Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROJECT HERBAL MEDICINE

MEMBUAT SURVEY ETNOBOTANI

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr. Dayar Arbain,Apt

Disusun oleh
Nama : Ratih Purnamasari
NPM : 1943057062

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah meliputi berbagai jenis tumbuhan dan

berbagai sumber daya alam lain, termasuk suku bangsa dan budaya yang beragam pula. Setiap

kelompok masyarakat mempunyai pengetahuan sendiri dalam menggunakan tumbuhan yang ada

disekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan ini bukan saja untuk keperluan ekonomi dan nilai-nilai budaya

lainnya tetapi dapat digunakan sebagai obat (Rifai dan Waluya, 1992).

Obat merupakan zat yang dikonsumsi tubuh untuk mengurangi rasa sakit maupun

menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang diderita oleh manusia. Dewasa ini, obat dapat

dikelompokkan menjadi obat modern dan obat tradisional. Obat modern adalah obat yang dibuat dari

bahan sintetis atau kimiawi. Obat jenis ini biasanya diproduksi di perusahaan-perusahaan farmasi

dengan bahan kimia dan mempunyai satu keunggulan dibandingkan dengan obat tradisional, yakni

lebih steril, dan lebih cepat bereaksi. Sementara itu, obat tradisional yaitu obat- obatan yang

digunakan secara turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau

kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Obat ini dianggap

bermanfaat bagi kesehatan karena lebih mudah dijangkau masyarakat baik harga maupun

ketersediaannya, tidak terlalu menyebabkan efek samping, dan mudah dicerna oleh tubuh. Obat

tradisional merupakan obat yang terbuat dari tumbuhan herbal maupun buah- buahan dengan melalui

proses secara alami (Anonimous, 2014).

Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih

dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli

masyarakat. Obat tradisional (obat herbal) banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah

terutama dalam upaya pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan Kesehatan

(rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan


obat sangat berkembang pesat. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang kini

banyak diminati bukan saja dari kelezatannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh

(Anonimous, 2011a). Pengetahuan ini dipelajari dalam etnobotani (Prananingrum, 2007).

Etnobotani merupakan ilmu botani yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan

dalam keperluan hidup sehari-hari dan adat suku bangsa (Martin 2004). Pengetahuan tradisional yang

dimiliki setiap suku atau etnis tersebut, diwariskan secara turun-temurun, contohnya yaitu penggunaan

tumbuhan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit (Bodeker, 2000).

Palinggam adalah salah satu jalan yang berada di Kecamatan Padang Selatan, Kelurahan Pasa

Gadang, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. memiliki kekayaan pengetahuan

tradisional dalam bidang pengobatan tradisional atau jamu khususnya yang berkaitan untuk

menyembuhkan penyakit. Selain itu, Dusun ini memiliki keanekaragaman tumbuhan yang cukup

tinggi. Sebagian tumbuhan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat. Palinggam ini terletak di

sebrang Bukit dimana disana ada hutan dan perpohonan yang mendominasi penduduk disana.

Tanaman yang ada di sekeliling mereka menjadi suatu obat yang digunakan agar sembuh dari

penyakit yang di derita. Berdasarkan uraian tersebut memunculkan pertanyaan jenis tumbuhan apa

saja yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat di Palinggam, bagian apa saja yang digunakan, dan

bagaimana cara mengolah tumbuhan tersebut yang dimanfaatkan dalam usaha menunjang kesehatan

keluarga. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dibutuhkan suatu penelitian lebih mendalam

sehingga data-data yang dihasilkan akurat dan ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.

1. Spesies tumbuhan obat apa saja yang digunakan oleh masyarakat di Palinggam dalam usaha

menunjang kesehatan keluarga?


2. Bagian tumbuhan apa saja yang dapat digunakan oleh masyarakat di Palinggam dalam usaha

menunjang kesehatan keluarga?

3. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan obat oleh masyarakat di Palinggam dalam usaha

menunjang kesehatan keluarga?

4. Bagaimana pemanfaatan setiap spesies tumbuhan obat (herbal) oleh masyarakat di Palinggam

dalam usaha menunjang kesehatan keluarga?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mempelajari spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat di Palinggam dalam

usaha menunjang kesehatan keluarga.

2. Mempelajari bagian tumbuhan obat apa saja yang digunakan oleh masyarakat di Palinggam

dalam usaha menunjang kesehatan keluarga.

3. Mempelajari cara pengolahan tumbuhan obat oleh masyarakat di Palinggam dalam usaha

menunjang kesehatan keluarga.

4. Mempelajari pemanfaatan setiap spesies tumbuhan obat (herbal) oleh masyarakat di

Palinggam dalam usaha menunjang kesehatan keluarga.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang spesies-spesies tumbuhan yang berkhasiat

sebagai obat yang ada di Palinggam, sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat

khususnya generasi muda akan khasiat setiap spesies tumbuhan.

2. Menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berminat tentang objek penelitian ini

yaitu keanekaragaman tumbuhan obat.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian etnobotani tanaman sebagai obat

Pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia mengalami peningkatan selama

kurun waktu 35 tahun ini, bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan dasar yang terbatas

pada pangan, sandang dan perumahan, tetapi juga pada kebutuhan lain seperti ilmu

pengetahun, rekreasi dan sebagainya. Hal tersebut mendorong masyarakat melakukan banyak

upaya untuk memanfaatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati. Upaya tersebut mulai

dari inventarisasi, pemanfaatan, budidaya sampai dengan pelestariannya yang melibatkan

berbagai disiplin ilmu, diantaranya Taksonomi, Etnobotani dan Bioteknologi (hidup, 2000)

Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam

keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data

botani taksonomis saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang bersifat kedaerahan,

berupa tinjauan interpretasi dan asosiasi yang mempelajari hubungan timbal balik antara

manusia dengan tanaman, serta menyangkut pemanfaatan tanaman tersebut lebih diutamakan

untuk kepentingan budaya dan kelestarian sumberdaya alam (Darmono, 2007).

Menurut (martin, 1995) Etnobotani merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari

hubungan timbal-balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal dan alam lingkungannya

meliputi sistem pengetahuan tentang sumberdaya alam tumbuhan. Etnobotani merujuk pada

kajian interaksi antara manusia, dengan tumbuhan. Kajian ini merupakan bentuk deskriptif

dari pendokumentasian pengetahuan botani tradisional yang dimiliki masyarakat setempat

yang meliputi kajian botani, kajian etnofarmakologi, kajian etnoantropologi, kajian

etnoekonomi, kajian etnolinguistik dan kajian etnoekologi. (Tamim & arbain, 1995),

menyatakan istilah etnobotani dikemukakan pertama kalinya oleh Dr. J. W. Harshberger pada

tahun 1985 dan didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan

secara tradisional oleh suku bangsa yang masih primitif.

Secara Terminologi, etnobotani adalah studi yang mempelajari tentang hubungan

antara tumbuhan dan manusia. Dua bagian besar dari etnobotani ini adalah terbagi dalam dua
kata yaitu “etno” dan studi tentang manusia, “botani”, studi tentang tumbuhan. Jadi

etnobotani adalah studi yang menganalisis hasil dari manipulasi materil tanaman asli dengan

konteks budaya dalam penggunaan tanaman atau dinyatakan bahwa etnobotani melihat dan

mengetahui bagaimana masyarakat memandang dunia tumbuhan, atau memasukkan

tumbuhan ke dalam budaya dan agama mereka.

Masyarakat yang dimaksudkan adalah penduduk asli yaitu orang-orang yang

mengikuti tradisi atau kehidupan non industrial pada suatu daerah dan kemudian diturunkan

pada generasinya. Menurut (martin, 1995) etnobotani adalah bagian dari etnoekologi yang

memprioritaskan tumbuhan dalam bidang kajiannya. Ilmu etnobotani yang berkisar pada

pemanfaatan tumbuh-tumbuhan untuk kemaslahatan orang di sekitarnya, pada aplikasinya

mampu meningkatkan daya hidup manusia. Studi lanjutan dapat berfokus pada penggunaan

spesifik (pangan/makanan, ekonomi, banyak manfaat, pakan ternak, buah-buahan, obat-

obatan, kayu bakar, dll). Atau bisa juga dengan mencoba mengumpulkan sejumlah informasi

dilain musim. Atau memilih tumbuhan spesifik, contohnya cara perkembangbiakan beberapa

jenis tumbuhan liar untuk dibudidayakan. Ada berbagai hasil dari studi etnobotani yang

dilakukan. Diskusi bersama masyarakat tentang tanaman lokal bisa memunculkan kembali

nilai-nilai lama yang pernah didapatkan dari tanaman-tanaman tersebut, selanjutnya bisa

disampaikan gagasan-gagasan lain tentang manfaat tanaman tertentu berdasarkan kearifan

lokal (Tamim & arbain, 1995)

Studi ini merupakan ilmu yang kompleks dan dalam pelaksanaannya memerlukan

pendekatan yang terpadu dari beberapa disiplin ilmu antara lain Taksonomi, Ekologi,

Geografi Tumbuhan, Pertanian, Sejarah dan Antropologi, Linguistik, Kimia Bahan Alam,

Pharmakognosi, Ekologi Tumbuhan, Antropologi dan Ekonomi. Pada mulanya penelitian

etnobotani dilakukan berawal dari keinginan untuk melestarikan warisan budaya tentang

pengetahuan masyarakat pada dunia tumbuhan dan ingin mengetahui interaksi manusia yang

hidup di sekitar hutan terhadap hutan sekitarnya. Namun ternyata penelitian ini sangat

berguna untuk :

 Usaha melestarikan hutan.


