Anda di halaman 1dari 84

BUKU INFORMASI

MEMELIHARA/SERVIS DAN MEMPERBAIKI


SISTEM ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM (ABS)
OTO.KR05.015.01

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA
MALANG
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
A. TUJUAN UMUM MERAWAT DAN PERBAIKAN ABS .......................... 4
B. TUJUAN KHUSUS (5 Kriteria Unjuk Kerja) ..................................... 4

BAB II PEMELIHARAAN/SERVIS DAN PERBAIKAN SISTEM REM (ABS) .............

A. Pengetahuan tentang ABS dan Kestabilan Kendaraan


1. Latarbelakang ABS dan Kestabilan Kendaraan .......................... 5
2. Dasar Kestabilan Kendaraan (Vehicle Stability) ………………. ...... 6
3. Teknologi ABS standar………………………………………………………… 7
4. Teknologi ABS-TCS ................................................................ 8
5. Teknologi ABS-TCS-ESP………………………………….. .................... 9
B. Ketrampilan Yang Diperlukan
1. Menginstall dan menggunakan Auto Data Software ABS ........... 8
2. Mengoperasikan Auto Data ABS dan Kestabilan Kendaraan……. 9
3. Diagnosa kerusakan, current data dan actuated dengan Scan tool 10
4. Memperbaiki komponen, wiring ABS dan Kestabilan Kendaraan 11
5. Melaksanakan kerja test drive sesuai SOP pabrik ..................... 12

C. Sikap Kerja yang Diperlukan ........................................................ 13


1. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam perawatan ABS ................. 25
2. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam diagnosa ABS
3. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam perbaikan ABS
4. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam pengerjaan test drive

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36


A. Buku Referensi ........................................................................... 22
B. Referensi Lainnya ....................................................................... 22

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 2 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 23


A. DAFTAR PERALATAN/MESIN ....................................................... 23
B. DAFTAR BAHAN ......................................................................... 23
DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 24

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 3 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR GAMBAR

2.1 Koefisien gesek kaku……………………………………………………………


2.2 Koefisien gesek viscous……………………………………….
2.3 Koefisien gesek rolling………………………………………………………………….
2.4 Dinamika slip & skid roda…………………………………………………
2.5 Visualisasi koefisien gesek longitudinal dan lateral……….
2.6 Koefisien gesek longitudinal dan lateral vs slip & skid
2.7 Kurva slip vs koefisien gesek longitudinal
2.8 Rangkaian relay
2.9 Grafik slip vs koefesien gesek longitudinal
2.10 Kendali ECU-ABS saat normal
2.11 Kendali ECU-ABS saat increase
2.12 Kendali ECU-ABS saat hold
2.13 Kendali ECU-ABS saat Dump
2.14 Konstruksi wheel speed sensor
2.15 Wiring speed sensor
2.16 Letak brake switch
2.17 Signal output brake switch
2.18 Rangkaian acceleration sensor
2.19 Kareteristik longitudinal acceleration sensor
2.20 Inlet valve solenoid saat diberi arus
2.21 Outlet valve solenoid saat diberi arus
2.22 Inlet dan outlet valve
2.23 Hydraulic unit
2.24 Hydraulic unit saat dibongkar
2.25 Blok diagram control ABS
2.26 Grafik skid vs koefisien gesek longitudinal
2.27 Pengereman otomatis TCS
2.28 Grafik daerah control kerja TCS
2.29 Control ECU-TCS normal
2.30 Control ECU-TCS increase

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 4 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

2.31 Control ECU-TCS hold


2.32 Control ECU-TCS dump
2.33 Fungsi TCS pada 4WD
2.34 Kendaraan turun dengan gigi rendah
2.35 Kedua roda penggerak slip
2.36 Medan magnet pada TPS hall
2.37 TPS dengan sistim Hall
2.38 Motor servo DC
2.39 Kendali motor servo TPS oleh ECU-EFI
2.40 Blok diagram kendali TCS brake dan Engine
2.41 Gaya centrifugal kendaraan belok
2.42 Under steer
2.43 Over steer
2.44 Under steer saat belok digas
2.45 Over steer saat belok digas
2.46 Under steer saat belok direm
2.47 Over steer saat belok direm
2.48 Kendali ESP saat direm jalan lurus
2.49 Kendali ESP saat digas jalan lurus
2.50 Kendali ESP saat digas jalan belok kiri under steer
2.51 Kendali ESP saat digas jalan belok kiri over steer
2.52 Kendali ESP saat direm jalan belok kiri under steer
2.53 Kendali ESP saat direm jalan belok kiri over steer
2.54 Instalasi udara rem angina ABS-TCS-ESP
2.55 Air modulator
2.56 Air modulator saat normal
2.57 Air modulator saat dump
2.58 Air modulator saat hold
2.59 Air modulator saat increase
2.60 Air modulator saat belum direm
2.61 Tampilan muka Autu Data
2.62 Tampilan memilih kendaraan

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 5 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

2.63 Tampilan topic pemeriksaan


2.64 Menu sub-topik
2.65 Pin out ECU-ABS
2.66 Komponen ABS testing
2.67 Wiring diagram ABS/TCS/ESP
2.68 Lokasi kompnen ABS
2.69 Data umum system ABS
2.70 Pengkodean kerusakan dengan DTC OBD2
2.71 Memasang OBD 2 Scann tool
2.72 Menghidupkan kunci kontak ON
2.73 Tampilan muka scan tool TIS
2.74 Memilih ID dan type kendaraan
2.75 Memilih topic pemeriksaan
2.76 Memilih topic DTC - PID
2.77 Pin out ECU-ABS
2.78 Roda gigi WSS
2.79 Valve solenoid cluster
2.80 Sekering dan relay valve & pump
2.81 Pompa dan motor ABS
2.82 Type ECU ABS
2.83 Melepas konektor WSS
2.84 Melepas kait kabel WSS
2.85 Melepas WSS
2.86 WSS setelah terlepas
2.87 Melepas hydraulic unit ABS
2.88 Melepas cluster solenoid
2.89 Cluster solenoid sudah terlepas
2.90 Melepas solenoid
2.91 Melepas lagi valve ke solenoid
2.92 Melepas motor pompa ABS
2.93 Melepas konektor ECU-ABS
2.94 Solenoid tersambung ke ECU-ABS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 6 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

2.95 Melepas ECU – ABS dari cluster solenoid


2.96 Memasang kembali ECU-ABS ke cluster solenoid
2.97 Setting medan test drive

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 7 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR TABEL

2.1 Tahanan WSS……………………………………………………………………..

2.2 Tahanan valve solenoid……………………………………………………….

2.3 Arus dan tegangan motor pompa………………………………………………

2.4 Tahanan Relay…………………………………………………………………………

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 8 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menjelaskan dan
melaksanakan praktek diagnose dan perbaikan rem Anti Lock Brake System (ABS)
dan kestabilan kendaraan ringan.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi dasar listrik dan
elektronika alat berat ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan definisi Slip dan Skid
2. Menjelaskan hubungan antara slip dan koefesien gesek ban jalan
3. Menjelaskan hubungan antara skid dan koefesien gesek ban jalan
4. Menjelaskan dan mempraktekkan software autodata
5. Menjelaskan fungsi dan konstruksi komponen ABS dan Kestabilan
Kendaraan
6. Menjelaskan cara kerja wiring dan kendali ECU ABS dan Kestabilan
Kendaraan
7. Menjelaskan 4 langkah pengendalian (Increas-Dump-Hold-Normal)
terhadap kondisi slip saat proses pengereman.
8. Menjelaskan 4 langkah pengendalian (Increas-Dump-Hold-Normal)
terhadap kondisi skid saat proses percepatan.
9. Menjelaskan pengendalian over dan under steering saat kendaraan belok di
gas maupun direm.
10. Merawat komponen ABS dan Kestabilan kendaraan
11. Mendiagnosa kerusakan sensor-sensor ABS dan Stabilitas Kendaraan
12. Mendiagnosa kerusakan actuator ABS dan Stabilitas Kendaraan
13. Memperbaiki/mengganti sensor-sensor ABS dan Stabilitas Kendaraan
14. Memperbaiki/mengganti actuator – hydraulic unit ABS dan Stabilitas
Kendaraan

