LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE OPERASI LAPARATOMI
HEPATEKTOMI
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
2
PRESENTASI KASUS
Laki laki berusia 76 tahun dengan Riwayat Hepatitis C dan pemeriksaan USG
menunjukkan kemunculan HCC dengan ukuran 22 mm di segmen 4 hati
Petanda Nilai normal Nilai Pasien Interpretasi
Bilirubin 0,1-0,3 mg/dL 0,2 mg/dL Meningkat bila terjadi gangguan
direk ekskresi bilirubin terkonjugasi
Bilirubin 0,2-0,7 mg/dL 0,5 mg/dL Meningkat pada keadaan
indirek hemolisis dan sindroma gilbert
SGPT/ALT 5-35 IU/L 53 IU/L Meningkat>100x)padakerusakan
hepatoseluler, dan spesifik untuk
kerusakan sel hati dibanding
AST
SGOT/AST 5-40 IU/L 58 IU/L Rasio SGPT/SGOT >2,
menunjukkan
kecendrungan penyakit hepatitis
alkoholik
Albumin 3,5 - 4,5 g/L 2 g/L Menurun pada penyakit hati
kronis, dan
untuk menilai tingkat keparahan
Waktu 9,5–13,5 11 Fungsi sintesis hati, sangat
prothrombin sensitif terhadap
defisiensi faktor
pembekuan, defisiensi
vitamin K akan mempunyai
efek dalam memperpanjang
waktu protrombin
Cadangan hati pasien cukup untuk dilakukan reseksi hati, namun pasien memilih
untuk mengajali PBT (Proton Beam Therapy) karena mengalami ganggaun pada
jantungnya, PBT telah dilakukan selama 7 bulan dan telah diberiak 10 fraksi tanpa
toksikasi melebihi grade 1. CT scan setelah PBT menunjukkan tumor mengalami
kenaikan menjadi 27 mm dan mengalami atropic dan volume lebih rendah dari
sbelumn PBT, selain itu muncul nodul kecil pada segmen 5 dan 6 bagian marginal
tumor ditunjukan pada gambar 1 e dan f. olehkarena itu pasien direncanakan tindakan
pembedahan hepatectomy pada segmen 4.
Pasien telah menjalani tindakan operasi dengan baik, perjalanan klinis pasien setelah
operasi berjalan normal.
4
Pemeriksaan Laboratorium
Petanda Nilai normal Nilai Pasien Interpretasi
Bilirubin 0,1-0,3 mg/dL 0,2 mg/dL Meningkat bila terjadi gangguan
direk ekskresi bilirubin terkonjugasi
Bilirubin 0,2-0,7 mg/dL 0,5 mg/dL Meningkat pada keadaan
indirek hemolisis dan sindroma gilbert
SGPT/ALT 5-35 IU/L 53 IU/L Meningkat>100x)padakerusakan
hepatoseluler, dan spesifik untuk
kerusakan sel hati dibanding
AST
SGOT/AST 5-40 IU/L 58 IU/L Rasio SGPT/SGOT >2,
menunjukkan
kecendrungan penyakit hepatitis
alkoholik
Albumin 3,5 - 4,5 g/L 2 g/L Menurun pada penyakit hati
kronis, dan
untuk menilai tingkat keparahan
Waktu 9,5–13,5 11 Fungsi sintesis hati, sangat
prothrombin sensitif terhadap
defisiensi faktor
pembekuan, defisiensi
vitamin K akan mempunyai
efek dalam memperpanjang
waktu protrombin
Pemeriksaan Radiologis
17
18
Pembentukan nodul
Pasien mengatakan
dysplastic / maligna
takut mengalami cedera
berulang setalah Hepatocelular Carcinoma
tindakan PBT dilakukan (HCC)
dan akan dilakukan
operasi Kerusakan sel-sel dan
ductus intra hepatic
DO :
Penekanan terhadap sel
Pasien nampak meringis syaraf pada hati
TD : 125/85 mmHg
N : 100 x / menit
R : 30 x / menit
S : 37,3 derajat celcius
Pemeriksaan
Laboratorium :
Aminostransferase
41
aspartate : 58 IU/L
Alonin
Aminostransferase : 53
IU/L
Prothrombin time : 10
second
Alfa-fetoprotein : 10
ng/mL
CT-Scan menunjukan
tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati
Rabu, 19 Mei DS : Faktor risiko dan Hipervolemia
2021 Pasien mengeluh perut pencetus : HBV, HCV,
dan kedua kaki Sirosis Hati, Alfatoksin,
mengalami DM
pembengkakan
Pembentukan oncogene ( c-
Pasien mengeluh sesak MYC, TERT, CTNNB1
nafas karena dll) dan tumor supresor
pembengkakan pada (PRB, P53, AXIN dll)
perut
Pembentukan nodul
dysplastic / maligna
DO : Hepatocelular Carcinoma
(HCC)
Pitting edema (+)
42
sulit berkonsentrasi
karena memikirkan Pembentukan nodul
operasi dysplastic / maligna
Hepatocelular Carcinoma
DO : (HCC)
CT-Scan menunjukan
tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati
Kamis , 19 DS : Faktor risiko dan Risiko hiportermia
Mei 2021 Sebelum operasi pencetus : HBV, HCV, perioperatif
dimulai pasien Sirosis Hati, Alfatoksin,
mengeluh kedinginan DM
Pembentukan oncogene ( c-
DO : MYC, TERT, CTNNB1
dll) dan tumor supresor
Suhu lingkungan kamar (PRB, P53, AXIN dll)
operasi pasien : 20
Pembentukan nodul
derajat celcius
dysplastic / maligna
Suhu tubuh pasien :
36,4 Hepatocelular Carcinoma
(HCC)
BB pasien 65 kg, IMT
22,3 normal cenderung Kerusakan sel-sel dan
kurang ductus intra hepatic
mg/dL perioperatif
Prothrombin time : 10
second
Alfa-fetoprotein : 10
ng/mL
CT-Scan menunjukan
tumor hipervaskular
tanpa invasi pembuluh
darah skoplik makro di
segmen 4 lobus kiri hati
47
Terapeutik
Hindari penggunaan produk aspirin
Berikan asupan cairan adekuta
Lakukan tindakan perawatan rambut
Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian antiemetic
untuk menangani efek samping
Terapeutik
Posisikan semi fowler
Berikan oksigen
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksaisi (1.09326)
rencana Tindakan operasi : keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
Krisis situasional (D.0080) diharapkan tingkatan ansietas Identifikasi penurunan tingkat
menurun (L.09093).Dengan energi, ketidakmampuan
nkriteria hasil berkonsentrasi, Teknik yang ingin
Verbalisasi kebingungan dan digunakan
khawatir menurun
Perilaku gelisah menurun Terapeutik
Perilaku tegang menurun Ciptakan lingkungan yang tenang
Pola tidur membaik dengan pasien , berikan informasi
TTV dalam batas normal terkait prosedur,
TD ( 100/70 – 120/80 mmHg) Gunakan pakasian longgar
N (80-100 x/menit) Gunakan nada suara yang lembut
R (16-20 x/menit) Lakukan Teknik relaksasi
S (36,5 – 37,5 derajat celcius)
Edukasi
Informasikan tujuan dan manfaat
tindakan relaksasi dan ajarkan
melakukan secara mandiri
Terapeutik
Ambil sampel untuk pemeriksaan
penunjang darah
Puasakan minimal 6 jam sebelum
memulai pembedahan
Bebaskan area operasi dari rambut
Pastikan kelengkapan dokumen
pasien, transfer ke kamar operasi
Edukasi
Informasikan tujuan dan manfaat
tindakan operasi, jelaskan waktu
puasa dan pemberian obat pre
medikasi bila ada
Latih Teknik mengurangi nyeri
pasca operasi
Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian obat
sebelum pembedahan (antibiotic,
antihipertensi, antidiabetic) sesuai
indikasi
Kooordinasikan dengan ahli gizi
terkait diet dan puasa
Koordinasikan dengan perawat
kamar beda
2. Intervensi Keperawatan Intra Operasi
Terapeutik
Bersihkan area insisi dengan tepat
Usap area insisi dari daerah yang
bersih menuju kurang bersih
Berika salep antiseptic jika perlu
Ganti balutan sesuai jadwal
Edukasi
Infomasikan hasil pemantauan
Terapeutik
Pilih metode kompres untuk pasin
yang mudah didapat (misal, botol
selimut hangat, )
Pilih lokasi kompres
Balut kompres dengan kain
pelindung
Edukasi
Anjurkan untuk melakukan kompres
hangat secara mandiri sesuai kondisi
pasien
Terapeutik
Berikan privasi sesuai pilihan
Sesuaikan ketinggian tempat tidur
sesuai kebutuhan
Hangatkan tubuh pasien (aether bed)
Berikan dukungan emosional pada
pasein dan keluarga
Berikan oksigen
Ambil laporan dari ruang operasi
Edukasi
Latuh Teknik nafas dalam dan batuk
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian meperidine
untuk pencegahan menggigil pasca
anaestesi
3. Intervensi Keperawatan Pasca Operasi
Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian analgesic
Terapeutik
