Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH

KORONA LISTRIK

Disusun oleh :

Nama : Fasha Dyah Ayu Aristika

NIM : 5301418007

Jurusan/Prodi : Teknik Elektro/Pendidikan Teknik Elektro, S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari


sebuah elektrode berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya
udara, dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektrode.
Ion-ion yang dihasilkan akhirnya akan melampaui muatan listrik menuju area-area
berpotensi rendah terdekat, atau bergabung kembali untuk membentuk molekul-
molekul gas netral.
Saat gradien potensialnya fluida cukup besar pada sebuah titik, maka fluida itu akan
mengalami ionisasi dan menjadi bersifat konduktif. Udara di dekat elektrode bisa
terionisasi (sebagian bersifat konduktif). Saat udara di dekat titik menjadi bersifat
konduktif, ia memiliki efek meningkatkan ukuran konduktor. Di luar wilayah
ionisasi dan konduktivitas ini, partikel-partikel bermuatan perlahan-lahan mencapai
benda yang muatannya berlawanan dan dinetralkan.

Jika wilayah terionisasi terus bertambah luas dan tidak berhenti pada radius
tertentu, terbentuklah jalur yang betul-betul bersifat konduktif yang berakibat pada
terciptanya latu elektrik yang muncul sekejap atau busur elektrik yang
berkesinambungan.

Lucutan korona biasanya melibatkan dua elektrode asimetris; elektrode yang


satu memiliki permukaan yang sangat melengkung (seperti ujung sebuah jarum atau
kawat berdiameter kecil) dan elektrode satunya lagi memiliki kelekukan yang
rendah (seperti piring atau permukaan tanah). Kelengkungan yang tinggi
memastikan potensial gradien yang tinggi di sekitar sebuah elektrode, untuk
menciptakan sebuah plasma.
Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh polaritas
tegangan di elektrode yang kelengkungannya tinggi. Jika elektrode melengkung
bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah korona positif, tetapi
jika negatif yang tercipta adalah korona negatif. Ketidaksamaan sifat korona positif
dengan korona negatif yang amat berbeda disebabkan oleh jauh berbedanya massa
3

elektron dengan ion bermuatan positif, dengan hanya elektron memiliki


kemampuan mengalami tingkat benturan taklenting pengion yang signifikan pada
temperatur dan tekanan bersama.
Fungsi lucutan korona yang utama adalah terciptanya ozon di sekitar konduktor
yang mengalami proses korona. Korona negatif menghasilkan ozon jauh lebih
banyak daripada korona positif.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sifat korona listrik ?

2. Bagaimana mekanisme terjadinya korona listrik ?

3. Apa saja penerapan dari korona listrik ?


4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat Korona Listrik

Korona positif berbentuk sebuah plasma seragam di sepanjang sebuah konduktor. Korona
positif sering terlihat dengan pijaran berwarna biru/putih, meski sebagian besar emisi berada
dalam ultraviolet. Keseragaman plasma disebabkan oleh sumber lonsoran elektron sekunder
yang homogen yang dijelaskan dalam seksi mekanisme di bawah. Dengan geometri dan
tegangan yang sama, korona positif tampak lebih kecil daripada korona negatif, berkat
kurangnya wilayah plasma non-pengion di antara wilayah bagian dalam dengan bagian luar.
Elektron bebas dalam sebuah korona positif jauh lebih sedikit daripada korona negatif, kecuali
sangat dekat dengan elektrode melengkung: mungkin seperseribu rapatan elektron dan
seperseribu total jumlah elektron.

Namun, elektron-elektorn dalam sebuah korona positif dikonsentrasikan dekat dengan


permukaan konduktor melengkung, di dalam sebuah wilayah gradien potensial yang tinggi
(dan dengan begitu elektron memiliki tenaga tinggi), sedangkan elektron di dalam korona
negatif berada di wilayah luar bagian bawah. Dengan begitu, jika elektron digunakan dalam
sebuah aplikasi yang membutuhkan tenaga aktivasi yang tinggi, korona positif bisa
mendukung tetapan reaksi yang lebih besar daripada korona negatif; walau jumlah total
elektron lebih sedikit, jumlah elektron tenaga sangat tinggi lebih banyak.

Korona merupakan produsen ozon yang efisien di udara. Ozon yang dihasilkan sebuah korona
positif jauh lebih sedikit daripada korona negatif, sebab reaksi yang menghasilkan ozon
berenergi relatif rendah. Dengan begitu, semakin banyak jumlah elektron di korona negatif
akan meningkatkan produksi ozon.

Sama dengan korona negatif, korona positif dimulai oleh sebuah peristiwa ionisasi eksogen
dalam kawasan gradien potensial yang tinggi. Elektron yang dihasilkan dari ionisasi
ditarik menuju elektrode melengkung, dan ion-ion positif ditolak darinya. Dengan melakukan
benturan taklenting semakin dekat dan dekat ke elektrode melengkung, makin banyak molekul
yang diionkan dalam sebuah longsoran elektron. Di dalam sebuah korona positif, elektron-
elektron sekunder dihasilkan di dalam fluida, tepatnya dalam wilayah di luar plasma atau
wilayah longsoran. Elektron-elektron sekunder itu diciptakan oleh ionisasi yang disebabkan
5
oleh foton yang dipancarkan dari plasma itu dalam berbagai proses deeksitasi yang terjadi di
dalam plasma seusai benturan elektron, energi termal yang dibebaskan dalam benturan itu
menciptakan foton yang diradiasikan ke dalam gas. Elektron yang dihasilkan dari ionisasinya
molekul gas netral lalu ditarik kembali secara elektris menuju elektrode melengkung, ditarik
ke dalam plasma, dan dengan begitu memulai proses menciptakan longsoran lebih jauh di
dalam plasma.
Seperti yang bisa dilihat, korona positif dibagi menjadi dua wilayah, sepusat di sekeliling
elektrode tajam. Wilayah bagian dalam terdiri dari elektron pengion dan ion positif yang
bertindak sebagai sebuah plasma, longsoran elektron dalam wilayah ini, yang lebih jauh
menciptakan banyak sekali pasangan ion/elektron. Hampir seluruh wilayah bagian luar terdiri
dari ion positif masif yang bermigrasi dengan pelan, bergerak menuju elektrode melengkung,
dekat dengan antarmuka kawasan ini, elektron-elektron sekunder, dibebaskan oleh foton yang
meninggalkan plasma, yang dipercepat kembali ke dalam plasma. Wilayah dalam dikenal
sebagai wilayah plasma, sedang wilayah luar sebagai wilayah unipolar.

Korona negatif dihadirkan dalam korona takseragam, yang bervariasi sesuai dengan ciri
permukaan dan ketidakteraturannya konduktor melengkung. Ia sering muncul sebagai
gumpalan korona di tepi tajam, jumlah gumpalan berubah sesuai dengan kekuatan medan.
Terbentuknya korona negatif merupakan hasil dari sumber elektron longsoran sekunder (lihat
di bawah). Ia tampak sedikit lebih besar dari korona positif, sebab elektron diperbolehkan
melayang keluar dari wilayah pengion. Jumlah total elektron, dan rapatan elektron jauh lebih
besar dari yang ada di korona positif.

Proses terbentuknya korona negatif jauh lebih kompleks daripada korona positif. Sama seperti
korona positif, pembentukan korona dimulai dengan sebuah peristiwa ionisasi eksogen yang
menghasilkan elektron primer, yang dilanjutkan dengan longsoran elektron.

Elektron diionkan dari gas netral yang tidak berguna dalam mempertahankan proses korona
negatif dengan menghasilkan elektron sekunder untuk longsoran lebih jauh lagi, karena pada
umumnya elektron dalam sebuah korona negatif bergerak keluar dari elektrode melengkung.
Untuk korona negatif, proses menghasilkan elektron sekunder yang dominan adalah efek
fotolistrik, dari permukaan elektrode sendiri. Fungsi kerjanya elektron (energi yang
dibutuhkan untuk membebaskan elektron dari permukaan) sangat rendah daripada energi
ionisasinya udara pada suhu dan tekanan yang standar, membuatnya menjadi sumber elektron
sekunder yang lebih liberal dalam kondisi tersebut. Sekali lagi, sumber energi untuk
pembebasan elektron adalah foton tenaga tinggi dari sebuah atom dalam perelaksasian tubuh
plasma setelah eksitasi dari benturan sebelumnya. Penggunaan gas netral terionisasi sebagai
6
sumber ionisasi dikurangi lebih jauh dalam sebuah korona negatif dengan konsentrasi ion-ion
positif yang tinggi yang bergerombol di sekitar elektoda melengkung.

