Menarche ialah haid pertama, merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita sehat dan
tidak hamil (BKKBN, 2004). Menstruasi pertama dialami wanita rentang usia 10-16 tahun,
umumnya menstruasi pertama terjadi diusia 12-13 tahun (Fundation, 2004). Menarche pada
remaja putri dapat menimbulkan kecemasan, disebabkan karena kurangnya kesiapan mental,
sikap yang kurang baik tentang perubahan-perubahan fisik, psikologis terkait menache,
kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri saat menstruasi[1]
Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita
yang mengalami menstruasi untuk pertama kali (menarche). Menstruasi pertama atau menarche
adalah hal yang wajar karena dialami oleh setiap wanita normal yang tidak perlu cemaskan.
Namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi ini kurang
dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Adanya anggapan orang tua yang salah bahwa hal ini
merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan menganggap anak akan tahu dengan
sendirinya. Tidak perlu malu atau cemas dengan adanya menstruasi. Hal ini justru menunjukkan
bahwa tubuh sudah beranjak dewasa[2]
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya menstruasi pada remaja
putri disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tidak adanya informasi dari orangtua, teman
sebaya, guru, kakak atau saudara perempuan. Menurut Notoatmodjo orangtua sering tidak tahu
tentang informasi apa yang harus diberikan kepada anak menjelang akil baligh[3]
Perubahan sikap premenstruasi pertama (premenarche) yang terjadi sebelum
berlangsungnya masa menstruasi pertama (menarche) diantaranya stres, cemas, ketegangan dan
kegugupan, cepat marah, berat badan bertambah, oedema pada ekstremitas, payudara sakit,
abdomen terasa penuh, nafsu makan, ingin makan yang manis, depresi, cepat lupa, cepat
menangis dan bingung[4]
Kecemasan dalam menghadapi menarche dapat terjadi karena kurangnya informasi
tentang menstruasi dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Orang tua menganggap bahwa
hal ini merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dan berfikir bahwa anak akan tahu dengan
sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada anak tersebut. Hal yang harus
dilakukan untuk mengurangi kecemasan tersebut salah satunya adalah dengan meningkatkan
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi sejak dini dengan cara pemberian informasi
kesehatan reproduksi remaja melalui pendidikan kesehatan khususnya tentang menstruasi[5]
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Siswikelas and D. A. N. Sdn, “Metode Audio Visual Dengan Ceramah,” 2015.
[4] M. Pertama, M. Di, and S. D. N. Gegerkalong, “merupakan peristiwa paling penting pada
remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai . Datangnya menstruasi
pertama justru membuat sebagian remaja , takut dan gelisah karena beranggapan bahwa
darah haid adalah suatu penyakit . Namun bebe,” vol. 1, no. 2, pp. 125–130, 2015.