PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak
pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa)
didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk
2003: 12). Anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak memiliki ciri-ciri perkembangan
psikis ataupun fisik dengan rata-rata anak seusianya. Namun meskipun berbeda, ada juga
fisiknya pada lingkungan sosial. Terdapat beberapa jenis anak berkebutuhan khusus yang
seringnya kita temui yaitu tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis,
otak anak-anak berkebutuhan khusus itu relatif kurang. Pada awal kehidupan sel-sel otak
mulanya sedikit, ketika usia 6 tahun, sel-sel otak mulai bertahmbah, hingga akhirnya pada
usia 14 tahun dapat berkembang lebih pesat. Anak berkebutuhan khusus hanya tertuju
pada 1 pusat perhatian (topik menarik) dalam proses otak. Yang berinteligensi tinggi akan
menghadapi kesulitan dalam pembelajaran normal, suka merasa bosan dan cenderung
1. Tujuan umum
pada umumnya.
2. Tujuan khusus
a. Harus dijamin hak anak yang berupa tumbuh kembang, kelangsungan hidup dan
perlindungan
kemandirian
d. Bukan dewasa kecil dan oleh karenanya tidak dapat dipisahkan dari tanggungjawab
1. Visi
a. Anak adalah sosok yang rentan terhadap kecacatan. Perlu dicegah secara
dini dan dibina kesejahteraannya, agar menjadi generasi penerus yang berkualitas
b. Setiap manusia mempunyai kedudukan dan harkat yang sama serta mempunyai
khususnya.
D. Motto
“Mereka selalu optimis dalam segala hal. Mereka selalu yakin bahwa mereka bisa dan
mampu melakukannya dengan baik tanpa melihat kekurangan yang mereka punya”.
“Dalam kondisi apapun, anak berkebutuhan khusus selalu bahagia, selalu ceria dan
bersemangat. Buat kamu yang masih suka malas, mulai sekarang berhenti malas, ya.
E. Dasar Hukum
Setiap manusia mempunyai hak yang sama sebagai warga negara, salah satunya adalah
pendidikan yang layak sampai waktu wajib belajar yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status sosial
tahun 1997 menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan
Dasar 1945, penyandang cacat merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga
memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama. Dalam kenyataannya setiap
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Dilihat dari kedua
pendidikan bagi semua orang tanpa terkecuali terutama bagi penyandang cacat. Elemen
hak penyandang cacat, misal dalam penyediaan aksesibilitas yang dimaksudkan untuk
menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang bagi penyandang cacat
dengan melalui hak yang sama sehingga dapat menumbuh kembangkan bakat,
untuk melaksanakan kegiatan secara wajar bagi kemanusiaan yang diakibatkan oleh
kondisi impairment". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) misalnya, Anak
Berkebutuhan Khusus (Disability) atau dapat disebut juga difabel diartikan sebagai
melihat), Tunarungu (tidak dapat mendengar, kurang dalam mendengar, tuli), tunagrahita
(cacat pikiran, lemah daya tangkap), Tunadaksa (cacat tubuh), Tunalaras (sukar
mengendalikan emosi dan sosial), Tunaganda (penderita cacat lebih dari satu kecacatan),
Home care berkebutuhan khusus di wilayah Pondok Ungu Permai, Bekasi masih dapat
dihitung dengan jari dan belum banyak jumlahnya. Bahkan diwilayah PUP (Pondok Ungu
Permai) sendiri pembangunan Home Care Laskar Pelangi yang berhubungan dengan
“Anak Berkebutuhan Khusus” akan menjadi pelopor dan yang pertama. Oleh karena itu
Home Care Laskar Pelangi tidak mengalami permasalahan yang mendalam dalam hal
bersaing dengan home care lain. Namun, banyaknya Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
maupun klinik akan menjadi pesaing tersendiri karena masyarakat belum mengenal istilah
maupun kinerja dari sebuah home care. Masyarakat masih beranggapan bahwa prosedur
pengobatan dan perawatan sepenuhnya dilakukan dari, oleh, dan di rumah sakit. Untuk itu
kerjasama dengan berbagai instansi kesehatan dari tingkat Rumah Sakit Umum hingga
home care, maka Home Care Laskar Pelangi senantiasa mengutamakan pelayanan
sebagai berikut:
Selalu tepat janji : Sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara
Sesuai standar yang ditetapkan : Hal ini merupakan ciri professional, baik dalam
untuk klien