Anda di halaman 1dari 2

Kasus 1

• Nenek M (65 tahun) dengan keluhan utama yaitu merasakan nyeri perut bagian
kiri. Pengkajian nyeri dengan menggunakan PQRST : P= nyeri terasa saat bangun
tidur. Nyeri bertambah jika digunakan bergerak. Q= nyeri seperti ditusuk-tusuk
(perih). R= nyeri terasa diarea perut bagian kiri (lambunng). S= skala nyeri 5 (nyeri
sedang). T= nyeri yang dirasakan hilang timbul berdurasi tidak menentu.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis. Tandatanda vital meliputi TD : 130/90 mmHg, S:36,70C, N:100 x/mnt, RR:
24 x/mnt.
• Saat dikaji ekpresi wajah pasien meringis. Bentuk perut cembung, bising usus
tidak terdengar, hipertimpani, ada nyeri tekan pada perut bagian kiri.
• Pengkajian fungsi kognitif menunjukan MMSE hasil 23 dan SPMSQ hasil 4. Selain
itu pada saat dikaji pasien selalu bertanya tentang sakitnya berbahaya atau tidak
karena sering kambuh.
Kasus 2
• Kakek P (70 tahun) riwayat penyakit ± 2 hari BAB > 4kali/hari dengan
konsistensi cair dengan jumlah banyak disertai dengan mual dan muntah,
serta nyeri pada perut bagian bawah.
• Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, serta merasakan haus
• Pasien mengatakan susah tidur, tidur hanya 2 -3 jam dan sering terbangun,
karena sering BAB, dan merasakan nyeri perutnya. Data objektif : TTV : TD :
120 / 80 mmHg, S : 36,5ºC, N : 92x / menit, R : 14x /menit, BB sebelum
sakit : 42 kg, TB : 155cm, BB selama sakit : 38 kg IMT : 15,8, pasien tampak
lemas, mata cekung, peristaltik usus 43x / menit, capylary refill >2detik,
turgor kulit tidak elastik, mukosa mulut kering, makan minum menurun,
pasien keluar keringat banyak, nyeri sejak 2 hari yang lalu, ekspresi wajah:
meringis kesakitan
• P : Nyeri saat ditekan, sebelum dan sesudah BAB, Q : Nyeri seperti ditusuk
– tusuk, R : Nyeri pada perut bagian bawah kuadran 3 dan 4, S : Skala 6
(face 0 – 10), T : Nyeri dirasa hilang timbul.

Anda mungkin juga menyukai