Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu metode

penelitian. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan tertentu (Sugiono, 2011: 2). Metode penelitian yang dipilih harus sesuai

dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sehingga sesuai

dengan prosedur penelitian yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap bagaimana kemampuan representasi matematis siswa pada materi

relasi dan fungsi di tinjau dari gaya belajar di SMP Kemala Bhayangkari Kubu

Raya . Berdasarkan tujuan tersebut, maka metode yang sesuai dengan penelitian

ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sulipan (2009: 3) metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sehingga tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan, memberi gambaran atau lukisan

secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai kemampuan representasi

matematis siswa pada materi relasi dan fungsi di tinjau dari gaya belajar belajar di

SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya .

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian survei. Menurut Notoadmodjo (dalam Sandjaja dan Heriyanto,

19
20

2006: 111) penelitian survei adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap

sekelompok objek dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menilai kondisi

atau penyelenggaraan suatu program dan hasil penelitiannya digunakan untuk

menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program tersebut. Menurut

Suryabrata (2011: 76), penelitian survei bertujuan untuk:

a. Untuk mencari informasi yang mendetail mengenai gejala yang ada,

b. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan

justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung,

c. Untuk membuat komparasi dan evaluasi,

d. Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam menangani

masalah situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka,

e. Untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keperluan.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian survei yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap siswa di SMP

Kemala Bhayangkari Kubu Raya untuk mencari informasi mengenai

kemampuan reprsentasi matematis pada materi relasi dan fungsi lalu

informasi tersebut di ungkapkan dan dideskripsikan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik

purposif sampling. Purposif sampling dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan

atas tujuan/pertimbangan tertentu (Arikunto, 2013: 183). Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Kemala Bhayangkari Kubu
21

Raya berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran matematika kelas

VIII A, dikarenakan kelas VIII A lebih aktif didalam pembelajaran dan

kemampuan anak kelas VIII A lebih beragam. Sehingga kelas VIII A diambil

sebagai subjek penelitian.

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan wawancara salah satu guru matematika di kelas VIII A

SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya.

b. Menyusun instrumen penelitian berupa kisi-kisi, soal tes, kunci

jawaban, rubrik penskoran dan pedoman wawancara

c. Melakukan validasi soal tes.

d. Merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi

e. Menentukan waktu penelitian dengan berkonsultasi pada guru

matematika di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya .

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan soal tes kemampuan representasi matematis materi relasi

dan fungsi pada kelas VIII A SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya

b. Menganalisis jawaban siswa

c. Mewawancarai siswa untuk mendukung jawaban siswa .

Langkah wawancara yang akan dilakukan:

1) Melakukan Perkenalan.
22

2) Menjelaskan bahwa wawancara tidak berpengaruh pada penilaian.

Upaya ini diharapkan agar siswa dapat memberikan keterangan

yang sesungguhnya dan apa adanya sesuai yang dipikirkan.

3) Memberika soal hasil jawaban mereka dan meminta siswa untuk

mencermati hasil pekerjaan mereka.

4) Mengadakan dialog dengan siswa, misalnya mengajukan

pertanyaan:

Mengapa soal tersebut dijawab seperti ini?

Apakah terdapat kesulitan dalam menjawab soal?

Jika ada kesulitan, dimana letak kesulitannya?

Apa yang dapat dipahami dari soal tersebut?

5) Mencatat hasil wawancara dalam format pedoman wawancara.

d. Mengolah data yang telah diperoleh.

e. Penyimpulan dan Laporan Hasil Penelitian

a) Mengumpulkan hasil data kualitatif.

b) Melakukan analisis data terhadap hasil wawancara siswa.

c) Menyusun Laporan Penelitian

Mendeskripsikan hasil pengolahan data dan menyimpulkan sebagai

jawaban dari masalah dalam penelitian ini. Prosedur yang dilakukan

dalam penelitian untuk mengetahui respon hasil wawancara siswa

adalah :

1) Memberikan dan mencatat hasil wawancara.

2) Menganalisis dan mendeskripsikan data.


23

3) Membuat kesimpulan.

d) Penarikan Kesimpulan

1) Menarik kesimpulan dari data yang diperoleh, yaitu mengenai

kemampuan representasi matematis siswa.

2) Menarik kesimpulan dari data yang diperoleh, yaitu mengenai

hasil wawancara siswa.

