KELOMPOK 1 :
- DWI HARTANTO
- ENI MUCHLISOH
- EKO WAHYUDI
- GUNAWAN
- INDAH WAHYU
- MUNIA
- NIKMATUL
- VIOLA L LITA YOVA
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
FAKULTAS KESEHATAN
1
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
1. Pengertian malaria
2011). Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari genus plasmodium.
Penyakit malaria ini dapat menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di
daerah dimana tempat tersebut merupakan tempat yang sesuai dengan kebutuhan
nyamuk untuk berkembang. Malaria adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari
gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit
ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa
burung, kera, dan primata lainnya (Achmadi, 2008). Pada tubuh manusia, parasit
membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel
darah merah (Depkes RI, 2008). Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai
penyakit yang muncul kembali (reemerging disease). Hal ini disebabkan oleh
pemanasan global yang terjadi karenapolusi akibat ulah manusia yang menghasilkan
emisi dan gas rumah kaca, seperti CO2, CFC, CH3, NO, Perfluoro Carbon dan
Carbon Tetra Fluoride yang menyebabkan atmosfer bumi memanas dan merusak
lapisan ozon, sehingga radiasi matahari yang masuk ke bumi semakin banyak
dan terjebak di lapisan bumi.
Gejala utama malaria adalah demam tinggi hingga menyebabkan menggigil, serta
memiliki gejala yang mirip dengan sakit flu.
Malaria ringan biasanya menimbulkan gejala ringan tapi tidak sampai merusak fungsi
organ.
Namun gejala ini bisa berubah menjadi malaria berat jika tidak segera ditangani, atau
jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak baik.
Menurut situs pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC), gejala malaria
tanpa komplikasi biasanya berlangsung selama 6-10 jam.
Akan tetapi, kadang gejala terjadi dalam waktu yang lebih lama bahkan bisa lebih
rumit.
Pasalnya, kadang gejala yang terjadi mirip sekali dengan sakit flu, sehingga bisa
menyebabkan salah diagnosis penyakit.
Pada gejala malaria berat, biasa dibuktikan dengan hasil dari klinik atau laboratorium
yang menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan fungsi organ vital dan beberapa
gejala lainnya, seperti:
a. Anatomi
Darah adalah jaringan ikat yang sel-selnya (elemen) tertahan dan dibawa dalam
matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental, cairan
ini memiliki rasa dan bau yang khas serta PH 7/4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi
dari merah cerah sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang
dibawa sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter. Pada laki-laki dewasa
berukuran ratarata dan kurang sedikit dari perempuan dewasa. Volume ini bervariasi
sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah cairan dalam tubuh.
Volume ini juga bervariasi tergantung perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya. (Etheel Sloone, 2004:218-219) Sel darah merah terdiri dari: 1. Eritrosit
atau sel darah merah 2. Leukosit atau sel darah putih 3. Trombosit atau pembuluh
darah Sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil, cekung pada kedua sisinya
sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak
belakang dan berdiameter 7,65 mm. Dalam setiap mililiter kubik darah terdapat
5.000.000 sel darah Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terbentuk dari asam animo. Mereka juga memerlukan diit seimbang yang berupa zat
besi.
b. Fisiologi
Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih
dan tidak beraturan dan jaringan kanselus pada ujung tulang6 pipa dan dari sum-sum
dalam batang iga, iga dan dari sternum. (Evelyn C.Piere, 2006:133) Sel darah merah
biasanya bersirkulasi selama 120 hari septum menjadi rapuh dan mudah pecan
walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nukleat, mitokondria ataupun
retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu mengkonsumsi ATP untuk
waktu yang terbatas ini. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi
akan mengalami fagositosis oleh mikrofag dalam limfa, hati, sum-sum tulang dan
jaringan tubuh lain. 1. Globin (bagian protein) Hg A terdegredasi menjadi asam
amino kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular 2. Hem (bagian
yang mengandung zat besi) dirubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian
menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang lepas kedalam plasma, bilirubin diserap hati
dan disekresi dalam empedu 3. Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan
diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis Hg A selanjutnya (Etheel Sloan,
2004:222)
Pencegahan primer :
Health Promotion : -Edukasi kepadaa setiap pelancong atau petugas yang akan
bekerja di daerah endemis
Pencegahan tersier :
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan mikroskopis
Darah Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis darah, yaitu
sediaan darah hapus tebal dan sediaan darah hapus tipis. Pada pemeriksaan ini
bisa melihat jenis plasmodium dan stadiumstadiumnya. Pemeriksaan ini banyak
dan sering dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan maupun
rumah sakit. Untuk melihat kepadatan parasit, ada dua metode yang digunakan
yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif. Metode yang biasa digunakan adalah
metode semi-kuantitatif dengan rincian sebagai berikut : (-) : SDr negatif (tidak
ditemukan parasit dalam 100 LPB) (+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit
dalam 100 LPB) (++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
(+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB) (++++) : SDr
positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)24 Sedangkan untuk metode
kuantitatif, pada SDr tebal menghitung jumlah parasit/200 leukosit dan SDr tipis
penghitungannya adalah jumlah parasit/1000 eritrosit.2
Pulasan Intradermal ( Intradermal Smears ) Penelitian di Cina belum lama ini,
memperlihatkan bahwa pulasan dari darah intradermal lebih banyak mengandung
stadium matur/matang dari Plasmodium falciparum daripada pulasan darah
perifer. Penemuan ini bisa menjadi pertimbangan untuk mendiagnosis malaria
berat dengan lebih baik dan akurat. Pulasan ini hasilnya dapat positif atau dapat
juga terlihat pigmen yang mengandung leukosit setelah dinyatakan negatif pada
pulasan darah perifer. Untuk uji kesensitifitasannya, pulasan intradermal
sebanding dengan pulasan darah dari sumsum tulang yang lebih sensitif dari
pulasan darah perifer.21
2.Tes Diagnostik Cepat ( Rapid Diagnostic Test )
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama : Tn. E
Usia : 43 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
No MR : 0559888
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan demam
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan demam sejak 3 hari
yang lalu disertai rasa menggigil, pusing dan nyeri diseluruh tubuh. Nyeri
seperti ditusuk-tusuk, di daerah persendian, dengan skala nyeri 3 dan
lama nyeri ± 10 menit. Nyeri bertambah saat demam dan berkurang saat
suhu tubuh normal. saat pengkajian didapatkan hasil TTV pasien : TD :
130/80 mmhg, T : 38,9 C, N : 88x/menit, dan RR : 22 x/menit
c. Riwayat kesehatan masa lalu : pasien pernah dirawat dirumah sakit
dengan keluhan yang sama.
d. Riwaya kesehatan keluarga :
Bagan 3.1
Keterangan :
: Laki-Laki
: Menikah
f. Riwayat psikososial
5. Sistem kepercayaan :
didekat pantai dan memiliki hubungan dengan kondisi atau penyakit yang
3. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
Saat sakit : Pasien mengatakan makan hanya 1/3 porsi makanan dari
rumah sakit. Tn. E mengatakan mual dan terkadang muntah serta tidak ada
b. Pola eliminasi
kurang 3 x sehari dan pengeluaran urin ± 300 cc/BAK dengan warna urin
Saat Sakit : Frekuensi BAK dirumah sakit adalah 4 x sehari dengan warna
urin kuning dan jumlah urin yang keluar sediki dan tidak ada keluhan
nyeri pada saat mengeluarkan urin, Dalam pengeluaran BAB pada pasien
dengan frekuensi 1x atau tidak sama sekali dengan konsistensi feses padat,
c. Personal hygine
diri secara mandiri dengan frekuensi mandi 2 x sehari dan menggosok gigi
mencuci rambut 1 x sehari dan hal tersebut dilakukan dengan dibantu oleh
keluarga pasien dalam menyiapkan peralatan mandi kebersihan diri
pasien.
Tidak ada perbedaan pola tidur dirumah dan dirumah dakit bagi pasien
dimana waktu tidur dirumah dan dirumah sakit pada pasien Tn.E yaitu 6-8
e. Pola aktivitas
Saat sakit : Pasien mengatakan badan terasa lemas, kondisi ini sangat
kesehatannya.
4. Pengkajian fisik
maret 2021 didapakan hasil berat badan pasien 60 kg dengan tinggi badan
166 CM dan tekanan darah pasien 130/80 mmhg, nadi pasien 88x/menit.
Frekuensi nafas pasien 22 x/menit, suhu tubuh pasien 38,9 C, kulit teraba
Posisi mata klien simetris antara kiri dan kanan dengan kelopak mata
c. Sistem pendengaran
Keadaan daun telinga pasien simetris antara kiri dan kanan dengan kondisi
pasien Tn.E.
d. Sistem wicara
e. Sistem pernafasan
Keadaan jalan nafas pasien baik, tidak mengalami sumbatan dari cairan
dan benda padat, tidak adanya penggunaan otot bantu nafas pada pasien
kedalaman pernafasan normal. tidak batuk dan suara nafas klien vaskuler.
f. Sistem kardiovaskuler
Frekuensi nadi pasien 88 x/mnt dengan irama regular, nadi teraba kuat
g. Sirkulasi jantung
h. Sistem hematologi
Pasien Tn. E mengalami nyeri atau pusing kepala dengan kualitas nyeri
seperti tertusuk benda tajam dan region nyeri di daerah frontal dengan
skala nyeri 3 dan durasi waktu terjadinya nyeri lebih kurang 10 menit.
kompos mentis dengan nilai GCS : 15. reflex fisiologis pasien yang terdiri
dari biceps dan triceps secara berturut turut adalh fleksi dan ekstensi dan
j. Sistem pencernaan
yang berupa gigi utuh serta keadaan lidah tampak kotor, pasien
k. Sistem Endokrin
didapatkan hasil tidak adnya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak adanya
l. Sistem urogenital
BAK dengan warna urin kuning dan tidak adanya distensi kandung kemih,
m. Sistem integumen
Kulit klien teraba panas, keadaan turgor kulit pasien baik dengan warna
kulit gelap dan keadaan kulit tidak terdapat luka, tidak ada gatal-gatal
pada kulit serta kondisi kulit pasien baik. Tidak adanya kelainan pada
kulit, tidak terjadinya odema pada daerah kulit yang terpasang infus dan
pada daerah ekstremitas atas dan bawah, keadaan tekstur rambut pasien
n. Sistem muskuloskeletal
Keterangan:
2. Data penunjang
10 juni 2021 pkl 16.00 wib
a. Pemeriksaan hematologi,dengue ns1, DDR malaria
No Yang diperiksa Hasil Nilai rujukan Satuan
1. GDS 101 70-120 Mg/dl
2. Ureum 35 20-40 Mg/dl
3. Creatin 1,6 0,5-1,2 Gr/dl
4. Hematocrit 32 Lk:37-47% Gr/dl
Pr : 40-54 %
5. Hb 11,6 Lk:13,00-18,0 Gr/dl
Pr : 12,0-16,0
6. Leukosit 10.600 4000-10.000 Mm3
7. Trombosit 470.000 150.000-400.000 Sel/mm3
8 Dengue NS1 Negatif Negatif
9 DDR Malaria Positip(P.Vivax) Negatif
1. Obat Parenteral
2. Obat oral
Data fokus
a. Data subyektif :
Klien mengatakan demam disertai pusing
Klien mengatakan badan menggigil
Klien mengatakan nyeri di seluruh badan dan persendian
Klien mengatakan seperti ditusuk-tusuk
Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan frekuensi waktu ± 10 menit
Klien mengatakan pusing dan nyeri bertambah saat demam dan berkurang
saat tidak demam.
Klien mengatakan mual dan terkadang muntah
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Klien mengatakan BB sebelum sakit 63 kg
b. Data obyektif :
TD : 130/80 mmhg
HR : 88 x / menit
RR : 22x/menit
T : 38,9 C
Kulit teraba panas
Klien tampak menggigil
Klien tampak meringis menahan nyeri.
Skala nyeri 3
Klien tampak lemah
Klien hanya makan 1/3 porsi.
Lidah tampak kotor
Nyeri tekan epigastric
Tampak kembung
BB saat sakit 60 kg
USG Abdomen : Splenomegali
Analisa data
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Hari 1
No Tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 11/06/ 1 08.00 wib S:
2021 Klien mengatakan
Mengidentifikasi penyebab
demam disertai pusing
hipertermia
Klien mengatakan
H : plasmodium Vivax
badan menggigil
R : Klien tampak menggigil
O:
08.20 wib
Kulit teraba panas
Memonitor suhu tubuh
Klien tampak menggigil
H : Temp 38,9 C
T : 38,9 C
R : Klien mengeluh pusing
DDR malaria: (+)
08.30 wib
P.Vivax
Melakukan pendinginan eksternal
A : Masalah Hipertermi
H : Kompres hangat belum teratasi
R : Klien kooperatif
08.45 wib P : Lanjutkan Intervensi
Identifikasi
Menganjurkan memberi cairan
penyebab
oral
hipertermia
H : Menganjurkan banyak minum
Monitor suhu tubuh
R : Klien kooperatif
lakukan
10.00 wib
pendinginan
Kolaborasi pemberian cairan intra
eksternal
vena dan antipiretik
Anjurkan banyak
H : IVFD RL 20 tpm, PCT 3 x
minum
500 mg. Kolaborasi
R : Klien kooperatif pemberian obat