 Peningkatan pendapatan masyarakat dengan membudidayakan tanaman bernilai

ekonomi di luar kawasan konservasi.

 Pembuatan daerah buffer zone (daerah penyangga) di kawasan konservasi sehingga

penduduk diharapkan tidak mengambil hasil hutan baik kayu dan non kayu.

 Pengambilan lahan terdegradasi karena usaha perdagangan dan usaha penduduk di

sekitar hutan.

 Pengumpulan data masyarakat dan budayanya terhadap tumbuhan yang dipergunakan

secara tradisional maupun intoduksi.

 Pelestarian aneka budaya masyarakat.

 Pengembangan obat tradisional.

 Pencarian obat-obatan baru untuk penyakit modren seperti kanker, HIVAIDS

(Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome), malaria,

TBC (Tuberculosis).

 Usaha mengembangkan tumbuhan berguna dan berpotensi ekonomi.

 Usaha mencari induk silangan untuk pengembangan pertanian.

2.2 Pengertian Tanaman Obat

Tanaman obat adalah jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan

dipergunakan untuk penyembuhan ataupun mencegah berbagai penyakit . Taman obat mengandung

zat aktif yang bias mengobati berbagai penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif

tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan/ sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek

mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup

sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia

atau rangsangan. Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam

maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan

disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.

Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat herbal.

Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah.
tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang digunakan menjadi bahan obat

tradisional atau obat herbal, bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat.

2.3 Tanaman herbal bagi kesehatan

Ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat dibanding obat dari

tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan hal tersebut sangatlah wajar karena obat

bukanlah cabai yang saat dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada

beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan.

Berikut ini adalah kasus yang terjadi sekitar tahun 1985, terdapat banyak pasien di salah satu

rumah sakit di Jawa Tengah yang sebelumnya mengkonsumsi daun keji beling. Pada pemeriksaan

laboratorium dalam urine-nya ditemukan adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi normal.

Hal ini sangat dimungkinkan karena daun keji beling merupakan diuretik kuat sehingga dapat

menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun kumis

kucing (Ortosiphon stamineus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun

tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu

ginjal berkalsium.

Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjangkit penyakit infeksi yang memerlukan

penanggulangan secara cepat dengan mengunakan antibiotika (obat modern). Pada saat itu jika hanya

mengunakan Obat herbal atau Jamu yang efeknya lambat, tentu kurang bermakna dan pengobatannya

tidak efektif. Sebaliknya pada periode berikutnya hinga sekarang sudah cukup banyak ditemukan

turunan antibiotika baru yang potensinnya lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai

penyebab penyakit infeksi.

Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik, melainkan oleh

gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta

gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit

metabolik dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes, hiperlipidemia,

asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya : rematik, asma,
ulser, haemorrhoid dan pikun. Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain obat

dalam waktu lama sehinga jika mengunakan obat modern dikawatirkan adanya efek samping yang

terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat

alam/OT, walaupun penggunaanya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif

kecil sehingga dianggap lebih aman. Dari dua kasus yang terjadi diatas dapat disimpulkan Dari dua

kasus yang terjadi diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal berpengaruh terhadap kesehatan

manusia, meskipun telah ditemukan antibiotik terbaru yang efektif untuk meyembuhkan penyakit.

Namun peran tanaman herbal yang sedikit memiliki efek samping bagi tubuh sulit digantikan.

2.5 Kelebihan Obat Herbal dalam Penyembuhan Penyakit

1. Tidak Menimbulkan Efek Samping

Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan

obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis.

Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek

samping sehingga sangat aman digunakan.

2. Bebas Racun

Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi

secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian,

obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai

peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.

3. Menghilangkan Akar Penyakit

Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun,

tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan

herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya. Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek

obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada
penghilangan penyakit, tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk

melawan penyakit

4. Mengandung Banyak Khasiat

Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang dapat

menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih

yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 LOKASI

Penelitian dilakukan di Kota Padang Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan.
Desa Sihusapi adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Simanindo Kabupaten
Samosir. Kelurahan Pasa Gadang berada di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang,
Provinsi Sumatra Barat. Luas kelurahan: 0,31 kilometer persegi.
Jarak dari kantor kelurahan ke kantor kecamatan adalah 2 kilometer, ke balai kota 14
kilometer, ke kantor gubernur 3 kilometer. Kelurahan Pasa Gadang terdiri dari 6 RW dan 24
RT.Kelurahan Pasa Gadang berpenduduk 5811 jiwa (2017) terdiri dari 2868 laki-laki dan
2943 perempuan.