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 9 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

BAB II
PEMELIHARAAN/SERVIS DAN PERBAIKAN SISTEM REM (ABS)

A. Pengetahuan tentang ABS dan Kestabilan Kendaraan

1. Latar belakang
Keselamatan penumpang dan kendaraan sangat penting. Perkembangan teknologi
penggerak kendaraan semakin pesat dengan meningkatnya kecepatan maksimum
kendaraan yang tinggi memungkinkan kecelakaan bila tidak didukung oleh system
kestabilan kendaraan yang sesuai , baik saat percepatan, pengereman dan belok/
maneuver pada saat kecepatan tinggi. Pada saat ini telah dipasarkan produk-produk
kestabilan kendaraan meliputi Antilock Brake System (ABS) untuk meperpendek jarak
pengeremen, Traction Control System (TCS) untuk meningkatkan akselerasi, dan
Dynamics Stability Control (DSC) atau Electronics Stability Program (ESP) untuk
menstabilkan kendaraan saat belok/bermanuver pada kecepatan tingggi. Semua
kendali tersebut sangat berarti bila kendaraan melaju di jalan yang tidak baik/licin.

2. Dasar Kestabilan Kendaraan (Vehicle Stability)

2.1 Koefesien gesek Ban-Jalan


Dua benda yang bergesekan secara kaku/rigid, viskositas maupun rolling maka
akan timbul koefesien gesek (μ). Contoh dari kondisi gesekan dapat ilihat pada gbr.
2.1 (Kaku) gbr.2.2 (viskositas) gbr.2.3 (rolling). Pada ABS dan kestabilan gesekan
rooling yang dipakai. Hail ini dapat dilihat ilustrasi tersebut adalah sebagai berikut:
 Gesekan kaku = Balok di atas lantai/ Jalan, Kampas rem, Kampas kopling

Gambar 2.1 : koefisien gesek kaku

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 10 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Gesekan viskosites = Antara minyak pelumas terhadap poros atau


bushing, Torque converter.

Gambar 2.2: Koefisien gesek viscouse

 Gesekan rolling = Ban kendaraan terhadap Jalan raya.

Gambar 2.3: Koefesien gesek rolling

Sedangkan gaya dorong (F) yang menimbulkan gesekan proporsional dengan


besarnya koefisien gesek (μ) dan berat benda (W) tersebut.

(1)

2.2 Definisi Slip dan Skid pada Gesekan Rolling:

a. Slip terjadi saat proses perlambatan atau pengereman. Saat pengereman


akan terjadi suatu kondisi, kecepatan keliling suatu roda/ban lebih kecil
dari kecepatan longitudinal dari body kendaraan (titik berat kendaraan)

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 11 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

b. Skid terjadi saat proses percepatan atau di gas. Saat percepatan akan
terjadi suatu kondisi dimana kecepatan keliling roda/ban penggerak lebih
besar dari kecepatan longitudinal dari body kendaraan (titik berat
kendaraan). Pada gbr.2.4 Dapat dilihat visualisasi dan rumusan dari slip
dan skid.

(2)

(3)

Dimana R = Jari-jari Roda (m)


V = Kecepatan Kendaraan (m/detik)
𝟂 = Putaran roda (Rad/detik)

Gambar 2.4: Dinamika Slip & Skid Roda

Contoh Slip : Saat direm kecepatan body (titik berat) adalah 80 km/jam. Roda
depan kanan (FR) berputar 60 rad/dtk, sedang radius (R) ban 34 cm. Hitunglah slip
roda tersebut.

Jawab :
V=80 km/jam, 𝟂 = 60 rad/(1/3600) jam=216.000 rad/jam , R=0,00034 km

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 12 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Contoh Skid : Saat digas kecepatan body (titik berat) adalah 30 km/jam. Roda
penggerak belakang kanan (RR) berputar 50 rad/dtk, sedang radius (R) ban 34 cm.
Hitunglah skid roda tersebut.

Jawab:
V=30 km/jam, 𝟂 = 50 rad/(1/3600) jam=180.000 rad/jam, R=0,00034 km

( )

2.3 Hubungan Slip dan Skid Terhadap Koefesien Gesek:

Pada kendaraan ada dua jenis arah koefesien gesek yaitu:

a. Koefesien gesek longitudinal = searah laju kendaraan


b. Koefesian gesek lateral/cornering = tegak lurus dengan laju kendaraan,
menyamping.

Gambar 2.5: Visualisasi Koefesien gesek longitudinal & leteral/corner

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 13 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.6: Koefesien gesek longitudinal & leteral terhadap slip - skid

Pada gbr. 2.6 terlihat bahwa koefisien gesek tertinggi selalu pada slip sekitar 15%
s/d 20% dan skid pada 0% mulai menurun setelah naik ke 20%.

3. Teknologi ABS

3.1 Fungsi ABS


Gaya rem semakin tinggi, maka jarak pengereman (stopping distance) dan waktu
pengereman (stopping time) akan semakin pendek. Mempertinggi gaya rem
dengan cara mempertinggi koefesien gesek longitudinal ban-jalan. Koefesien
gesek longitudinal ban-jalan dapat mencapai tertingginya bila prosentase slip 15
s/d 25%. Prosentase inilah yang dikendalikan oleh ECU – ABS sebagai fungsi
utama ABS (Gbr.) Nilai tertinggi koefesien gesek memanjang (longitudinal
Friction) dicapai saat prosentase slip 15% s/d 25%, sementara koefisien gesek
samping (cornering friction) turun tetapi tidak diperhitungkan ABS. Fungsi ABS
adalah mempertahankan slip 15% - 25% saat pengereman, baik dijalan licin
maupun jalan tidak licin.

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 14 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.7: Kurva Slip versus Koefisien gesek longitudinal

3.2 Spesifikasi ABS

Bagian – bagian penting ABS dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Sensor-sensor berupa :
1. Wheel speed sensor = 1 buah/roda
2. Acceleration sensor = 1 buah
3. Brake Pedal (BPP) = 1 buah
4. Tegangan alternator B+ = 1 buah

b. Actuator-actuator berupa :
1. Inlet solenoid valve = 1 buah/roda
2. Outlet solenoid valve = 1 buah/roda
3. Relay motor pompa, = 1buah
4. Relay Solenoid Valve = I buah
5. MIL-ABS = 1 buah

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 15 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

3.3 Fungsi Komponen ABS

a. Sensor wheel speed (WSS)


Berfungsi untuk mengukur putaran roda dalam satuan rpm, km/jam dan lainnya.
WSS mempunyai tahanan yang tertera pada table 2.1

Tabel 2.1: Tahanan WSS

b. Sensor Acc/Decceleration (AS)

Berfungsi untuk mengukur perlambatan dari body kendaraan saat direm. Hasil
pengukuran perlambatan kemudian masuk di rangkian integrator akan
menghasilkan kecepatan body kendaraan. Semakin besar pecepatan /

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 16 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

perlambatan body kendaraan maka semakin tinggi tegangan yang dihasilkan


sensor ini. Bila tegangan di bawah 2,5 VDC berarti perlambatan dan bila di atas
2,5 VDC berarti percepatan.

c. Brake Switch Sensor


Berfungsi untuk memberi signal saat pedal rem sedang di injak atau
proses pengeraman sedang berlangsung. Bila terjadi proses pengeraman
maka signal brake switch mengeluarkan tegangan 14, 5 VDC dan bila
tidak 0 VDC.

d. Tegangan Alternator
Berfungsi untuk memberi signal nilai besar tegangan sumber alternator.
Jika tegangan alternator B+/30 dibawah 13,5 VDC berarti ada gangguan
pada alternator, maka ABS tidak bekerja. Bila tegangannya di atas 13,5
VDC berarti alternator bekerja dan cukup untuk men supply Motor
pompa dan Valve solenoid, dan ABS siap bekerja, bila sedang direm.

e. Actuator Valve Solenoid


Inlet Solenoid Valve untuk membuka dan menutup saluran minyak rem
dari master rem ke silinder roda. Outlet Valve Solenoid berfungsi
menutup dan membuka saluran minyak rem dari input pompa ke silinder
roda. Inlet termasuk jenis normally open (NO), bila tidak diberi tegangan
solenoidnya maka posisi awalnya terbuka, baru setelah diberi tegangan
valve menutup. Outlet valve termasuk jenis normally closed (NC), artinya
bila solenoidnya tidak diberi tegangan posisi awalnya memang sudah
menutup, dan bila diberi tegangan akan membuka. Inlet dan outlet
solenoid mempunyai nilai tahanan seperti pada table 2.2

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 17 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Tabel 2.2: Tahanan valve solenoid

f. Relay Valve Solenoid


Berfungsi untuk memberi tegangan catu positif (+14,5 VDC) ke semua
valve solenoid baik inlet maupun outlet

g. Relay Motor Pompa


Berfungsi untuk memberi tegangan catu positif (+14,5 VDC) ke motor
pompa sehingga langsung hidup. Actuator Pompa Hydrolik ABS 1 Unit
mempunyai arus dan maximum arus seperti table 2.3
Tabel 2.4: Tahanan Relay

Gambar 2.8: Rangkian relay

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 18 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

h. Motor Pompa
Berfungsi untuk memutar pompa ABS.

Tabel 2.3: Arus dan tegangan motor pompa

i. Pompa ABS
Berfungsi untuk menghisap cairan rem dari silinder roda dan
memompakan ke master rem.

3.4 Cara Kerja ECU-ABS


a. ECU abs menerima kiriman signal dari semua sensor kecepatan roda
(WSS) dan hasil integrasi dari sensor deceleration sensor yang
menghasilkan nilai kecepatan body kendaraan. Kemudian ECU
menghitung nilai slip dari setiap roda dengan rumus % slip. Hasil slip
diklasifikasikan menjadi 3 range yaitu :

 Dibawah 15%
 Antara 15% sd 25%
 Diatas 25%

b. ECU mengendalikan inlet dan outlet valve dari setiap roda sesuai dengan
tingkat prosentasi slip roda masing-masing sbb:

 Untuk roda dengan slip dibawah 15% maka perlu ditambah


tekanan remnya (Increase Step)
 Untuk roda dengan slip 15% s/d 25% maka tekanan rem nya
dipertahankan (Hold Step)

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 19 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Untuk roda dengan slip diatas 25%, maka tekanan remnya perlu
dikurangi (Dump Step)
 Terlihat pada Gbr.

Gambar 2.9 : Grafik Slip vs Koefisien gesek longitudinal

3.5 Pembagian Kerja Sonenoid Valve

Syarat valve solenoid bekerja adalah :

 Pedal rem diinjak


 Kecepatan kendaran diatas 40 km/jam
 Tegangan alternator diatas 14 VDC
 Terjadi slip salah satu atau lebih roda di atas 15%

a) Bila pedal rem baru saja dinjak pertama kali, maka posisi kendali NORMAL
seperti gbr 3.7: Pengertian normal adalah seperti terjadi pada pengereman
tanpa ABS atau disebut lock brake system (LBS). Pada pengereman LBS
dipastikan slip terjadi menuju 100% (full lock), sehengga koefesien gesek
menemui nilai terendahnya, kondisisi jarak pengereman menjadi panjang

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 20 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.10: Kendali ECU-ABS saat normal

b) Bila pedal rem dinjak dan slip dibawah 15%, maka tekanan rem perlu
ditambah, atau posisi kendali INCREASE seperti gbr 3.8:

Gambar 2.11: Kendali ECU-ABS saat increase

c) Bila pedal rem terus diinjak dan slip antara 15% - 25%, ini nilai slip yang
terbaik, maka posisi kendali HOLD seperti gbr 3.9:

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 21 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.12: Kendali ECU-ABS saat hold

d) Bila pedal rem terus dan slip diatas 25%, disini mulai terjadi lock, yetanan
minyak rem dikurangi, maka posisi kendali menuju DUMP seperti gbr 3.10:

Gambar 2.13: Kendali ECU-ABS saat dump

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 22 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

3.6 Cara Kerja Sensor dan Aktuator ABS

a. Wheel Speed Sensor (WSS)


Cara kerja wheel speed sensor WSS menggunakan Hall (gbr 3.1 kiri) dan induktif
(gbr 3.1 kanan). Sedang rangkaian WSS terhadap ECU-ABS pada gbr 3.2

Gambar 2.14: Kostruksi Wheel Speed Sensor

WSS dengan IC Hall:


Sebuah IC hall diletakkan pada besi yang rekatkan dengan magnet permanen.
Pada ujung besi satu di dekatkan dengan ujung gigi dengan maksud mengalihkan
medan magnet dan membiarkannya saat posisi tidak di ujung gigi dan ujung
lainnya dengan IC Hall. Perubahan medan magnet ini mempengaruhi sinyal
keluaran dari IC Hall yang menjadikan sinyal kotak 0 volt (saat posisi tidak diujung
gigi) dan 5 volt (saat diujung gigi). IC Hall perlu diberi tegangan catu + 5 VDC
dan ground dari ECU-ABS. Pin IC Hall ada 3 yaitu (1) +5VDC, (2) Ground (3)
Sinyal keluaran IC Hall, ketiga pin menuju ke ECU-ABS semua.

WSS dengan Sistim Induktif:


Sebuah batang besi terikat dengan sebuah magnet permanen dan dililiti
kumparan. Ujung batang besi saat didekati dan dijauhkan dari ujung gigi, maka
akan terjadi perubahan medan magnet yang mengakibatkan mengeluarkan

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 23 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

tegangan AC yang berbentuk sinusoida. Kedua ujung kumparan dihubungkan ke


ECU-ABS. Jarak antara ujung gigi dengan ujung besi rata antara 0,5 – 1,0 mm.

Gambar 2.15: Wiring Speed Sensor

b. kerja brake switch (BPP) sensor


Bila pedal diinjak maka brake switch akan mengirim tegangan 14 VDC ke ECU-
ABS, kalau pedal rem dilepas maka off dan tegangan 0 VDC seperti gbr 3.3

Gambar 2.16: Letak brake switch

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 24 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.17: Letak dan output signal brake switch

c. Cara Kerja Longitudinal Acceleration Sensor

Cara kerja dari Acceleration sensor adalah sensor tersebut terbuat dari bahan
piezo resistif diberi tegangan + 12 VDC dan Ground dari ECU-ABS, kemudian akan
mengeluarkan tegangan signal antara 0 – 4,5 VDC tergantung besarnya
perlambatan kendaraan. Tegangan referensi 2,5 VDC, artinya bila teganan signal
< 2,5 VDC berarti perlambatan dan > 2,5 VDC berate percepatan. Jelasnya dapat
dilihat pada gbr 3.4

Gambar 2.18: Rangkaian acc/deleration sensor

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 25 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.19 : Karakteristik longitudinal acc/deceleration sensor

Antara percepatan body kendaraan dengan tegangan yang dikeluarkan sensor ini
proporsional. Pada saat kendaraan kecepatan konstan/cruise maka tegangan signal
menunjuk 2,5 VDC. Saat percepatan signal menunjuk nilai diatas 2,5 VDC dan saat
perlambatan signal menunjuk dibawah 2,5 VDC.

d. Cara kerja Actuator inlet dan outlet valve solenoid

Cara kerja Actuator inlet dan outlet valve solenoid adalah inlet valve adalah

normally open (NO) dan outlet valve adalah normally closed (NC) lihat gbr 3.5 Bila

solenoid tidak diberi arus maka vale membuka dan bila diberi arus maka vale

menutup.

Inlet Valve Solenoid :

Gambar 2.20: Inlet Valve solenoid saat tidak diberi arus

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 26 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Outlet Valve Solenoid :

Gambar 2.21: Outlet Valve solenoid saat diberi arus

Gambar 2.22: inlet valve (EV) dan outlet valve (AV)

e. Cara kerja Actuator Brake Fluid Pump


Didalam hydraulic unit terpasang 1 pump, 4 inlet valve solenoid , 4 outlet solenoid
seperti pada gbr 3.6 a dan 3.6 b

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 27 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.23: Hydraulic Unit ABS

MC1 & MC2 = Saluran / pipa dari master rem


RR = Saluran menuju ke silinder roda belakang kanan
RL = Saluran menuju ke silinder roda belakang kiri
FR = Saluran menuju ke silinder roda depan kanan
FL = Saluran menuju ke silinder roda depan kiri
Pump Motor = adalah pompa centrifugal untuk menyedot dan memompa minyak
rem yang digerakkan dengan tenaga arus listrik sesuai perintah ECU-ABS

Gambar 2.24: Hydraulic Unit ABS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 28 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.25 : Blok diagram control ABS

Algoritma pengendalian ECU ABS adalah sebagai berikut:


1) Apakah pedal rem diinjak ?, Tegangan alternator diatas 14 VDC ?, Laju
kendaraan diatas 40 km/jam ? klo ya maka diteruskan ke langkah 2, klo tidak
kembali ke 1
2) Setiap WSS mengukur kecepatan roda masing-masing Decceleration sensor
mengukur perlambatan body kendaraan
3) ECU-ABS menghitung slip roda masing-masing mengahsilkan <15% , 15% -
25% , diatas 25%
4) ECU-ABS menghidupkan relay valve solenoid
5) ECU-ABS mengendalikan inlet dan outlet valve masing-masing roda sesuai
dengan nilai slipnya (Increase – Hold – Dump)
6) ECU- ABS menghidupkan relay pompa dan pompa bekerja

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 29 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 30 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

4. Teknologi ABS-TCS / ASR

4.1 Fungsi ABS-TCS


Traction Control System untuk meningkatkan traksi percepatan roda, dengan cara
memindahkan torsi ke roda yang traksinya lebih besar, atau mengurangi torsi
dorong pada roda yang skid di atas 25%. Pengaturan traksi ada dua macam yaitu
 Melibatkan pengereman secara otomatis
 Melibatkan pengaturan pengereman torsi mesin secara otomatis

4.2 Spesifikasi TCS


a. Sensor : Sensor ABS + Throttle Position Sensor
b. Actuator : Actuator ABS + Master Cut Valve + Reservoir Cut Valve + E-Gas

4.3 Cara Kerja TCS


a. TCS menggunakan Brake System
Pada roda penggerak (driven wheel) TCS berfungsi untuk mengerem increase,
pada roda yang mengalami skid diatas 25%, hold skid antara 15% - 25% dan
dump dibawah 15% supaya traksi berpindah ke roda yang tidak skid, sehingga
percepatan body kendaraan maksimal. System ini biasa disebut Automatic
Deferential Brake (ADB)

Gambar 2.26 : Grafik Skid vs Koefesien gesek Longitudinal

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 31 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.27: Pengereman otomatis TCS

Langkah pengereman pada roda penggerak yang skid sbb:


Bila gas tidak diinjak, maka proses siap untuk proses pengereman ABS (secara
TCS pada posisi normal), kemudian bila pedal gas diinjak ECU TCS mengatur
roda penggerak.
 Pedal gas dilepas maka TCS-ECU pada posisi normal (ABS)
 Di gas, Skid diatas 25% maka TCS-ECU mengatur posisi rem full (Increase)
 Di gas, Skid antara 15% s/d 25% TCS-ECU mengatur rem di tahan (Hold)
 Di gas, Skid dibawah 15% maka TCS-ECU mengatur tekanan rem di Dump

Gambar 2.28: Grafik daerah kerja control ECU-TCS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 32 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Posisi roda yang direm secara otomatis adalah hanya roda penggerak. Roda
penggerak ada 3 macam yaitu
 Dua roda penggerak depan (Front Wheel Drive) atau Dua roda penggerak
belakang (Rear Wheel Drive)
 Empat roda penggerak (Four Wheel Drive/4WD)

Gambar 2.29: Kontrol TCS saat normal

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 33 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Pada saat pedal gas tidak diinjak, maka ada kemungkinan untuk melakukan
pengereman secara ABS. Saat pedal rem dinjak, maka master cut valve posisi buka
(Normally Open) dan reservoir cut valve menutup (Normally Closed). Sehingga inlet
dan outlet valve dapat menjalankan fungsi rem ABS baik increase, hold dan dump
sesuai tingkat prosentasi slipnya. Begitu penekanan pedal rem berganti ke pedal gas
maka proses regulasi ABS berakhir.

Gambar 2.30: Kontrol TCS saat increase

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 34 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Pada saat pedal gas diinjak, kendaraan dipercepat maka semua WSS roda penggerak
akan mengirimkan sinyal nilai putarannya ke ECU ABS-TCS, kemudian sensor
percepatan (acceleration sensor) juga mengirimkan sinyal nilai percepatan body ke
ECU ABS-TCS yang nantinya oleh rangkaian integrator ECU akan diubah menjadi
kecepatan. Kemudian ECU ABS-TCS menghitung skid masing-masing roda penggerak.
Bila salah satu roda penggerak mempunyai skid diatas 25% maka roda tersebut akan
di INCREASE gaya rem nya secara otomatis. Pengereman otomatis terjadi saat
master valve menutup (ON) dan recovery cut mumbuka (ON), inlet valve membuka
(OFF), outlet menutup (OFF). Pompa ON dan menyedot minyak rem lewat recovery
cut valve untuk dipompakan ke sinder roda melalui inlet valve.

Gambar 2.31: Kontrol TCS saat Hold

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 35 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Pada saat pedal gas diinjak, kendaraan dipercepat maka semua WSS roda penggerak
akan mengirimkan sinyal nilai putarannya ke ECU ABS-TCS, kemudian sensor
percepatan (acceleration sensor) juga mengirimkan sinyal nilai percepatan body ke
ECU ABS-TCS yang nantinya oleh rangkaian integrator ECU akan diubah menjadi
kecepatan. Kemudian ECU ABS-TCS menghitung skid masing-masing roda penggerak.
Bila salah satu roda penggerak mempunyai skid 15%- 25% maka roda tersebut akan
di tahan gaya rem nya secara otomatis (HOLD). Penahanan terjadi saat master valve
menutup (ON) dan recovery cut menutup (OFF), inlet valve menutup (ON), outlet
menutup (OFF). Pompa ON dan menyedot minyak rem dan mengalirkan tetapi tidak
mempengaruhi tekanan silinder roda karena inlet dan outlet valve menutup.

Gambar 2.32 0ntrol TCS saat posisinnya Dump

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 36 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Pada saat pedal gas diinjak, kendaraan dipercepat maka semua WSS roda penggerak
akan mengirimkan sinyal nilai putarannya ke ECU ABS-TCS, kemudian sensor
percepatan (acceleration sensor) juga mengirimkan sinyal nilai percepatan body ke
ECU ABS-TCS yang nantinya oleh rangkaian integrator ECU akan diubah menjadi
kecepatan. Kemudian ECU ABS-TCS menghitung skid masing-masing roda penggerak.
Bila salah satu roda penggerak mempunyai skid dibawah 15% maka roda tersebut
akan di bebaskan (DUMP) dari gaya rem nya secara otomatis. Penahanan otomatis
terjadi saat master valve menutup (ON) dan recovery cut menutup (OFF), inlet valve
menutup (ON), outlet membuka (ON). Pompa ON dan menyedot minyak rem dari
silinder roda.
Bila kendaraan dengan penggerak empat roda maka rangkaian hidroliknya seperti
Gbr. Dimana satu roda penggerak dan satu roda biasa dilayani oleh satu master cut
valve, satu reservoir cut valve, 2 inlet valve dan 2 outlet valve.

Gambar 2.33: Posisi TCS pada four wheel drive

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 37 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

b. TCS menggunakan Engine System

 Pada saat jalan turun pada transmisi pada posisi gigi rendah (contoh gigi
satu) atau kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba transmisi
masuk gigi rendah maka roda penggerak (driven wheel) akan direm oleh
mesin (ECM-EFI-CR), mengakibatkan arah kendaraan tidak stabil. TCS
berfungsi untuk menambah torsi mesin secara otomatis dengan membuka E-
Gas supaya kecepatan roda penggerak sama dengan roda bukan penggerak.
Sistim ini biasa disebut Engine Drug Torque Encreasing (EDTE)

Gambar 2.34: Kendaraan turun dengan gigi rendah

 Saat gas diinjak kedua roda penggerak skid diatas 25% maka, tidak mungkin
mengerem 2 roda penggerak, ECU-ABS melalui CAN bus menginfokan ECU-EFI
mengendalikan E-Gas mengurangi torsi mesin, sehingga skid roda turun ke
nilai 15%-25%. Hal ini menaikan koefisien gesek longitudinal roda penggerak
maksimal. Sistim ini disebut Engine Drug Torque Reduction (EDTR)

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 38 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.35: Kedua roda penggerak Skid

4.4 Cara Kerja Sensor dan Aktuator TCS


Seperti yang sudah disebutkan di poin 4.2 bahwa sensor TCS sebagian sama
dengan sensor ABS kecuali Throttle Position Sensor (TPS) dan actuatornya
ditambah Master Cut Valve, Reservoir Cat Valve serta E-Gas, untuk itu konstruksi
dan cara kerja atau karateristiknya sbb

a. Throttle Position Sensor (TPS)


Sebuah magnet permanen utara selat berbentuk silinder diberi poros supaya dapat
mengitari sebuah besi yang diam ditengahnya. Beberapa posisi dari putaran slinder
magnet akan mempengaruhi kepadatan garis gaya magnet yang mengenai besi
(Gbr. )

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 39 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.36: Medan magnet pada TPS

Bila ditengah – tengah besi di pasang IC hall, maka tegangan yang dikeluarkan oleh IC
hall akan proporsional dengan kepadatan magnet yang mengalirinya, sehingga linieritas
terlihat pada Gbr. Makin padat garis – garis gaya magnet yang mengenai IC hall makin
besar pula tegangan output IC hall yang ditimbulkan.
Sistem sensor TPS ini sangat handal karena
1) Awet tidak ada keausan karena tidak ada komponen yang bersenggolan
(Contactless)
2) Lebih presisi karena menggunakan IC hall

Gambar 2.37: TPS dengan system Hall

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 40 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

IC hall biasanya mengeluarkan signal tegangan DC (VTA) mulai dari 0 s/d 5,0 VDC.
Tegangan cat IC hall didapatkan dari ECU (ETA) sebesar + 5 VDC dan Ground (VC)
juga dari ECU. Kenaikan derajat pembukaan throttle sangat proporsional dengan
signal tegangan DV yang dihasilkan oleh IC Hall.

b. E-Gas (Motor Throttle)

Motor throttle biasanya menggunakan 2 type motor DC yaitu (1) Servo Motor dan
(2) Motor Stepper. Untuk motor servo paling sering digunakan dan dapat
dikendalikan posisinya dengan pulse width modulation (PWM) melalui motor cable
seperti terlihat pada Gbr. Bila satu period 20 ms, untuk memposisikan sudut motor
 00 perlu PWM dengan ON=1,0 ms dan OFF=19,0 ms
 900 perlu PWM dengan ON=1,5 ms dan OFF= 18,5 ms
 1800 perlu PWM dengan ON=2,0 ms dan OFF= 18,0 ms
 2700 perlu PWM dengan ON=2,5 ms dan OFF= 17,5 ms
 3600 perlu PWM dengan ON=3,0 ms dan OFF= 17,0 ms

Posisi dan kecepatan dapat disensor dengan bagian encoder melalui encoder cable.

Gambar 2.38: Motor Servo DC

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 41 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Untuk membalik arah putaran cukup dengan membalik polaritas dari dua terminal positif
(+) dan negative (-) dengan sinyal PWM yang tadinya di sumber positif dipindah ke
sumber negative seperti terlihat pada Gbr. . Contoh jika diinginkan motor berputar arah
jarum jam maka PWM dapat di singnalkan di kabel polaritas positif, sedang kabel
polaritas negatifnya tetap ( 0 VDC). Jika diinginkan motor berputar arah berlawanan
jarum jam maka PWM dapat di signalkan di kabel polaritas negatif, sedang kabel
polaritas positifnya tetap ( 14 VDC)

Gambar 2.39: Kendali motor servo TPS oleh ECU-EFI

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 42 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

4.5 Blok Diagram Kendali ECU- TCS

Gambar 2.40: Blok diagram kendali TCS brake & Engine torque

a. Algoritma pengendalian Skid oleh ECU-TCS sebagai berikut

1) Apakah pedal gas diinjak, tegangan alternator diatas 14 VCD? bila ya terus
2) WSS mengukur kecepatan semua roda penggerak
3) Acceleration sensor mengukur percepatan ke kecepatan body kendaraan
4) ECU-TCS menghitung Skid setiap roda penggerak ( < 15% , 15%-25%, >25%)
5) ECU-TCS mengerem roda yang skid secara otomatis sesuai skidnya (Skid <15%
maka Dump, Skid 15%-25% maka Hold, >25% maka Increase)

b. Algoritma pengendalian Torsi mesin saat turun pada gigi rendah oleh ECU-TCS

1) Apakah pedal gas diinjak, tegangan alternator diatas 14 VCD?


2) WSS perbedaan putaran antara roda penggerak dan yang tidak

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 43 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

3) Apakah semua roda penggerak lebih dari 25% ? klo ya maka lanjutkan
4) ECU-TCS melalui CAN BUS mengomunikasikan ke ECU-EFI untuk menambah
torsi mesin secara otomatis dengan E-Gas

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 44 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 45 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

5. Teknologi Electronic Stability Program (ABS+TCS+YAW+STEER)

5.1 Fungsi ESP


Fungsi ESP adalah untuk menstabilkan arah belok kendaraan pada kecepatan
tinggi dan kondisi jalan tidak baik, baik belok direm maupun belok digas. Menjaga
supaya arah belok tidak under steering maupun over steering

5.2 Spesifikasi ESP


a. Sensor : Sensor TCS+Lateral Sensor+Yaw rate sensor+Steer angle Sensor
b. Actuator : Actuator TCS+Sift Gear Solenoid

5.3 Cara kerja ESP

Bila titik berat dari kendaraan lebih cenderung kedepan. Titik berat terletak
berjarak lebih dekat dengan poros roda depan daripada poros belakang (a < b)
maka bila kendaraan sedang berbelok dengan kecepatan tinggi akan timbul gaya
centrifugal yang bertumpu pada titik berat kendaraan tersebut dengan arah tegak
lurus arah longitudinal kendaraan. Respon untuk menahan gaya centrifugal
tersebut ditahan oleh roda depan dan roda belakang. Berdasarkan kesetimbangan
gaya maka gaya respon ban depan pasti lebih besar dari pada respon ban
belakang. Gaya respon depan yang besar inilah yang mengakibatkan arah belok
under steer bila cengkeraman ban-jalan (istilahnya Koefesian gesek lateral ban-
jalan) lebih kecil dari gaya respon depan tadi.

Gambar 2.41: Gaya sentrifugal kendaraan saat belok

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 46 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Apa yang terjadi bila letak titik berat kendaraan lebih kebelakang (a>b) ? tentu
akan berdampak sebaliknya yaitu respon gaya ban belakang lebih besar
daripada dai gaya ban depan. Akibatnya adalah arah belok menjadi over steer.
Perbandingan nilai a dan b inilah yang mengakibatkan under dan over steer

Gambar 2.42: Under Steer Gambar 2.43 : Over Steer

a. ESP saat belok dan digas atau Cruisse

ECU – ESP Dalam Mengeliminasi Under Steer Secara Otomatis

Gambar 2.44: Under steer saat belok di gas

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 47 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

ECU – ESP Dalam Mengeliminasi Over Steer Secara Otomatis

Gambar 2.45: Over steer saat belok di gas

b. ESP saat belok dan direm

ECU – ESP Dalam Mengeliminasi Under Steer Secara Otomatis

Gambar 2.46: Under steer saat belok di rem

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 48 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

ECU – ESP Dalam Mengeliminasi Over Steer Secara Otomatis

Gambar 2.47: Over steer saat belok di rem

5.4 Pengaturan Valve Solenoid ESP

a. Langkah Pengereman dan Jalan Lurus


Saat pedal rem dinjak dan steer lurus, maka kondisi master master cut/changeover
valve membuka (OFF) dan reservoir cut/preload valve menutup (OFF). Kondisi ini
memungkinkan langkah pengereman oleh pengemudi pada langkah ABS. Pada pase
ini ECU-ESP akan menghitung slip masing-masing roda berdasarkan signal dari
semua WSS dan signal dari longitudinal deceleration sensor. Hasil dari slip ini
diklasifikasikan 4 rodanya misalnya sebagai berikut :

 Slip roda left rear dibawah 15% maka silinder roda Increase, pompa ON
 Slip roda right front dibawah 15% maka silinder roda Increase, pompa ON
 Slip roda right rear 15% - 25% maka silinder roda Hold, pompa ON
 Slip roda left front di atas 25% maka silinder roda Dump, pompa ON

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 49 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.48: Kendali ESP saat direm jalan lurus

b. Langkah Injak Gas dan Jalan Lurus


Saat pedal gas diinjak dan steer lurus, maka kondisi master cut/changeover valve
menutup (ON) dan reservoir cut/preload valve membuka (ON). Kondisi ini
memungkinkan langkah pengereman secara otomatis oleh pompa pada langkah
TCS. Pada pase ini ECU-TCS akan menghitung skid 4 roda penggerak berdasarkan
signal dari semua WSS dan signal dari longitudinal acceleration sensor. Hasil dari
skid ini misalnya diklasifikasikan menjadi kondisi skid sebagai berikut:
 Skid roda left rear 15%-25% maka silinder roda Hold, pompa ON otomatis
 Skid roda right rear dibawah 15% maka silinder roda Dump, pompa ON otomatis
 Skid roda left front diatas 25% maka silinder roda increase, pompa ON otomatis

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 50 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Skid roda right front diatas 25% maka silinder roda increase, pompa ON otomatis

Gambar 2.49: Kendali ESP saat di gas jalan lurus

c. Langkah Injak Pedal Gas dan Jalan Belok


Saat pedal gas diinjak dan steer belok kiri, maka kondisi master cut/changeover valve
menutup (ON) dan reservoir cut/preload valve membuka (ON). Kondisi ini
memungkinkan langkah pengereman secara otomatis oleh pompa pada langkah ESP.
Pada pase ini ECU-TCS akan mengukur signal sensor WSS dan sensor sudut steer
sebagai tracking belok ideal (Netral) dan dari sisi lain mengukur signal sensor yaw

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 51 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

rate dan sensor lateral acceleration sebagai tracking aktual. Hasil antara ideal dan
actual ini dibandingkan oleh ECU-ESP akan menghasilkan kondisi dan tindakan sbb:

 Under steer (ideal > actual) maka roda left rear direm increase otomatis oleh
pompa, roda lainnya dump otomatis
 Over steer (ideal < actual) maka right front direm increase otomatis oleh pompa ,
roda lainnya dump otomatis

Gbr. Di bawah ini menunjukkan contoh pengendalian under steer saat belok kiri ,
pedal gas posisi di injak pengemudi

Gambar 2.50: Kendali ESP saat di gas jalan belok kiri under steer

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 52 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gbr. Di bawah ini menunjukkan contoh pengendalian over steer saat belok kiri ,
pedal gas posisi di injak pengemudi

Gambar 2.51: Kendali ESP saat di gas jalan belok kiri over steer

d. Langkah Injak Pedal Rem dan Jalan Belok

Saat pedal rem diinjak dan steer belok kiri, maka kondisi master cut/changeover
valve membuka (OFF) dan reservoir cut/preload valve menutup (OFF). Kondisi ini
memungkinkan langkah pengereman ABS. Pada pase ini ECU-ABS akan mengukur
signal sensor WSS dan sensor sudut steer sebagai tracking belok ideal (Netral) dan
dari sisi lain mengukur signal sensor yaw rate dan sensor lateral acceleration sebagai

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 53 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

tracking aktual. Hasil antara ideal dan actual ini dibandingkan oleh ECU-ESP akan
menghasilkan kondisi dan tindakan sbb:
 Slip pada setiap roda pada tiga tingkatan (<15%, 15%-25% dan >25%), dengan
tindakan pada masing-masing silinder roda sbb
Slip < 15% di tambah tekanan minyak remnya (Increase)
Slip =15% - 25% di tahan tekanan minyak remnya (Hold)
Slip > 25% dikurangi tekanan minyak remnya (Dump)
 Under steer (Ideal tracking > actual tracking), maka semua silinder roda kiri di
kurangi tekanan minyak remnya (Dump)
 Over steer (Ideal tracking > actual tracking), maka semua silinder roda kanan di
kurangi tekanan minyak remnya (Dump)

Gambar 2.52 Kendali ESP saat di rem jalan belok kiri under steer

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 54 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.53 Kendali ESP saat di rem jalan belok kiri over steer

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 55 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 56 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

5.5 Pengaturan Valve Solenoid ESP pada Rem Angin

a. Konstruksi Rem Angin ABS-TCS-ESP


Pada rem angin yangsudah menggunakan ABS – TCS maupun ESP yang
membedakan hanya pada actuator nya / hydraulic unitnya di ganti dengan
actuator pneumatic/angin. Untuk itu dapat dilihat konstruksi dari actuator rem
angina seperti di bawah ini:

Gambar 2.54 : Instalasi Udara dan Kelistrikan Rem Angin ABS-TCS-ESP

Semua sensor-sensor sama dengan ABS-TCS-ESP pada system hidrolik, algoritma


pengendalian juga sama, yang membedakan hanyalah actuator pada rem angin terdiri
dari air modulator yang tidak terjadi recycle pada udaranya , tetapi langsung dibuang
keluar. Pada actuator yang terdiri dari air valve beserta dengan solenoidnya. Pada
valve unit hanya ada 2 lubang yaitu lubang masuk (air ini) dan lubang keluar (air out).
Untuk pin kendali elektrik oleh ECU terdapat soket dengan bayonet style connector.

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 57 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.55 : Single Air modulator

b. Posisi Normal :
Air modulator saat Normal artinya sudah direm tetapi ABS-TCS-ESP belum bekerja
Solenoid C “OFF”, solenoid D “OFF”, akibatnya Valve A terbuka dan B tertutup
karena terkena tekanan. Lubang input 1 menghubung lubang output 2

Gambar 2.56: Air modulator saat normal

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 58 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

c. Posisi Dump :
Air modulator saat Dump artinya sudah direm tetapi ABS-TCS-ESP sudah bekerja
Solenoid C “ON”, solenoid D “ON”, akibatnya Valve A tertutup terkena tekanan dan
Valve B terbuka. Lubang output 2 menghubung lubang pembuangan udara.

Gambar 2.57: Air modulator saat Dump

d. Posisi Hold :
Air modulator saat Hold artinya sudah direm tetapi ABS-TCS-ESP sudah bekerja
Solenoid C “ON”, solenoid D “OFF”, akibatnya Valve A tertutup dan Valve B tertutup
terkena tekanan. Lubang output 2 tidak terhubung ke lubang input 1 maupun
pembuangan udara.

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 59 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.58: Air modulator saat Hold

e. Posisi Increase :
Air modulator saat Increase artinya sudah direm tetapi ABS-TCS-ESP sudah bekerja
Solenoid C “OFF”, solenoid D “OFF”, akibatnya Valve A terbuka dan Valve B tertutup
terkena tekanan. Lubang input 1 terhubung ke lubang output 2.

Gambar 2.59: Air modulator saat Increase

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 60 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

f. Posisi Tidak Direm :


Air modulator saat kondisi asalnya artinya tidak direm tetapi ABS-TCS-ESP Solenoid
C “OFF”, solenoid D “OFF”, akibatnya Valve A tertutup dan B tertutup karena
terkena tekanan per. Lubang input 1 tidak menghubung lubang output 2

Gambar 2.60: Air modulator saat Belum Direm

B. Ketrampilan Yang Diperlukan Untuk Diagnosa/Servis & Perbaikan

1. Menginstall software Auto Data dengan cara sebagai berikut

1) Run "Install_x86" or "Install_x64" depending on your OS (32 or 64 bit)


2) Follow on console screen messages and wait for the installation to
complete

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 61 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

* Windows 7/8/8.1/10 users MUST do following "a-i" steps while XP users


should skip to step 3 *
a) Disable UAC
b) Restart/Reboot your PC
c) Disable Antivirus because the next step is false-positive (NOT virus)
d) Run "dseo13b.exe" as Administrator (<<< this is important) - Enable Test
Mode
e) Restart/Reboot your PC (after restart/reboot "Test Mode" will be shown on
screen)
f) Disable Antivirus again
g) Run "dseo13b.exe" as Administrator (<<< this is important) - Sign a
System File
It's best to find your own path but depending on your OS it should be:
32 bit = C:\Program Files\nodongle.biz\AuDaS0\AuDaS0.sys
64 bit = C:\Program Files (x86)\nodongle.biz\AuDaS0\AuDaS0.sys
...and wait for confirmation message
h) Exit from DSEO (dseo13b.exe)
i) Restart/Reboot your PC (those "a-i" steps are for signing emulator, NOT
needed for XP
3) Open "Keygen" folder and Run "GetUid-x86" or "GetUid-x64" as
Administrator (<<< this is important) depending on your OS (32 or 64 bit)
4) Now because you have your UID number you can run "keygen.cmd" and
paste/enter it to generate "license.reg" registry file (it's important to NOT
enter first 2 digits which are probably 64, enter ONLY last 8 digits)
(in case your UID is 6400000000 you must restart/reboot your PC and go
back to step 3 because that UID is NOT proper and valid)
5) Run new generated registry file named "license.reg"
6) Start Emulator as Administrator (<<< this is important) from Start menu
or from installed directory which is probably something like C:\Program
Files\nodongle.biz\AuDaS0 and there is a file named "ndStart.cmd" or
"ndRestart.cmd"

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 62 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

7) Open "Autodata 3.45" from desktop shortcut or ofcourse


C:\ADCDA2\ADBCD.exe (Any kind of errors related to NOT successfully
registered .reg files? Just register them manually from "RegSettings"
folder as described at the beginning of this text (before all this steps))
8) Selesai

2. Menggunakan software Auto Data dengan cara sebagai berikut

a) Double click icon Auto Data 3.45 maka akan tampil layar seperti gbr 2.4

Gambar 2.61: Tampilan muka Auto Data

b) Pilih dengan single click tahun pembuatan – manufacturer (Pabrik


pembuat/merk) – Model/Range – Engine.
Contoh : Kendaraan Mersedes Benz tahun 2003 – Model/Range E-Class – Engine
type 1.8 E200K, terihat pada gbr 2.5

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 63 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.62: Tampilan memilih kendaraan

c) Tekan tombol OK , maka akan terlihat menu seperti gbr 2.6

Gambar 2.63: Menu memilih topik pemeriksaan

d) Pilih Anti Lock Brake System dengan double Click akan tampak paada gbr 2.7:

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 64 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.64: Menu sub-topik memilih

 Component Testing = Untuk penjelasan tentang cara mengetes komponen ABS


dan karakteristiknya serta posisi pin ECU – ABS terlihat pada gbr 2.8

Gambar 2.65: Pin Out ECU-ABS

 System Information = Tentang bagaimana mengukur sensor dan Bleeding


Hydraulic Unit terlihat pada layar monitor seperti gbr 2.9

Gambar 2.66: Komponen ABS testing

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 65 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Wiring Diagram = Untuk melihat wiring diagram pengabelan ABS seperti gbr 2.10

Gambar 2.67: Wiring Diagram ABS

 Component Location = Untuk melihat posisi komponen ABS terletak di kendaraan


seperti terlihat seperti gbr 2.11

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 66 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.68: Lokasi komponen ABS

e) Pilih Spesifikasi secara umum dengan double Click technical data akan tampak
seperti layar LCD gbr 2.12

Gambar 2.69: Data umum sistim ABS

3. Diagnose Trouble Code (DTC), PID (Current Data), Actuated


Kerusakan, karakteristik dan deteksi kinerja komponen ABS dan kestabilan kendaraan
dapat dilakukan dengan alat yang namanya Scan Tool. Pemeriksaan meliputi

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 67 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

komponen mana yang rusak dengan menu DTC, pengukuran komponen dengan menu
PID/Current Data dan menguji kerja komponen dendan menu Actuated.

a. Menu DTC
Adalah kode kerusakan yang diawali dengan huruf P , C , B dan U dan disusul dengan
4 digit angka decimal yang merupakan kesepakatan OBD-II. Untuk pengartian symbol
kerusakan dapat dilihat seperti gbr 4.1 di bawah dan beberapa contoh

Gambar 2.70: Pengkodean kesalahan dengan OBD2 – DTC

b. PID performance Information Data ( Current Data)


Adalah listing data dari semua nilai real time data sensor dan actuator ABS.
Misal : WSS FR --------------------------------------------80 km/h
WSS FL -------------------------------------------76 km/h

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 68 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Brake Swicth---------------------------------------ON/14 VDC


EV solenoid FR------------------------------------ON/14 VDC
AV solenoid FR------------------------------------OFF/14 VDC
EV solenoid FL------------------------------------ON/14 VDC
AV solenoid FL------------------------------------ON/14 VDC
Pump Relay----------------------------------------ON/14 VDC
Valve Relay-----------------------------------------OFF
Dst

c. Aktuasi actuator
Adalah menghidupkan actuator (Valve solenoid, Pump, MIL dan Brake lamp dengan
menggunakan scanntool , dengan posisi kunci kontak ON, mesin mati/ kenadaran
berhenti.

d. Pelaksanaan Penggunaan Salah Satu Scann Tool

 Pasangkan steker kabel OBD II ke konektor OBD II yang dikendaraan (Biasanya


dibawah kemudi) dan satu ujung dan ujung lainnya ke Laptop seperti gbr 4.2

Gambar 2.71: Memasang OBD 2 scanntool ke OBD 2 kendaraan

 Hidupkan kunci kuntak posisi ON seperti gbr 4.3

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 69 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.72: Menghidupkan kunci kontak “ON”

 Hidupkan software techstream pada laptop seperti gbr 4.4

Gambar 2.73: Tampilan muka TIS scan tool

 Connect to vehicle , kemudian OK/Next seperti gbr 4.5

Gambar 2.74: Memilih ID - type kendaraan

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 70 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Pilih ABS dan OK/Next seperti gbr 4.6

Gambar 2.75: Memilih topic diagnosa

 Baru bisa dipilih (1) DTC /Trouble code, (2) Current Data/Data list atau (3)
Activation Test seperti seperti gbr 4.7

Gambar 2.76: Memilih menu DTC-PID-Activation

4. Memperbaiki ABS dan Kestabilan Kendaraan

1) Kerusakan biasanya dikarenakan


a. Sensor WSS karena karat, terkena pukulan putaran gigi sensor akibat bearing as
roda oleng,Sinyal WSS yang baik terlihat seperti gbr 5.1& 5.2

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 71 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.77: Pin out ECU-ABS

Gambar 2.78: Roda gigi WSS

b. Solenoid Valve terbakar/putus atau plunger valve karatan seperti gbr 5.3 – 5.4 –
5.5

Gambar 2.79: Valve solenoid cluster

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 72 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

c. Relay atau sekering pompa dan Valve ABS rusak seperti gbr 5.6

Gambar 2.80: Sekering & Relay valve dan Pompa ABS

d. Pompa rusak
Kemungkinan rusak dari motor listrik penggerak atau pompa minyak rem nya
seperti gbr 5.7

