optimal dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang
Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa
A. MORTALITAS
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
Berdasarkan hasil laporan dari fasilitas kesehatan pada tahun 2018 dapat
dilihat jumlah bayi yang meninggal di Kecamatan Tebo Ulu Wilayah Pagar
puskesmas di Kecamatan Tebo Ulu tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1
Jumlah Kematian Bayi perdesa
Di Kecamatan Tebo Ulu
Tahun 2018
anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap anak Balita seperti gizi,
meninggal di Kecamatan Tebo Ulu pada tahun 2018 adalah 2 kasus. Dengan
rincian Jumlah kematian Bayi sebanyak 2 kasus dan jumlah kematian Anak Balita
tidak ada kasus. Gambaran jumlah kematian Balita per puskesmas di Kecamatan
Tebo Ulu pada tahun 2018 dapat dilihat pada lampiran tabel 5.
yakni 307 per 100.000 kelahiran dari rata – rata kelahiran sekitar 3-4 juta setiap
tahun. Angka yang dihimpun dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2003 itu menunjukkan sekitar 15.000 ibu meninggal karena
melahirkan setiap tahun atau 1.279 setiap bulan, atau 172 setiap pekan atau 43 ibu
Angka Kematian Ibu atau AKI adalah mencerminkan resiko yang dihadapi
ibu-ibu selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas yang mana dipengaruhi
bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu
Tabel 3.2
Jumlah Kematian Ibu di Puskesmas Teluk Kembang Jambu
Kecamatan Tebo Ulu
Tahun 2016 – 2018
Per 100.000
No Tahun Lahir Hidup Kematian Ibu
Kelahiran Hidup
1 2016 627 0
2 2017 249 0
3 2018 223 0
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah kematian ibu berdasarkan
hasil laporan dari fasilitas kesehatan di Kecamatan Tebo Ulu untuk lima tahun
1. Angka Kesakitan
epidemiologi yang tepat, cepat dan benar yang digunakan untuk menetapkan
perencanaan program dan pelaksanaan yang efektif dan juga efisien. Selain itu
penyakit terbesar di Kecamatan Tebo Ulu dan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
10 H 10 Konjungtivitis 154 4
TOTAL 3.727 100
Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) masih merupakan penyakit terbesar yang ditemukan pada pasien di
puskesmas di wilayah kerja puskesmas dalam Kecamatan Tebo Ulu, sedangkan
penyakit lainnya yang termasuk dalam 10 penyakit terbesar tidak jauh berbeda
dengan tahun – tahun sebelumnya.
a. Malaria
mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan
re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat
dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya
lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses
yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.
Di Indonesia eliminasi malaria sudah dimulai sejak tahun 2004 dan untuk
hamil.
b. TB Paru
kronis. Waktu pengobatannya yang panjang dan jenis obat yang lebih dari satu
menyebar melalui doplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Penyakit TB Paru
Case Detection Rate ( CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA Positif yang
ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA Positif yang
Di tahun 2018 ini pencapaian angka CDR untuk Puskesmas Teluk Kembang
Jambu Kecamatan Tebo Ulu sebesar 28,95%, angka ini belum mencapai target
meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru – paru dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan
merupakan penyebab kematian peringkat atas orang tua dan orang yang sakit
menahun. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak usia kurang dari
2 tahun, untuk usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau yang memiliki masalah
2018 cakupan penemuan dan penanganan kasus Pneumonia pada balita sebesar
d. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang menahun yang disebabkan oleh
kuman kusta ( Mycobacterium Leprae ) yang menyerang saraf tepi, kulit dan
jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering menimbulkan masalah yang kompleks,
yang dimaksud disini adalah bukan hanya dari segi medis tapi juga meluas sampai
permanen pada kulit, saraf dan anggota gerak dan juga pada mata.
diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Akan
pengendalian secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan
dilaporkan untuk tahun 2018 ini tidak ada kasus baru tetapi kasus lama yang di
obati.
a. Tetanus Neonatorium
Tetanus Neonatorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium Tetani, yang
masuk kedalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi yang baru lahir
yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak
steril. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan.
Kuman Clostridium Tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2
toksin utama yatu tetanospasmin dan tetanolysin. Untuk Kecamatan Tebo Ulu
Puskesmas.
Campak adalah suatu infeksi virus yang menular, yang dapat ditandai
konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan oleh karena infeksi virus
percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam
waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan
kebal terhadap penyakit ini. Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang
disebabkan oleh virus campak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang
Untuk Kecamatan Tebo Ulu pada tahun 2018 ini dilaporkan tidak terdapat
kasus campak.
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk kedalam PD3I
yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita
0 – 3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, mual, kaku leher dan
sakit di tungkai dan tangan. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika
Pada tahun 2018 ini Puskesmas Teluk Kembang Jambu Kecamatan Tebo
oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Penyakit ini
sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, tapi orang dewasa pun bisa
juga terserang DBD. Masalah DBD tidak hanya berdampak pada masalah klinis
individunya saja tapi juga berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi
DBD, dan juga pemerintah daerahnya, hal ini sejalan dengan diterapkannya sistem
otonomi daerah.
b. Diare
Diare adalah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar terus
menerus dan tinja yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Seseorang akan
dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau buang air besar tiga kali
atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24
jam.
Penyakit diare sering kita jumpai dimasyarakat bahkan timbul dalam bentuk
Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga membuat panik masyarakat dan juga
petugas kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari angka kesakitan penyakit diare yang
terus meningkat setiap tahunnya. Penyebab dari timbulnya penyakit diare ini
tinja atau kontak langsung dengan penderita diare. Penyakit diare merupakan
penyakit yang harus diwaspadai, artinya penanganan yang tepat di Rumah Sakit
c. Filariasis
realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997, ditetapkan 2 pilar utama kegiatan
filariasis kronis.
filaria, yang terdiri dari Wuchereria Bancroofti, Brugia Malayi dan Timori.
Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (Getah Bening), menular melalui gigitan
nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe