Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Jl. Raya Jatinangor Km. 20 JATINANGOR - SUMEDANG 45363
Telp. (022) 7798252 – 7798253, Fax. (022) 7798256
Jl. Ampera Raya Cilandak Timur Jakarta Selatan 12560
Telp. (021) 7806944 , 7805088 , 7806602 , Fax. (021) 7824157

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : Pengantar Ilmu Ekonomi


HARI/TANGGAL : Selasa, 25 Mei 2020
WAKTU : 08.00 – 09.30
SIFAT : Tutup Buku
KELAS : H4.H5.H6
DOSEN : Asep Hendra, SE MM

NAMA : MAULVI NAZIR AHMADANNUR


NPP : 31.0795
KELAS : H6
NO ABSEN : 11

Petunjuk Pengerjaan:
1. Baca dengan teliti sebelum mengerjakan soal-soal
2. Buat tulisan yang mudah dibaca
3. Bekerja dengan tenang dan jujur
4. Kerjakan semua soal

SOAL :
1. Ilmu ekonomi Secara Umum adalah Suatu Ilmu Pengetahuan yang
mempelajari cara/sistem tingkah laku manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidup agar tercapai kemakmuran. Kebutuhan Manusia tidak terbatas
sedangkan sumber daya yang dimilik terbatas, keterbatasan sumber daya
bukan hanya kepada individu saja tetapi kepada yang lainnya. Masalah
utama perekeonomian dapat terjawab apabila ada interaksi dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup agar tercapai kemakmuran kita juga harus
mengetahui teori tingkah laku konsumen.
Pertanyaan :
Uraikan secara lengkap terkait hal tersebut disertai contoh.. kemudian apa
kesimpulan saudara terkait yang anda sampaikan ! ( Jawaban Minimal 4
lembar)
SELAMAT BEKERJA

