Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM
berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan
dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan,
sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi
(Soegondo, et al., 2005).
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika
kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit
menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik,
lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
2005).
Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang
bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya rendah. Dan
penelitian terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 % diantaranya menyuntik
insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak
mengikuti diet yang tidak dianjurkan.(Endang Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk
2004).
Jumlah penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan kenaikan
yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan dan
berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab terpenting. Oleh
karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat DM dalam keluarga dimana
proses terjadinya penyakit memakan waktu bertahun-tahun dan sebagian besar
berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit DM dapat dicegah jika kita mengetahui dasar-
dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai perubahan gaya hidup kita (Elvina Karyadi,
2006).
Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut
Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus
sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka kematian sekitar 3,2 juta orang.
WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta
orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan negara-negara
berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus 150 % yaitu negara
penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta orang), Cina (23,8 juta
orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta orang), dan Jepang (6,7 juta
orang).
WHO menyatakan, penderita diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan akan
mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun
2030. Tingginya angka kematian tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4
dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina (Depkes RI, 2004).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dorothea orem?


2. Apa saja metode 7 jumps itu?
3. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus?
4. Bagaimana mengaplikasikan kasus dengan teori Dorothea Orem?
5.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep dorothea orem
2. Mahasiswa mampu mengetahui metode 7 jumps
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Materi Dorotea Orem
Model konsep Dorothea Orem terfokus pada selfcare dan kebutuhan
perawatan diri klienuntuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, perkembangan, dan
kesejahteraan. Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri yaitu:
1. Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhanoksigen, air, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat.
2. Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang
manusia.
3. Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah kesehatan
atau penyakit.
Dalam teori Orem (1991) ada 5 area aktifitas keperawatan yaitu:
1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan antara perawat dengan pasien
dengan individu , keluarga, kelompok, sampai pasien dapat melegitimasi
rencana keperawatan.
2. Menentukan kapan dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui
keperawatan.
3. Bertanggung jawab atas permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk
kontak dan dibantu perawat.
4. Menjelaskan,memberikan dan melindungi pasien secara langsung dalam
bentuk keperawatan.
5. Mengkoordinasi dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-
hari pasien atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan
sosial dan edukasi yang dibutuhkan atau yang akan diterima.
1. Teori Self Care
Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami
konsep self care, selfcare agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care
therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusiadan erat kaitannya
dengan perkembangan manusia.
Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan
self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic
conditioning factor sseperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status
kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik,
penatalaksanaan, modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta
ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self care demand) adalah
merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatifdan dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang
berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self carerequisite :
a. Universal meliputi: udara, air, makanan dan eliminasi, aktifitas dan
istirahat, privasi, sosialisi dan interaksi sosial, pencegahan resiko,
peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan potensi diri.
b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan
kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan
seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan
rambut.
c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat
terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu
untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.
 
2. Teori Self Care Deficit
Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam
teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan)
tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care:
a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
d. Memberikan dan memelihara lingkunganyang mendukung pengembangan
personal.
e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan
beberapa atau semua metode tersebut dalam memenuhi self care.
3. Teory  Nursing System
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care
agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan
diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan
untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat
melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self
care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency.Orem
mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:
a. Wholly Compensatory system
Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan
menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan
dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga akondisi yang
termasuk dalam kategori ini yaitu: tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya
koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak
dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat
keputusan yang tepat tentang self carenya.
b. Partly compensatory nursing system
Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau
tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur
kemampuan melakukan self care.
c. Supportive educative system
Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal
atau external self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga
dikenal dengan supportive developmental sistem.

Ada juga aplikasi self care diantaranya adalah :


1. Aplikasi Self Care Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien.
Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan.
Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan
Maslow.
2. Aplikasi Self Care: Intervensi
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system : Wholly
compensatory, Partly  compensatory, atau  supportive-educative. Membuat metode
yang sesuai untuk membantu klien.
3. Aplikasi Self Care:    Implementasi
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang
dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui.