3.1 Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui pendekatan emik dan etik. Pendekatan emik adalah pendekatan

yang mengacu pada kerangka sistem pengetahuan lokal, sedangkan pendekatan etik mengacu pada

kerangka teoritis ilmiah (Waluyo 1998) kombinasi dari kedua pendekatan tersebut akan diperoleh

suatu dokumentasi yang dapat menjelaskan suatu pengetahuan lokal dari sudut ilmu pengetahuan

modern (ilmiah). Selain metode emik dan etik dilakukan juga dengan cara wawancara, observasi,

inventarisasi, serta koleksi. Wawancara dilakukan kepada 5 informan kunci dan 20 responden yang

merupakan penduduk asli desa Sihusapi. seluruh jenis tumbuhan berguna yang dikenali masyarakat

dicatat nama lokalnya, bagian tumbuhan yang digunakan, pemanfaatannya dan cara penggunaanya.

Keseluruhan jenis yang dikenali diambil contohnya, baik berupa voucher maupun spesimen

herbariumnya untuk keperluan identifikasi


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

1. Kembang Sepatu

Nama daerah : Bungo Rayo


Nama ilmiah : hibiscus rosa-
sinensis L

2. Pohon Andalas

Nama daerah : Andaleh


Nama ilmiah : Morus macroura

3. Asam Jawa

Nama daerah : Asam Jao


Nama ilmiah : Tamarindus Indica

4. Buah Cempedak
Nama daerah : Cubadak
Nama ilmiah : Artocarpus
integer (Thunb.)

5. Kumis K

Nama daerah : Kumis kuciang


Orthosiphon aristatus

6. Daun Kitolod

Nama daerah : Daun Katara

lsotoma longiflora Presi


7. Daun Mint

Nama daerah : Daun pandingin


Mentha piperita (L)

8. Daun Betadine

Nama daerah : batang betadin


jatropha muitifida linn

9. Daun Sambiloto

Nama daerah : ampadu tanah


Andrographis paniculata
10. Sirih

Nama daerah : siri


Piper betle

10. Jambu Piji

Nama daerah : Paraweh


Psidium Guajava
4.2 PEMBAHASAN

Daftar Tanaman Herbal, Kegunaan dan Cara Penggunaannya

NAMA TANAMAN HERBAL


BAGIAN YANG DIGUNAKAN
NAMA ILMIAH NAMA NAMA KEGUNAAN DAN CARA PENGGUNAAN
INDONESI LOKAL
A
Hibiscus rosa-sinensis L Kembang Bungo Rayo Untuk Bunga di rendam dengan air dan
sepatu menurunkan diremas lalu ditempelkan ke kepala
demam
Morus macroura Pohon Andaleh Untuk Daun ditumbuk dan ditempelkan ke
Andalas mengobati luka luka
Tamarindus Indica Asam Jawa Asam jao Untuk radang Buah direbus dengan air
tenggorokan
Artocarpus integer (Thunb.) Buah Cubadak Memperlancar Buahnya di makan
cempedak BAB
atau Nangka
Orthosiphon aristatus Kumis Ruku ruku Untuk sakit Daun direbus
Kucing perut
lsotoma longiflora Presi Daun Daun katara Pengobatan mata Daun direbus dan diminum
kitoloid

Mentha piperita (L) Daun mint Daun Untuk Daun dibersihkan dan ditempelkan
Pandingin pengobatan luka ke luka

jatropha muitifida linn Daun Batang Untuk Getahnya diambil


Betadin Betadin pengobatan luka

Andrographis paniculata Sambiloto Ampadu tanah antibakteri Daun direbus

Piper betle Daun Sirih Daun siri Keputihan Daun direbus dan di basuh

Psidium Guajava Jambu Biji Paraweh Untuk DBD Buah langsung dimakan
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bab-bab di atas dan dari data hasil penelitian maka dapat ditarik

kesimpulan penelitian kajian etnobotani tumbuhan obat (herbal) dan pemanfaatannya dalam usaha

menunjang kesehatan keluarga di Palinggam Padang, Kecamatan Pasa Gadang.. Banyak tanaman

yang masih belum banyak diteliti lebih dalam segai obat tradisional

5.2 SARAN

Untuk pengembangan ilmu yang semakin pesat kususnya pada bagian herbal, alangkah

baiknya tanman yang ada di Padang, kecamatan Pasa Gadang, dapat dikaji lebih dalam lagi sehingga

dapat ditemukan tanman herbal sebagai obat tradisional.

Anda mungkin juga menyukai