Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN DIARE PADA BALITA DI ERA PANDEMI COVID-19

PERIODE 21 – 26 JUNI 2021

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK A DAN E

Yeni Siswanti, S.Kep. 132023143036


Maria Theresia Diu, S.Kep. 132023143038
Fadli Maulana,S.Kep 132023143045
Wilhelmus Petrus Gua, S.Kep. 132023143050
Arif Iqbal Zabrina, S.Kep 132023143051
Rusulustin Mustikaria,S.Kep 132023143053
Zulfatin, S.Kep 132023143054
Ridwan Setyo Aji, S.Kep 132023143058

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Keperawatan Anak
Tema : Manajemen Diare Pada Balita Di Era Pandemi Covid-19
Sasaran : Masyarakat pengguna media sosial instagram
Tempat : Instagram
Hari/Tanggal : Rabu , 30 Juni 2021

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Masyarakat memahami manajemen diare pada balita di era Pandemi
Covid-19 .
b. Tujuan Instruksional Khusus
Masyarakat dapat mengerti tentang :
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Pencegahan diare di era pandemi covid-19
5. Penatalaksanaan diare di era pandemic covid-19
II. Sasaran
Masyarakat pengguna media sosial instagram
III. Materi
a. Pengertian diare
b. Penyebab diare
c. Tanda dan gejala diare
d. Pencegahan diare di era pandemi covid-19
e. Penatalaksanaan diare di era pandemic covid-19
IV. Metode
Edugrafis
V. Media
Aplikasi instagram
VI. Pelaksanaan
Tanggal 30 Juni 2021 jam 18.00 WIB dilakukan pengunggahan edugrafis di
Instagram @kelompokruangbona1profesiB22 dan sosial media fkp_unair
VII. Pengorganisasian
1. Penyusun SAP : a. Yeni Siswanti,S.Kep

b. Zulfatin, S,Kep

c. Rusulustin Mustikaria, S.Kep

d. Wihelmus P.G,S.Kep

2. Konsep edugrafis : a. Fadli Maulana , S.Kep


b. Maria Theresia Diu,S.Kep

3. Publikasi : Arif Iqbal Z,S.Kep


b. Administrasi : Ridwan Setyo A , S.Kep

VIII. Uraian tugas


Penyusun SAP : Mengumpulkan literatur materi, menyusun konsep acara
penyuluhan, membuat laporan penyuluhan
Konsep Edugrafis: Membuat konsep materi dalam bentuk gambar dan
tulisan yang menarik dan mudah dipahami oleh sasaran
penyuluhan
Publikasi : Mengedarkan edugrafis melalui media sosial
Administrasi : Mengunggah postingan edugrafis melalui media sosial,
memberikan tanggapan bila ada komentar pada
postingan.

IX. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a. Tersedianya materi
b. Tersedianya SAP
c. Tersedianya media: edugrafis
d. Penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa
e. Metode dan waktu
penyuluhan sesuai perencanaan
f. Penyelenggaraan penyuluhan
dilaksanakan melalui media sosial instagram
g. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
a. Pengungahan edugrafis sesuai
dengan jadual
b. Peserta yang melihat unggahan
memberikan tanda suka
c. Peserta yang melihat unggahan
memberikan komentar yang positif
d. Admin memberikan umpan
balik yang positif terhadap komentar yang diberikan oleh peserta

c. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang memberikan tanda
suka 10 orang atau lebih
b. Peserta yang memberikan
komentar 5 orang
a. Pengumpulan SAP Pelaksanaan: a. Peserta yang
dilakukan satu hari a. Menggunggah edugrafis pada memberikan
sebelum Instagram@kelompokbona tanda suka 10
pelaksanaan 1profesiB22 pada hari Rabu, 30 orang
penyuluhan Juni 2021 jam 18.00 dengan b. Peserta yang
b. Penyelenggaraan hashtag anggota kelompok dan memberikan
penyuluhan fkp_unair komentar positif
dilakukan oleh b. Mengajukan permohonan 5 orang
mahasiswa pemuatan gambar di media sosial c. Pemberian
c. Materi dan metode, ners setelah materi dan edugrafis umpan balik
waktu sesuai di setujui oleh pembimbing positif pada
dengan akademik dan klinik komentar
perencanaan
d. Pengorganisasian
penyelenggaraan
penyuluhan
dilakukan sebelum
penyuluhan
dilaksanakan
Materi Diare

1.1. Pengertian Diare


Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari. Secara klinis
penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan, dan
defisisensi imun (Kurniawati,2020).