Teori Orem mengidentifikasi beberapa metode bantuan, yaitu:
a. Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien
dan orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan.
b. Membimbing dan mengarahkan.
c. Memberi dukungan fisik dan psikologis
d. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan individu
e. Pendidikan
f. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak bantuan keperawatan.
g. Kalaborasi, pelimpahan wewenamg.
h. Melibatkan anggota masyarakat.
i. Lingkungan
4. Aplikasi Self Care: Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan
tercapai atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam: meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya.
a. Tahap Pertama, pengumpulan data pada 6 area yaitu : status kesehatan
individu; persepsi dokter tentang status kesehatan individu; persepsi
individu tentang kesehatannya sendiri; tujuan kesehatan dalam konteks
latar belakang kehidupan individu, gaya hidup, dan status kesehatannya;
kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care: kapasitas individu
untuk melakukan self care.
b. Tahap kedua perawat menentukan tingkat ketergantungan individu,
dimana perawat dapat menetapkan apa yang akan dilakukan untuk
membantu individu/klien.
c. Tahap ketiga melakukan tindakan keperawatan berdasarkan  pada
komponen diagnosa.
Adapun proses keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu:
1. Pengkajian
a. Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan,
faktor sistem keluarga); Pola hidup; Faktor lingkungan.
b. Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan
berdasarkan self-care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian
kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan
klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total Care
c. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis yang terdiri dari
pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan eliminasi
/pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan istirahat. Secara rinci pengembangan teori Orem dengan masalah
fisiologis adalah sebagai berikut:
1.  Pemenuhan kebutuhan Oksigen/Udara
A. Saluaran Pernafasan
1.    Sumbatan pada saluran pernafasan oleh benda asing.
2.    Kelaianan pada saluran pernafasan daaan peningkatan resistensi
jalan pernafasan.
B. Pengembanagan kapasitas vital paru
1. Restriksi paru
2. Penurunan pengembangan paru
3. Perubahan jaringan paru terhadap pemenuhan kapasitas vital paru
4. Keterbatasan ekspansi dada
5. Pengaruh muskuler dan neuro terhadap pengembangan paru
C. Ventilasi alveolar optimal
1. Alveoli yang terganggu
2. Penurunan jumlah alveolus
3. Kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal
D. Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru
1. Hipoventilasi elveolar
2. Penebalan alveolar dan membran kapiler
3. Rendahnya aliran darah paru terhadap ventilasi
4. Penurunan kapasitas oksigen
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral
1. Aktifitas ritme otomatis di medula oblongata
2. Reseptor regulasi kimia (kemoreseptor)
F. Terhentinya pernafsan sementara
1. Kekejangan umum
2. Tangis anak-anak
G. Tidak ada respirasi
1. Apneu yang muncul pada bayi normal
2. Apneu dengan pasien preterm
3. Apneu pada 24 jam pertama
4. Apneu pada penyakit kardiorespiratori
5. Apneu akibat gangguan metabolik
H. Distres respiratori
1. Ansietas
2. Histeria dan gangguan emosional
3. Patologi pada jantung dan paru
4. Pernafasan periodik pada bayi preterm
5. Dispneu dan sianosis pada bayi baru lahir
I. Penurunan respiratory rate dan kapasitas vital
1. Kaheksia
2. Malnutrisi
J. Peningkatan kerja pernafasan
1. Injuri
2.  Pemenuhan kebutuhan air/cairan dan makanan/nutrisi
A.   Keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan cairan
1. Kemampuan / ketidak mampuan
2. Kegagalan mengkomunikasikan kebutuhannya
3. Kondisi pemasukan / input asupan nutrisi
B. Jenis makanan dan cairan yang tidak disukai dan mempengaruhi
1. Yang berbeda dengan kebiasaan
2. Yang berbeda dari standar
3. Yang bnertentangan dengan kondisi individu
C. Kondisi internal dan eksternal pemasukan makanan dan cairan
1. Hal-hal yang perlu diperhatiakan
a. Kondisi fisik
b. Stimulasi fisik
c. Perilaku yang tidak biasa
d. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi asupan
2. Manfaat asupan cairan makanan
D. Kondisi natural terkait dengan asupan cairan dan makanan ke dalam mulut
1. Satus / tingkat perkembangan
2. Abnormalitas pada mulut dan wajah
3. Obstruksi-inflamasi dan lesi pada mulut
4. Pengeluaran sekresi dari mulut dan hidung
5. Kesulitan untuk membuka dan menutup mulut
6. Prosedur pembedahan pada mulut, rahang dan lidah yang
mempengaruhi pemasukan cairan dan nutrisi
7.   Pertukaran jaringan lunak di mulut
a. Efek dari kekurangan nutrisi dan adanya pembatasan asupan
b. Atropi mukosa mulut pada orang tua sehingga kemampuan
merasakan menurun dan adanya sensasi terbakar pada mulut
8. Posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum tidak
mampu membuka mulut
9.  Kondisi gangguan mengunyah
a. Kondisi gigi dan rahang
b. Kondisi otot untuk mengunyah
c. Nyeri saat mengunyah akibat lesi pada jaringan lunak dan
tulang
d. Berkurangnya jumlah saliva
Kondisi yang berhubungan dengan berkurangnya jumlah saliva.