Dalam kondisi-kondisi yang lain, benturan spesies positif dengan elektrode melengkung bisa
pula menyebabkan pembebasan elektron.

Dengan begitu yang membedakan korona positif dengan korona negatif, dalam hal terciptanya
longsoran elektron sekunder, adalah longsoran elektron sekunder di dalam korona positif
diciptakan oleh gas berada di sekitar wilayah plasma, elektron-elektron sekunder yang baru
bergerak ke dalam, sedangkan longsoran elektron sekunder dalam korona negatif diciptakan
oleh elektrode melengkung itu sendiri, elektron sekunder yang baru bergerak keluar.

Ciri selanjutnya dari struktur korona negatif adalah elektron yang melayang keluar akan
bertemu dengan molekul netral dan, bersama-
sama molekul elektronegatif (seperti oksigen dan uap air), bergabung untuk menghasilkan ion
negatif. Lalu ion negatif ditarik ke elektrode tak melengkung yang positif, menyelesaikan
‘rangkaian’.
Sebuah korona negatif bisa dibagi menjadi 3 wilayah radial, di sekeliling elektrode tajam.
Dalam wilayah bagian dalam, benturan taklenting elektron-elektron berenergi tinggi dengan
atom netral menyebabkan longsoran, sedangkan elektron sebelah luar (yang biasanya
berenergi lebih rendah) bergabung dengan atom netral untuk memproduksi ion negatif. Dalam
wilayah perantara/tengah, elektron-elektron bergabung untuk membentuk ion negatif, tetapi
biasanya memiliki energi yang tak cukup untuk menyebabkan ionisasi longsoran, tetapi tetap
menjadi bagian dari sebuah plasma yang berhubungan dengan polaritas yang berbeda dari
spesies saat ini, dan kemampuan untuk ikut serta dalam berbagai reaksi plasma karakteristik.
Di wilayah sebelah luar, hanya berlangsung sebuah aliran ion negatif dan, pada tingkatan yang
lebih rendah, elektron bebas yang menuju elektrode positif. Dua wilayah bagian dalam dikenal
sebagai plasma korona. Wilayah sebelah dalam merupakan plasma pengion, tengah
merupakan plasma bukan-pengion. Wilayah sebelah luar dikenal sebagai wilayah unipolar
Lucutan korona bisa terlihat di sekitar kabel busi otomotif yang sudah aus.
7
2.2 Mekanisme Terjadinya Korona Listrik

1. Sebuah molekul atau atom netralnya medium, di dalam sebuah wilayah medan listrik yang
kuat (seperti gradien potensial yang tinggi di dekat elektrode melengkung) diionisasikan oleh
sebuah peristiwa lingkungan eksogen (misalnya sebagai akibat dari interaksi foton), untuk
menciptakan sebuah ion positif dan elektron bebas.

2. Medan listrik lalu beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu memisahkan, mencegah
penggabungan kembali, serta mempercepat partikel-partikel itu, memberikan energi kinetik ke
setiap partikel.

3. Sebagai akibat dari energisasi elektron (yang memiliki nisbah massa/muatan dan kecepatan
yang jauh lebih tinggi), lebih jauh lagi sejumlah pasangan ion elektron/positif bisa diciptakan
dengan menabrakkan atom-atom netral. Lalu mereka mengalami proses pemisahan yang sama.
Proses pemisahan ini menciptakan sebuah longsoran elektron (Bahasa Inggris: electron
8
avalanche). Baik korona positif dan negatif mengandalkan longsoran elektron.

4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan negatif, proses energi plasma
ini diubah menjadi disosiasi elektron tahap awal untuk menyebabkan longsoran lebih jauh
lagi.

5. Sebuah spesies ion tercipta di dalam rangkaian longsoran ini (yang berlainan antara korona
positif dengan negatif) ditarik ke elektrode tak melengkung, melengkapi sirkuit, dan
mempertahankan aliran arus.
9
Tegangan awalnya korona atau Tegangan Insepsi Korona (TIK) bisa dicari dengan hukum
Peek (1929), yang diformulasikan dari pengamatan empiris.
Arus listrik yang dibawa oleh korona ditentukan dengan menyatukan rapat arus pada
permukaan konduktor. Rugi daya ditentukan dengan mengalikan arus dengan tegangan.

