DISUSUN OLEH:
KELOMPOK A DAN E
I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Masyarakat memahami manajemen diare pada balita di era Pandemi
Covid-19 .
b. Tujuan Instruksional Khusus
Masyarakat dapat mengerti tentang :
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Pencegahan diare di era pandemi covid-19
5. Penatalaksanaan diare di era pandemic covid-19
II. Sasaran
Masyarakat pengguna media sosial instagram
III. Materi
a. Pengertian diare
b. Penyebab diare
c. Tanda dan gejala diare
d. Pencegahan diare di era pandemi covid-19
e. Penatalaksanaan diare di era pandemic covid-19
IV. Metode
Edugrafis
V. Media
Aplikasi instagram
VI. Pelaksanaan
Tanggal 30 Juni 2021 jam 18.00 WIB dilakukan pengunggahan edugrafis di
Instagram @kelompokruangbona1profesiB22 dan sosial media fkp_unair
VII. Pengorganisasian
1. Penyusun SAP : a. Yeni Siswanti,S.Kep
b. Zulfatin, S,Kep
d. Wihelmus P.G,S.Kep
IX. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a. Tersedianya materi
b. Tersedianya SAP
c. Tersedianya media: edugrafis
d. Penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa
e. Metode dan waktu
penyuluhan sesuai perencanaan
f. Penyelenggaraan penyuluhan
dilaksanakan melalui media sosial instagram
g. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
a. Pengungahan edugrafis sesuai
dengan jadual
b. Peserta yang melihat unggahan
memberikan tanda suka
c. Peserta yang melihat unggahan
memberikan komentar yang positif
d. Admin memberikan umpan
balik yang positif terhadap komentar yang diberikan oleh peserta
c. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang memberikan tanda
suka 10 orang atau lebih
b. Peserta yang memberikan
komentar 5 orang
a. Pengumpulan SAP Pelaksanaan: a. Peserta yang
dilakukan satu hari a. Menggunggah edugrafis pada memberikan
sebelum Instagram@kelompokbona tanda suka 10
pelaksanaan 1profesiB22 pada hari Rabu, 30 orang
penyuluhan Juni 2021 jam 18.00 dengan b. Peserta yang
b. Penyelenggaraan hashtag anggota kelompok dan memberikan
penyuluhan fkp_unair komentar positif
dilakukan oleh b. Mengajukan permohonan 5 orang
mahasiswa pemuatan gambar di media sosial c. Pemberian
c. Materi dan metode, ners setelah materi dan edugrafis umpan balik
waktu sesuai di setujui oleh pembimbing positif pada
dengan akademik dan klinik komentar
perencanaan
d. Pengorganisasian
penyelenggaraan
penyuluhan
dilakukan sebelum
penyuluhan
dilaksanakan
Materi Diare
Diare bisa saja terjadi pada pasien dengan covid-19 dan memiliki
gejala yang sama dengan diare biasa (mual, kembung, frekuensi buang air
yang sama). Penyebab diare menjadi salah satu gejala covid-19 yaitu adalah
bahwa virus covid-19 bisa masuk dalam tubuh kita melalui mata, hidung
dan mulut, kemudian virus bisa menempel kedalam sel tubuh kita lalu virus
melakukan infeksi artinya melakukan penetrasi didalam sel, sampai
akhirnya sel pecah dan virus menyebar ke seluruh tubuh.(D’Amico, 2020)
a. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa
jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1,2,8, dan 9
pada manusia, Norwalk Virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small
bowel structure virus, Cytomegalovirus.
b. Bakteri
Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Enteropathogenic E.coli (EPEC).
Enteroaggregative E.coli (EaggEC), Enteroinvasive E coli (EIEC),
Enterohemorragic E.coli (EHEC), Shigella spp., Camphylobacterjejuni
(Helicobacter jejuni), Vibrio cholera 01, dan V. Cholera 0139, salmonella
(non-thypoid).
c. Parasit
Protozoa, Giardia lambia, Entamoeba histolityca, Balantidium coli,
Cryptosporidium, Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora
cayatanensis.
d. Heliminths
Strongyloides sterocoralis, Schitosoma spp., Capilaria philippinensis,
Trichuris trichuria.
e. Non Infeksi
Malabsorbsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, defisienai
imun, obat dan lain-lain
Faktor-faktor yang memengaruhi diare pada anak menurut
(Kurniawati, 2021) adalah
a. Usia anak
b. Pendidikan ibu
c. Pendapatan rumah tangga
d. Praktik penyajian makanan
e. Pemberian ASI eksklusif
f. Gizi buruk
g. Kebersihan personal
h. Kebersihan lingkungan
i. Ketersediaan dan kualitas air bersih
j. Penggunaan jamban sehat
a. Feses encer
b. Frekuensi buang air besar lebih dari empat kali sehari
c. Sering disertai muntah
d. Badan lemas
e. Demam
f. Kurang nafsu makan
g. Mual
Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah
dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan
lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-
hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet
karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh
usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering. (Giannattasio, 2016)
b.
Pa
renteral
Selanjutnya kasus diare dengan dehidrasi berat dengan atau tanpa tanda-
tanda syok, diperlukan rehidrasii tambahan dengan cairan parenteral. Bayii
dengan usia <12 bulan diberikan ringer laktat (RL) sebanyak 30 ml/KgBB
selama satu jam, dapat diulang bila denyut nadi masih terasa lemah.
Apabila denyut nadi teraba adekuat, maka ringer laktat dilanjutkan
sebanyak 70 ml/KgBB dalam lima jam.
Anak berusia >1 tahun dengan dehidrasi berat, dapat diberikan ringer
laktat (RL) sebanyak 30 ml/KgBB selama setengah sampai satu jam. Jika
nadii teraba lemah maupun tidak teraba, langkah pertama dapat diulang.
Apabila nadi sudah kembali kuat, dapat dilanjutkan dengan memberikan
ringer laktat (RL) sebanyak 70 ml/KgBB selama dua setengah hingga tiga
jam.
Penilaian dilakukan tiap satu hingga dua jam. Apanbila status rehidrasi
belum dapat dicapai, jumlah cairan intravena dapat ditingkatkan. Oralit
diberikan sebanyak 5 ml/KgBB/jam jika pasien sudah dapat
mengkonsumsi langsung. Bayi dilakukan evaluasi pada enam jam
berikutnya, sementara usia anak-anak dapat dievaluasi tiga jam berikutnya
c. Suplement Zinc
Suplement zinc digunakan untuk mengurangii durasi diare, menurunkan
risiko keparahan penyakit, dan mengurangii episode diare. Pengunaan
mikronutrien untuk penatalaksanaan diare akut didasarkan pada efek yang
diharapkan terjadi pada fungsi imun, struktur, dan fungsi saluran cerna
utamanya dalam proses perbaikan epitel sel seluran cerna.
Secara ilmiah zinc terbukti dapat menurunkan jumlah buang air besar
(BAB) dan volume tinja dan mengurangi risiko dehidrasi. Zinc berperan
penting dalam pertumbuhan jumlah sel dan imunitas. Pemberian zinc
selama 10-14 hari dapat mengurangi durasi dan keparahan diare. Selain
itu, zinc dapat mencegah terjadinya diare kembali. Meskipun diare telah
sembuh, zinc tetap dapat diberikan dengan dosis 10 mg/hari (usia < 6
bulan) dan 20 mg /hari (usia > 6 bulan)
d. Antibiotik selektif
Pemberian antibiotik dilakukan terhadap kondisi-kondisi seperti:
1) Patogen sumber merupakan kelompok bakteria
2) Diare berlangsung sangat lama (>10 hari) dengan kecurigaan
Enteropathogenic E coli sebagai penyebab.
3) Apabila patogen dicurigai adalah Enteroinvasive E coli.
4) Agen penyebab adalah Yersinia ditambah penderita memiliki
tambahan diagnosis berupa penyakit sickle cell.
5) Infeksii Salmonella pada anak usia yang sangat muda, terjadi
peningkatan temperatur tubuh (>37,5 C) atau ditemukan kultur darah
positif bakteri.
e. Edukasi orang tua
Orangtua diharpkan dapat memeriksakan anak dengan diare puskesmas
atau dokter keluarga bila didapatkan gejala seperti: demam, tinja berdarah,
makan dan atau minum sedikit, terlihat sangat kehausa, intensitas dan
frekuensi diare semakin sering, dan atau belum terjadi perbaikan dalam
tiga hari. Orang tua maupun pengasuh diberikan informasi mengenai cara
menyiapkan oralit disertai langkah promosi dan preventif yang sesuai
dengan lintas diare.
Depkes. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Pandemi Covid-
19 Bagi Tenaga Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia