 Klien tampak menggigil
 T : 38,9 C
 DDR malaria: (+) P.Vivax
2. DS : Defisit Nutrisi Intake in
 Klien mengatakan mual dan adekuat
terkadang muntah
 Klien mengatakan tidak nafsu
makan
 Klien mengatakan BB sebelum
sakit 63 kg
DO :
 Pasien tampak lemah
 Klien hanya makan 1/3 porsi.
 Nyeri tekan epigastric
 Tampak kembung
 Lidah tampak kotor
 Perkusi lambung : timpani
 BB saat sakit 60 kg
 USG abdomen : Splenomegali
3. DS : Nyeri akut Respon
 Klien mengatakan nyeri di seluruh inflamasi
sistemik
badan dan persendian
 Klien mengatakan seperti ditusuk-
tusuk
 Klien mengatakan nyeri hilang
timbul dengan frekuensi waktu ±
10 menit
 Klien mengatakan pusing dan
nyeri sendi bertambah saat
demam dan berkurang saat tidak
demam.
DO:
 Klien tampak meringis menahan
nyeri.
 Skala nyeri 3
 TD : 130/80 mmhg
 HR : 88 x / menit
 RR : 22x/menit
 T : 38,9 C

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermia b/d proses penyakit

2. Defisit nutrisi b/d Intake inadekuat

3. Nyeri akut b/d Respon inflamasi sistemik


C. PERENCANAAN

RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan Tujuan intervensi keperawatan


1 Hipertermia Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan intervensi keperawatan o Identifikasi penyebab
proses penyakit selama 3 x 24 jam
DS : masalah Hipertermia hipertermia
 Klien mengatakan b/d proses penyakit o Monitor suhu tubuh
demam disertai dapat teratasi dengan o Monitor kadar
kriteria hasil :
pusing elektrolit
 Suhu dalam batas
 Klien mengatakan o Monitor dan catat
normal
badan menggigil tanda dan gejala
 Tidak menggigil
DO : hipertermi
 Kulit teraba panas Terapeutik:
 Klien tampak o Sediakan lingkungan
menggigil yang dingin
 T : 38,9 C o Lakukan pendinginan
 DDR malaria: (+) eksternal (mis:
P.Vivax Kompres pada dahi,
leher, dada, aksila dan
abdomen.
o Berikan cairan oral
Edukasi :
o Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
o Kolaborasi cairan intra
vena, jika perlu.
o Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu.
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan intervensi keperawatan o Identifikasi status nutisi
intake inadekuat selama 3 x 24 jam maka o Identifikasi penyebab
Ditandai dengan : defisit nutrisi b.d intake mual
DS : in adekuat dapat teratasi o Monitor asupan makanan
 Klien mengatakan dengan kriteria hasil : o Monitor berat badan
mual dan terkadang  Nafsu makan o Monitor hasil
muntah membaik pemeriksaan
 Klien mengatakan  Tidak ada mual laboratorium
tidak nafsu makan muntah Terapeutik
 Klien mengatakan  Tidak ada nyeri
o Lakukan oral hygiene
BB sebelum sakit tekan epigastric sebelum makan, jika
63 kg.
perlu.
DO :
o Berikan makanan tinggi
 Pasien tampak
kalori dan protein
lemah
o Sajikan makanan secara
 Klien hanya makan
menarik
1/3 porsi.
Edukasi
 Nyeri tekan
o Ajarkan Diet yang
epigastric
diprogramkan
 Tampak kembung
o Anjurkan Makan sedikit
 Lidah tampak kotor
tapi sering
 Perkusi lambung :
Kolaborasi
timpani
o Berikan pemberian anti-
 BB saat sakit 60 kg
emetik
 USG abdomen :
o Kolaborasi dengan ahli
Splenomegali
gizi untuk menentukan
jumlah kalori
3 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Observasi:
dengan respon inflamasi intervensi keperawatan o Identifikasi lokasi,
sistemik ditandai selama 3 x 24 jam karakteristik, durasi
dengan: masalah nyeri akut b.d dan intensitas nyeri
DS : respon inflamasi o Identifikasi Skala nyeri
 Klien mengatakan sistemik dapat teratasi o Identifikasi factor yang
nyeri di seluruh badan dengan kriteria hasil :
memperberat dan
dan persendian  Tidak ada nyeri memperingan nyeri.
 Klien mengatakan  Skala nyeri 0
Terapeutik:
seperti ditusuk-tusuk
 Tampak rileks o Kontrol lingkungan
 Klien mengatakan
yang memperberat rasa
nyeri hilang timbul
nyeri ( mis ; suhu,
dengan frekuensi
pencahayaan dan
waktu ± 10 menit
kebisingan).
 Klien mengatakan
Edukasi :
pusing dan nyeri
o Ajarkan teknik non
sendi bertambah saat
farmakologis untuk
demam dan berkurang
mengurangi rasa nyeri.
saat tidak demam.
DO : o Anjurkan memonitor

