Anda di halaman 1dari 14

LEARNING OBJECTIVE

1. tujuan dan prosedur remounting

Remount klinis dapat membantu memperbaiki perubahan proses dan kesalahan yang
dibuat selama prosesing (flasking-deflasking) dan mengurangi jumlah area GTL yg
tidak sesuai yang diamati secara klinis.

John Beumer, Division of Advanced Prosthodontics, Biomaterials and Hospital Dentistry


UCLA School of Dentistry. 2020.

Remounting
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Remounting adalah suatu prosedur pemasangan kembali geligi dalam


artikulator yang bertujuan untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis
dari geligi tiruan yang baru selesai diproses. Setiap perubahan dalam hubungan
kontak oklusal dari geligi tiruan setelah selesai diproses, harus diperbaiki dengan
mengembalikan geligi tiruan akrilik beserta model kerjanya pada articulator sebelum
geligi tiruan akrilik beserta model kerjanya pada artikulator sebelum geligi tiruan
akrilik dilepaskan dari model kerjanya.

B. TUJUAN REMOUNTING
Tujuan remounting antara lain:
1. Memperbaiki kesalahan yang disebabkan prosedur laboratorium dan klinik.
2. Memperbaiki oklusi yang tidak harmonis, antara lain disebabkan oleh:
1. Anasir gigi tiruan yang tertekan kedalam gips pada saat pe ngisian resin akrilik.
2. Gigi tiruan mengalammi deformasi pada saat dikeluarkan dari model.
3. Panas yang terlalu tinggi saat pemolesan.
4. Sifat resin akrilik yang mengalami penyusutan pada saat polimerisasi.
3. Memeriksa oklusi dan pengasahan selektif.

Caranya :
I. Setelah model & gigi tiruan akrilik dikeluarkan dari flask

1. Model tidak boleh patah waktu dikeluarkan dari flask.

2. Bersihkan gigi tiruan dari kelebihan akrilik.

3. Model & gigi tiruan A – B dipasang kembali ke artikulator dengan


berpedoman pada ke 3 lobang ( repositioning hole ).
4. Periksa apakah ada perubahan oklusi incisal guidance pin.

II. Setelah gigi tiruan akrilik selesai dipoles

a. Pembuatan remounting jig :

1. Model tidak boleh patah waktu dikeluarkan dari flask.


2. Bersihkan gigi tiruan dari kelebihan gips & akrilik, t.u. di daerah oklusi.
3. Model & gigi tiruan atas tempatkan pada lengan artikulator atas.
4. Buat adonan gips, tempatkan pada lengan artikulator bawah.
5. Lengan artikulator atas dikatupkan sehingga 1/3 mahkota gigi – gigi atas tertutup
adonan gips.
6. Gips mengeras, model & gigi tiruan atas dilepaskan dari artikulator.
7. Gigi tiruan A – B dilepas dari model, lalu dipoles.

b. Pembuatan interocclusal record :


1. Setelah gigi tiruan selesai dipoles, kedua gigi tiruan dimasukkan ke dalam mulut.
2. Periksa retensi & stabilisasi.
3. Aduk gips cetak (impression plaster ). Taruh gips cetak / occlusal indicator wax di
permukaan oklusal gigi-gigi belakang.
4. Pasien disuruh menutup mulut dalam kedudukan oklusi sentris. Pada waktu menutup
mulut antara gigi atas & bawah harus ada jarak 1 – 2 mm.
5. Setelah gips cetak / occlusal indicator wax mengeras keluarkan dari mulut.

Pembuatan interocclusal record

c. Pemasangan gigi tiruan ke artikulator :


1. Bagian protesa yang menghadap ke jaringan pendukung diulas vaselin. Daerah yang
ada undercut ditutup dengan kapas basah.
2. Model & gigi tiruan atas ditempatkan ke lengan artikulator atas, dengan berpedoman
pada remounting jig.
3. Lepaskan remounting jig dari lengan artikulator bawah
4. Dengan bantuan occlusal indicator record gigi tiruan bawah dioklusikan pada gigi
tiruan atas.
5. Incisal guidance pin turunkan sebanyak 1-2mm.
6. Model & gigi tiruan bawah diletakkan ke lengan artikulator bawah dengan
gips putih.

Model & gigi tiruan atas dikembalikan ke lengan artikulator atas dengan bantuan remounting
jig

Menurunkan incisal guidance pin


Model & gigi tiruan bawah dikembalikan ke lengan artikulator bawah dengan bantuan
occlusal indicator wax

Model & gigi tiruan akrilik A – Bdiartikulator


Setelah model & gigi tiruan terpasang di artikulator, perhatikan :
 Adanya perubahan incisal guidance.
Ada / tidaknya perubahan tinggi dan letak gigit.
 Adanya perubahan / kesalahan oklusi.
Ada / tidaknya kontak premature.
B. PROSEDUR PENGASAHAN SELEKTIF
Cara melakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan oklusi adalah :
 Tempatkan articulating paper antara gigi atas dan bawah.
 Pemeriksaan kesalahan oklusi :
Dilakukan mula – mula pada kedudukan oklusi sentris --- artikulator digerakkan buka –
tutup.
 Pengasahan dilakukan pada permukaan oklusal gigi yang memperlihatkan tanda
articulating paper yang gelap.
 Pengasahan dilakukan sampai incisal guidance pin kembali ke posisi semula.
 Setelah itu dilakukan pemeriksaan oklusi pada kedudukan oklusi eksentris ---
artikulator digerakkan ke kiri - kanan.
 Bagian yg. memperlihatkan tanda gelap diasah.

Bagian gigi yang mempertahankan dimensi vertikal adalah :


Pada oklusi normal :

Hukum BULL
Bukal Upper Lingual Lower /
Bukal atas – lingual bawah

Cara memperbaiki kesalahan oklusi :


1.Kesalahan oklusi pada posisi oklusi sentris :
a Cusp gigi yang berlawanan terlalu panjang sehingga gigi-gigi di sisi yang lain
tidak kontak.
Perbaikannya : memperdalam Fossa

b. Kontak gigi atas dan bawah mendekati cusp to cusp.

Perbaikannya :
Memperlebar fossa.
Cusp palatal dari gigi atas dipersempit dengan mengasah dari sebelah palatal.
Cusp bukal dari gigi bawah dipersempit dengan mengasah dari sebelah bukal.

c. Gigi atas terletak lebih ke bukal dalam hubungannya dengan gigi bawah.
Perbaikannya
 Cusp palatal gigi atas dipersempit dengan cara memperlebar fossa.
 Cusp bukal dari gigi bawah dipersempit dengan cara memperlebar fossa.

2. Kesalahan oklusi pada sisi kerja ( working side )


a. Gusp bukal gigi atas dan cusp lingual gigi bawah terlalu panjang.

Perbaikannya : Memperpendek cusp bukal gigi atas & cusp lingual gigi bawah.

b. Cusp bukal kontak tetapi cusp lingual tidak kontak.


Perbaikannya : Memperpendek cusp bukal atas.

d. Kebalikan dari b. cusp lingual kontak, cusp bukal tidak.

Perbaikannya : memperpendek cusp lingual bawah.


e. Cusp bukal dan / atau cusp palatal gigi atas terlalu ke mesial dari posisi
seharusnya.

Perbaikannya :
 Mempersempit cusps bukal gigi atas, agar inclinasi mesial dari cusp bukal atas akan
bergerak ke distal.

 Mengasah inklinasi distal dari cusp gigi bawah untuk merubahnya ke depan.

3. Kesalahan oklusi pada sisi keseimbangan ( balancing side ).


a. Kontak di sisi keseimbangan begitu berat sehingga tidak ada kontak pada gigi-gigi di
sisi kerja.

Perbaikannya : Mengasah inklinasi lingual dari cusp bukal gigi bawah.

b. Gigi-gigi di sisi kerja tidak kontak.

Perbaikannya : Memperpendek cusp bukal gigi atas & cusp lingual gigi bawah

Daftar pustaka
1. Hayakawa,Iwao. Principles and practices of complete denture. Tokyo medical
and dental University. jepang:p. 216-230.
1. Verhaeghe T V., Linke BA, Cable CE, Mostafa N. Clinical remounting of complete
dentures: A systematic review. J Prosthet Dent [Internet]. 2019;121(4):604–10.
Available from: https://doi.org/10.1016/j.prosdent.2018.06.017
2. (1)

2. tujuan dan prosedur occlusal adjustment

1. Occlusal adjusment
Tujuannya Selective grinding 2
Yaitu tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengubah bentuk
permukaan oklusal gigi, pada gigi tiruan menggunakan hukum BULL
(Buccal Upper Lingual Lower).
Tujuannya adalah memperbaiki oklusi dan dimensi vertikal serta
menghilangkan kontak prematur gigi geligi.
SG II :
Lakukan gerakan oklusi eksentrik. Lihat ketebalan spot bidang oklusal.
Asahlah spot yang tebal dengan stone warna hijau atau merah muda,
dengan panduan HUKUM BULL untuk sisi kerja (Buccal Upper Lingual
Lower) dan HUKUM ANTI BULL untuk sisi keseimbangan (Lingual Upper
Buccal Lower).
Perhatikan: Oklusi ideal GTP adalah Bilateral Balanced Occlusion.
SG 2 selesai jka:
1. pd posisi oklusi sentris pin vertikal menyentuh insisal tabel
2. pd posisi oklusi artikulasi pin vertikal menyentuh insisal tabel
3. pd posisi protusi mandibula (gigi anterior edge to edge, post cusp to
cusp) pin vertikal menyentuh insisal tabel
2. warna spot merata (≠ tidak ada warna)
MODUL DENTAL PROSTHETIC umy
1. Verhaeghe T V., Linke BA, Cable CE, Mostafa N. Clinical remounting of complete
dentures: A systematic review. J Prosthet Dent [Internet]. 2019;121(4):604–10.
Available from: https://doi.org/10.1016/j.prosdent.2018.06.017.
3. KIE pada gigi tiruan

Instruksi pada pasien :


a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesanya.
b. Melepas protesa pada waktu tidur dan direndam dalam air bersih.
c. Menjaga kebersihan protesa terutama setiap sesudah makan.
d. Apabila ada gangguan fungsi bicara, pengunyahan dan sakit,
dianjurkan untuk segera kontrol

4. KIE pada GTL


Hari 1
- Dokter gigi akan menyarankan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan
minuman panas. Pembatasan ini dianjurkan untuk menghindari rasa terbakar di dalam rongga
mulut.
Hari 2-14
- Berikan waktu dan jangan khawatir jika mulut memproduksi lebih banyak air liur dari
biasanya. Sebab, ini adalah reaksi alami tubuh.
- Pada awal dipasang, disarankan untuk menggunakan gigi tiruan setiap saat bahkan di malam
hari. Namun selanjutnya harus melepas gigi tiruan tersebut di malam hari untuk memberi
kesempatan gigi beristirahat dan membantu menjaga kesehatan mulut.
- Lidah akan menyesuaikan diri, namun Anda dapat berlatih mengucapkan kata-kata sulit di
depan cermin, berlatih mengucapkan huruf S dan T, serta membaca buku atau majalah
dengan suara keras.
- Untuk membantu menjaga posisi gigi tiruan saat berbicara, tertawa, batuk, atau tersenyum,
cobalah untuk menggigit gigi tiruan dengan lembut, kemudian lakukan gerakan menelan.
Hari 15-1 bulan
- Produksi air liur yang sebelumnya berlebihan sudah jauh berkurang. Semakin sering
menggunakan gigi tiruan untuk beraktivitas, maka semakin cepat beradaptasi terhadap gigi
tiruan.
- Pada tahap ini sudah bisa mencoba mengunyah berbagai jenis makanan menggunakan gigi
tiruan baru.
Hari 3 bulan-1 tahun
- Lama-kelamaan Anda akan merasa gigi tiruan Anda semakin longgar. Hal ini disebabkan
berkurangnya dukungan tulang di bawah permukaan gusi dan perubahan bentuk mulut,
sehingga kecekatan gigi tiruan juga akan berubah. Bila merasa terganggu, konsultasi segera
ke dokter gigi untuk dilakukan penyesuaian kembali.

5. tahapan insersi Gigi Tiruan

Insersi, pada saat dilakukan insersi harus diperhatikan :


1. Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau
tidak.
2. Oklusi
Di cek balancing side, working side serta ada tidaknya prematur kontak.
Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding atau penambahan.
Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi,
kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah.
3. Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan,
bicara, ekspresi wajah dan sebagainya..

6. Permasalahan pasca insersi Gigi Tiruan

7. Perbaikan gigi tiruan


BAACA BUKU TEXTBOOK JEFRY KURNIAWAN 2018

Anda mungkin juga menyukai