Pertahankan Teknik steril saat
perawatan luka, berikan salep yang
sesuai
Bersihkan dengan cairan NaCl
Jadwakan perubahan posisi tiap 2
jam
Kolaborasi
Kolaborasikan penggunaan antibiotic
jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Edukasi O:
08:10 T : Menjelaskan strategi 09:25
mengendalikan nyeri Pasien nampak meringis
T : Mengajarkan penggunaan
analgetic secara tepat
R : Pasien kooperatif dan mengerti
edukasi yang diberikan Pasien mengalami
gangguan pola tidur (jam
Kolaborasi tidur berkurang )
08:15
T : Mengolaborasikan pemberian analgesic
: Ketorolac 10 mg IV 3 kali sehari
R : pasien dilakukan pemberian Pasien nampak anoreksia
analgesic : Ketorolac 10 mg IV 3 kali (tidak mau makan dan
sehari
tidak menghabiskan
makanannya)
Pemberian analgesic (1.08243)
08:20 Terapeutik
T : Mendiiskusikan jenis analgesic TD : 125/85 mmHg
yang disukai untuk mencapai
N : 100 x / menit
analgesia optimal
T : Mendokumentasikan respon R : 30 x / menit
terhadap analgesic dan efek yang
tidak diinginkan S : 37,3 derajat celcius
R : pasien dilakukan pemberian
analgesic : Ketorolac 10 mg IV 3 kali
sehari, dokumentasi 6 benar pemberian Pemeriksaan
obat
Laboratorium : tidak
mengalami perubahan
Pemantauan nyeri (1.08242) 09:30 A:
Terapeutik
08:25 T : Mengatur interval pemantauan Masalah belu teratasi
nyeri sesuai kondisi pasien, tiap 2
09:35 P:
jam sekali
T : Mendokumentasikan hasil Lanjutkan intervensi
pemantauan
R : Intervak dilakukan tiap 8 jam
sekali karena persiapan operasi,
sehingga TTV diupayakan dalam
keadaan normal, dokumentasikan
PQRST dengan lengkap
08:28
Teknik distraksi (1.08247)
Observasi
T : Mengidentifikasi penggunaan
Teknik distraksi yang tepat
Terapeutik
T : Menggunakan Teknik distraski
(membaca buku, menonton televisi,
mendengar music dll
R : Pasien dilakukan distraksi dengan
menonton televisi dan mendengarkan
music keagamaan.
09:10
Pemantauan respirasi ( 1.01014)
Observasi
T : MeMonitor pola nafas
T : MeMonitor bunyi nafas
tambahan
T : MengAtur interval pemantauan
T : MenDokumentasikan
pemantauan secara baik
R : pola nafas pasien masih sesak
dengan RR sebesar 25 x/menit,
bunyi nafas vesikuler dilakukan
pemantauan tiap 8 jam sekali,
mendokumentasikan dalam buku
keperawtan
09:15
Pengaturan posisi (1.01019)
Terapeutik
T : Memosisikan semi fowler
Berikan oksigen
R : Pasien kooperatif diposisikan ke
semi fowler
Rabu, 19 Mei 2021 Ansietas 09:20 Terapi relaksaisi (1.09326) 10:00 S:
berhubungan Observasi
dengan rencana T : MengIdentifikasi penurunan Pasien mengatakan
Tindakan tingkat energi, ketidakmampuan merasa khawatir dengan
operasi : Krisis berkonsentrasi, Teknik yang ingin kondisi kanker dan
situasional digunakan tindakan operasi yang
(D.0080) R : Teknik yang digunakan adalah akan dilakukan
relaksasi nafas dalam
09:45 Edukasi
T : MengInformasikan tujuan dan
manfaat tindakan operasi, jelaskan
waktu puasa dan pemberian obat pre
medikasi bila ada
T : MeLatih Teknik mengurangi
nyeri pasca operasi
R : Pasien memahami dan mengerti
edukasi yang diberikan
09:50 Kolaborasi
T : MengKolaborasikan pemberian
obat sebelum pembedahan
(antibiotic, antihipertensi,
antidiabetic) sesuai indikasi
T : MengKooordinasikan dengan
ahli gizi terkait diet dan puasa
T : MengKoordinasikan dengan
perawat kamar beda
R kolaborasi dan koordinasi sudah
dilakuakn dan berjalan dengan baik
2. INTRA OPERASI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Terapeutik
10:30 Atur interval waktu pemantauan
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Terapeutik
T : MemBersihkan area insisi dengan
10:45 tepat
T : MengUsap area insisi dari daerah
yang bersih menuju kurang bersih