Diare bisa saja terjadi pada pasien dengan covid-19 dan memiliki
gejala yang sama dengan diare biasa (mual, kembung, frekuensi buang air
yang sama). Penyebab diare menjadi salah satu gejala covid-19 yaitu adalah
bahwa virus covid-19 bisa masuk dalam tubuh kita melalui mata, hidung
dan mulut, kemudian virus bisa menempel kedalam sel tubuh kita lalu virus
melakukan infeksi artinya melakukan penetrasi didalam sel, sampai
akhirnya sel pecah dan virus menyebar ke seluruh tubuh.(D’Amico, 2020)

1.2. Penyebab Diare


Diare terjadi karena adanya infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan
parasit) alergi, malabsorpsi, keracunan, dan defisiensi imun. Pada balita,
penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus terutama Rotavirus dan
keracunan.(Kurniawati,2020)

a. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa
jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1,2,8, dan 9
pada manusia, Norwalk Virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small
bowel structure virus, Cytomegalovirus.
b. Bakteri
Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Enteropathogenic E.coli (EPEC).
Enteroaggregative E.coli (EaggEC), Enteroinvasive E coli (EIEC),
Enterohemorragic E.coli (EHEC), Shigella spp., Camphylobacterjejuni
(Helicobacter jejuni), Vibrio cholera 01, dan V. Cholera 0139, salmonella
(non-thypoid).
c. Parasit
Protozoa, Giardia lambia, Entamoeba histolityca, Balantidium coli,
Cryptosporidium, Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora
cayatanensis.
d. Heliminths
Strongyloides sterocoralis, Schitosoma spp., Capilaria philippinensis,
Trichuris trichuria.
e. Non Infeksi
Malabsorbsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, defisienai
imun, obat dan lain-lain
Faktor-faktor yang memengaruhi diare pada anak menurut
(Kurniawati, 2021) adalah

a. Usia anak
b. Pendidikan ibu
c. Pendapatan rumah tangga
d. Praktik penyajian makanan
e. Pemberian ASI eksklusif
f. Gizi buruk
g. Kebersihan personal
h. Kebersihan lingkungan
i. Ketersediaan dan kualitas air bersih
j. Penggunaan jamban sehat

1.3. Tanda dan Gejala Diare


Gejala klinis dari diare menurut (Imanadhia, 2019) adalah

a. Feses encer
b. Frekuensi buang air besar lebih dari empat kali sehari
c. Sering disertai muntah
d. Badan lemas
e. Demam
f. Kurang nafsu makan
g. Mual

Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah
dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan
lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-
hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet
karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh
usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering. (Giannattasio, 2016)

Berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare


dapat dibagi menjadi:

● Diare tanpa dehidrasi


Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena
frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda
dehidrasi.
● Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)
Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih,
kadangkadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu
makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih
normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal.
● Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang
kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun
besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian
kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan
pucat.
● Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan
biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi
yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada
penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak
ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis,
kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang
(≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.
1.4. Pencegahan Diare di Era Pandemi Covid 19
Pencegahan diare menurut (Depkes,2020), pencegahan diare pada balita di
era pandemic adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum. Pastikan air
dan makanan yang dikonsumsi bersih dan matang.
2. Pembuangan air limbah tidak pada selokan atau tempat pembuangan
terbuka. Selokan yang buntu, tergenang dan kotor dapat memicu
pertumbuhan berbagai mikroorganisme pathogen atau vector penyakit
yang dapat menyebabkan diare
3. Membuang sampah pada tempat sampah yang tertutup
4. Penggunaan jamban sehat (satu keluarga minimal mempunyai 1 jamban
sendiri)
5. Membiasakan anak mencuci tangannya dengan sabun dan air bersih lebih
sering yaitu sebelum makan, setelah buang air, sebelum dan setelah
melakukan aktivitas (bermain, menyentuh hewan, dsb). Penggunaan hand
sanitizer hanya alternatif apabila tidak tersedia air mengalir dan sabun,
misalnya jika jauh dari sarana cuci tangan
6. Mengingatkan anak untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut
sebelum mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
7. Membersihkan benda-benda yang sering disentuh seperti perabot, gagang
pintu, mainan, gawai dan lain-lain dengan desinfektan secara berkala
8. Bayi baru lahir sampai dengan berumur 6 bulan diberikan Air Susu Ibu
saja (ASI Eksklusif )
9. Bayi umur 6 bulan sampai 2 tahun lanjutkan pemberian ASI ditambah
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sesuai anjuran Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA) yang baik dan benar
10. Anak umur 2 tahun keatas diberikan makanan keluarga yang memenuhi
gizi seimbang
11. Bayi yang lahir dari ibu OTG/ODP tidak diperbolehkan IMD namun
selanjutnya bisa mendapatkan ASI dengan menyusu langsung dari ibu,
setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan menimbang keuntungan dan
kerugian menyusu langsung, serta kepatuhan ibu dalam mencegah
penularan, antara lain menggunakan masker bedah, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak bayi, dan rutin
membersihkan area permukaan dimana ibu melakukan kontak. Dalam
keadaan tidak bisa menjamin prosedur perlindungan saluran napas dan
pencegahan transmisi melalui kontak, maka bayi diberikan ASI perah.
12. Bayi yang lahir dari ibu PDP atau terkonfirmasi COVID-19, diberikan ASI
perah. Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan dilakukan
pembersihan pompa setelah digunakan, kebersihan peralatan untuk
memberikan ASI perah harus diperhatikan
13. Memberikan vaksin rotavirus
Cara membersihkan mainan menurut (Depkes, 2020) adalah sebagai
berikut :

1. Libatkan anak membersihkan mainannya dengan cara misalnya


meminta menghitung mainan yang telah dibersihkan dalam satu
keranjang
2. Cara membersihkan mainan dari bahan plastic keras yang digunakan
oleh anak balita yang masih sering memasukkan mainan ke dalam
mulut:
a. Cuci menggunakan air hangat yang telah dicampur dengan sabun
b. Gunakan sikat bergagang untuk membersihkan menjangkau seluruh
bagian mainan
c. Bilas dengan air mengalir
d. Setelah dibilas, rendam selama 10-20 menit dalam larutan yang
mengandung desinfektan (alcohol 70% atau desinfektan yang
dibuat dari campuran antara 2 sendok makan larutan pemutih ke
dalam 1 liter air)
e. Setelah direndam bilas dengan air mengalir dan biarkan kering
dengan sendirinya. Hindari menggunakan handuk untuk
mengeringkan mainan. Mainan dapat juga dikeringkan
menggunakan tissue sekali pakai
f. Simpan mainan yang telah dibersihkan dalam wadah bersih dan
terhindar dari debu dan percikan air
g. Mainan yang tidak lagi dimasukkan ke mulut, dibersihkan dengan
sabun dan air serta dikeringkan dengan sendirinya. Mainan dari
bahan kain dicuci menggunakan air panas
1.5. Penatalaksanaan Diare
Penalaksanaan diare pada anak menurut (Indriyani,2020) adalah 6
pilar sebagai berikut :

a. Rehidrasi oral yang adekuat


Pemberian cairan pada kondisi tanpa dehidrasii adalah pemberian larutan
oralit dengan osmolaritas rendah. Oralit untuk pasien diare tanpa dehidrasi
diberikan sebanyak 10 ml/kgbb tiap BAB. Rehidrasi pada pasien diare
akut dengan dehidrasi ringan-sedang dapat diberikan sesuai dengan berat
badan penderita. Volume oralit yang disarankan adalah sebanyak 75
ml/KgBB. Buang Air Besar (BAB) berikutnya diberikan oralit sebanyak
10 ml/KgBB. Pada bayi yang masih mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI),
ASI dapat diberikan.
Kebutuhan Oralit Per Kelompok Umur
Umur 3 jam Pertama saat tidak Selanjutnya setiap kali
(Tahun) merasa haus diare
<1 1 ½ gelas 1 ½ gelas
1-5 3 gelas 1 gelas
>5 6 gelas 4 gelas

b.
Pa

renteral
Selanjutnya kasus diare dengan dehidrasi berat dengan atau tanpa tanda-
tanda syok, diperlukan rehidrasii tambahan dengan cairan parenteral. Bayii
dengan usia <12 bulan diberikan ringer laktat (RL) sebanyak 30 ml/KgBB
selama satu jam, dapat diulang bila denyut nadi masih terasa lemah.
Apabila denyut nadi teraba adekuat, maka ringer laktat dilanjutkan
sebanyak 70 ml/KgBB dalam lima jam.
Anak berusia >1 tahun dengan dehidrasi berat, dapat diberikan ringer
laktat (RL) sebanyak 30 ml/KgBB selama setengah sampai satu jam. Jika
nadii teraba lemah maupun tidak teraba, langkah pertama dapat diulang.
Apabila nadi sudah kembali kuat, dapat dilanjutkan dengan memberikan
ringer laktat (RL) sebanyak 70 ml/KgBB selama dua setengah hingga tiga
jam.
Penilaian dilakukan tiap satu hingga dua jam. Apanbila status rehidrasi
belum dapat dicapai, jumlah cairan intravena dapat ditingkatkan. Oralit
diberikan sebanyak 5 ml/KgBB/jam jika pasien sudah dapat
mengkonsumsi langsung. Bayi dilakukan evaluasi pada enam jam
berikutnya, sementara usia anak-anak dapat dievaluasi tiga jam berikutnya
c. Suplement Zinc
Suplement zinc digunakan untuk mengurangii durasi diare, menurunkan
risiko keparahan penyakit, dan mengurangii episode diare. Pengunaan
mikronutrien untuk penatalaksanaan diare akut didasarkan pada efek yang
diharapkan terjadi pada fungsi imun, struktur, dan fungsi saluran cerna
utamanya dalam proses perbaikan epitel sel seluran cerna.
Secara ilmiah zinc terbukti dapat menurunkan jumlah buang air besar
(BAB) dan volume tinja dan mengurangi risiko dehidrasi. Zinc berperan
penting dalam pertumbuhan jumlah sel dan imunitas. Pemberian zinc
selama 10-14 hari dapat mengurangi durasi dan keparahan diare. Selain
itu, zinc dapat mencegah terjadinya diare kembali. Meskipun diare telah
sembuh, zinc tetap dapat diberikan dengan dosis 10 mg/hari (usia < 6
bulan) dan 20 mg /hari (usia > 6 bulan)
d. Antibiotik selektif
Pemberian antibiotik dilakukan terhadap kondisi-kondisi seperti:
1) Patogen sumber merupakan kelompok bakteria
2) Diare berlangsung sangat lama (>10 hari) dengan kecurigaan
Enteropathogenic E coli sebagai penyebab.
3) Apabila patogen dicurigai adalah Enteroinvasive E coli.
4) Agen penyebab adalah Yersinia ditambah penderita memiliki
tambahan diagnosis berupa penyakit sickle cell.
5) Infeksii Salmonella pada anak usia yang sangat muda, terjadi
peningkatan temperatur tubuh (>37,5 C) atau ditemukan kultur darah
positif bakteri.
e. Edukasi orang tua
Orangtua diharpkan dapat memeriksakan anak dengan diare puskesmas
atau dokter keluarga bila didapatkan gejala seperti: demam, tinja berdarah,
makan dan atau minum sedikit, terlihat sangat kehausa, intensitas dan
frekuensi diare semakin sering, dan atau belum terjadi perbaikan dalam
tiga hari. Orang tua maupun pengasuh diberikan informasi mengenai cara
menyiapkan oralit disertai langkah promosi dan preventif yang sesuai
dengan lintas diare.

f. Pemberian probiotik dan prebiotik


Probiotik adalah organisme hidup dengan dosis yang efektif untuk
menangani diare akut pada anak. Probiotik yang dapat digunakan dalam
penanganan diare oleh Rotavirus pada anak-anak adalah Lactobacillus
GG, Sacharomyces boulardii, dan Lactobacillus reuterii.
Probiotik memberikan manfaat untuk mengurangi durasi diare. Probiotik
efektif untuk mengurangi durasi diare oleh virus namun kurang efektif
untuk mengurangii durasii diare yang disebabkan oleh bakteria
(Guandalini). Mekanisme probiotik sebagai tata laksana penangann diare
adalah melaluii produksi substansi antimicrobial, modifikasii dan toksin,
mencegah penempelan patogen pada saluran cerna, dan menstimulasi
sistem imun
Tips memeriksakan anak ke pelayanan kesehatan di era covid-19
Menurut (Depkes, 2020), saat berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, lakukan
tindakan berikut
a. Usahakan membuat janji temu dengan pemberi pelayanan agar tidak
menunggu terlalu lama
b. Orang tua dan anak umur > 2 tahun memakai masker sejak dari rumah.
Anak umur < 2 tahun tidak dianjurkan memakai masker, pilihkan pelindung
mulut dan hidung yang tidak menimbulkan risiko
tercekik/tersedak/kesulitan napas (face shield)
c. Upayakan tidak menggunakan transportasi umum.
d. Langsung cuci tangan dengan sabun dan air mengalir begitu sampai di
fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang sekitar dan upayakan tidak
menyentuh apapun jika tidak diperlukan
f. Selesai pelayanan segera kembali ke rumah, ikuti protokol tata cara masuk
rumah setelah berpergian (segera mandi dan ganti baju)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Pandemi Covid-
19 Bagi Tenaga Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Utami, N., & Luthfiana, N. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian


Diare pada Anak. Majority, 5, 101–106.
https://www.mendeley.com/catalogue/fdd61f29-e548-30b4-9a02-
3d11c3c9b4aa/
Kurniawati. 2021. Poor Basic Sanitation Impact On Diarrhea Cases. Jurnal
Kesehatan Lingkungan 13(1) pp 41-47

Giannattasio. 2016. Management of children with prolonged diarrhea.


F1000Research, 5, F1000 Faculty Rev-206.
https://doi.org/10.12688/f1000research.7469.1
Indriyani. 2020. Penanganan terkini diare pada anak: tinjauan pustaka. Intisari
Sains Medis 2020, Volume 11, Number 2: 928-932
Ismanadhia. 2019. Etiology Based on Clinical Manifestation of Acute Diarrhea
Incidence of Children Hospitalized in Dr. Soetomo General Hospital
Surabaya Period 2011- 2013. Biomolecular and Health Science Journal
2(1) pp 31-35

Anda mungkin juga menyukai