Berkurangnya atau tertahannya sekresi saliva. Adanya peradangan, tumor
atau gangguan pada kelenjar yang memproduksi saliva. Kondisi otot lidah
dan pipi / wajah yang terganggu. Kurang dalam mengunyah makanan.
Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan ekskresi
e. Kebiasaan tidak mengunyah makanan
f. Kondisi dan keadaan gangguan mengunyah
A. Perubahan pergerakan bowel dan feces
1. Konstipasi-diare
2. Perubahan kepadatan, warna dan karakteristik faeces
3. Perubahan intregitas bowel, fungsi, dan perubahan struktur
B. Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ
1. Perubahan pola urinary
2. Perubahan kualitas dan kuantitas urine
3. Perubahan struktur dan fungsi integritas organ
C. Perubahan pola keringat
1. Keringat berkurang
2. Keringat meningkat
D. Perasaan dan emosi yang mempengaruhi
1. Ketidaknyamanan atau nyeri
2. Kecemasan atau ansietas akibat gangguan
E. Tingkah laku selama perawatan
1. Pergerakan yang sulit
2. Tidak nyaman atau nyeri pada saat pergerakan
F. Lingkungan
1. Jamban
2. Sanitari lingkungan
3. Privasi pada saat BAB dan BAK
4. Berbeda setiap individu
5. Aktivitas dan istirahat
A. Tingkat aktivitas sehari-hari
1. Pola aktivitas sehari-hari
2. jenis,frekuensi dan lamanya latihan fisik
B. Tingkat kelelahan
1. Aktivitas yang membuat lelah
2. Riwayat sesak nafas
C. Gangguan pergerakan
1. Penyabab ngangguan pergerakan
2. Tanda dan gejala
3. Efek dan gangguan pergerakan
D. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran
2. Postur atau bentuk tubuh.
3. Ekstremitas
5. Keselamatan dan keamanan
A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi pasien
seperti adanya perubahan perilaku pasien karena gangguan sensori
komunikasi,
1. Halusinasi
2. Gangguan proses pikir
3. Kelesuan
4. Ilusi
5. Kebosanan dan tidak bergairah
6. Perasaan terasing
7. Kurangnya konsentrasi
8. Kurangnya koordinasi dan keseimbangan
B. Faktor resiko yang berhubungan dengan keadaan pasien.
1. Kesadaran menurun
2. Kelemahan fisik
3. Imobillisasi
4. Penggunaan alat bantu.
d. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit  yang dialami oleh klien.
Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan.
Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan
Maslow.
e. Tahap Intervensi
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system : Wholly
compensatory, Partly  compensatory, atau  supportive-educative.Membuat metode
yang sesuai untuk membantu klien.
f. Tahap Implementasi
Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan
orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan.
1. Membimbing dan mengarahkan
2. Memberi dukungan fisik dan psikologi
3. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan individu
4. Pendidikan
5. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak bantuan keperawatan
6. Kalaborasi, pelimpahan wewenamg.
7. Melibatkan anggota masyarakat.
8. Lingkungan
g. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan
tercapai atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam: meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya.

2.2 Metode 7 Langkah dan Materi Diabetes Mellitus


1. Membuat kata kunci
2. Membuat pertanyaan
 Apa yang dimaksud dengan SMRS?
 Apa yang dimaksud dengan anoreksia?
 Apa yang dimaksud dengan pos oprasi?
 Apa yang dimaksud dengan ulkus dm?
 Apa yang dimaksud dengan composmetris?
 Apa yang dimaksud dengan GCS, CRT, KGB, JVP, dan BJ?
 Apa yang dimaskud dengan isokor?
 Apa yang dimaksud dengan konjungtiva anemis?
 Apa yang dimaksud dengan ronchi, dan wheezing?
 Apa yang dimaksud dengan galop?
 Apa yang dimaksud dengan bising usus?
 Apa yang dimaksud dengan turgor?
 Apa yang dimaksud dengan edema?
 Apa yang dimaksud dengan ekstremitas?
 Apa yang dimaksud dengan IUUD, RL?
 Apa yang dimaksud dengan DC?
 Apa yang dimaksud dengan eliminasi bowl?
 Apa yang dimaksud dengan distensi abdomen?
 Apa yang dimaksud dengan stomatitis?
 Apa yang dimaksud dengan integritas?
 Apa yang dimaksud dengan nekrosis?
 Apa yang dimaksud dengan insulin?
3. Menjawab pertanyaan yang telah dibuat
 Apa yang dimaksud dengan SMRS?
Jawab : SMRS, adalah singkatan dari sebelum masuk rumah sakit
 Apa yang dimaksud dengan anoreksia?
Jawab : Anoreksia, merupakan suatu keadaan gangguan psikologis dimana penderita
menolak untuk menjaga berat badan normal. Takut menjadi gemuk walaupun pasien
sangat kurus , selain itu penderita anoreksia mengalami persepsi terhadap dirinya
sendiri.
 Apa yang dimaksud dengan ulkus DM?
Jawab : Ulkus DM adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput pudar dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas yang disertai invasif kuman saprofit.
 Apa yang dimaksud dengan composmetris?
Jawab : Komposmetris adalah kondisi dimana sadar sepenuhnya baik terhadap
dirinya maupun terhadap lingkungan. Contoh : pasien dapat menjawab pertanyaan
pemeriksaan dengan baik
 Apa yang dimaksud dengan GCS, CRT, KGB, JVP, dan BJ?
Jawab :
1. CRT (Capilary Refil Time) tes yang dilakukan cepat pada daerahdasar
kukuuntuk memonitor dehidrasi dan jumlah alirah darah ke laboratorium.
2. KGB (Kelenjar Getah Bening) kelenjar getah bening sangat erat dengan sistem
kekebalan tubuh manusia. KGB adalah sebuah jaringan berbentuk oval didalam tubuh
yang bertindak sebagai penghasil dan penyaring cairan yang disebut sebagai getah
bening (limfosit). GB ini berfungsi dalam pengeluaran sel- selmati dan yang paling
utama adalah sebagai alat pertahanan terhadap infeksi.
3. JVP (Jugular Venous Pressure), tekanan vena jugularis adalah teknaan sistem
vena yang dapat diamati secara tidak langsung, pengukuran tekanan vena jugularis
merupakan tindakan mengukur besarnya jarak pertemuan 2 sudut antara pulsasi vena
jugularis dan sudut sternum tepatnya di angel of lovis yangberguna untuk mengetahui
tentang fungsi jantung klien.
4. BJ (Bunyi Jantung).
5. GSC (Glasgow Coma Scale) dan cara menilai kesadaran adalah skala yang
dipakai untuk menentukan atau menilai tingkat kesadaran pasien, mulai dari keadaan
sadar penuh hingga keadaan koma
 Apa yang dimaskud dengan isokor?
Jawab : isokor adalah keadaan dimana kedua pupil sama besar dan bentuknya
 Apa yang dimaksud dengan konjungtiva anemis?
Jawab : suatu keadaan dimana konjungtiva pucat karena darah tiak sampai ke perifer
yang bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami anemia.
 Apa yang dimaksud dengan ronchi, dan wheezing?
Jawab : 1. Ronchi adalah bunyi gaduh yang dalam terdengar selama ekspirasi.
Penyebabnya gerakan udara melewati jalan nafas yang menyempit akibat obstruksi
nafas. Ronchi dibagi menjadi dua, yang pertama Ronchi Kering, suatu bunyi
tambahan yang terdengar continue terutama waktu ekspirasi disertai dengan mucus
atau secret pada bronkus. Yang kedua Ronchi Basah, suatu bunyi tambahan yang
terdengar tidak continue pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang
terbakar.
2. Wheezing, yaitu suatu bunyi seperti bersiul, continue, yang durasinya lebih lama
dari krekels.
 Apa yang dimaksud dengan murmur?
Jawab : murmur yaitu suara jantung abnormal yang dapat didengar dengan stetoskop
 Kapan terjadinya galop?
Jawab : galop terjadi ketika terhambatnya pengisian darah fentrikel selama diastolik
 Apa yang dimaksud dengan bising usus?
Jawab : bising usus adalah gerakan alami usus dalam mencerna makanan agar sisa-
sisa makanan dapat dikeluarkan melalui anus/ feses.