T : MemBerika salep antiseptic jika
perlu
T : MengGanti ba;utan sesuai jadwal
R : pasien dilakukan tindakan
operasi dengan baik sehingga tanda
dan gejala infeksi dan perdarahn
tidak terjadi
Edukasi
T : Menginfomasikan hasil
pemantauan
R : Hasil pemantauan cukup baik ,
tanda-tanda perdarahan dan infeksi
tidak ada, curah jantung dan indeks
jantung dalam keadaan baik
Frekuensi dan irama jantung nirmal
Terapeutik
T : Memilih metode kompres untuk
pasin yang mudah didapat (misal,
botol selimut hangat, )
R : Menggunakan selimut hangat dan
aether bed
T : Memilih lokasi kompres
R : Lokasi kompres pada bagian
kepala, lengan, kaki, posisi distal,
dan daerah yang oaling dekat
terpapar AC
Edukasi
T : Mengsnjurkan untuk melakukan
kompres hangat secara mandiri
sesuai kondisi pasien
R : Pasien menegrti dan akan
melakukan kompres hangat secara
mandiri
Terapeutik
T : memberikan privasi sesuai
pilihan
R : Pasien diberikan privasi
T : Menyesuaikan ketinggian tempat
tidur sesuai kebutuhan
R : Pasien diposisikan tidak terlalu
tinggi untuk memudahkan proses
keperawatan
T : Menghangatkan tubuh pasien
(aether bed)
R : Pasien diberikan aether bed
untuk menghangatkan
T : Memberikan dukungan
emosional pada pasein dan keluarga
R : Pasien dan keluarga cukup
senang diberikan dukungan
emosional dan merasa lebih baik
T : Memberikan oksigen
R : Pasien diberikan oksigen 2 lpm
T : mengambil laporan dari ruang
operasi
R : laporan diberikan kepada pasien
untuk diberikan ke ruangan
Edukasi
T : MeLatih Teknik nafas dalam dan
batuk
R : pasien diberikan Teknik nafas
dalam dan batuk efektik
Kolaborasi
T : Mengolaborasi pemberian
meperidine untuk pencegahan
menggigil pasca anaestesi
R : Pasien diberikan obat meperidine
Hari/Tgl/Shift No. DK Jam Implementasi Tindakan dan Respon Paraf Jam Evaluasi Paraf
(SOAP)
Jumat , 21 Mei Nyeri akut 10:50 Manajemen nyeri (1.08230) 11:40 S:
2021 berhubungan dengan
Observasi Pasien mengatakan
agen pencedera
T : MengIdentifikasi pengaruh mengaluh nyeri dengan
mekanik (D.0077)
nyeri pada kualitas hidup skala 5-6 (0-10 skala
T : MengIdentifikasi pengaruh numerik).
budaya terhadap nyeri
R : Respon nyeri terhadap
oengaruh kualitas hidup pasien Pasien mengeluh nyeri
cukup baik dari sebelumnya setelah operasi
dikarenakan sudah terlepas dari
operasi namun tetap khawatir soal
kesembuhannya O:
11:45
10:55 Terapeutik
T : memberikan Teknik non
farmakologis Pasien nampak meringis,
T : MengoKontrol lingkungan memegangi daerah
pasien operasi (protektif)
R : Pasien kooperatif saat diberi
Tindakan relaksasi
Pengukuran skala nyeri 5-
Edukasi 6 (0-10 skala numerik).
10:58 T : MenJelaskan strategi
mengendalikan nyeri
T : MengAjarkan penggunaan
analgetic secara tepat Pasien nampak anoreksia
R : Pasien memahami dan (tidak mau makan dan
mengerti tindakan manajemen tidak menghabiskan
nyeri makanannya)
11:00 Kolaborasi
T : Mengolaborasikan pemberian
analgesic TD : 130/90 mmHg
R : pasien dilakukan pemberian N : 105 x / menit
analgesic : Ketorolac 10 mg IV 3 kali
sehari R : 25 x / menit
S : 37,3 derajat celcius
11:10 Pemberian analgesic (1.08243)
Terapeutik
T : MenDiskusikan jenis Pasien mengeluh sulit
analgesic yang disukai untuk tidur setelah operasi
mencapai analgesia optimal
T : MenDokumentasikan respon
terhadap analgesic dan efek yang A:
tidak diinginkan
R : Respon pasien terhadap obat Masalah belumteratasi
11:50
cukup baik, tidak ada tanda-tanda
alergi obat dan respon tak
diinginkan lainnya
Terapeutik
T : MengGunakan Teknik
distraski (membaca buku,
menonton televisi, mendengar
music dll)
R : Pasien kooperatif dalam
melakuakn Tindakan distraksi