3. Tahap Akhr

Langkah akhir dari kegiatan ini adalah penyusunan laporan penelitian.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Hari/Tanggal Kegiatan Tempat Waktu


Rabu / 14 SMP Kemala
Uji coba 14.30 –
Agustus 2019 Bhayangkari Kubu
soal 15.40 WIB
Raya (Kelas VIIIC)
Kamis / 15 SMP Kemala
13.50 –
Agustus 2019 Penelitian Bhayangkari Kubu
15.40 WIB
Raya (Kelas VIIIA)
Jum’at / 16 SMP Kemala
14.30 –
Agustus 2019 Wawancara Bhayangkari Kubu
15.40 WIB
Raya (Kelas VIIIA)

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian karena tujuan dari penelitian untuk mengetahui kemampuan

representasi matematis siswa pada materi relasi dan fungsi pada kelas VIII

A SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya.

a. Teknik Tes
24

Teknik tes yang di gunakan dalam penelitian ini dengan tes tertulis

berupa soal dengan materi relasi dan fungsi ditujukan pada kognitif siswa

yang diwujudkan dalam perolehan hasil skor tes pada siswa kelas VIII A

SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya .

b. Teknik komunikasi langsung

Teknik komunikasi langsung merupakan cara mengumpulkan data

melalui pertanyaan yang disampaikan secara lisan yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan lisan

berupa dialog. Dalam penelitian ini, teknik komunikasi langsung berupa

wawancara yang diberikan setelah siswa menyelesaikan soal tes

kemampuan representasi matematis.

2. Alat Pengumpul Data

a. Tes Tertulis

Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes

tertulis berbentuk essay (uraian) yang di buat oleh peneliti. Tes essay adalah

tes yang menghendaki peserta memberikan jawaban dalam bentuk uraian

atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri (Nawawi, 2005: 126).

Digunakannya tes berbentuk essay bertujuan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menguasai atau mendalami suatu masalah yang di

teskan. Tes yang digunakan adalah tes yang mengacu pada indikator

representasi matematis untuk mengukur kemampuan representasi

matematis.

1) Penulisan Butir Soal


25

Tes kemampuan representasi matematis bertujuan untuk

mengukur kemampuan representasi matematis siswa pada materi relasi

dan fungsi. Soal dari tes disesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat

berdasarkan kurikulum yang digunakan. Kisi-kisi soal tersebut memuat

standar kompetensi, kompetensi dasar, uraian materi atau pokok

bahasan, indikator representasi matematis. Pada tes kemampuan

representasi matematis ini, soal yang disusun berjumlah 4 soal masing-

masing soal memiliki indikator kemampuan representasi matematis.

Indikator tersebut di antaranya:

1. Representasi visual.

2. Representasi simbolik

2) Uji Coba Soal

Menurut Arikunto (2013: 210), tujuan uji coba soal adalah untuk

mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak

menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti. Uji coba

dimaksudkan untuk mengetahui validitas isi, reliabilitas, indeks

kesukaran dan daya pembeda butir soal dari instrumen penelitian

tersebut.

3) Validitas Instrumen

Validitas merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi untuk

mendapatkan alat evaluasi yang kualitasnya baik. Suatu alat evaluasi

disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang

seharusnya dievaluasi, sehingga validitas suatu alat evaluasi tergantung


26

pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan

fungsinya. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah

validitas isi.

Menurut Arikunto (2013: 214) sebuah tes dikatakan memiliki

validitas isi apabila tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi

atau isi pelajaran yang diberikan. Agar tes yang dibuat memiliki

validitas isi maka penyusunan tes berdasarkan kurikulum, pokok

bahasan dan indikator kemampuan representasi matematis. Tujuan

validitas isi pada penelitian ini adalah untuk melihat kesesuaian antara

tujuan pembelajaran, materi, indikator, kisi–kisi soal tes dan soal-soal

tes. Dalam mecapai tujuan validitas isi maka soal tes dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing kemudian divalidasi oleh 3 orang validator

yang dianggap ahli dalam bidang pendidikan matematika untuk turur

menilai dan menimbang tingat validasi isi terhadap tes yang dipakai,

yaitu 2 orang guru matematika dan 1 orang dosen pendidikan

matematika FKIP Universitas Tanjungpura. Setelah melakukan

validitas dengan validator kesesuaian antara tujuan pembelajaran,

materi, indikator, kisi-kisi soal tes dan soal-soal tes sudah sesuai dan

sedikiti perbaikan dengan dilengkapi alternatif kunci jawaban dan

instrumen dinyatakan layak untuk digunakan.

