Anda di halaman 1dari 2

Kronologi

 Pada tanggal 28 mei 1998, kanada meminta konsultasi dengan EC  sehubungan
dengan tindakan yang diberlakukan oleh prancis keputusan 24 desember 1996,
terkait dengan larangan produk asbes dan produk yang mengandung Asbestos
termasuk larangan mengimpor barang-barang tersebut dan kanada menuduh
bahwa tindakan ini melanggar pasal 2,3 dan 5 perjanjian SPS, pasal 2 perjanjian
TBT, dan pasal III,XI dan XIII dari GATT 1994.

Selain itu, Kanada juga menuduh pembatalan dan penurunan manfaat yang
diperolehhnya berdasarkan perjanjian tersebut. Kemudian, pada tanggal 8
oktober 1998, kanada meminta pembentukan panel untuk menyelesaikan
sengketa atas tindakan perancis yang melakukan pelarangan asbestos pada
pertemuan tanggal 21 oktober 1998. Oleh karena itu, DSB melakukan penundaan
pembentukan panel terjadi proses panel dan badan banding selanjutnya dari
permintaan kedua untuk membentuk panel oleh Kanada.

Kemudian pada akhirnya, DSB membentuk panel pada pertemuannya 25


November 1998. Akan tetapi, AS mencadangkan hak pihak ketiganya, akhirnya
Laporan  panel diedarkan kepada anggota pada tanggal 18 september  2000.
Selanjutnya, Panel menemukan bahwa adanya bagian “larangan” dari keputusan
24 desember 1996 dan tidak termasuk dalam cakupan Perjanjian TBT, dimana
pada bagian keputusan yang beerkaitan dengan “pengecualian” termasuk dalam
cakupan TBT. Namun, terjadi karena kanada tidak membuat klaim apa pun
tentang kompatibilitasnya dengan perjanjian TBT dari bagian keputusan yang
berkaitan dengan pengecualian.

Dalam menanggapi hal tersebut, panel menahan diri untuk tidak mencapai
kesimpulan apapun terkait dengan kasus yang terakhir, yakni mengenai serat
asbes chrysotille dan serat yang dapat disubstitusinya seperti produk dalam pasal
III: 4 GATT 1994. Produk semen asbes dan produk semen fibro yang informasinya
cukup telah disampaikan kepada panel adalah seperti produk dalam pasal III: 4
GATT 1994 yang mana berkenaan dengan produk yang ditemukan serupa.

Oleh karena itu, keputusan tersebut melanggar pasal III: 4 GATT 1994. Dimana hal
tersebut, sejauh memperkenalkan terhadap produk-produk ini yang diskriminatif
berdasarkan pasal III;4. Kemudian, keputusan tersebut dibenarkan demikian dan
dalam pelaksanaanya oleh ketentuan-ketentuan ayat (b) 

Menurut klausul pengantar Pasal XX GATT 1994; Kanada belum menetapkan


bahwa ia mengalami pembatalan pelanggaran atau penurunan nilai manfaat
dalam arti pasal XXII:1(B) GATT 1994. Sehingga, pada tanggal 23 Oktober 2000,
Kanada memberitahu badan penyelesaian Sengketa tentang keputusannya untuk
mengajukan banding atas masalah hukum yang tercakup dalam laporan panel dan
interpretasi hukum yang dikembangkan oleh panel badan banding yang
kemudian mengedarkan laporannya pada tanggal 12 maret 2001. Pada akhirnya
badan banding memutuskan bahwa keputusan perancis yang melarang asbes dan
produk yang mengandung asbes tidak terbukti dan tidak konsisten dengan
kewajiban komunitas Eropa yang berdasarkan Perjanjian WTO membalikkan
temuan Panel bahwa dalam perjanjian TBT berlaku untuk tindakan yang
dipandang sebagai keseluruhan yang terintegrasi.

Badan Banding menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat memeriksa Klaim


Kanada bahwa tindakan tersebut tidak sesuai dengan perjanjian TBT;
membalikkan temuan Panel sehubungan dengan “produk serupa” berdasarkan
pasal III 4 GATT 1994. Sehingga, Badan Banding memutuskan khususnya, bahwa
panel keliru dalam mengecualikan risiko kesehatan yang terkait dengan Asbes dari
pemeriksaan “kemiripan”.

Pembalikan kesimpulan Panel yang menyatakan bahwa tindakan tersebut tidaklah


sesuai dengan pasal III 4 GATT 1994. Badan Banding sendiri memeriksa Klaim
kanada berdasarkan pasal III 4 GATT 1994 dan yang memutuskan bahwa kanada
belum memenuhi bebannya untuk membuktikan keberadaan “produk yang mirip”
di bawah ketentuan itu dan menjunjung tinggi kesimpulan panel, berdasarkan XX
(B) GATT 1994, Bahwa Dekrit perancis “diperlukan untuk melindungi kehidupan
atau kesehatan manusia”.

Atas dasar tersebut, Komunitas Eropa membenarkan pelarangannya atas dasar


perlindungan kesehatan manusia, dengan alasan bahwa asbes tidak hanya
berbahaya bagi kesehatan pekerja konstruksi yang terpapar dalam waktu lama,
tetapi juga bagi populasi yang terkadang terpapar.

Akan tetapi, sebagai produsen asbes terbesar kedua di seluruh dunia, Kanada
menentang larangan tersebut di WTO. Meskipun tidak menantang bahaya yang
terkait dengan asbes, ia berpendapat bahwa perbedaan harus dibuat antara serat
chrysotile dan chrysotile yang dienkapsulasi dalam matriks semen. Kemudian yang
terakhir, menurutnya, mencegah pelepasan serat dan tidak membahayakan
kesehatan manusia. Ia juga berpendapat bahwa zat yang digunakan Prancis
sebagai pengganti asbes belum cukup dipelajari dan dapat membahayakan
kesehatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai