Anda di halaman 1dari 79

1

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE OPERASI LAPARATOMI
HEPATEKTOMI

Hepatocellular Carcinoma (HCC)

DISUSUN OLEH :

FADLI MAULANA AGITIYO

PRAKTIK PROFESI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
2

PRESENTASI KASUS

Laki laki berusia 76 tahun dengan Riwayat Hepatitis C dan pemeriksaan USG
menunjukkan kemunculan HCC dengan ukuran 22 mm di segmen 4 hati
Petanda Nilai normal Nilai Pasien Interpretasi
Bilirubin 0,1-0,3 mg/dL 0,2 mg/dL Meningkat bila terjadi gangguan
direk ekskresi bilirubin terkonjugasi
Bilirubin 0,2-0,7 mg/dL 0,5 mg/dL Meningkat pada keadaan
indirek hemolisis dan sindroma gilbert
SGPT/ALT 5-35 IU/L 53 IU/L Meningkat>100x)padakerusakan
hepatoseluler, dan spesifik untuk
kerusakan sel hati dibanding
AST
SGOT/AST 5-40 IU/L 58 IU/L Rasio SGPT/SGOT >2,
menunjukkan
kecendrungan penyakit hepatitis
alkoholik
Albumin 3,5 - 4,5 g/L 2 g/L Menurun pada penyakit hati
kronis, dan
untuk menilai tingkat keparahan
Waktu 9,5–13,5 11 Fungsi sintesis hati, sangat
prothrombin sensitif terhadap
defisiensi faktor
pembekuan, defisiensi
vitamin K akan mempunyai
efek dalam memperpanjang
waktu protrombin

Alfa Protein Tidak muncul 10 ng / mL Mengindikasikan aktivitas


3

kanker pada sel hati


Protein < 40 mAU / 50 40 Biomaker terkait kasus HCC
Include Vit K nL mAU / nL
absence /
antagonis II

CT Scan menunjukkan Tumor hipervaskular 25 mm tanpa invasi pembuluh darah


kolpik makro di segmen 4 lobus kiri hati.

Cadangan hati pasien cukup untuk dilakukan reseksi hati, namun pasien memilih
untuk mengajali PBT (Proton Beam Therapy) karena mengalami ganggaun pada
jantungnya, PBT telah dilakukan selama 7 bulan dan telah diberiak 10 fraksi tanpa
toksikasi melebihi grade 1. CT scan setelah PBT menunjukkan tumor mengalami
kenaikan menjadi 27 mm dan mengalami atropic dan volume lebih rendah dari
sbelumn PBT, selain itu muncul nodul kecil pada segmen 5 dan 6 bagian marginal
tumor ditunjukan pada gambar 1 e dan f. olehkarena itu pasien direncanakan tindakan
pembedahan hepatectomy pada segmen 4.

Pasien telah menjalani tindakan operasi dengan baik, perjalanan klinis pasien setelah
operasi berjalan normal.
4

Pengkajian Pre Operasi


5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Pemeriksaan Penunjang Pre Operasi

Pemeriksaan Laboratorium
Petanda Nilai normal Nilai Pasien Interpretasi
Bilirubin 0,1-0,3 mg/dL 0,2 mg/dL Meningkat bila terjadi gangguan
direk ekskresi bilirubin terkonjugasi
Bilirubin 0,2-0,7 mg/dL 0,5 mg/dL Meningkat pada keadaan
indirek hemolisis dan sindroma gilbert
SGPT/ALT 5-35 IU/L 53 IU/L Meningkat>100x)padakerusakan
hepatoseluler, dan spesifik untuk
kerusakan sel hati dibanding
AST
SGOT/AST 5-40 IU/L 58 IU/L Rasio SGPT/SGOT >2,
menunjukkan
kecendrungan penyakit hepatitis
alkoholik
Albumin 3,5 - 4,5 g/L 2 g/L Menurun pada penyakit hati
kronis, dan
untuk menilai tingkat keparahan
Waktu 9,5–13,5 11 Fungsi sintesis hati, sangat
prothrombin sensitif terhadap
defisiensi faktor
pembekuan, defisiensi
vitamin K akan mempunyai
efek dalam memperpanjang
waktu protrombin

Alfa Protein Tidak muncul 10 ng / mL Mengindikasikan aktivitas


kanker pada sel hati
Protein < 40 mAU / 50 40 Biomaker terkait kasus HCC
Include Vit K nL mAU / nL
absence /
antagonis II
16

Pemeriksaan Radiologis
17
18

Pengkajian Intra Operasi


19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Pengkajian Post Operasi


29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Pemeriksaan Penunjang Pasca Operasi


40

ANALISA DATA PRE OPERASI HEPATECTOMY

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH

Rabu, 19 Mei DS : Faktor risiko dan Nyeri kronis


2021 Pasien mengatakan pencetus : HBV, HCV,
mengaluh nyeri dengan Sirosis Hati, Alfatoksin,
skala 4-5 (0-10 skala DM
numerik).
Pembentukan oncogene ( c-
Pasien mengeluh MYC, TERT, CTNNB1
tertekan karena nyeri dll) dan tumor supresor
yang berlangsung lama. (PRB, P53, AXIN dll)

Pembentukan nodul
Pasien mengatakan
dysplastic / maligna
takut mengalami cedera
berulang setalah Hepatocelular Carcinoma
tindakan PBT dilakukan (HCC)
dan akan dilakukan
operasi Kerusakan sel-sel dan
ductus intra hepatic
DO :
Penekanan terhadap sel
Pasien nampak meringis syaraf pada hati

Pasien mengalami Pengeluaran zat kimiawi


gangguan pola tidur sel (bradykinin, histamin,
prostaglandin)
(jam tidur berkurang )
Dipersepsi otak (terjadi
Pasien nampak dalam waktu yang cukup
anoreksia (tidak mau lama dan berulang )
makan dan tidak
menghabiskan Nyeri Kronis
makanannya)

TD : 125/85 mmHg
N : 100 x / menit
R : 30 x / menit
S : 37,3 derajat celcius

Pemeriksaan
Laboratorium :

Aminostransferase
41

aspartate : 58 IU/L

Alonin
Aminostransferase : 53
IU/L

Albumin level : 3 g/L

Bilirubin direk : 0,2


mg/dL

Bilirubin indirek : 0,5


mg/dL

Prothrombin time : 10
second

Alfa-fetoprotein : 10
ng/mL

Protein include Vit K


absence / antagonis II
(PIVKA II) : 50
mAU/mL

CT-Scan menunjukan
tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati
Rabu, 19 Mei DS : Faktor risiko dan Hipervolemia
2021 Pasien mengeluh perut pencetus : HBV, HCV,
dan kedua kaki Sirosis Hati, Alfatoksin,
mengalami DM
pembengkakan
Pembentukan oncogene ( c-
Pasien mengeluh sesak MYC, TERT, CTNNB1
nafas karena dll) dan tumor supresor
pembengkakan pada (PRB, P53, AXIN dll)
perut
Pembentukan nodul
dysplastic / maligna
DO : Hepatocelular Carcinoma
(HCC)
Pitting edema (+)
42

Kerusakan sel-sel dan


Pemeriksaan ductus intra hepatic
Laboratorium :
Gangguan metabolisme
protein
Aminostransferase
aspartate : 58 IU/L Penurunan sintesa albumin
Alonin Hipoalbuminemia
Aminostransferase : 53
IU/L Penurunan tekanan osmotic
koloid
Albumin level : 3 g/L
Peningkatan cairan
Bilirubin direk : 0,2 ekstraselular
mg/dL
Hipervolemia
Bilirubin indirek : 0,5
mg/dL B5 B1
(Bowel) (Breathing)
Prothrombin time : 10
second Akumulasi Akumulasi
cairan pada cairan pada
Alfa-fetoprotein : 10 abdomen paru paru
ng/mL
Asites Edema
paru
Protein include Vit K
absence / antagonis II Penurunan
(PIVKA II) : 50 ekspansi
mAU/mL paru

CT-Scan menunjukan sesak


tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati

Rabu, 19 Mei DS : Faktor risiko dan Ansietas


2021 Pasien mengatakan pencetus : HBV, HCV,
merasa khawatir dengan Sirosis Hati, Alfatoksin,
kondisi kanker dan DM
tindakan operasi yang
akan dilakukan Pembentukan oncogene ( c-
MYC, TERT, CTNNB1
Pasien mengatakn dll) dan tumor supresor
merasa bingung dan (PRB, P53, AXIN dll)
43

sulit berkonsentrasi
karena memikirkan Pembentukan nodul
operasi dysplastic / maligna

Hepatocelular Carcinoma
DO : (HCC)

Kerusakan sel-sel dan


Pasien mengalami
ductus intra hepatic
palpitasi
N : 100 x/menit
Rencana penatalaksanaan
tindakan operasi
Pasien mengalami
laparotomy hepatectomy
peningkatan frekuensi
napas
Krisis situasional
R : 30 x/menit
terhadap tindakan operasi
Pasien nampak tremor
Ansietas
44

ANALISA DATA INTRA OPERASI HEPATECTOMY

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


Kamis , 19 DS : Faktor risiko dan Risiko perdarahan
Mei 2021 - pencetus : HBV, HCV,
Sirosis Hati, Alfatoksin,
DM
DO :
Pembentukan oncogene ( c-
Daerah operasi cukup MYC, TERT, CTNNB1
luas yakni hepatectomy dll) dan tumor supresor
dan dekat dengan arteri (PRB, P53, AXIN dll)
hepatica dan vena porta
Pembentukan nodul
dysplastic / maligna
Pemeriksaan
Laboratorium : Hepatocelular Carcinoma
(HCC)
Aminostransferase
aspartate : 58 IU/L Kerusakan sel-sel dan
ductus intra hepatic
Alonin
Aminostransferase : 53 Penatalaksanaan tindakan
IU/L operasi laparotomy
hepatectomy
Albumin level : 3 g/L
Lokasi operasi dekat
Bilirubin direk : 0,2 dengan arteri hepatica
mg/dL
dan vena porta
Bilirubin indirek : 0,5
mg/dL
Gangguan metabolisme
vitamin dan mineral
Prothrombin time : 10 Vitamin K
second
Gangguan pembekuan
Alfa-fetoprotein : 10 darah
ng/mL
Risiko perdarahan
Protein include Vit K
absence / antagonis II
(PIVKA II) : 50
mAU/mL
45

CT-Scan menunjukan
tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati
Kamis , 19 DS : Faktor risiko dan Risiko hiportermia
Mei 2021 Sebelum operasi pencetus : HBV, HCV, perioperatif
dimulai pasien Sirosis Hati, Alfatoksin,
mengeluh kedinginan DM

Pembentukan oncogene ( c-
DO : MYC, TERT, CTNNB1
dll) dan tumor supresor
Suhu lingkungan kamar (PRB, P53, AXIN dll)
operasi pasien : 20
Pembentukan nodul
derajat celcius
dysplastic / maligna
Suhu tubuh pasien :
36,4 Hepatocelular Carcinoma
(HCC)
BB pasien 65 kg, IMT
22,3 normal cenderung Kerusakan sel-sel dan
kurang ductus intra hepatic

Cadangan lemak Gangguan metabolisme


subkutan pasien karbohidrat, lemak dan
nampak tipis protein
(cenderung kurus)
Penatalaksanaan tindakan
Pasien diberikan operasi laparotomy
anaestesi umum hepatectomy

Pemeriksaan Cadangan lemak pasien


Laboratorium : tipis

Aminostransferase Penurunan fungsi lemak


aspartate : 58 IU/L (penjaga suhu tubuh)
Suhu lingkungan kamar
Alonin operasi cukup dingin
Aminostransferase : 53
IU/L Gangguan
termoregulasi : risiko
Albumin level : 3 g/L hipotermia

Bilirubin direk : 0,2 Risiko hipotermia


46

mg/dL perioperatif

Bilirubin indirek : 0,5


mg/dL

Prothrombin time : 10
second

Alfa-fetoprotein : 10
ng/mL

Protein include Vit K


absence / antagonis II
(PIVKA II) : 50
mAU/mL

CT-Scan menunjukan
tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati
47

ANALISA DATA PASCA OPERASI HEPATECTOMY

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


Jumat , 20 DS : Faktor risiko dan Nyeri akut
Mei 2021 Pasien mengatakan pencetus : HBV, HCV,
mengaluh nyeri dengan Sirosis Hati, Alfatoksin,
skala 5-6 (0-10 skala DM
numerik).
Pembentukan oncogene ( c-
Pasien mengeluh nyeri MYC, TERT, CTNNB1
setelah operasi dll) dan tumor supresor
(PRB, P53, AXIN dll)
DO :
Pembentukan nodul
dysplastic / maligna
Pasien nampak
meringis, memegangi Hepatocelular Carcinoma
daerah operasi (HCC)
(protektif)
Kerusakan sel-sel dan
Pengukuran skala nyeri ductus intra hepatic
5-6 (0-10 skala
numerik). Penatalaksanaan tindakan
operasi laparotomy
Pasien nampak hepatectomy
anoreksia (tidak mau
makan dan tidak Pembuatan luka operasi
menghabiskan
makanannya) Pengeluaran zat kimiawi sel
(bradykinin, histamin,
prostaglandin)
TD : 130/90 mmHg
N : 105 x / menit Penurunan efek anaesthesi
R : 25 x / menit
S : 37,3 derajat celcius Dipersepsi otak

Pasien mengeluh sulit Nyeri Akut


tidur setelah operasi

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


48

PRE OPERASI TANGGAL: Rabu, 19 Mei 2021


1. Nyeri kronis berhubungan dengan pencedera fisiologis : Neoplasma (D.0078)
2. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi pada hati
(D.0022)
3. Ansietas berhubungan dengan rencana Tindakan operasi : Krisis situasional
(D.0080)

INTRA OPERASI TANGGAL: Kamis, 20 Mei 2021


1. Risiko perdarahan ditandai dengan gangguan pembekuan darah, daerah
operasi dekat dengan arteri hepatica dan vena porta (D.0012)
2. Risiko hipotermia perioperatif ditandai dengan keluhan kedinginan, cadangan
lemak pasien tipis, suhu ruangan operasi dingin (D.0141)

PASCA OPERASI TANGGAL: Jumat, 20 Mei 2021


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera mekanik (D.0077)
1. Intervensi Keperawatan Pre Operasi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


(1) (2) (3) (4)
1 Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1.08230)
dengan pencedera fisiologis : keperawatan selama 3 x 24 jam. Nyeri
Neoplasma (D.0078) menurun dengan kriteria hasil Observasi
(L.08066) : Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Keluhan nyeri menrun Identifikasi pengaruh budaya
 Penurunan skala nyeri 3-4 (0- terhadap nyeri
10 skala numerik)
 Keluhan takut menurun Terapeutik
 Pasien nampak meringis Berikan Teknik non farmakologis
menurun Kontrol lingkungan pasien
 Gangguan pola tidur menurun
(tidur 8 jam sehari ) Edukasi
 Anoreksia menurun Jelaskan strategi mengendalikan
nyeri
 TTV dalam batas normal
Ajarkan penggunaan analgetic secara
TD ( 100/70 – 120/80 mmHg)
tepat
N (80-100 x/menit)
R (16-20 x/menit)
Kolaborasi
S (36,5 – 37,5 derajat celcius)
Kolaborasikan pemberian analgesic
 Pemeriksaan Lab dalam batas
Pemberian analgesic (1.08243)
normal
Terapeutik
Diskusikan jenis analgesic yang
Petanda Nilai normal
disukai untuk mencapai analgesia
Bilirubin 0,1-0,3 mg/dL
direk optimal
Bilirubin 0,2-0,7 mg/dL Dokumentasikan respon terhadap
indirek analgesic dan efek yang tidak
SGPT/ALT 5-35 IU/L diinginkan
SGOT/AST 5-40 IU/L
5-50 IU/L Pemantauan nyeri (1.08242)
Fosfatase 30-130 IU/L Terapeutik
alkali Atur interval pemantauan nyeri
Albumin 3,5 - 4,5 g/L sesuai kondisi pasien, tiap 2 jam
Waktu 9,5–13,5 sekali
prothrombin Dokumentasikan hasil pemantauan

 CT Scan menunjukkan tidak Teknik distraksi (1.08247)


ada karcinoma Observasi
Identifikasi penggunaan Teknik
distraksi yang tepat
Terapeutik
Gunakan Teknik distraski (membaca
buku, menonton televisi, mendengar
music dll

Manajemen kemoterapi (1.14511)

Terapeutik
Hindari penggunaan produk aspirin
Berikan asupan cairan adekuta
Lakukan tindakan perawatan rambut

Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian antiemetic
untuk menangani efek samping

2. Hipervolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipervolemia (1.03114)


dengan gangguan mekanisme keperawtan selama 3 x 24 jam Observasi
regulasi pada hati (D.0022) diharapkan keseimbangan cairan Identifikasi intake dan output cairan
meningkat (L.03020) dengan Monitoring kecepatan infus secara
kriteria hasil : ketat

 Edema menurun Terapeutik


 Keluhan sesak napas Batasi asupan cairan dan garam
menurun Posisikan semi fowler
RR (16-20 x/menit)
 Tekanan darah membaik Kolaborasi
(100/70-130/80 mmHg) Kolaborasikan pemberian diuretic
 Denyut nadi radial membaik dan penghilangan kalium akibat
 Turgor kulit membaik diuretic
 Serum albumin membaik Kolaborasikan pemberian CRRT jika
perlu
Albumin 3,5 - 4,5 g/L
Pemantauan cairan (1.03121)
Observasi
Identifikasi frekuensi nadi, tekanan
darah, frrekuensi napas,turgor kulit,
kadar albumin dan protein total dll
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan

Pemantauan respirasi ( 1.01014)


Observasi
Monitor pola nafas
Monitor bunyi nafas tambahan
Atur interval pemantauan
Dokumentasikan pemantauan secara
baik
Pengaturan posisi (1.01019)

Terapeutik
Posisikan semi fowler
Berikan oksigen
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksaisi (1.09326)
rencana Tindakan operasi : keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
Krisis situasional (D.0080) diharapkan tingkatan ansietas Identifikasi penurunan tingkat
menurun (L.09093).Dengan energi, ketidakmampuan
nkriteria hasil berkonsentrasi, Teknik yang ingin
 Verbalisasi kebingungan dan digunakan
khawatir menurun
 Perilaku gelisah menurun Terapeutik
 Perilaku tegang menurun Ciptakan lingkungan yang tenang
 Pola tidur membaik dengan pasien , berikan informasi
 TTV dalam batas normal terkait prosedur,
TD ( 100/70 – 120/80 mmHg) Gunakan pakasian longgar
N (80-100 x/menit) Gunakan nada suara yang lembut
R (16-20 x/menit) Lakukan Teknik relaksasi
S (36,5 – 37,5 derajat celcius)
Edukasi
Informasikan tujuan dan manfaat
tindakan relaksasi dan ajarkan
melakukan secara mandiri

Persiapan pembedahan (1.14573)


Observasi
Identifikasi kondisi umum pasien,
Monitor ttv pasien
Monitor gula darah pasien

Terapeutik
Ambil sampel untuk pemeriksaan
penunjang darah
Puasakan minimal 6 jam sebelum
memulai pembedahan
Bebaskan area operasi dari rambut
Pastikan kelengkapan dokumen
pasien, transfer ke kamar operasi

Edukasi
Informasikan tujuan dan manfaat
tindakan operasi, jelaskan waktu
puasa dan pemberian obat pre
medikasi bila ada
Latih Teknik mengurangi nyeri
pasca operasi

Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian obat
sebelum pembedahan (antibiotic,
antihipertensi, antidiabetic) sesuai
indikasi
Kooordinasikan dengan ahli gizi
terkait diet dan puasa
Koordinasikan dengan perawat
kamar beda
2. Intervensi Keperawatan Intra Operasi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


(1) (2) (3) (4)
1 Risiko perdarahan ditandai Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan (1.02067)
dengan gangguan pembekuan keperawatan selama 3 jam Observasi
darah, daerah operasi dekat diharapkan perdarahan tidak terjadi Identifikasi tanda dan gejala
dengan arteri hepatica dan dengan kriteria hasil ((L.02017) perdarahan,
vena porta (D.0012)  Kelembapan mukosa Monitor koagulasi
meningkat, kelembapan Monitor nilai Hb dan Ht
kulit meningkat
 Distensi abdomen Terapeutik
menurun/tidak ada Pertahankan bed rest jika perlu
 Perdarahan selama operasi Batasi tindakan invasive jika perlu
menurun / tidak terjadi
 Hb membaik Kolaborasi
 Ht membaik Kolaborasikan pemberian produk
 TTV dalam batas normal darah jika perlu
TD ( 100/70 – 120/80 mmHg)
N (80-100 x/menit) Pemantauan tanda vital (1.02067)
R (16-20 x/menit) Observasi
Monitor td, suhu, respirasi dan nadi
 S (36,5 – 37,5 derajat celcius
Pemeriksaan Lab membaik
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan
Waktu 9,5– 11
prothrombi 13,5 sesuai kondisi pasien
n Dokumentasikan hasil pemantauan

Perawatan area insisi (1.4558)


Observasi
Monitor lokasi insisi, monitor
adanya drainase, tanda dan gejala
infeksi

Terapeutik
Bersihkan area insisi dengan tepat
Usap area insisi dari daerah yang
bersih menuju kurang bersih
Berika salep antiseptic jika perlu
Ganti balutan sesuai jadwal

2 Risiko hipotermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipotermia (1.14507)


perioperatif ditandai dengan keperawatan selama selama 3 jam Observasi
keluhan kedinginan, jam diharapkan perdarahan tidak Monitor suhu tubuh
cadangan lemak pasien tipis, terjadi dengan kriteria hasil Monitor tanda dan gejala akibat
suhu ruangan operasi dingin ((L14134) hipotermia (Kekurangan lemak
(D.0141)  Menggigil menurun subkutan, pakaian tipis, penurunan
 Suhu kulit membaik (36,5 – laju metabolisme, terpapar suhu
37,5 derajat celcius lingkungan rendah) berupa
 Hipotermi selama operasi menggigil, takipneu, disratria, dll
menurun / tidak terjadi Monitor nilai Hb dan Ht
 TTV dalam batas normal
TD ( 100/70 – 120/80 mmHg) Terapeutik
N (80-100 x/menit) Sediakan lingkungan yang hangat
R (16-20 x/menit) Lakukan penghangatan pasif
 S (36,5 – 37,5 derajat celcius (memberikan selimut, penutup
kepala, pakaian tebal)
Lakukan penghangatan aktif
eksternal (pemberian aether bed,
botol hangat, selimut hangat,)
Lakukan penghangatan aktif internal
(pemberian cairan infus hangat,
oksigen hangat, lavase peritonela
dengan cairan hangat,)
Pemantauan hemodinamik invasif
(1.02058)
Observasi
Monitor frekuensi dan irama
janttung
Monitor TOS, MAP, TDD, Tekanan
vena sentral, tekanan arteri pulmonal
Monitor curah jantung dan indeks
jantung
Monitor perfusi oerifer distal insersi
setiap 4 jam
Monitor perdarahan dan infeksi pada
sisi insersi

Edukasi
Infomasikan hasil pemantauan

Kompres panas (1.08325)


Observasi
Identifikasi kondisi kulit yang akan
diberi kompres hangat
Monitor hasil kompres hangat tiap 5
menit

Terapeutik
Pilih metode kompres untuk pasin
yang mudah didapat (misal, botol
selimut hangat, )
Pilih lokasi kompres
Balut kompres dengan kain
pelindung

Edukasi
Anjurkan untuk melakukan kompres
hangat secara mandiri sesuai kondisi
pasien

Perawatan pasca anaestesi


(1.06205)

Terapeutik
Berikan privasi sesuai pilihan
Sesuaikan ketinggian tempat tidur
sesuai kebutuhan
Hangatkan tubuh pasien (aether bed)
Berikan dukungan emosional pada
pasein dan keluarga
Berikan oksigen
Ambil laporan dari ruang operasi

Edukasi
Latuh Teknik nafas dalam dan batuk
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian meperidine
untuk pencegahan menggigil pasca
anaestesi
3. Intervensi Keperawatan Pasca Operasi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


(1) (2) (3) (4)
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1.08230)
dengan agen pencedera keperawatan selama 1 x 24 jam.
mekanik (D.0077) Nyeri menurun dengan kriteria hasil Observasi
(L.08066) : Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 keluhan nyeri menurun Identifikasi pengaruh budaya
 Penurunan skala nyeri 3-4 (0- terhadap nyeri
10 skala numerik)
 Meringis menurun Terapeutik
 TTV dalam batas normal Berikan Teknik non farmakologis
TD ( 100/70 – 120/80 mmHg) Kontrol lingkungan pasien
N (80-100 x/menit)
R (16-20 x/menit) Edukasi
 Gelisah menurun Jelaskan strategi mengendalikan
 Keluhan sulit tidur menurun nyeri
Ajarkan penggunaan analgetic secara
tepat

Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian analgesic

Pemberian analgesic (1.08243)


Terapeutik
Diskusikan jenis analgesic yang
disukai untuk mencapai analgesia
optimal
Dokumentasikan respon terhadap
analgesic dan efek yang tidak
diinginkan
Pemantauan nyeri (1.08242)
Terapeutik
Atur interval pemantauan nyeri
sesuai kondisi pasien, tiap 2 jam
sekali
Dokumentasikan hasil pemantauan

Teknik distraksi (1.08247)


Observasi
Identifikasi penggunaan Teknik
distraksi yang tepat
Terapeutik
Gunakan Teknik distraski (membaca
buku, menonton televisi, mendengar
music dll

Perawatan luka (1.4564)


Observasi
Monitor karakteristik luka dan tanda
tanda infeksi

Terapeutik
Pertahankan Teknik steril saat
perawatan luka, berikan salep yang
sesuai
Bersihkan dengan cairan NaCl
Jadwakan perubahan posisi tiap 2
jam

Kolaborasi
Kolaborasikan penggunaan antibiotic
jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

1. PRE OPERASI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Shift No. DK Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi Paraf


(SOAP)
Tindakan dan Respon
Rabu, 19 Mei 2021 Nyeri kronis Manajemen nyeri (1.08230) 09:20 S:
berhubungan
Observasi Pasien mengatakan
dengan
08:00 T : Mengdentifikasi pengaruh nyeri mengaluh nyeri dengan
pencedera
pada kualitas hidup skala 3-4 (0-10 skala
fisiologis : 08:01
T : Mengidentifikasi pengaruh numerik).
Neoplasma
budaya terhadap nyeri
(D.0078)
08:03 R : pasien mengatakan bahwa nyeri
sangat memengaruhi kualitas hidup Pasien mengeluh tertekan
dikarenakan usia pasien dan sudah karena nyeri yang
lama menjalani pengobatan namun berlangsung lama.
tak kunjung sembuh
Terapeutik
08:05 T : Memberikan Teknik non
farmakologis Pasien mengatakan takut
08:06 mengalami cedera
R : Pasien dilakukan tindakan
distrasksi berulang setalah tindakan
08:07
08:08 T : Mengontrol lingkungan pasien PBT dilakukan dan akan
R : Suhu ruangan pasien diseting dilakukan operasi
sejuk

Edukasi O:
08:10 T : Menjelaskan strategi 09:25
mengendalikan nyeri Pasien nampak meringis
T : Mengajarkan penggunaan
analgetic secara tepat
R : Pasien kooperatif dan mengerti
edukasi yang diberikan Pasien mengalami
gangguan pola tidur (jam
Kolaborasi tidur berkurang )
08:15
T : Mengolaborasikan pemberian analgesic
: Ketorolac 10 mg IV 3 kali sehari
R : pasien dilakukan pemberian Pasien nampak anoreksia
analgesic : Ketorolac 10 mg IV 3 kali (tidak mau makan dan
sehari
tidak menghabiskan
makanannya)
Pemberian analgesic (1.08243)
08:20 Terapeutik
T : Mendiiskusikan jenis analgesic TD : 125/85 mmHg
yang disukai untuk mencapai
N : 100 x / menit
analgesia optimal
T : Mendokumentasikan respon R : 30 x / menit
terhadap analgesic dan efek yang
tidak diinginkan S : 37,3 derajat celcius
R : pasien dilakukan pemberian
analgesic : Ketorolac 10 mg IV 3 kali
sehari, dokumentasi 6 benar pemberian Pemeriksaan
obat
Laboratorium : tidak
mengalami perubahan
Pemantauan nyeri (1.08242) 09:30 A:
Terapeutik
08:25 T : Mengatur interval pemantauan Masalah belu teratasi
nyeri sesuai kondisi pasien, tiap 2
09:35 P:
jam sekali
T : Mendokumentasikan hasil Lanjutkan intervensi
pemantauan
R : Intervak dilakukan tiap 8 jam
sekali karena persiapan operasi,
sehingga TTV diupayakan dalam
keadaan normal, dokumentasikan
PQRST dengan lengkap
08:28
Teknik distraksi (1.08247)
Observasi
T : Mengidentifikasi penggunaan
Teknik distraksi yang tepat
Terapeutik
T : Menggunakan Teknik distraski
(membaca buku, menonton televisi,
mendengar music dll
R : Pasien dilakukan distraksi dengan
menonton televisi dan mendengarkan
music keagamaan.

Manajemen kemoterapi (1.14511)


08:30
Terapeutik
T : Mengindari penggunaan produk
aspirin
T : Memberikan asupan cairan
adekuta
Lakukan tindakan perawatan rambut
R : Pasien kooperatif saat diberikan
tindakan manajemen kemoterapi
08:35
Kolaborasi
T : Mengolaborasikan pemberian
antiemetic untuk menangani efek
samping
R : Pasien diberikan anti emetic agar
keluhan anoreksia pasien berkurang
Rabu, 19 Mei 2021 Hipervolemia Manajemen hipervolemia (1.03114) S:
berhubungan 08:40 Observasi
dengan T : MengIdentifikasi intake dan Pasien mengeluh perut
gangguan output cairan dan kedua kaki
mekanisme T : Memonitoring kecepatan infus mengalami
regulasi pada secara ketat pembengkakan
hati (D.0022) R : Intake dan output pasien tidak
seimbang (kecenderungan kelebihan
cairan, ditandai dengan tanda gejala Pasien mengeluh sesak
edema), kecepatan infus 15 kali nafas karena
permenit pembengkakan pada perut
Terapeutik
08:50 T : Membatasi asupan cairan dan
garam
T : Memosisikan semi fowler O:
R : pasien dibatasi asupan garam dan
diposisikan semi fowler

Kolaborasi Pitting edema (+)


08:55
T : Mengolaborasikan pemberian
diuretic dan penghilangan kalium
akibat diuretic Pemeriksaan
Kolaborasikan pemberian CRRT jika Laboratorium : tidak
perlu mengalami perubahan
R : Pasien diberikan diuretic dengan
pemantauan kalium ketat untuk A:
menghindari hipokalemia
Masalah belum teratasi

09:00 Pemantauan cairan (1.03121) P:


Observasi
T : MengIdentifikasi frekuensi nadi, Lanjutkan Intervensi
tekanan darah, frrekuensi
napas,turgor kulit, kadar albumin
dan protein total dll
R : frekuensi nadi 100 x/menit
dengan tekanan darah 125/85
mmHg, turgor kulit masih
bburuk,albumin masih mengalami
penurunan
Terapeutik
T : Mengatur interval waktu
pemantauan sesuai kondisi pasien
T : Dokumentasikan hasil
pemantauan
R : Memeriksa pasien tiap 2 jam
sekali dan mendokumentasikannya
dalam buku asuhan keperawatan

09:10
Pemantauan respirasi ( 1.01014)
Observasi
T : MeMonitor pola nafas
T : MeMonitor bunyi nafas
tambahan
T : MengAtur interval pemantauan
T : MenDokumentasikan
pemantauan secara baik
R : pola nafas pasien masih sesak
dengan RR sebesar 25 x/menit,
bunyi nafas vesikuler dilakukan
pemantauan tiap 8 jam sekali,
mendokumentasikan dalam buku
keperawtan
09:15
Pengaturan posisi (1.01019)

Terapeutik
T : Memosisikan semi fowler
Berikan oksigen
R : Pasien kooperatif diposisikan ke
semi fowler
Rabu, 19 Mei 2021 Ansietas 09:20 Terapi relaksaisi (1.09326) 10:00 S:
berhubungan Observasi
dengan rencana T : MengIdentifikasi penurunan Pasien mengatakan
Tindakan tingkat energi, ketidakmampuan merasa khawatir dengan
operasi : Krisis berkonsentrasi, Teknik yang ingin kondisi kanker dan
situasional digunakan tindakan operasi yang
(D.0080) R : Teknik yang digunakan adalah akan dilakukan
relaksasi nafas dalam

09:25 Terapeutik Pasien mengatakn merasa


T : MenCiptakan lingkungan yang bingung dan sulit
tenang dengan pasien , berikan
berkonsentrasi karena
informasi terkait prosedur,
memikirkan operasi
T : Mengunakan pakasian longgar
T : Mengunakan nada suara yang
lembut
T : MeLakukan Teknik relaksasi
R : Pasien dapat melakukan relaksasi 10:10 O:
nafasa dalam dan mejaga lingkungan
menjadi sejuk dan menggunakan
nada suara yang lembut
Pasien mengalami
09:30 Edukasi palpitasi
T : MengInformasikan tujuan dan
manfaat tindakan relaksasi dan N : 100 x/menit
ajarkan melakukan secara mandiri
R : Pasien memahami tujuan dan
relaksasi dilakukan Pasien mengalami
peningkatan frekuensi
Persiapan pembedahan (1.14573) napas
09:35
Observasi
R : 30 x/menit
T : MengIdentifikasi kondisi umum
pasien, Pasien nampak tremor
T : MeMonitor ttv pasien
T : MeMonitor gula darah pasien
R : kondisi umum pasien baik serta
A:
ttv masih sedikit abnormal namun 10:15
untuk kepentingan operasi akan Masalah belum teratasi
digunakan farmakologis untuk
menstabilkan TTV P:
10:20
Lanjutkan intervensi
Terapeutik
09:40
T : MengAmbil sampel untuk
pemeriksaan penunjang darah
T : MemPuasakan minimal 6 jam
sebelum memulai pembedahan
T : MemBebaskan area operasi dari
rambut
T : MemPastikan kelengkapan
dokumen pasien, transfer ke kamar
operasi
R : Sampel darah sudah diberikan
dan dipuasakan dari pasien serta
membebaskan daerah oeprasi dari
rambut, serta kelengkapan dokumen

09:45 Edukasi
T : MengInformasikan tujuan dan
manfaat tindakan operasi, jelaskan
waktu puasa dan pemberian obat pre
medikasi bila ada
T : MeLatih Teknik mengurangi
nyeri pasca operasi
R : Pasien memahami dan mengerti
edukasi yang diberikan

09:50 Kolaborasi
T : MengKolaborasikan pemberian
obat sebelum pembedahan
(antibiotic, antihipertensi,
antidiabetic) sesuai indikasi
T : MengKooordinasikan dengan
ahli gizi terkait diet dan puasa
T : MengKoordinasikan dengan
perawat kamar beda
R kolaborasi dan koordinasi sudah
dilakuakn dan berjalan dengan baik
2. INTRA OPERASI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Shift No. DK Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi Paraf


(SOAP)
Tindakan dan Respon
Kamis, 20 Mei Risiko 10:00 Pencegahan perdarahan (1.02067) 11:00 S:
2021 Observasi
perdarahan -
T : MengIdentifikasi tanda dan
ditandai dengan gejala perdarahan,
T : Monitor koagulasi
gangguan
T : Monitor nilai Hb dan Ht
pembekuan R : Tanda dan gejala perdarahan
tidak terjadi, Hb dan Ht adlam O:
darah, daerah 11:10
keadaan baik tidak ada maslah
operasi dekat
10:10 Terapeutik Daerah operasi cukup
dengan arteri
T : Mem Pertahankan bed rest jika luas yakni hepatectomy
hepatica dan perlu dan dekat dengan arteri
R : Pasien koooperatif hepatica dan vena porta
vena porta
(D.0012 Kolaborasi
10:15
T : MengKolaborasikan pemberian
Pemeriksaan
produk darah jika perlu
R : Pasien tidak diberikan produk darah Laboratorium : tidak
karena kondisi masih cukup baik mengalami perubahan

Pemantauan tanda vital (1.02067) A:


10:20 11:15
Observasi Masalah Teratsi
T : Memonitor td, suhu, respirasi dan
nadi 11:20 P:
R : TD, suhu, respirasi dan nadi
dalam keadaan normal selama Hentikan intervensi
tindakan operasi

Terapeutik
10:30 Atur interval waktu pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan

10:40 Perawatan area insisi (1.4558)


Observasi
T : MeMonitor lokasi insisi, monitor
adanya drainase, tanda dan gejala
infeksi
R : Luka insisi cukup baik, tidak ada
tanda dan gejala infeksi

Terapeutik
T : MemBersihkan area insisi dengan
10:45 tepat
T : MengUsap area insisi dari daerah
yang bersih menuju kurang bersih
T : MemBerika salep antiseptic jika
perlu
T : MengGanti ba;utan sesuai jadwal
R : pasien dilakukan tindakan
operasi dengan baik sehingga tanda
dan gejala infeksi dan perdarahn
tidak terjadi

Kamis, 20 Mei Risiko 11:00 Manajemen Hipotermia (1.14507) 12:00 S:


2021 Observasi
hipotermia
perioperatif T : Memonitor suhu tubuh Sebelum operasi dimulai
R : Suhu tubuh pasien 37,1 derajat pasien mengeluh
ditandai dengan
celcius kedinginan, setelah
keluhan T : Memonitor tanda dan gejala operasi pasien merasa
akibat hipotermia (Kekurangan sudah tidak menggigil
kedinginan,
lemak subkutan, pakaian tipis, 12:10
cadangan lemak penurunan laju metabolisme,
terpapar suhu lingkungan rendah)
pasien tipis,
11:10 berupa menggigil, takipneu,
suhu ruangan disratria, dll
R : pasien nampak kekurangan O:
operasi dingin
lemak subkutan, pakaian tipis,
(D.0141) penurunan laju metabolisme lemak, Suhu lingkungan kamar
terpapar suhu lingkungan rendah : 20 recovery pasien : 34
11:15 derajat celcius derajat celcius
Suhu tubuh pasien : 37,4
Terapeutik
T : Sediakan lingkungan yang hangat
R : Pasien disediakan lingkungan
yang hangat BB pasien 65 kg, IMT
T : Melakukan penghangatan pasif 22,3 normal cenderung
11:20 (memberikan selimut, penutup 12:15 kurang
kepala, pakaian tebal)
R : Pasien diberikan selimut penutun
dan penutup kepala 12:20
Cadangan lemak
T : Melakukan penghangatan aktif subkutan pasien nampak
eksternal (pemberian aether bed, tipis (cenderung kurus)
botol hangat, selimut hangat,)
11:30 R : Pasien diberikan aether bed dan
selimut hangat selama operasi dan
setelah operasi Pasien sudah diberikan
T : Melakukan penghangatan aktif perawatan pasca anaestesi
internal (pemberian cairan infus umum
11:40 hangat, oksigen hangat, lavase
peritonela dengan cairan hangat,)
R : Pasien diberikan NaCl hangat Pemeriksaan
setelah diruang recovery Laboratorium : tidak
mengalami perubahan
Pemantauan hemodinamik invasif
(1.02058)
Observasi A:
T : Memonitor frekuensi dan irama
janttung Masalah Teratsi
11:45 R : Frekuensi dan irama jantung
P:
nirmal
T : Memonitor TOS, MAP, TDD, Pertahankan intervensi
Tekanan vena sentral, tekanan arteri
pulmonal
R : TOS, MAP TDD dan Tekanan
vena sentral, tekanan arteri pulmonal
dalam rentang normal
T : Memonitor curah jantung dan
indeks jantung
R : curah jantung dan indeks jantung
dalam keadaan baik
T : Memonitor perfusi oerifer distal
insersi setiap 4 jam
R : perfusi perifer distal inersi tiap 4
jam baik
T : Memonitor perdarahan dan
infeksi pada sisi insersi
R : tanda-tanda perdarahan dan
infeksi tidak ada

Edukasi
T : Menginfomasikan hasil
pemantauan
R : Hasil pemantauan cukup baik ,
tanda-tanda perdarahan dan infeksi
tidak ada, curah jantung dan indeks
jantung dalam keadaan baik
Frekuensi dan irama jantung nirmal

Kompres panas (1.08325)


Observasi
T : Mengidentifikasi kondisi kulit
yang akan diberi kompres hangat
R : Kondisi kulit yang diberikan
kompres cukup dalam kondisi baik
T : Memonitor hasil kompres hangat
tiap 5 menit
R : Pasien diberikan kompres hangat
dengan cukup baik dan kooperatif

Terapeutik
T : Memilih metode kompres untuk
pasin yang mudah didapat (misal,
botol selimut hangat, )
R : Menggunakan selimut hangat dan
aether bed
T : Memilih lokasi kompres
R : Lokasi kompres pada bagian
kepala, lengan, kaki, posisi distal,
dan daerah yang oaling dekat
terpapar AC

T : Membalut kompres dengan kain


pelindung
R : memberikan kompres dengan
kain pelindung

Edukasi
T : Mengsnjurkan untuk melakukan
kompres hangat secara mandiri
sesuai kondisi pasien
R : Pasien menegrti dan akan
melakukan kompres hangat secara
mandiri

Perawatan pasca anaestesi


(1.06205)

Terapeutik
T : memberikan privasi sesuai
pilihan
R : Pasien diberikan privasi
T : Menyesuaikan ketinggian tempat
tidur sesuai kebutuhan
R : Pasien diposisikan tidak terlalu
tinggi untuk memudahkan proses
keperawatan
T : Menghangatkan tubuh pasien
(aether bed)
R : Pasien diberikan aether bed
untuk menghangatkan
T : Memberikan dukungan
emosional pada pasein dan keluarga
R : Pasien dan keluarga cukup
senang diberikan dukungan
emosional dan merasa lebih baik
T : Memberikan oksigen
R : Pasien diberikan oksigen 2 lpm
T : mengambil laporan dari ruang
operasi
R : laporan diberikan kepada pasien
untuk diberikan ke ruangan

Edukasi
T : MeLatih Teknik nafas dalam dan
batuk
R : pasien diberikan Teknik nafas
dalam dan batuk efektik
Kolaborasi
T : Mengolaborasi pemberian
meperidine untuk pencegahan
menggigil pasca anaestesi
R : Pasien diberikan obat meperidine

3. PASCA OPERASI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Shift No. DK Jam Implementasi Tindakan dan Respon Paraf Jam Evaluasi Paraf
(SOAP)
Jumat , 21 Mei Nyeri akut 10:50 Manajemen nyeri (1.08230) 11:40 S:
2021 berhubungan dengan
Observasi Pasien mengatakan
agen pencedera
T : MengIdentifikasi pengaruh mengaluh nyeri dengan
mekanik (D.0077)
nyeri pada kualitas hidup skala 5-6 (0-10 skala
T : MengIdentifikasi pengaruh numerik).
budaya terhadap nyeri
R : Respon nyeri terhadap
oengaruh kualitas hidup pasien Pasien mengeluh nyeri
cukup baik dari sebelumnya setelah operasi
dikarenakan sudah terlepas dari
operasi namun tetap khawatir soal
kesembuhannya O:
11:45

10:55 Terapeutik
T : memberikan Teknik non
farmakologis Pasien nampak meringis,
T : MengoKontrol lingkungan memegangi daerah
pasien operasi (protektif)
R : Pasien kooperatif saat diberi
Tindakan relaksasi
Pengukuran skala nyeri 5-
Edukasi 6 (0-10 skala numerik).
10:58 T : MenJelaskan strategi
mengendalikan nyeri
T : MengAjarkan penggunaan
analgetic secara tepat Pasien nampak anoreksia
R : Pasien memahami dan (tidak mau makan dan
mengerti tindakan manajemen tidak menghabiskan
nyeri makanannya)
11:00 Kolaborasi
T : Mengolaborasikan pemberian
analgesic TD : 130/90 mmHg
R : pasien dilakukan pemberian N : 105 x / menit
analgesic : Ketorolac 10 mg IV 3 kali
sehari R : 25 x / menit
S : 37,3 derajat celcius
11:10 Pemberian analgesic (1.08243)
Terapeutik
T : MenDiskusikan jenis Pasien mengeluh sulit
analgesic yang disukai untuk tidur setelah operasi
mencapai analgesia optimal
T : MenDokumentasikan respon
terhadap analgesic dan efek yang A:
tidak diinginkan
R : Respon pasien terhadap obat Masalah belumteratasi
11:50
cukup baik, tidak ada tanda-tanda
alergi obat dan respon tak
diinginkan lainnya

Pemantauan nyeri (1.08242) P:


11:15 Terapeutik
T : MengAtur interval 11:55
pemantauan nyeri sesuai kondisi Lanjutkan intervensi
pasien, tiap 2 jam sekali
T : MenDokumentasikan hasil
pemantauan
R : dilakukan pemantauan tiap 8
jam sekali untuk melihat
perkembangan pasien dan lukanya
dan mencatat dalam buku
Teknik distraksi (1.08247)
Observasi
11:20 T : mengIdentifikasi penggunaan
Teknik distraksi yang tepat
R : Pasien dilakukan distraksi
menonton tv dan mendengarkan
music religi

Terapeutik
T : MengGunakan Teknik
distraski (membaca buku,
menonton televisi, mendengar
music dll)
R : Pasien kooperatif dalam
melakuakn Tindakan distraksi

Perawatan luka (1.4564)


11:25 Observasi
T : MeMonitor karakteristik luka
dan tanda tanda infeksi
R : Kondisi luka cukup baik
dengan tepi luka tidak mengalami
infeksi.
11:30
Terapeutik
T : MemPertahankan Teknik steril
saat perawatan luka, berikan salep
yang sesuai
T : MemBersihkan dengan cairan
NaCl
T : MenJadwakan perubahan
posisi tiap 2 jam
R : pasien kooperatif selam
Tindakan dan diberikan teknik
aseptic , membersihkan luka dan
memberikan salep kepada pasien,
melatih pasien untuk melakukan
ubah posisi taip 2 jam
11:35
Kolaborasi
T : MengKolaborasikan
penggunaan antibiotic jika perlu
R : pasien diberikan antibiotic
Cefotaxim IV 3 kali sehair @ 12
gram/hari

Anda mungkin juga menyukai