 Apa yang dimaksud dengan turgor?
Jawab : turgor adalah ketegangan jaringan yang disebabkan terlampau banyak diisi
oleh darah
 Apa yang dimaksud dengan edema?
Jawab : edema adalah penumpukan atau akumulasi cairan menyebabkan jaringanyang
terkena mennjadi bengkak. Pembengkakan diakibatkan dari akumulasi kelebihan
cairan dibawah kulit dirung bawah jaringan pembengkakan tersebut dapat terjadi
dislah satu bagian tubuh tertentu yaitu contohnya: edema karena cidera, gagal ginjal,
namun sering dikaki atau yang disebut edema perifer.
 Apa yang dimaksud dengan ekstremitas?
Jawab : ekstremitas (anggota badan)
- Ekskremitas anterior (anggota badan muka/ depan) bagiannya
1. Branchium (lengan atas)
2. Crus (tungkai bawah)
3. Manus (tangan)
- Ekstrenitas posterior (anggota badanbelakang), bagiannya:
1. Femur (paha)
2. Crus (tungkai bawah)
3. Pessive pedes (kaki)
4. Digiti (jari- jari)
 Apa yang dimaksud dengan IUFD, RL?
Jawab : IUFD (Intra Uterine Fetal Deadth) metode oemberian infus cairan
intravena. RL adalah cairan infus

 Apa yang dimaksud dengan oral?


Jawab : minum melalui mulut
 Apa yang dimaksud dengan eliminasi bowel?
Jawab : eliminasi bowel buang air besar atau disebut juga defekasi merupakan proses
pembuangan atau pengeluaran sisa metebolisme berupa feses yang berasal dari sluran
pencernaan melalui anus (Tarwoto dan Wartoneal, 2004)
 Apa yang dimaksud dengan distensi abdomen?
Jawab : distensi abdomen, istilah medis yang menggambarkan kejadian yang terjadi
ketika ada zat (gas/ cairan) menumpuk di dalam perut yang menyebabkan perut atau
pinggang mengembung melebihi ukuran normal. Kejadian ini biasanya merupakan
gejala dari suatu penyakit atau adanya penguraian fungsi anggota tubuh.
 Apa yang dimaksud dengan stomatitis?
Jawab : stomatitis adalah informasi lapisan mukosa dari struktus apapun pada mulut;
pipi, gusi, lidah, bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa
berarti informasi pada mulut.
 Apa yang dimaksud dengan integritas?
Jawab : integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyangkan dalam
menjungjung tinggi nilai- nilai luhur keyakinan. Definisi lain, suatu konsep yang
menunjukan konsistesi antara tindakan dengan nilai prinsip
 Apa yang dimaksud dengan kooperatif?
Jawab : kooperatif, suatu sikap yang menunjukan kerjasama, tidak melakukan
penentangan terhadap suatu sikap individu maupun golongan.
 Apa yang dimaksud dengan jaringan Neukrotik?
Jawab : jaringan neukrotik (jaringan mati) penyebabnya dapat menjadi infeksi/
racun seperti dari gigitan laba- laba terentuk. Kadang- kadang jaringan mati dapat
dihapus dan bagian yang terkena tubuh dapat menyembuhkan dan berfungsi secara
normal. Pada kasus yang berat bisa diamputasi.
 Apa yang dimaksud dengan ulkus (tukak lambung)?
Jawab : ulkus (tukak lambung), penyakit lambung yang terjadi apabila dinding
lambung rusak akibat mukus yang menyelimutinya rusak. Enzim yang dihasilkan
didalam mukus memakan bagian- bagian kecil pada lapisan permukaan lambung.
 Apa yang dimaksud dengan nekrosis?
Jawab : nekrosis, adalah kematian patologi satu atau lebih sel atau sebagai jaringan
atau organ yang dihasilkan dari kerusakan ireversibel. Hal ini terjadi ketika tidak ada
cukup darah mengalir ke jaringan baik karena cedera, radiasi atau bahan kimia
 Apa yang dimaksud dengan insulin?
Jawab : insulin adalah hormon alami berupa hormon polipeptika yang diproduksi
oleh organ penkreas (sel- sel beta) yang berfungsi dalam mengatur metabolisme
karbohidrat dan tingkat cuci darah (glukosa) dalam tubuh.