Gambar 2.81: Pompa dan Motor ABS

e. ECU-ABS rusak :Pendiagnosaan dilakukan dengan memakai scanntool pada


menu Diagnosa /DTC/Trouble List seperti gbr 5.8

Gambar 2.82: 2 macam ECU ABS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 73 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

2) Prosedur perbaikan komponen dan wiring ABS


a. Lepas hubungan bateray
b. Kunci kontak OFF
c. Lepas Konektor kabel
d. Lepas komponen ABS ( WSS, Hydraulic unit, Acceleration sensor dll)
e. Ganti komponen baru bagi yang rusak
f. Pasang kembali dengan urutan terbalik
g. Isi minyak rem dan bleeding
h. Coba test drive pengereman

3) Melepas dan memasang wheel speed sensor (WSS)

 Lepas konektor kabel WSS seperti gbr 3.12

Gambar 2.83: Melepas konektor WSS

 Lepas pengait/pengikat kabel WSS seperti gbr 3.13

Gambar 2.84: Melepas pengait kabel WSS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 74 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Lepas rumah WSS dengan kunci racket dan lepas sensor WSS seperti gbr 3.14

Gambar 2.85: Melepas WSS

 Ganti sensor WSS yang baru seperti gbr 3.15

Gambar 2.86: WSS setelah terlepas

4) Overhaul Hydraulic Unit


 Lepas hydraulic unit dari ruang mesin seperti gbr 3.16

Gambar 2.87: Melepas Hydraulic Unit ABS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 75 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Lepas Solenoid Unit dengan kunci L seperti gbr 3.17

Gambar 2.88: Melepas cluster solenoid dari cluster valve

 Pisahkan Solenoid dari Valve seperti gbr 3.18

Gambar 2.89: Cluster solenoid terlepas dari cluster valve

 Bila ada solenoid yang rusak/terbakar lepas dengan tang dan diganti seperti
gbr 3.19

Gambar 2.90: Melepas solenoid

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 76 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Pasangkan kembali solenoid ke valve nya dan kencangkan bautnya seperti gbr
3.20

Gambar 2.91: Merakit lagi valve ke solenoid

 Bila motor listrik pompa rusak/terbakar lepas dengan kunci dan diganti seperti
gbr 3.21

Gambar 2.92: Melepas motor pompa

5) Mengganti ECU-ABS
 Lepas konektor ECU-ABS seperti gbr 3.22

Gambar 2.93: Melepas konektor ECU-ABS

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 77 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

 Saat langkah overhaul Hydraulic Unit , bila ECU – ABS rusak maka pisahkan
PCB ECU dari kumparan solenoid unit seperti gbr 3.23

Gambar 2.94: Solenoit tersambung langsung ke ECU-ABS

 Saat langkah overhaul Hydraulic Unit , bila ECU – ABS rusak maka pisahkan
PCB ECU dari kumparan solenoid unit seperti gbr 3.24

Gambar 2.95: Melepas ECU-ABS dari cluster solenoid

 Lepas dan ganti ECU-Baru yang baru ke solenoid dengan cara disolder kembali
seperti gbr 3.25

Gambar 2.96: Memasang kembali ECU-ABS dengan cluster solenoid

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 78 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

5. Test Drive ABS dan Kestabilan Kendaraan


1) Konfigurasi pengetesan ABS

a. Siapkan jalan lurus beraspal sepanjang 400 meter seperti gbr 6.1
b. Memberi tanda saat kendaraan berangkat dan saat mulai direm sejarak 350 m.
c. Memberi pelican jalan pada satu sisi dengan tepung basah atau pasir.
d. Memasang Scann tool dan posisikan scan tool kerja pada kendaraan yang akan
dites.
e. Melaksanakan pengetesan dengan kecepatan saat direm 80 km/jam, dengan
mengoperasikan scan tool pada recording, mulai awal berangkat sampai
kendaraan berhenti.
f. Mengukur jarak pengereman dan juga tapak ban yang dipasir/tepung (ABS
bekerja baik bila tapak putus putus (dan pedal rem terasa berdenyut) dan
dicatat dilembar performance ABS
g. Hasil dari recording scan tool di catat di lembar matrik kendali ECU –ABS.

2) Peralatan yang diperlukan


a. Kendaraan dengan ABS dan Kestabilan Kendaraan
b. Scann Tool
c. Stop Watch, Meteran
d. Helm
e. Pemadam Kebakaran
f. Tepung/Pasir
g. Bensin / Solar
Lembar Performance ABS

KECEPATAN SAAT DIREM JARAK PENGEREMAN WAKTU PENGEREMAN


(km/jam) ( Meter ) (Detik )
40 ………………………. ……………………….
60 ……………………….. …………………………
80 …………………………….. ……………………………

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 79 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

Gambar 2.97: Setting medan test drive

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 80 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Untuk Diagnosa/Servis & Perbaikan

1) Keselamatan kerja saat perawatan ABS dan kestabilan kendaraan


a. Langkah yang sesuai SOP servis ABS dan kestabilan kendaraan
b. Mengunakan peralatan pemadam kebakaran dan kerja dan pelindung body
kendaraan
c. Menggunakan pakaian kerja yang sesuai
2) Keselamatan Kerja Saat Diagnosa/Servis ABS
a. Mengunakan peralatan pemadam kebakaran dan kerja dan pelindung body
kendaraan
b. Menggunakan pakaian kerja yang sesuai
c. Menggunakan scann tool dan spesial tool lainnya

3) Keselamatan kerja saat perbaikan ABS


a. Mengunakan peralatan pemadam kebakaran dan kerja dan pelindung body
kendaraan
b. Menggunakan pakaian kerja yang sesuai
c. Menggunakan spesial tool
d. Menggunakan lift dan jack

4) Sikap kerja saat test drive ABS


a. Sopir harus yang ahli
b. Pilih jalan yang bebas dari kendaraan, sepedamotor, pejalan kaki lainnya
c. Siapkan pemadam kebakaran
d. Kondisi tekanan ban, ABS harus baik

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 81 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR PUSTAKA

A. BukuReferensi
a. Vehicle Stability , AVEC, Hirishima Japan
b. Prof DR.Eng Ir IN Sutantra, M.Sc, Teknologi Otomotif dan Aplikasinya
c. Bloom, Tachonomi in learning
d. Software Auto Data 3.45
e. Anti Lock Brake System, Glen H, Mic Graw
f. Vehicle Stability , Taborek, Mic Graw
g. Waco, 2016, ABS for Air Brake
h. ABS , Toyota , Electrical of Heavy Duty
i. Kraftfarzeuge Taschen Buch, Robert Bosch Schulungzentrum Wernau Stuttgart
j. Harly, Elektronik otomotif analog
k. Harly, Dasar ABS, Departemen Otomotif PPPPTK-BOE

B. Referensi Lainnya

a. AVEC,
b. FISITA
c. SAE
d. ITO

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 82 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori /setiap
peserta
2. Laptop Untuk di ruang teori /setiap
peserta
3. Software Auto Data 3.45 Untuk di ruang teori /setiap
peserta
4. Software TechStream Scann Tool Untuk di ruang teori /setiap
peserta
5. Kendaraan ABS Untuk di ruang teori /setiap
peserta
6. ABS Trainer , Hydrulic Unit ABS , WSS, Brake Untuk di ruang teori /setiap
Switch, Acceleration sensor peserta
7. Multimeter dan Scann Tool (Merk Bebas yang Untuk di ruang teori /setiap
penting Connect dan Bisa untuk ABS) peserta

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Bensin/Solar Setiap peserta
2. Minyak Rem Setiap peserta
3. Pasir/ Tepung terigu Setiap peserta
4. Meteran Setiap peserta
5. Rambu-Rambu Setiap peserta
6. Stop Watch Setiap peserta

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 83 dari 84
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Teknik Kendaraan Ringan OTO.KR05.015.01

DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi

1. Instruktur …
1. DR Ir M. Harly , MT 2. Asesor …
3. Anggota …

Judul Modul: Merawat dan perbaikan ABS


DR Ir M. Harly, MT Halaman: 84 dari 84

Anda mungkin juga menyukai