TINJAUAN TEORITIS
BPH adalah suatu kondisi yangs sering terjadi sebagai hasil dari
uretra, BPH merupakan kondisi yang patologis yang terjadi pada pria.
9
10
dipengaruhi usia.
Sumber : http://www.ipkeperawatan.com
gram dan Panjang 2,5 cm yang terletak pada uretra posterior. Dibagian
prostat terdiri dari lima lobus yaitu anterior, posterior, median, lateral
kanan dan lateral kiri. Sedangkan menurut McNeal, prostat terbagi atas
zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona anterior, dan zona
preprostatik sfingter.
bila terjadi cedera. Prostat juga dapat diraba pada pemeriksaan colok
Kelenjar ini ditembus oleh uretra dan kedua ductus ejakulatorius dan
(Sjamsuhidajat dkk,2012).
13
lapis sel, bagian basal adalah epitel kuboid yang ditutupi oleh lapisan
yang berbeda. Pertama adalah zona sentral yang meliputi 25% dari
volume elenjar. Kedua adalah zona perifer yang meliputi 70% dari
otot polos. Septa dari simpai ini menembus kelenjar dan membaginya
(Junqueira,2007).
15
seperti susu yang mengandung kalsiom, ion sitrat, ion fosfat, enzim
menambah semen lebih banyak lagi. Sifat cairan prostat yang sedikit
cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil
2008;Sherwood, 2012).
BPH secara pasti belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesis
telah terjadi pada pria usia sekitar 30-40 tahun, bila perubahan
Kedokteran, 2000).
17
DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth
5a-reduktase
Testosteron Dihidrotestodteron
NADPH NADP
jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada
banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel prostat pada BPH lebih
hiperplasi prostat.
stroma dan epitel dari kelenjar prostat. Kematian sel (apoptosis) pada
baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang. Berkurang nya jumlah
dengan sel yang bernama steam sel, yaitu sel yang mempunyai
Prevention Trial (PCPT), yang terdaftar 18.880 pria berusia lebih dari 50
tahun, tingginya konsumsi daging merah dan diet tinggi lemak dapat
yang terdaftar 43.083 klien laki-laki, intensitas latihan itu terkait dengan
30% lebih kecil kemungkinan terjadi gejala BPH, 40% lebih kecil
dengan pria yang tidak mengkonsumsi alcohol (Yoo & Cho, 2012).
22
Symptom Score (PSS). Derajat ringan skor 0-7, sedang 8-19, dan berat
skor 20-35 (Sjamsuhidayat dkk, 2012). Selain itu ada juga yang membagi
Tabel 2.1
Derajat Penyakit BPH
Sisa Volume
Derajat Colok Dubur
Urine
Penonjolan
I prostat atas, atas < 50 ml
mudah diraba
Penonjolan
II prostat jelas, batas 50 – 100 ml
atas dapat dicapai
Batas atas prostat
III ➢ 100 ml
tidak dapat diraba
Batas ats prostat Retensi urin
IV
tidak dapat diraba total
Sumber : Sjamsuhidayat dkk, 2012
Tabel 2.2
Skor Internasional gejala-gejala Prostat WHO (IPSS)
Lebih
Tidak <1 >5
Keluhan pada 15 dari Hampir
sama sampai sampai
bulan terakhir kali 15 selalu
sekali 5 kali 15 kali
kali
Adakah anda
merasa buli-
buli tidak 0
kosong setelah
buang air kecil
23
Berapa kali
anda hendak
buang air kecil 5
lagi dalam 0 1 2 3 4
waktu 2 jam
setelah buang
air kecil
Berapa kali
terjadi kencing 5
berhenti 0 1 2 3 4
setelah buang
air kecil
Berapa kali
anda tidak 5
dapat menahan 0 1 2 3 4
keinginan
buang air kecil
Berapa kali
arus air seni 5
lemah sekali 0 1 2 3 4
sewaktu buang
aair kecil
Berapa kali
terjadi anda
mengalami 5
kesulitan 0 1 2 3 4
memulai buang
air kecil (harus
mengejan)
Berapa kali
anda bangun 5
untuk buang air 0 1 2 3 4
kecil diwaktu
malam
Andaikata hal
yang anda
alami sekarang
akan tetap 5
0 1 2 3 4
berlangsung
seumur hidup,
bagaimana
perasaan anda
Jumlah Nilai:
0 = baik sekali
1 = baik
2 = kurang baik
3 = kurang
4 = buruk
5 = buruk sekali
buli halus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi
tersebut, oleh klien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah
(Purnomo, 2012).
buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua
muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke
ureter atau terjadi refluks vesikoureter, keadaan ini jika berlangsung terus
untuk memperbesar jalan keluar urin, dilatsi balon pada prostat untuk
adalah 2:1, pada BPH, rasio nya menjadi 4:1 hal ini menyebabkan pada
stroma (yang hanya berisi sel stroma). Nodul awal yang berkembang pada
jaringan fibrosa dan beberapa otot polos. Pada beberapa kasus, nodul
epitel. Kurang nya unsur kelenjar di nodul stroma BPH dan pengamatan
Risiko perdarahan
Penyempitan Penekanan serabut post TURP TURP
lumen ureter serabutsaraf
prostatika (nyeri) pre TURP
Risiko Kurang
infeksi
Rangsangan
informsasi
post TURP syaraf nyeri
terhadap
Terbentuknya pembedahan
sakula/trabekular
Refluks urine
Hidronefrosis
mengidap kelainan ini. Hal ini dikarenakan BPH mengenai bagian dalam
(Kumar, 2007).
keparahan dari keluhan pada saluran kemih bagian bawah beberapa ahli
2012).
30
menyangkut kualitas hidup diberi nilai 1-7. Dari skor IPSS itu dapat
penuh, yaitu pada saat cuaca dingin, menahan kencing terlalu lama,
bagian atas berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan
penuh dan teraba massa kristus di daerah supra simfisis akibat retensi
dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul, sedangkan pada karsinoma
ada beberapa tanda dan gejala ,diantaranya adalah nyeri panggul dan
yang terasa nyeri dan nyeri pasca ejakulasi di rectum dan anus, gejala
akan membentuk batu batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan
2010).
dari endapan urin ini mengiritasi dan dapat menyebabkan luka pada
ini lanjut terlihat pada terjadinya hematuria makros (darah pada urin).
2.1.11.2 Urinalisa
sel leukosit, eritrosit, bakteri dan infeksi. Bila terdapat heaturi harus
Sumber : duniakeperawatan92.com
35
dari BPH, dalam hal ini jika kadar PSA tinggi berarti pertumbuhan
pada kadar PSA 0,2-1,3 ng/dl laju adalah 0,7 mL/tahun, sedangkan
pada kadar PSA 1,4-3,2 ng/dl sebesar 2,1 mL/tahun, dan kadar PSA
3,3-9,9 ng/dl adalah 3,3 mL/tahun. Kadar PSA didalam serum dapat
pada prosatat (biopsi prostat atau TURP), pada retensi urin akut,
(IAUI,2003).
keganasan. Bila nilai PSA < 4 ng/ml tidak perlu biopsi. Sedangkan
(17%), dan mortalitas menjadi enam kali lebih banyak. Klien LUTS
jika kadar kreatinin serum normal dan sebanyak 18,9% jika terdapat
2.1.11.5 Uroflometri
dan lama pancaran. Nilai Qmax dipengaruhi oleh: usia, jumlah urin
Oleh karena itu hasil uroflometri menjadi bermakna jika volume urin
beberapa kali. Untuk menilai ada tidak nya BOO sebaiknya dilakukan
kreatinin serum.
BPH, derajat disfungsi buli, dan volume residu urin. Dari foto polos
residu urin dan batu ginjal. Pada pemeriksaan USG kelenjar prostat,
zona sentral dan perifer prostat terlihat abu-abu muda sampai gelap
pada prostat laki-laki muda. Akan tetapi dapat menjadi 90% bagian
Hal tersebut dapat dilihat melalui TRUS. Selain itu melalui TAUS,
dapat dilihat terdapat pembesaran lobus median prostat kea rah intra-
2018 adalah
39
prostat dan jumlah urin residu, menentukan lokasi lesi yang tidak
(Dongoes, 2018)
2018)
(Dongoes, 2018)
skor IPSS < 8 dan >8 terapi gejala LUTS tidak mengganggu aktivitas
Purnomo, 2012).
a. Penghambat adrnergik α
2000)..