JAWAB

Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku manusia dan


masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan
memiliki beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai
komoditi untuk kemudian menyalurkannya – baik saat ini maupun masa depan –
kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat (Paul A
Samuelson, dkk, 1996 : 5). Ahli ekonomi menamakan sumber daya tersebut adalah
faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang.
Sehubungan dengan keinginan manusia, sumber daya yang tersedia sekarang
sangat tidak mencukupi, yang tersedia hanyalah sebagian kecil barang dan jasa
yang diingini manusia. Oleh karena itu masyarakat menghadapi persoalan untuk
memutuskan apa yang akan diproduksi dan bagaimana membagi produksi tersebut,
serta siapa dan bagaimana menentukan alternatif pilihan.
Inti permasalahan ekonomi adalah penggunaan sumber daya yang langka
untuk memuaskan keinginan manusia yang tidak terbatas. Komaruddin
berpendapat bahwa kelangkaan tidak mungkin dielakkan dan kelangkaan
merupakan titik pusat bagi masalah ekonomi pada saat ini dan pada saat yang akan
dating, sedangkan pernyataan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas diduga
bertolak dari falsafah “hedonisme” yang telah berhasil menciptakan konsep yang
dipakai sebagai hipotesa kerja ahli-ahli ekonomi konvensional yang kemudian
sering disebut manusia ekonomi (Komaruddin, 1991: 1).
Cikal-bakal konsep manusia ekonomi itu dapat ditelusuri dalam falsafah
psikologi asosiatif (hedonisme) dan falsafah utilitarianisme yang banyak
penganutnya sejak akhir abad ke-18 hingga seperempat akhir abad ke-19. Mereka
yang sering dikaitkan dengan falsafah itu adalah Jeremy Bentham, John Stuart Mill
dan Henry Sidgwick. Mazhab psikologi asosiatif (yang lebih dikenal sebagai
“hedonisme”) didukung oleh teori psikologi yang menyatakan bahwa setiap
individu adalah untuk mencapai kesenangan. Sedangkan teori etika yang
mendukungnya menyatakan bahwa tujuan tingkah laku manusia sesungguhnya
adalah kesenangan
Sekalipun dapat ditelusuri hingga teori etika psikologi asosiatif, yang
dikenal sebagai “hedonisme”, dari Jeremy Bentham (1748 - 1832), namun konsep
homo economicus masih tetap aktual. Hal ini banyak berkaitan dengan model-
model perilaku pasar yang sengaja diciptakan dengan cara mereduksi perilaku
manusia hingga pada satu sisi saja, yaitu “tindakan rasional” atau “tindakan
alternatif”. Lebih dari itu, ekonom pun dengan kesadaran penuh kemudian
menciptakan model-model maksimisasi laba dari paradigma yang sama. Akan
tetapi, sedikitnya pada waktu ini (dan mungkin pula di waktu yang akan datang)
bilamana kita masih bertolak dari paradigma, akan menghadapi tiga masalah
penting, yaitu: pandangan monistik tentang hakikat manusia, konsep manusia
ekonomi, dan konsep alternatif untuk mengatasi perilaku manusia ekonomi.
Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi seperti Makanan,
pakaian, rumah, sepeda, sepeda motor, mobil bahkan rumah. Selain itu, masih
banyak kebutuhan manusia yang lain, baik yang berupa barang maupun jasa.
Beragamnya barang dan jasa itu merupakan bukti bahwa kebutuhan manusia
sangat bervariasi. Di sisi lain, sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia
bersifat langka. Di sinilah ilmu ekonomi memegang peranannya, yaitu menentukan
pilihan penggunaan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam kehidupan kita di masyarakat sering kita menemukan begitu
banyaknya manusia Orang sedang memasak sibuk dengan pekerjaannya masing-
masing. Mereka melakukan pekerjaan itu dengan tujuan Orang sedang bekerja,
Orang sedang membeli baju, Orang sedang memasak, memperoleh penghasilan.
Penghasilan ini akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan Merupakan
kegiatan ekonomi hidupnya.
Kebutuhan manusia tidak terbatas sementara alat pemuas kebutuhan
terhadap barang dan jasa sangat terbatas. Oleh sebab itu, kita perlu selektif untuk
memenuhi kebutuhan. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memenuhi
kebutuhan salah satunya bersikap hemat dan pemenuhan kebutuhan didasarkan
pada tingkat kepentingannya. Adanya kebutuhan akan mendorong manusia
melakukan kegiatan produksi dan distribusi. Dengan demikian, selama Ilmu
Ekonomi diartikan sebagai sebuah ilmu yang khusus mengkaji dan mempelajari
ada kebutuhan, selama itu pula ada kegiatan ekonomi untuk memenuhinya.
tindakan-tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas
dengan potensi alat pemuas yang sifatnnya terbatas.
Terbatasnya ketersediaan sumber daya dibandingkan dengan kebutuhan
masyarakat yang terus meningkat memunculkan permasalahan ekonomi yang
harus dihadapi oleh masyarakat atau negara. Pada gilirannya, masalah ekonomi ini
akan mendorong masyarakat untuk berpikir dan bertindak kreatif maupun
melakukan pilihan lainnya guna mengatasi maupun memecahkan masalah
ketersediaan sumber daya terbatas ini.
Masalah pokok ekonomi dapat dibedakan menjadi masalah pokok ekonomi
klasik dan masalah pokok ekonomi modern. Persamaan diantara keduanya adalah
upaya kemakmuran masyarakat, dan perbedaannya terletak pada pengertian
kemakmuran dan upaya mencapainya.
Masalah ekonomi klasik ini diperkenalkan oleh Adam Smith dan pemikiran
ini dipopulerkan oleh kalangan pakar ekonomi klasik berikutnya, seperti David
Ricardo, Thomas Robert Malthus, dan Jean Baptiste Say. Pemikiran ini
berpengaruh di Eropa pada abad ke 18 dan 19, dimana menjadi dasar dari
kapitalisme dan perhatian utamanya ada pada kemakmuran.
Inti dari masalah pokok ekonomi klasik adalah bagaimana caranya mencapai
kemakmuran masyarakat atau negara. Kemakmuran berarti terpenuhinya
kebutuhan akan barang dan jasa. Adapun, masalah ekonomi klasik ini dibedakan
sesuai dengan tiga bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan yakni produksi,
distribusi, dan konsumsi.

Masalah Produksi
Dalam masalah produksi masyarakat harus menentukan bagaimana
menghasilkan barang dan jasa agar bisa memenuhi beragam kebutuhan yang
muncul. Dimana, produsen akan berperan penting dalam mengatasi masalah ini,
karena mereka akan memetakan kebutuhan pasar. Disamping itu juga akan
memutuskan ragam barang dan jasa yang diproduksi berikut dengan strategi
berproduksinya.

Masalah Distribusi
Dalam hal ini masyarakat harus menentukan bagaimana barang dan jasa
sampai kepada konsumen yang membutuhkan. Distributor atau penyalur berperan
penting dalam mengatasi masalah ini, lantaran akan menutuskan strategi paling
efisien agar barang dan jasa sampai ke konsumen secara cepat dan tepat sasaran.
Masalah Konsumsi
Untuk masalah konsumsi, masyarakat akan menentukan bagaimana barang
dan jasa yang beredar dapat dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Konsumen berperan penting dalam mengatasi masalah ini karena akan
memutuskan apakah barang dan jasa yang tersedia memang dibutuhkan dan dapat
dijangkau oleh warga yang memang membutuhkan.

