2020 Pencegahan Positif (PP) Pada Penderita HIV/AIDS
1. Definisi Pencegahan Positif
Pencegahan Positif (PP) adalah Pendekatan pencegahan baru penyakit HIV/AIDS yaitu integrasi program pencegahan ke dalam program perawatan dan pengobatan Tujuan PP adalah untuk meningkatkan dampak yang signifikan untuk menahan laju epidemi HIV, upaya pencegahan juga harus diarahkan pada orang yang hidup dengan HIV (ODHA) yang dapat menularkan virus Teori epidemiologi yang berkembang saat ini yaitu untuk mengatasi penyakit menular harus membatasi penyebaran dari sumbernya. Adapun beberap istilah baru pada penyakit HIV/AIDS adalah : TasP: Treatment as Prevention SUFA: Stategic Use of ARV 2. Tujuan Pencegahan Positif a. Meningkatkan harkat dan martabat ODHA, pasangannya, keluarganya dan masyarakat b. Meningkatkan kualitas hidup sehat untuk jangka waktu yang lama c. Menjaga diri untuk tidak menularkan HIV kepada orang lain maupun menjaga diri untuk tidak tertular infeksi lainnya dari orang lain 3. Nilai Pencegahan Positif a. Untuk mempromosikan bahwa ODHA adalah bagian dari solusi dan harus dimasukkan dalam upaya pencegahan. b. Untuk mendorong keterlibatan ODHA disemua aspek promosi kesehatan dan kegiatan pencegahan. c. Untuk mengembangkan komunikasi kesehatan dan strategi pencegahan ditargetkan pada ODHA serta mempromosikan perilaku pengurangan risiko dan kegiatannya. d. Untuk melindungi hak asasi manusia dan isu-isu martabat ODHA termasuk hak untuk privasi, perawatan kesehatan, kerahasiaan, persetujuan, dan kebebasan dari diskriminasi. e. Untuk memastikan program dan layanan yang tersedia, dapat diakses, dan relevan dengan kebutuhan ODHA 4. Komponen Pencegahan primer antara lain: a. Sero status b. Keterbukaan status c. Lingkungan yang mendukung d. Infeksi opportunikstik dan ART (Antiretroviral Therapy) e. Alat pencegahan f. Perencanaan keluarga g. PMTCT (Prevent Mother to Childs Transmition) 5. Pentingnya Pencegahan Positif a. Mencegah penularanHIV kepada pasangan b. Mengidentifikasi pasangan HIV+ atau keluarga untuk perawatan dan pengobatan c. Mengurangi risiko pasien terkena infeksi baru misalnya IMS dan HIV strain baru (re- infeksi) d. Mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan dan MTCT (Mother to Child Transmition) e. Mengurangi penggunaan alkohol yang memberikan kontribusi untuk perilaku berisiko tinggi dan ketidakpatuhan pengobatan ARV f. Menekan jumlah viral load melalui peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan ARV g. Meningkatkan kualitas hidup ODHA 6. Prinsip Pencegahan Positif a. Pencegahan Positif didasarkan pada perspektif dan realita orang yang terinfeksi HIV (ODHA). b. Pencegahan Positif harus menghargai hak seksualitas ODHA c. Pencegahan Positif difokuskan pada komunikasi, informasi, dukungan dan perubahan kebijakan, tanpa stigma dan diskriminasi. d. Pencegahan Positif membutuhkan keterlibatan dan partisipasi ODHA. e. Pencegahan Positif menjunjung hak asasi manusia, termasuk hak hidup sehat, hak seksualitas, privasi, konfidensialitas, informed consent dan bebas dari diskriminasi. f. Pencegahan Positif mengakui penularan HIV diperbesar oleh ketidaksetaraan gender, posisi tawar, seksualitas, pendidikan, tidak tahu status HIV dan tingkat ekonomi. g. Pencegahan Positif menuntut tanggung jawab dan upaya bersama untuk menurunkan tingkat penularan. 7. Pembagian Peran Peran yang dapat dilakukan oleh Pengambil Kebijakan antara lain: a. Menyusun kebijakan dan SOP yang terkait dengan pencegahan positif. b. Membuat regulasi yang mendukung penyelenggaraan pencegahan positif dan memperkuat berbagai jalinan kerjasama lintas sektor. c. Menjamin keberlanjutan program d. Memungkinkan pemantauan pelaksanaan pencegahan positif Peran yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan antara lain: a. Adanya pemantauan terhadap layanan dan memastikan layanan yang berkesinambungan. b. Ruang lingkup layanan melibatkan semua unsur c. Layanan menjadi fasilitator terlaksananya pencegahan positif. d. Layanan yang bersifat komprehensif dengan kemudahan akses e. Adanya tenaga ahli yang fokus dan memahami PP serta melibatkan orang yang terinfeksi HIV dalam memberikan layanan Peran yang dapat dilakukan oleh ODHA/komunitas antara lain: a. Melakukan sosialisasi kepada sebayanya untuk meningkatkan keterampilan hidup/kualitas hidup, dan kemandirian komunitas. b. Membangun kesadaran diri sendiri untuk mempunyai prilaku yang bertanggung jawab. c. Turut melakukan pemantauan dan mengawasi sistem yang telah ada untuk menunjang peran komunitas dalam PP. d. Melaksanakan hak dan kewajiban terkait PP.