Kedokteran, 2000)..
C. Fitoterapi
sampai berat, volume prostat kurang dari 90 g dan pasien cukup sehat
Kedokteran, 2000).
2000).
2000).
44
c. Kebutuhan makanan.
f. Kebutuhan aktivitas.
h. Kebutuhan seksual.
2.1.13.2 Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety and Security Needs).
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari
meliputi:
infeksi.
c. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru ata asing.
2.1.13.3 Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (Love and Belonging Needs).
c. Kehangatan.
d. Persahabatan.
lingkungan sosial.
46
b. Kompeten.
2.1.13.5 Kebutuhan aktualisasi diri (Need for Self Actualization). Kebutuhan ini
meliputi :
potensi diri).
c. Tidak emosional.
e. Kreatif.
diri pada klien dengan BPH dapat pula terganggu salah satunya
sistem perkemihan: BPH yaitu retensi urin, nyeri akut, risiko kekurangan
2017)
tidak ada.
(mis., distensi kandung kemih, kolik ginjal, infeksi kemih dan terapi
radiasi)
a. Subjektif : Haus
50
hiperaldosteronisme)
2.2.4 Ansietas
suara tergetar,
berkemih
konsep diri, konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup
2.2.5.1 Definisi:Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu
performa uji tidak akurat, perilaku yang tidak sesuai atau berlebihan
satu aspek penting dalam proses keperawatan. Hal itu sangat penting agar
2.3.1.1 Identitas
seperti: buang air kecil tidak lancer, pancaran urin lemah, urin selalu
tersisa, dll. Nyeri juga dapat terjadi pada kondisi pasien BPH
klien
gelisah, marah dan fikus pada diri sendiri. Pada pasien pre TURP dapat
kesehatan dapat menjadi support sistem yang baik bagi klien yang akan
dengan kebiasaan di rumah sakit. Hal ini yang perlu dikaji klien dengan
BPH meiputi:
Pada klien dengan BPH dapat terjadi perubahan pada pola BAK
c. Istirahat dan tidur: kaji lamanya tidur siang dan malam. Klien
hygiene
a. Keadaan Umum
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Kardiovaskular
pascaoperasi.
Kaji juga nadi perifer, waktu pengisian kapiler, dan warna serta
pre TURP.
d. Sistem Pencernaan
f. Sistem Persarafan
g. Sistem Muskuloskeletal
bagian bawah
pasca TURP.
h. Sistem Integumen
akan terhindar dari lecet atau luka terutama apabila kulit pasien
59
menunjukkan infeksi dan bakteri sel darah putih dan sel darah
PSA < 4 ng/ml tidak perlu biopsy. Sedangkan bila nilai PSA 4-10
PSA serum dibagi dengan volume prostat. Bila PSAD > 0,15,
> 10ng/ml
diukur beberapa kali. Untuk menilai ada tidak nya BOO sebaiknya
(Hapsari, 2010)
TURP
62
TURP secara definisi tidak ada perbedaan. Hanya saja pada post TURP
2.3.3.1 Identitas
Identitas klien pada post TURP secara garis besar sama dengan
pengkajian identitas pada pre TURP. Identitas dipakai setiap tahap dari
pre, intra dan post TURP sebagai identitas klien dan verifikasi terhadap
kebenaran klien.
Nyeri pada bagian pangkal penis atau daerah uretra yang dilakukan
TURP
dapat memberi dorongan pada klien untuk cepat pulih dari kondisi Post
TURPnya.
dan keyakinan klien akan kesembuhan nya dan secara umum klien
yang dilakukan,
bandingkan dengan kebiasaan sebulum TURP. Hal ini yang perlu dikaji
Pada klien dengan BPH post TIRP dapat terjadi perubahan pada
c. Istirahat dan tidur: kaji lamanya tidur siang dan malam. Pada post
TURP perlu banyak istirahat dan jam tidur yang cukup untuk proses
penyembuhan.
a. Keadaan Umum
semula.
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Kardiovaskular
Klien dengan post TURP perlu dikaji TTV, denyut dan irama
d. Sistem Pencernaan
dan observasi. Obsevasi warna dan bau urin klien, kontrol juga
f. Sistem Persarafan
g. Sistem Muskuloskeletal
Perlu dikaji kekuatan otot klien, dengan kondisi klien post TURP
anastesi
67
(Hapsari, 2010).
(TURP)
Tabel 2.4
Intervensi Keperawatan Pre dan Post TURP
Perencanaan
Diagnosa
No.
keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan eliminasi Tujuan Umum: 1. Lakukan penilaian kemih 1. Untuk mengatahui status
urin berhubungan yang komprehensif (misal keparahan pengeluaran urin
dengan obstruksi uretra Pengeluaran urin baik output urin, pola berkemih,
sekunder dari selama persiapan fungsi kognitif)
pembesaran prostat TURP
2. Sediakan waktu yang 2. Menilai pengeluaran dan
(Pre TURP ) Menunjukkan cukup untuk pengosongan pengsosongan urin.
eliminasi urin selama kandung kemih (10 menit)
DS :
persiapan TURP
- Klien mengatakan
Tujuan Khusus: 3. Memasang kateter urin. 3. Memfasilitasi pengeluaran urin
kesulitan dalam
mengeluarkan urin pada klien.
Setelah dilakukan
- Klien mengatakan tindakan keperawatan 4. Memantau pemasukan dan
nyeri saat berkemih 4. Mengetahui keseimbangan
selama 1 x 24 jam pengeluaran urin klien.
menunjukkan cairan klien
70
- Klien mengatakan eliminasi urin baik 5. Ajarkan klien tentang tanda 5. Membuat pasin paham akan
berkeinginan untuk dengan kriteria hasil: dan gejala infeksi saluran pemeliharaan eliminasi dan
miksi tetapi tidak kemih melaporkan apabila tanda
terkontrol gejala muncul untuk diatasi
- Secara subyek klien
dapat mengontrol
DO : pengeluaran urin
- Klien nampak - Tidak ada residu urin
>100-200 cc
sering berkemih
- Klien tidak dapat - Tidak ada hematuria
mengontrol kencing - Balance cairan
nya seimbang
- Klien Nampak - Protein, glukosa,
sering berkemih keton, pH, dan
pada malam hari elektrolit urin dalam
- Retensi urin batas normal
2. Nyeri akut berhubungan Tujuan Umum 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Sebagai tolak ukur fungsi tubuh
dengan peregangan dari klien
terminal saraf, dysuria, Nyeri berkurang atau 2. Kaji skala nyeri dengan
resistensi otot prostat. hilang selama pendekatan PQRST 2. Pendekatan komprehensif untuk
persiapan TURP menentukan rencana intervensi
71
(Pre TURP) Tujuan Khusus : 3. Atur posisi ternyaman klien 3. Posisi yang nyaman dapat
Setelah dilakukan menghindari pergerakan yang
DS : 4. Ajarkan tehnik relaksasi : dapat membuat nyeri
tindakan keperawatan Tehnik nafas dalam 4. Mengalihkan perhatian klien
- Klien mengatakan selama 1x24 jam nyeri terhadap nyeri kehal-hal yang
nyeri pada saat miksi berkurang/hilang atau menyenangkan
beradaptasi dengan 5. Kolaborasikan pemberian
DO : kriteria hasil: analgetik 5. Analgetik akan memblok
lintasan nyeri sehingga nyeri
- Klien Nampak - Secara subjektif akan berkurang
meringis nyeri berkurang
- Skala nyeri klien atau dapat
dirasakan antara 3-4 beradaptasi dengan
(1-5) dan 7-9 (0-10) sakla 3 (1-10)
- Adanya perubahan - Tanda-tanda vital
tanda-tanda vital dalam rentang
- Klien nampak normal
melokalisir nyeri ( Tekanan darah
pada daerah pangkal 120/80 mmHg
penis) Nadi 60-100
x/menit
RR 16-20 x/menit
- Mampu
mengontrol nyeri
72
(tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan
tehnik
farmakologi)
3. Ansietas berhubungan Tujuan Umum 1. Kaji tanda verbal dan 1. Reaksi verbal atau nonverbal
dengan prosedur :Ansietas berkurang nonverbal ansietas, dapat menunjukkan rasa
penatalaksanaan atau hilang selama dampingi klien, dan agitasi, marah, dan gelisah.
tindakan TURP persiapan TURP lakukan tindakan bila klien
menunjukkan perilaku
(Pre TURP) Tujuan Khusus : merusak.