 Klien tampak nyeri secara mandiri

meringis menahan Kolaborasi :

nyeri. o Kolaborasi pemberian

 Skala nyeri 3 analgetik


 TD : 130/80 mmhg
 HR : 88 x / menit
 RR : 22x/menit
 T : 38,9 C

D. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Hari 1
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 11/06/ 1 08.00 wib S:
2021  Klien mengatakan
Mengidentifikasi penyebab
demam disertai pusing
hipertermia
 Klien mengatakan
H : plasmodium Vivax
badan menggigil
R : Klien tampak menggigil
O:
08.20 wib
 Kulit teraba panas
Memonitor suhu tubuh
 Klien tampak menggigil
H : Temp 38,9 C
 T : 38,9 C
R : Klien mengeluh pusing
 DDR malaria: (+)
08.30 wib
P.Vivax
Melakukan pendinginan eksternal
A : Masalah Hipertermi
H : Kompres hangat belum teratasi
R : Klien kooperatif
08.45 wib P : Lanjutkan Intervensi
 Identifikasi
Menganjurkan memberi cairan
penyebab
oral
hipertermia
H : Menganjurkan banyak minum
 Monitor suhu tubuh
R : Klien kooperatif
 lakukan
10.00 wib
pendinginan
Kolaborasi pemberian cairan intra
eksternal
vena dan antipiretik
 Anjurkan banyak
H : IVFD RL 20 tpm, PCT 3 x
minum
500 mg.  Kolaborasi
R : Klien kooperatif pemberian obat

No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf


Dx
2 11/06/ 2 10.00 wib S:
2021 Mengidentifikasi status nutrisi dan  Klien mengatakan
penyebab mual mual dan terkadang
H: Klien tidak nafsu makan muntah
R : Klien Tampak lemas  Klien mengatakan
tidak nafsu makan
10.15 wib  Klien mengatakan
Memonitor asupan makanan BB sebelum sakit
H : Klien hanya makan 1/3 porsi
63 kg.
R : Tampak lemas
O:
 Pasien tampak
10.30 wib
Memonitor Berat badan lemah
H: BB 60 kg  Klien hanya makan
R: Klien mengatakan BB sebelum 1/3 porsi.
sakit 63 kg  Nyeri tekan
epigastric
11.00 wib  Tampak kembung
Mengajarkan Diet yang  Lidah tampak kotor
diprogramkan  Perkusi lambung :
H : Diit rendah lemak dan rendah timpani
garam dan tinggi protein  BB saat sakit 60 kg
R : Klien kooperatif
A : Defisit nutrisi b.d
intake in adekuat
11.10 wib
belum teratasi.
Menganjurkan Makan sedikit tapi
sering
H : Klien Kooperatif P : Lanjutkan Intervensi
R : klien kooperatif  Monitor asupan
makanan
10.00 wib  Monitor BB
Memberikan pemberian anti-  Anjurkan makan
emetik sesuai advice dokter dikit tapi sering
H : Injeksi OMZ 1x40 mg dan  Berikan anti emetik
ondansentron 3x4 mg sesuai advice
R : Klien kooperatif dokter