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN :


TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
Asumsi-asumsi utama
a. Barang (commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat
atau kegunaan
b. Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang
Utilitas total adalah (Total Utility/TU) adalah manfaat total yang diperoleh
dari seluruh barang yang dikonsumsi
Utilitas Marginal (Marginal Utility/MU) adalah tambahan manfaat yang
diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang
c. Hukum pertambahan manfaat yang makin menurun (The Law of Diminishing
Return)
d. Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar
dapat mengambil keputusan
e. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam
dua macam pendekatan :

Pendekatan nilai guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang


diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Pendekatan nilai guna ordinal, manfaat atau kenikmatan masyarakat dari
mengkonsumsi barangbarang tidak dikuantifikasi.

Tingkah laku konsumen untuk memilih barangbarang yang akan memaksimumkan


kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan kurva kepuasan sama (indifference
kurve), yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan
memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.

Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna
marginal yang semakin menurun (The Law of Diminishing Return), menyatakan
bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan
suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus
menambah konsumsinya ke atas barang tersebut.

Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah
apabila harga barang itu mengalami perubahan : efek penggantian dan efek
pendapatan.

Efek penggantian : perubahan cita rasa konsumen dalam mengkonsumsi sesuatu


barang apabila dibandingkan dengan barang-barang lain sebagai akibat perubahan
harga barang tersebut.
Efek pendapatan : pengaruh atau akibat perubahan harga sesuatu barang terhadap
pendapatan riil konsumen yang menggunakan barang yang mengalami perubahan
harga.

Syarat memaksimumkan nilai guna : setiap rupiah yang dikeluarkan untuk


membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna
marginal yang sama besarnya.

Surplus Konsumen, pada hakikatnya berarti perbedaan di antara kepuasan yang


diperoleh seseorang di dalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan
pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN :


ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA DAN GARIS ANGGARAN
PENGELUARAN

Sir John R. Hicks telah mengembangkan satu pendekatan baru untuk mewujudkan
prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai
pendapatan terbatas, analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama,
yang meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan
garis anggaran pengeluaran.

Kurva kepuasan sama (indifference kurve) dapat didefinisikan sebagai suatu


kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan
kepuasan yang sama besarnya.

Garis anggaran pengeluaran (budget line) menunjukkan berbagai gabungan


barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

Adanya perubahan harga dan perubahan pendapatan dapat mempengaruhi garis


anggaran pengeluaran.

Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai


titik di mana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Efek dari perubahan pendapatan dan harga Garis harga konsumsi yaitu suatu kurva
yang menggambarkan perubahan kombinasi dua barang yang akan dibeli apabila
tingkat harga mengalami pertambahan

Garis harga pendapatan yaitu suatu kurva yang menggambarkan perubahan


kombinasi dua barang yang akan dibeli apabila pendapatan konsumen mengalami
perubahan

KESIMPULAN :

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas
Inti permasalahan ekonomi adalah penggunaan sumber daya yang langka
untuk memuaskan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Kelangkaan tidak
mungkin dielakkan dan kelangkaan merupakan titik pusat bagi masalah ekonomi.
Kebutuhan manusia tidak terbatas diduga bertolak dari falsafah “hedonisme” yang
telah berhasil menciptakan konsep “manusia ekonomi” dan pandangan monistik
tidak dapat menjelaskan hakikat manusia sebagai suatu keseluruhan dikarenakan
pandangan monistik lebih lebih mengarah individualistis dan materialistis. Konsep
manusia ekonomi dapat berjalan dengan selaras atau mendukung pendekatan
pembangunan berkelanjutan yang berkiblat pada ekologi apabila manusia
menyadari bahwa mereka bukan hanya sekedar makhluk ekonomi tetapi juga
sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, makhluk yang beragama, harus
seimbang, serasi dan selaras antara kegiatan ekonomi dengan ekologi. Selanjutnya
konsep alternatif untuk menyelamatkan peserta didik dari perilaku manusia
ekonomi adalah melalui pendidikan sekolah yang berjenjang dan
berkesinambungan, dan pendidikan di luar sekolah meliputi pendidikan dalam
keluarga, kelompok belajar, kursus dan pendidikan sejenis lainnya yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai