Anda di halaman 1dari 13

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan telah

berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup

bermakna, walaupun masih dijumpai beberapa masalah dan hambatan yang

mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang

optimal dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang

mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi. Situasi derajat kesehatan di

Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian

Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa

penyakit, dan status gizi masyarakat.

A. MORTALITAS

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan

tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit

maupun sebab lainnya.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


13
1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Berdasarkan hasil laporan dari fasilitas kesehatan pada tahun 2018 dapat

dilihat jumlah bayi yang meninggal di Kecamatan Tebo Ulu Wilayah Pagar

puding sebanyak 1 orang. Gambaran jumlah kematian yang dilaporkan per

puskesmas di Kecamatan Tebo Ulu tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 3.1

berikut dan Lampiran tabel 5.

Gambar 3.1
Jumlah Kematian Bayi perdesa
Di Kecamatan Tebo Ulu
Tahun 2018

Sumber : Program KIA tahun 2018

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


14
2. Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA (0 – 4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0 – 4 tahun per

1000 Kelahiran Hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap anak Balita seperti gizi,

sanitasi, penyakit infeksi, dan kecelakaan.

Berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan bahwa jumlah Balita yang

meninggal di Kecamatan Tebo Ulu pada tahun 2018 adalah 2 kasus. Dengan

rincian Jumlah kematian Bayi sebanyak 2 kasus dan jumlah kematian Anak Balita

tidak ada kasus. Gambaran jumlah kematian Balita per puskesmas di Kecamatan

Tebo Ulu pada tahun 2018 dapat dilihat pada lampiran tabel 5.

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia mencapai angka spektakuler

yakni 307 per 100.000 kelahiran dari rata – rata kelahiran sekitar 3-4 juta setiap

tahun. Angka yang dihimpun dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2003 itu menunjukkan sekitar 15.000 ibu meninggal karena

melahirkan setiap tahun atau 1.279 setiap bulan, atau 172 setiap pekan atau 43 ibu

setiap hari, atau hampir dua ibu meninggal setiap jam.

Angka Kematian Ibu atau AKI adalah mencerminkan resiko yang dihadapi

ibu-ibu selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas yang mana dipengaruhi

oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


15
kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran dan juga

Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.

AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup

bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,

tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu

melahirkan dan masa nifas.

Tabel 3.2
Jumlah Kematian Ibu di Puskesmas Teluk Kembang Jambu
Kecamatan Tebo Ulu
Tahun 2016 – 2018

Per 100.000
No Tahun Lahir Hidup Kematian Ibu
Kelahiran Hidup

1 2016 627 0

2 2017 249 0

3 2018 223 0

Sumber : Program KIA tahun 2018

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah kematian ibu berdasarkan

hasil laporan dari fasilitas kesehatan di Kecamatan Tebo Ulu untuk lima tahun

terakhir mengalami penurunan kasus. Ini bearti tingkat pelayanan terhadap

kesehatan ibu sudah semakin meningkat.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


16
B. MORBIDITAS

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insident maupun

prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit pada

kurun waktu tertentu.

1. Angka Kesakitan

Pengamatan penyakit bertujuan untuk mendapatkan informasi

epidemiologi yang tepat, cepat dan benar yang digunakan untuk menetapkan

perencanaan program dan pelaksanaan yang efektif dan juga efisien. Selain itu

juga untuk mengetahui angka kecenderungan penyakit menular sehingga tidak

menjadi masalah kesehatan masyarakat, termanfaatnya informasi epidemiologi

dalam penetapan perencanaan dan pelaksanaan pengendalian program serta

terdeksinya penyakit potensial KLB dan dilakukannya penanggulangan / respon

dini sehingga dapat ditekan morbiditas, mortalitas dan penyebaran KLB.

Berdasarkan hasil laporan SP2TP tahun 2018 dapat terlihat pola 10

penyakit terbesar di Kecamatan Tebo Ulu dan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


17
Tabel 3.3
Pola 10 penyakit terbesar di UPT
Puskesmas Teluk Kembang jambu
Tahun 2018
KODE
NO PENYAKIT JENIS PENYAKIT KASUS PERSENTASE
         

1 J10 1nfluenza 918 25

2 J40 ISPA/Brongkitis Acut 851 23

3 E79.0 Rheumatik 433 12

4 K291 Gastritis 367 10

5 L 24 Dermatitis Kontan Iritasi 294 8

6 G.44 2 Hipertensi 243 7

7 K03 Detin Hipersensitif 164 4

8 H66.9 Diare 163 4

9 L 24 Vulnus Laseratum Puctum 140 4

10 H 10 Konjungtivitis 154 4
  TOTAL 3.727 100

Sumber : Program Pelayanan Kesehatan tahun 2018

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) masih merupakan penyakit terbesar yang ditemukan pada pasien di
puskesmas di wilayah kerja puskesmas dalam Kecamatan Tebo Ulu, sedangkan
penyakit lainnya yang termasuk dalam 10 penyakit terbesar tidak jauh berbeda
dengan tahun – tahun sebelumnya.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


18
2. Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit

a. Malaria

Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk di Indonesia karena

mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan

re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat

dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya

vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan malaria. Malaria

merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi

komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Wilayah

endemis Malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi

lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses

pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat

yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.

Di Indonesia eliminasi malaria sudah dimulai sejak tahun 2004 dan untuk

percepatan penanggulangan malaria dilakukan berbagai intervensi antara lain :

kelambu berinsektisida untuk penduduk beresiko, pengobatan yang tepat untuk

subjek terinfeksi malaria dengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT),

penyemprotan rumah dengan insektisida, dan pengobatan pencegahan pada ibu

hamil.

b. TB Paru

Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru termasuk kedalam penyakit menular

kronis. Waktu pengobatannya yang panjang dan jenis obat yang lebih dari satu

macam menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


19
penyembuhan dengan berbagai alasan, antara lain merasa sudah sehat dan juga

karena faktor ekonomi. Tuberkolosis paru merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tubercolosis, penyakit ini dapat

menyebar melalui doplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Penyakit TB Paru

menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global

dalam MDGs dan juga dalam SPM Kesehatan.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB Paru adalah

Case Detection Rate ( CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA Positif yang

ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA Positif yang

diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kementrian Kesehatan menetapkan

target CDR minimal sebesar 73%.

Di tahun 2018 ini pencapaian angka CDR untuk Puskesmas Teluk Kembang

Jambu Kecamatan Tebo Ulu sebesar 28,95%, angka ini belum mencapai target

nasional yaitu sebesar 73%.

Sedangkan dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB Paru

digunakanlah angka keberhasilan pengobatan (SR = Success Rate) yang

mengindikasikan persentase pasien TB Paru BTA Positif yang menyelesaikan

pengobatan, baik yang sembuh maupun yang masih menjalani pengobatan

lengkap diantara pasien baru TB Paru BTA Positif.

Angka kesembuhan TB Paru 94,12 %

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


20
c. Pneumonia
Pneumonia atau radang paru – paru adalah penyakit pada paru – paru

dimana pulmonary alveolus (Alveoli) yang menyerap oksigen dari atmosfer

meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru – paru dapat disebabkan oleh

beberapa penyebab termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit.

Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan

merupakan penyebab kematian peringkat atas orang tua dan orang yang sakit

menahun. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak usia kurang dari

2 tahun, untuk usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau yang memiliki masalah

kesehatan ( malnutrisi, dan gangguan imunologi).

Di Puskesmas Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo Ulu untuk tahun

2018 cakupan penemuan dan penanganan kasus Pneumonia pada balita sebesar

dengan jumlah kasus yang ditemukan 0 kasus. Rendahnya cakupan penemuan

kasus Pneumonia ini dikarenakan masih awamnya pengertian Pneumonia

dimasyarakat karena masih di golongkan dalam penyakit ISPA. Cakupan

penemuan kasus Pneumonia dimasing – masing puskesmas dapat digambarkan

pada tabel lampiran 10.

d. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang menahun yang disebabkan oleh

kuman kusta ( Mycobacterium Leprae ) yang menyerang saraf tepi, kulit dan

jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering menimbulkan masalah yang kompleks,

yang dimaksud disini adalah bukan hanya dari segi medis tapi juga meluas sampai

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


21
masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit ini

bukanlah penyakit keturunan atau kutukan Tuhan. Penatalaksanaan yang buruk

dapat menyebabkan kusta menjadi progresif yang menyebabkan kerusakan

permanen pada kulit, saraf dan anggota gerak dan juga pada mata.

Kemajuan teknologi di bidang penyakit kusta, maka penyakit ini dapat

diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Akan

tetapi mengingat kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program

pengendalian secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan

endemisitas penyakit kusta guna mencegah kecacatan.

Di Puskesmas Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo ulu dapat

dilaporkan untuk tahun 2018 ini tidak ada kasus baru tetapi kasus lama yang di

obati.

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi

a. Tetanus Neonatorium
Tetanus Neonatorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium Tetani, yang

masuk kedalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi yang baru lahir

yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak

steril. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan.

Kuman Clostridium Tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2

toksin utama yatu tetanospasmin dan tetanolysin. Untuk Kecamatan Tebo Ulu

ditahun 2018 ini tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorium untuk di

Puskesmas.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


22
b. Campak

Campak adalah suatu infeksi virus yang menular, yang dapat ditandai

dengan demam, batuk, konjungtivitis ( peradangan selaput ikat mata /

konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan oleh karena infeksi virus

campak golongan Paramyxovirus. Penularan infeksi ini terjadi karena menghirup

percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam

waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan

kebal terhadap penyakit ini. Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang

disebabkan oleh virus campak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang

terkontaminasi oleh sekret yang terinfeksi.

Untuk Kecamatan Tebo Ulu pada tahun 2018 ini dilaporkan tidak terdapat

kasus campak.

c. Polio dan AFP ( Acute Paralisis Layu Akut )

Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk kedalam PD3I

yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita

mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur

0 – 3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, mual, kaku leher dan

sakit di tungkai dan tangan. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika

seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas

kemudian berakibat kelumpuhan.

Pada tahun 2018 ini Puskesmas Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo

Ulu untuk kasus non polio AFP tidak ditemukan kasus.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


23
4. Penyakit Potensial KLB/Wabah

a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Penyakit ini

sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, tapi orang dewasa pun bisa

juga terserang DBD. Masalah DBD tidak hanya berdampak pada masalah klinis

individunya saja tapi juga berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi

masyarakat sehingga penangganannya tidak hanya diselesaikan oleh sektor

kesehatan saja namun memerlukan peran aktif masyarakat, lintas sektor/pokjanal

DBD, dan juga pemerintah daerahnya, hal ini sejalan dengan diterapkannya sistem

otonomi daerah.

Untuk demam berdarah di Puskesmas Teluk Kembang Jambu Kecamatan

Tebo Ulu tidak ada kasus.

b. Diare

Diare adalah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar terus

menerus dan tinja yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Seseorang akan

dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau buang air besar tiga kali

atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24

jam.

Penyakit diare sering kita jumpai dimasyarakat bahkan timbul dalam bentuk

Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga membuat panik masyarakat dan juga

petugas kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari angka kesakitan penyakit diare yang

terus meningkat setiap tahunnya. Penyebab dari timbulnya penyakit diare ini

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


24
adalah oleh kuman yang terkontaminasi dengan makanan/minuman yang tercemar

tinja atau kontak langsung dengan penderita diare. Penyakit diare merupakan

penyakit yang harus diwaspadai, artinya penanganan yang tepat di Rumah Sakit

dan sarana pelayanan kesehatan sangat penting peranannya dalam mencegah

kematian akibat diare.

c. Filariasis

Berdasarkan kesepakatan global WHO tahun 2000 yang merupakan

realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997, ditetapkan 2 pilar utama kegiatan

eliminasi filariasis, yaitu pengobatan massal untuk memutuskan transmisi

penyakit dan penatalaksanaan kasus kronis untuk meringankan beban penderita

filariasis kronis.

Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing

filaria, yang terdiri dari Wuchereria Bancroofti, Brugia Malayi dan Timori.

Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (Getah Bening), menular melalui gigitan

nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia

cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe

sehingga menyebabkan pembengkakan dilengan dan juga organ genital.

Di Puskesmas Teluk Kembang jambu tidak ada kasus filariasis.

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Teluk Kembang Jambu Tahun 2018


25

Anda mungkin juga menyukai