2.3 Penerapan Dari Korona Listrik

Berikut ini adalah penerapan lucutan korona di bidang komersial dan industri.

• Menghilangkan muatan listrik yang tidak diinginkan dari permukaan pesawat yang sedang
terbang dan dengan begitu menghilangkan efek yang merugikan dari pulsa lucutan elektris
tidak terkontrol pada kinerja sistem avionik
• Pembuatan ozon
• Sterilisasi air kolam
• Pembersih dengan mengosokan partikel-partikel dari udara dalam HVAC (lihat pengendap
elektrostatik)
• Menghilangkan berbagai organik teruap yang tidak diinginkan, seperti pestisida kimia,
pelarut, atau bahan senjata kimia, dari atmosfer
• Meningkatkan kelembapan atau ‘energi tegangan permukaan’ dari film polimer untuk
meningkatkan kesesuaian dengan tinta cetak atau perekat.
• Membuat fotokopi
• Pengion udara yang baik buat kesehatan
• Fotografi Kirlian menggunakan foton yang dihasilkan oleh lucutan untuk mengekspos film
fotografik.
• EHD thruster, lifter, dan peranti angin ion (ion wind) yang lain
• Laser nitrogen
• Perlakuan Permukaan untuk Kultur Jaringan (Polistirena)
• Ionisasinya cuplikan gas untuk analisis subsekuen dalam sebuah spektrometer massa maupun
spektrometer mobilitas ion.

Korona bisa digunakan untuk menghasilkan permukaan bermutan, yang merupakan sebuah
efek yang digunakan dalam pengopian elektrostatik (membuat fotokopi). Korona juga dapat
digunakan untuk menghilangkan materi kepartikelan dari aliran udara dengan terlebih dahulu
mengisi udara dengan muatan listrik, lalu melewatkan aliran udara bermuatan melalui sisir
polaritas bolak-balik, untuk mengendapkan partikel-partikel bermuatan ke lempengan dengan
muatan yang berlawanan.

Ion serta radikal bebas yang dihasilkan dalam reaksi korona bisa dipakai untuk membersihkan
udaranya produk-produk merugikan tertentu, melalui reaksi kimia, dan bisa digunakan untuk
memproduksi ozon.

Korona bisa menghasilkan derau/bising terdengarkan dan frekwensi radio, khususnya di dekat
jaringan transmisi tenaga listrik. Selai merepresentasikan rugi daya, aksi lucutan korona di
partikel-partikel atmosfer, bersama dengan produksi ozone dan nitrogen oksida yang berkaitan
dengan lucutan korona, bisa merugikan kesehatan manusia yang bermukim di wilayah-
wilayah yang dilalui jaringan listrik. Dengan begitu, peralatan transmisi tenaga listrik didesain
10
untuk meminimalisir terbentuknya lucutan korona. Lucutan korona pada umumnya tidak
diinginkan dalam:
• Transmisi tenaga listrik, dimana lucutan korona menyebabkan:
o Rugi daya
o Bising terdengarkan
o Gangguan elektromagnetik
o Pijar ungu
o Produksi ozon
o Kerusakan pengisoliran
• Di dalam komponen-komponen listrik seperti trafo, kapasitor, motor listrik serta generator
listrik. Korona secara progresif merusak isolasi di dalam peranti, yang mengarah ke cacat
perlengkapan dini. Salah satu bentuk serangan adalah keretakan oleh ozonnya benda yang
terbuat dari elastomer seperti cincin O.
• Berbagai situasi dimana tegangan tinggi digunakan, tetapi produksi ozon diminimalisir.
11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari isi makalah ini telah dijelaskan tentang korona listrik :


Dengan adanya manfaat dari korona listrik maka kita dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama bidang kesehatan, dan Industri perfilman tetapi disisi lain juga korona
listrik memiliki kekurangan untuk di bidang kelistrikan seperti merusak isolasi, menyebabkan
rugi daya dsb. Maka untuk kelebihan dari korona listrik harus kita manfaatkan dengan baik
dan untuk kekurangannya kita juga harus berusaha agar bisa meminimalisir agar tidak terjadi
gangguan akibat korona listrik.
12

Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lucutan_korona

Anda mungkin juga menyukai