No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf


Dx
3 11/06/ 3 10.00 wib S:
2021 Mengidentifikasi lokasi,  Klien mengatakan
karakteristik, durasi dan intensitas nyeri di seluruh badan
nyeri dan persendian
H : Klien mengatakan pusing dan
 Klien mengatakan
nyeri diseluruh badan serta
persendian, seperti ditusuk- seperti ditusuk-tusuk
tusuk, intensitas nyeri ± 10  Klien mengatakan
menit. nyeri hilang timbul
R : Klien Kooperatif dengan frekuensi
waktu ± 10 menit
10.30 wib
Mengidentifikasi Skala nyeri  Klien mengatakan
H : Skala nyeri 3 pusing dan nyeri sendi
R : Tampak meringis menahan bertambah saat
nyeri demam dan berkurang
saat tidak demam.
10.45 wib
O:
Mengidentifikasi factor yang
memperberat dan memperingan  Klien tampak meringis
nyeri menahan nyeri.
H : Nyeri bertambah saat demam  Skala nyeri 3
dan berkurang saat tidak  TD : 130/80 mmhg
demam
 HR : 88 x / menit
R : Klien kooperatif
 RR : 22x/menit
11.00 wib  T : 38,9 C
A : Masalah Nyeri akut
Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi belum teratasi.
rasa nyeri P : Lanjutkan intervensi
H : Teknik relaksasi nafas dalam
R ; Klien kooperatif  identifikasi Skala
nyeri
11.15 wib  Memberikan
analgetik sesuai
Memberikan analgetik sesuai advice dokter
advice dokter  Anjurkan
H : Keterolac 3 x 30 mg/ IV melakukan teknik
R : Klien kooperatif relaksasi nafas
dalam
Hari 2
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 12/06/ 1 08.00 wib S:
2021
Memonitor suhu tubuh  Klien mengatakan
H : Temp 37,5 C demam dan pusing
R: Klien mengeluh pusing berkurang
berkurang  Klien mengatakan
08.30 wib menggigil berkurang
Melakukan pendinginan eksternal O:
H : Kompres hangat  Kulit teraba hangat
R : Klien kooperatif  Klien tampak menggigil
08.45 wib  T : 37,5 C
Menganjurkan memberi cairan A : Masalah Hipertermi
oral teratasi sebagian
H : Menganjurkan banyak minum
R : Klien kooperatif P : Lanjutkan Intervensi
10.00 wib
 Monitor suhu tubuh
Kolaborasi pemberian cairan intra
 lakukan
vena dan antipiretik
pendinginan
H : IVFD RL 20 tpm, PCT 3 x
eksternal
500 mg.
 Anjurkan banyak
R : Klien kooperatif
minum
 Lanjutkan
Kolaborasi
pemberian obat
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
2 12/06/ 2 10.00 wib S:
2021 Mengidentifikasi status nutrisi dan  Klien mengatakan
penyebab mual mual berkurang dan
H: Nafsu makan meningkat sudah tidak muntah
R : klien mengatakan sudah tidak  Klien mengatakan
ada nyeri perut dan sudah nafsu makan
tidak kembung meningkat
O:
10.15 wib  Pasien masih
Memonitor asupan makanan tampak lemah
H : Klien makan 1/2 porsi  Klien makan 1/2
R : Mual berkurang dan tidak porsi.
muntah  Tidak ada Nyeri
tekan epigastric
10.30 wib  Tidak ada kembung
Memonitor Berat badan  BB 60 kg
H: BB 60 kg A : Defisit nutrisi b.d
R: Klien kooperatif intake in adekuat
teratasi sebagian.

11.10 wib P : Lanjutkan Intervensi


Menganjurkan Makan sedikit tapi  Monitor asupan
sering makanan
H : Klien Kooperatif
 Monitor BB
R : klien kooperatif
 Anjurkan makan
dikit tapi sering
10.00 wib
 Berikan anti emetik
Memberikan pemberian anti-
sesuai advice
emetik sesuai advice dokter
dokter
H : Injeksi OMZ 1x40 mg dan
ondansentron 3x4 mg
R : Klien kooperatif
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
3 12/06/ 3 10.00 wib S:
2021 Mengidentifikasi lokasi,  Klien mengatakan
karakteristik, durasi dan intensitas nyeri di seluruh badan
nyeri dan persendian sudah
H : Klien mengatakan pusing dan berkurang
nyeri diseluruh badan serta  Klien mengatakan
persendian sudah berkurang pusing dan nyeri sendi
R : Klien Kooperatif bertambah saat
demam.
10.30 wib O:
Mengidentifikasi Skala nyeri  Klien tampak lebih
H : Skala nyeri 2 rileks.
R : Tampak lebih relaks
 Skala nyeri 2
 TD : 120/80 mmhg
10.45 wib
 HR : 88 x / menit
Mengidentifikasi factor yang
 RR : 22x/menit
memperberat dan memperingan
nyeri  T : 37,5 C
H : Nyeri bertambah saat demam A : Masalah Nyeri akut
R : Klien mengatakan demam teratasi sebagian.
berkurang P : Lanjutkan intervensi
 identifikasi Skala
11.00 wib nyeri
 Mengidentifikasi
Mengajarkan teknik non
lokasi,karakteristik,
farmakologis untuk mengurangi
durasi dan
rasa nyeri
intensitas nyeri
H : Teknik relaksasi nafas dalam
 Memberikan
R ; Klien kooperatif
analgetik sesuai
11.15 wib advice dokter
Anjurkan
Memberikan analgetik sesuai
advice dokter
H : Keterolac 3 x 30 mg/ IV
R : Klien kooperatif
Hari 3
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 13/06/ 1 08.00 wib S:
2021 Memonitor suhu tubuh  Klien mengatakan
H : Temp 37,0 C sudah tidak demam
kulit teraba normal
R: Klien sudah tidak demam dan  Klien mengatakan
tidak menggigil sudah tidak menggigil
08.45 wib O:
Menganjurkan memberi cairan  Kulit teraba normal
oral  T : 37,0 C
H : Menganjurkan banyak minum
A : Masalah Hipertermi
R : Klien kooperatif
10.00 wib teratasi
Kolaborasi pemberian cairan intra
vena dan antipiretik P : Intervensi dihentikan
H : IVFD RL 20 tpm, PCT 3 x
500 mg.
R : Klien kooperatif
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
2 13/06/ 2 10.00 wib S:
2021 Mengidentifikasi status nutrisi dan  Klien mengatakan
penyebab mual tidak ada mual muntah
H: Nafsu makan meningkat  Klien mengatakan
R : K/U baik nafsu makan
meningkat
10.15 wib O:
Memonitor asupan makanan  K/u baik
H : Klien makan 1 porsi  Klien makan 1 porsi.
R : Tidak ada Mual dan muntah  Tidak ada Nyeri tekan
epigastric dan
kembung
10.30 wib
 BB 60 kg
Memonitor Berat badan A : Defisit nutrisi b.d
H: BB 60 kg intake in adekuat
R: Klien kooperatif teratasi
P : Intervensi dihentikan
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
3 13/06/ 3 10.00 wib S:
2021 Mengidentifikasi  Klien
lokasi, mengatakan
karakteristik, durasi dan intensitassudah tidak ada
nyeri keluhan rasa nyeri.
H : Klien mengatakan tidak ada O:
keluhan nyeri  Klien tampak rileks.
R : Klien Kooperatif  Skala nyeri 0
 TD : 120/80 mmhg
10.30 wib
 HR : 88 x / menit
Mengidentifikasi Skala nyeri
 RR : 22x/menit
H : Skala nyeri 0
 T : 37,0 C
R : Tampak lebih relaks
A : Masalah Nyeri akut
teratasi.
10.45 wib
Mengidentifikasi factor yang P : intervensi dihentikan
memperberat dan memperingan
nyeri
H : tidak ada keluhan
R : Klien mengatakan sudah tidak
demam

Anda mungkin juga menyukai