- Klien mengalami ansietas berkurang 5. Beri penjelasan tentang kekhawatiran yang tidak
peningkatan pada atau hilang jaminan kesehatan:BPJS diekspresikan.
TD, RR dan nadi
- Klien nampak 5. Mengurangi cemas dalam
gelisah saat status ekonomi.
persiapan TURP
4. Nyeri akut berhubungan Tujuan Umum 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Sebagai tolak ukur fungsi tubuh
dengan cedera jaringan klien
lunak bedah urogenital, Nyeri berkurang atau 2. Kaji skala nyeri dengan
kerusakan hilang pendekatan PQRST 2. Pendekatan komprehensif untuk
neuromuscular pasca menentukan rencana intervensi
bedah TURP Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan 3. Atur posisi ternyaman klien
(Post TURP) tindakan keperawatan 3. Posisi yang nyaman dapat
selama 3x24 jam 4. Ajarkan tehnik relaksasi : menghindari pergerakan yang
DS : nyeri tehnik nafas dalam dapat membuat nyeri
berkurang/hilang atau
- Klien mengatakan beradaptasi dengan
nyeri pada daerah kriteria hasil: 4. Mengalihkan perhatian klien
pangkal penis terhadap nyeri kehal-hal yang
(daerah yang - Secara subjektif 5. Kolaborasikan pemberian menyenangkan
diTURP) nyeri berkurang analgetik
atau dapat
74
dan kerentanan invasi Tujuan Perawatan : 2. Pantau dan batasi 3. Menunjukkan kemampuan
bakteri Setelah dilakukan kunjungan secara umum, kekuatan otot, dan
merangsang pengambilan sistem
(Post TURP) tindakan keperawatan imun
selama 3 x 24 jam 3. Bantu perawatan diri dan
DS : setelah diberikan keterbatasan aktifitas sesuai
intervensi, klien tidak toleransi. Bantu program
- Klien mengatakan mengalami infeksi. latihan
mengatakan tidak
nyaman pada daerah Kriteria hasil :
yang telah dilakukan 1. Klien mengenal
TURP faktor-faktor risiko,
mengenal tindakan
DO : pencegahan atau
7. Ansietas berhubungan Tujuan Umum : 1. Kaji tanda verbal dan 1. Reaksi verbal atau nonverbal
dengan kemungkinan nonverbal ansietas, dapat menunjukkan rasa
perubahan dalam gaya Ansietas berkurang dampingi klien. agitasi, marah, dan gelisah.
hidup dan perubahan atau hilang
konsep diri post TURP 2. Mengurangi rangsangan
Tujuan Khusus : 2. Beri lingkungan yang eksternal yang tidak perlu.
(Post TURP) tenang dan suasana penuh
Setelah dilakukan istirahat.
DS : tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
- Klien mengatakan ansietas berkurang 3. Tingkatkan kontrol sensasi 3. Kontrol sensasi klien (dalam
khawatir akan Kriteria hasil: klien. mengurangi ketakutan) dengan
dampak jangka - Klien mengenal cara memberikan informasi
panjang prosedur perasaannya, dapat tentang keadaan klien.
TURP mengidedntifikasi 4. Berikan kesempatan klien
penyebab atau untuk mengungkapkan 4. Dapat menghilangkan
DO : faktor yang ansietasnya. ketegangan terhadap
memengaruhinya, kekhawatiran yang tidak
- Klien nampak dan menyatakan 5. Beri penjelasan tentang diekspresikan.
banyak melamun ansietas berkurang kondisi pasca TURP dan
- Klien mengalami atau hilang efek terhadap gaya hidup 5. Mengurangi cemas akibat
peningkatan pada dan konsep diri kekhawatiran perubahan gaya
TD, RR dan nadi
hidup dan perubahan konsep
-
diri pasca TURP
-
78
- Klien nampak
gelisah setelah
tindakan TURP
79
2.3.6 Implementasi
2.3.6.1 Tindakan adalah suatu hal yang perawat lakukan kepada klien sesuai dengan
kondisi klien dan perencanaan yang sebelumnya sudah dibuat untuk klien
tersebut.
2.3.6.2 Respon adalah sebuah ungkapan yang diutarakan klien atau keluargaya
2.3.7 Evaluasi
2.3.7.3 A: Analisa
2.3.7.4 P: Perencanaan