4) Validitas Tes
27

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien validitas tes

adalah rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar (raw

score) , yaitu :

r xy =N ∑ XY −¿ ¿
Keterangan :
r xy = koefisien validitas antara variabel x dan variabel y
X = skor setiap butir soal masing-masing siswa
Y = skor total masing-masing siswa
N = banyaknya siswa/responden uji coba

Tinggi rendahnya validitas suatu alat evaluasi sangat tergantung

pada koefisien korelasinya. Klasifikasi kriteria koefisien validitas

menurut Ruseffendi (dalam Jihad, 2008: 180) adalah sebagai berikut:

0,80<r xy ≤1,00 : validitas tergolong sangat tinggi


0,60<r xy ≤ 0,80 : validitas tergolong tinggi
0,40<r xy ≤ 0,60 : validitas tergolong sedang
0,20<r xy ≤ 0,40 : validitas tergolong rendah
0,00<r xy ≤ 0,20 : validitas tergolong sangat rendah

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Representasi


Matematis

Kriteria
Koefisien
No soal keputusan koefisien
validitas
validitas
1 0,501 valid sedang
2 0,592 valid sedang
3 0,694 valid Tinggi
4 0,573 valid sedang

5) Reliabilitas
28

Selain diuji tingkat validitasnya, tes yang digunakan juga harus

reliabel. Reliabel atau reliabilitas artinya dapat dipercaya. Suatu alat

evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika

digunakan untuk subyek yang sama. Reliabilitas menunjukkan pada

satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik (Arikunto, 2013: 221).

Karena tes berbentuk essay, maka reliabilitas tes dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2013: 238) sebagai berikut:

2
∑S
[ ][
r 11 =
n
n−1
1− 2
S ]
Keterangan :
r 11 : Reliabilitas yang dicari

∑ S2 : Jumlah varians tiap butir soal

S2 : Varians total
n : Banyaknya butir soal
Sedangkan rumus varians yang digunakan untuk menghitung

reliabilitas tes adalah :

S2=∑ x 2−¿ ¿¿ ¿ ¿
Keterangan :

S2 : Varians yang dicari


¿ ¿ : Kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
2
∑x : Jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa
N : Jumlah subjek

Dengan nilai koefisien reliabilitas tes sebagai berikut :


29

0,80<r xy ≤1,00 : reabilitas tergolong sangat tinggi


0,60<r xy ≤ 0,80 : reabilitas tergolong tinggi
0,40<r xy ≤ 0,60 : reabilitas tergolong sedang
0,20<r xy ≤ 0,40 : reabilitas tergolong rendah
0,00<r xy ≤ 0,20 : reabilitas tergolong sangat rendah

Berdasarkan hasil uji coba soal pada tanggal 16 agustus 2019 di

kelas XI C SMP Kemala Bhayangkari, diperoleh bahwa koefisien

reliabilitas tes sebesar 0,58 berarti tingkat reliabilitas soal tergolong

sedang.

6) Daya Pembeda Butir Soal

Menurut Arikunto (2008: 211), daya pembeda soal adalah

kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya

pembeda dari sebuah butir soal menurut Suherman (1993: 175)

dinyatakan sebagai seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut

mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan

benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang

menjawab salah). Untuk tipe soal uraian, rumus untuk mengetahui daya

pembeda adalah :

Mean kelompok atas−Mean kelompok bawah


DP=
Skor maksimum soal
Adapun klasifikasi intrepretasi untuk daya pembeda adalah

sebagai berikut:

DP ≤ 0,00 : tergolong soal sangat jelek


0,00< DP ≤0,20 : tergolong soal jelek
0,20< DP ≤0,40 : tergolong soal cukup
0,40< DP ≤0,70 : tergolong soal baik
30

0,070< DP ≤1,00 : tergolong soal sangat baik

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal

No. Soal Daya Pembeda Kriteria


1 0,493 Cukup
2 0,346 Cukup
3 0,335 Cukup
4 0,324 Cukup

7) Indeks Kesukaran Butir Soal

Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat

kesukaran suatu butir soal. Suatu butir soal dikatakan memiliki indeks

kesukaran yang baik jika soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Untuk soal tipe uraian, rumus yang digunakan untuk

mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal yaitu:

Jumlah skor siswa peserta tes pada suatu soal


Mean=
Jumlah peserta didik yang mengikuti tes

Mean
Indeks Kesukaran=
Skor maksimum yang ditetapkan

Adapun klasifikasi indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :

0,00< IK ≤ 0,30 tergolong soal sukar


0,30< IK ≤ 0,70 tergolong soal sedang
0,70< IK ≤ 1,00 tergolong soal mudah
(Jihad, 2008: 182)

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal


31

INDEKS KESUKARAN SOAL


No
Skor MEAN TK Kategori
.
1 44 2 0,5 SEDANG
2 33 1,5 0,375 SEDANG
3 43 1,954545 0,488636 SEDANG
4 41 1,863636 0,465909 SEDANG
JUMLAH SISWA 22
b. Pedoman wawancara

Wawancara adalah poses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan (Narbuko & Achmadi, 2009: 83). Wawancara yang dilakukan

pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, dimana pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis untuk pengumpulan

datanya dapat berubah sesuai situasi dan kondisi saat wawancara

berlangsung. Wawancara dilakukan untuk mendukung jawaban siswa pada

saat tes mengenai kemampuan representasi matematis.

E. Prosedur Pengolahan Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan dalam mengolah

hasil data penelitian untuk memperoleh kesimpulan penelitian (Arikunto,

2006: 15). Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2011: 334) analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.


32

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka data yang dianalisis

disesuaikan dengan indikator kemampuan representasi matematis yaitu

visual dan simbolik,. Data yang diperoleh dari jawaban soal kemampuan

representasi matematis dan hasil wawancara siswa kemudian diolah dan

dianalisis lebih lanjut. Langkah-langkah yang dilakukan pada proses

pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa diberikan

tes kemampuan representasi, jawaban siswa diberikan skor berdasarkan

kriteria rubrik penskoran. Hasil penskoran disajikan dalam tabel berikut

Tabel 3.5
Hasil Tes Kemampuan Representasi
Total
Kode Skor Rubrik Skor
No
Siswa
1 2 3 4
1
2
3
4
b. Menyatakan skor tes keseluruhan kemampuan representasi matematis

dalam bentuk persentase dengan rumus:

skor yang diperoleh siswa


Persentase= ×100 %
skor maksimum tes

Sedangkan untuk kategori kemampuan representasi matematis,

skor dikelompokkan menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Adapun klasifikasinya sebagai berikut:

1. Sangat tinggi, jika siswa menjawab soal dengan benar dalam persentase

81% sampai 100%.


33

2. Tinggi, jika siswa menjawab soal dengan benar dalam persentase 61%

sampai 80%

3. Sedang, jika siswa menjawab soal dengan benar dalam persentase 41%

sampai 60%

4. Rendah, jika siswa menjawab soal dengan benar dalam persentase 21%

sampai 40%

5. Sangat rendah, jika siswa menjawab soal dengan benar dalam

persentase kurang dari 20%. (Arikunto, 2008: 35)

c. Mendeskripsikan hasil kemampuan representasi matematis siswa dalam

mengerjakan soal tes dan menganalis hasil wawancara.

Dalam penelitian ini adalah hasil pekerjaan tertulis dan penjelasan-

penjelasan siswa dalam wawancara. Adapun proses analisis data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap reduksi data

Bentuk analisis yang mengacu kepada proses merangkum, memilih

hal-hal penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak

perlu. Semua data dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab

masalah penelitian. Tahap reduksi ini diawali dengan transformasi data

hasil tes siswa dan bentuk rekaman ke dalam bentuk teks atau ke dalam

bentuk transkip wawancara.

2. Menyajikan data
34

Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun hasil reduksi

berupa sekumpulan informasi yang terorganisasi dan terkategori sehingga

memungkinkan untuk menafsirkan, memberikan makna dan pengertian,

serta menarik kesimpulan. Mendeskripsikan kemampuan representasi

matematis dari setiap langkah yang dilakukan siswa.

3. Menarik kesimpulan / verifikasi

Verifikasi dilakukan setelah data diolah dan dianlisis kemudian

dibahas mengenai kemampuan representasi matematis siswa dalam

menyelesaikan soal materi relasi dan fungsi dan faktor-faktor penyebab

tinggi atau rendahnya kemampuan representasi matematis siswa.

Anda mungkin juga menyukai