Anda di halaman 1dari 6

PAPER MATA KULIAH ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

” PRINSIP AJARAN ISLAM DALAM ILMU KEPERAWATAN ”


Dosen Pengampu : Triwidyastuti, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Putri Exa Lorenza
Nim : 1932311034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI TAHUN 2021

JL.R. Syamsudin, S.H, No.50 Tlp. (0266) 218345 Fax : (0266) 218342 Sukabumi

43113
A. Prinsip Ajaran Islam Dalam Ilmu Keperawatan
Prinsip adalah asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak, dan
sebagainya. Berpegangan pada prinsip prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup
tanpa harus kebingungan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tujuan yang jelas
pada setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah seorang
pemimpin yang berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti akan terarah
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Bukan hanya pemimpin di dalam dunia
keperawatan juga harus memiliki prinsip, bukan hanya prinsip tetapi prinsip yang di
dasari dengan ajaran islam. Berikut ini adalah prisip prinsip islam dalam keperawatan.
1. Aspek Teologis
Aspek Teologis yaitu setiap hamba telah dibekali oleh Allah dua potensi yaitu
kehendak (masyiah) dan kemampuan (istitha'ah). Atas dasar kehendak maka seorang
muslim memiliki cita-cita untuk melakukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam
kehidupannya yang dibaktikan karena Allah. Dengan adanya kehendak dan
kemampuan maka seorang manusia melakukan upaya yang sungguh-sungguh tanpa
menyisakan kemampuannya dan setelah itu menyerahkan hasilnya menanti ketentuan
Allah. Dalam perspektif yang seperti itulah bertemunya dua hal yang sering
dipandang krusial dalam pemahaman akidah yaitu antara usaha manusia dan takdir
Allah. Keduanya adalah merupakan perpaduan dalam perjalanan hidup manusia yang
disebut tawakkal. Hal ini tercermin dalam Al Quran sebagian diantaranya
menekankan manusia agar berbuat secara maksimal karena Allah tidak akan merubah
nasib seseorang sehingga merubah sendiri. Sementara pada ayat yang lain
menegaskan seakan manusia tidak berperan sedikitpun dalam perbuatannya dengan
mengatakan "Dan Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu kerjakan".
2. Aspek fungsi
Aspek fungsi kemanusiaan yaitu khilafah dan ibadah. Tugas khilafah adalah
mengelola seluruh alam semesta untuk kepentingan umat manusia. Dan tentunya
harus diingat bahwa tugas pengelolaan yang baik harus dilakukan oleh hamba-hamba
Allah yang memiliki kepatutan untuk itu. Selanjutnya pelaksanaan tugas khilafah
yang benar pastilah akan menghasilkan ibadah yang benar pula dan demikian
sebaliknya. Atas dasar itu, seorang muslim hendaknya menggali seluruh informasi
ilmu pengetahuan tentang alam semesta termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu
ada pada umat lain yang tidak muslim. Anjuran tentang hal ini ditegaskan dalam
berbagai ayat Al Quran antara lain dengan penyebutan tipologi orang berilmu itu
dengan ulul albab. Allah menegaskan bahwa sesungguhya dalam penciptaan langit
dan bumi dan pergantian siang dan malam adalah menjadi tanda-tanda kebesaran
Allah bagi orang yang berpikir. Selanjutnya dalam ayat berikutnya Allah menjelaskan
tanda-tanda orang yang disebut ulul albab yaitu orang yang selalu mengingat Allah;
memikirkan penciptaan langit dan bumi; dan kemudian yang mampu mengambil
keputusan: ya Tuhan kami, tidaklah Engkau jadikan semua ayang ada di alam
semesta ini sia-sia; dan terakhir pernyataan Maha Suci Allah dari sifat kekurangan
dan peliharalah kami dari azab neraka.
3. Aspek Akhlak
Aspek Akhlak yaitu ihsan yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman
hendaklah menyadari bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah sesuai dengan
Hadis Rasul bahwa engkau menyembah Allah seakan engkau melihatNya dan
andaikata engkau tidak mampu melihatNya maka yakinlah la melihatmu (an ta'bud
Allah kaannaka tarahu fa in lam takun tarahu fa innahu yaraka
Perawat merupakan profesi mulia, Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi
Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu
menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua
aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu
Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak
diketahuinya (Inna, 2009). Allah berfirman:
Artinya : "Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. (1) Bacalah
(nyatakanlah) dengan nama Tuhan mu yang telah menciptakan (segala sesuatu di
alam semesta ini). (2) Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah beku. (3)
Bacalah (umumkanlah !) dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang
mengajarkan dengan pena. (5) Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya".
Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah
perintah agama kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh
beberapa institusi untuk melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat
dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan
ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini merupakan tugas negara untuk
menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam berbagai bidang
spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap
warganegaranya. Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran
sebagai cara, pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan-
peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan harus dilaksanakan sedemikian rupa
untuk menentukan keadaan pasien dan ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan
dan kesenangan yang pantas. Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia
menjadi pasien, tidak membedakan siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada
tempat perlindungan karena penyakitnya dan bukan karena kedudukan sosialnya,
kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itulah dokter dan perawat mengemban
tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan nama
Tuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia
dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk
menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.
Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan,
siapa saja yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun kematian merupakan hak
prerogatif Allah menentukannya, namun manusia diberi kewenangan yang maksimal
untuk mengatasi penyakitnya dengan bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya
terhadap penyakit yang parah sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha
maksimal dan memberi semangat hidup para pasien bersangkutan.
B. Peran Keperawatan Islam
1. Mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam ilmu keperawatan. Islam mengajarkan
kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu terlihat baik disisi
Allah SWT.
2. Mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam ilmu keperawatan. Setelah adanya
pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai- nilai tersebut untuk
diaplikasikan terhadap praktik keperawatan

C. Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan


Islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan. Prinsip-prinsip ini
adalah sebagai berikut:
1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda
umat manusia
2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah
3. Justice
4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi

D. Kaitan prinsip ajaran islam dalam ilmu keperawatan yang berhubungan dengan
keperawatan jiwa
Kesehatan jiwa masyarakat telah menjadi bagian dari masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Masalah kesehatan jiwa di masyarakat dampaknya sangat luas
dan kompleks. Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari
seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta
perhatian dari  seluruh elemen  masyarakat.
(WHO, 2014 dalam Agustin 2018) mendefinisikan bahwa kesehatan jiwa adalah
Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan  keadaan orang
lain.
Islam mendefinisikan bahwa kesehatan jiwa adalah adanya Hubungan baik
manusia dengan Alloh (berserah diri) dengan menjalankan Sholat dan Berdzikir, manusia
dengan dirinya, manusia dengan orang lain dengan beramal shaleh dan tawadu’ dan
manusia dengan alam semesta sehingga Alloh melimpahkan ketenangan jiwa.
Dikutip dari berbagi sumber bila kita deskripsikan Islam telah mengatur beberapa
ciri orang yang sehat jiwa antara lain memiliki Ketaqwaan , selalu Tawakal (kepasrahan),
memiliki Kecintaan akan akhirat, memiliki Kerendahan hati dan Senantiasa bertaubat,
berdzikir dan berdoa. Ciri- ciri tersebut berkaitan erat dengan ciri kesehatan yang di
deskripsikan oleh WHO bahwa orang yang sehat jiwa Mengetahui Potensi diri,
Bermanfaat untuk orang lain, Mampu mengatasi stres/tekanan dalam hidup, Produktif
sesuai dengan keahliannya.
QS  Asy Syams (91 : 7-11) merupakan salah satu rujukan bahwa islam telah
mengatur tentang kesehatan jiwa seseorang. Artinya: Dan Jiwa serta penyempurnaan
(ciptaanNYA), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Berdasarkan kondisi diatas seorang manusia harus mampu menyelaraskan dirinya
agar terhindar dari penyakit kejiwaan. Islam sendiri telah menjelaskan beberapa hal
terkait penyakit kejiwaan seperti Pesimis, rasa Dengkiseperti yang telah dijelaskan
dalam(QS An-nisa: 32 ) “ Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dkaruniakan 
Allah pada sebagian kamulebih banyak dari sebahagian yang lain, (karena)  bagi orang
laki-laki ada kebahagian dari padaapa yang mereka usahakan dan bagi para wanita (pun)
ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
Karunia-Nya, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui sesuatu, penyakit kejiwaan yang
lain dalam persepektif islam yaitu Sombong  (QS Luqman: 18), Ghadap (marah) , Hiqdu
(dendam), Ujub ( membanggakan diri ) atau dalam kesehatan identic dengan Waham,
Huzn (Duka cita, sedih) berlebih, Putus asa , Cemas/Penakut/Phobia , Ragu/bimbang.

Anda mungkin juga menyukai