 Apa yang dimaksud dengan trombosit, basofil, pusinofil, dan segmen?
Jawab : trombosit, adalah fragmen sel kecil yang beredar melalui aliran darah. Fungsi
penting trombosit adalah untuk membantu menghentikan peredaran bila ada cedera
pada tubuh kita. Basofil, adalah sel darah putih yang berjumlah 0, 01- 0,03 % dari
tubuh kita. Basofil merupakan kelompok dari ganulasit yang dapat bergerak keluar
mneuju kejaringan tubuh tertentu. Pusinofil, adalah sel darah putih berjumlah 7% dari
dalam sel darah putih dan mengalami peningkatan terkait dengan adanya asma, alergi,
dan demam, dan kelompok dari granulasit yang bertugas dan melawan parasit yang
memiliki jangka waktu 8 hingga 12 hari. Segmen, adalah sub kumpulan data analityc,
seluruh kumpulan penggunaan satu segmen dan segmen lainnya.
 Apa yang dimaksud dengan hemoglobin dan hematokrit?
Jawab : hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi didalam sel darah
merahyang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru- paruke seluruh tubuh.
Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru- paru untuk
menghembuskan keluar. Hematokrit, merupakan suatu hasil pengukuran yang
menyatakan perbandingan sel darah merah terhadap volume darah
 Apa yang dimaksud dengan ureum, kreatinin, leukosit, dan eritrosit?
Jawab : ureum adalah hasil akhir metabolisme protein yang berasal dari asam amino
yang telah dipindahkan aminonya didalam hati dan mencapai ginjal. Kreatinin,
adalah produk sampingan dari pemecahan fosforkreatin di otot yang dibuang melalui
ginjal. Leukosit adalah sel darah putih merupakan sel darah yang tidak mengandung
pigmen warna. Leukosit berfungsi untuk alat pertahanan tubuh. Eritrosit adalah jenis
sel darah yang paling penting banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-
jaringan tubuh lewat darah.
 Apa yang dimaksud dengan MCV, MCH,MLHC?
Jawab : MCV, salah satu pemeriksaan darah yang menunjukan volume rata- rata satu
sel darah merah dibandingkan dengan volume sel darah merah keseluruhan dalam
darah. MCH, salah satu jenis pemeriksaan yang ada pada darah, dimana akan dinilai
massa dari hemoglobin dari satuan sel darah merah yang ada ditubuh.
MCCH, perhitungan rata- rata konsentrsi hemoglobin didalam eritrosit peningkatan
MCHC (hiperkromia) terdapat pada kondisi dimana hemoglobin abnormal
terkonsentrasi didalam eritrosit, seperti pada pasien luka bakar dan bawaan
 Apa yang dimaksud dengan SGOT dan SGPT?
Jawab : SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) adaah enzim yang
lebih sensitive untuk mendeteksi kerusakan otot dan otor jantung daripada kerusakan
hati. SGOT akan meningkat kadarnya jika terdapat kerusakan sel hati, karena itu
peingkatannya tidak selalu menunjukan adanya kelainan di sel hati. SGPT,
merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Karena itu, SGPT lah yang
lebih menggambarkan fungsi hati seseorang. Ketika sel hati mengalami kerusakan
akibat sesuatu baik dengan gangguan virus atau gangguan kliennya akan terjadi
pengeluaran enzim SGPT dari darah sel hati ke darah. Nilai normal SGOT adalah 3-
45 micro/L sedangkat SGPT adalah 0- 35
4. Membuat pertanyaan kembali
 Apa yan menyebabkan terjadinya DM?
Jawab :
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung gula sederhana yang mudah diserap
tubuh, misalnya permen, es krim dan kue kering.
- Mengkonsumsi minuman yang menggunakan pemanis buatan seperti minuman
bersoda dan jus.

 Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi DM?


Jawab :
- Berhenti merokok
- Berhenti minum alkohol
- Hindari kebiasaan tidak melakukan aktivitas apapun
- Turunkan berat badan
- Ganti sumber karbohidratdengan biji- bijian
- Hindari terlalu sering konsumsi minuman manis
- Konsumsi lemak tak jenuh ganda
- Batasi konsumsi daging merah
- Konsumsi makanan berserat
- Atur porsi makan
- Lakukan berbagai macam aktivitas
 Kenapa pada penyakit DM terjadi luka atau biasa disebut ulkus DM?
Jawab: pada dasarnya penyebab utama jenis luka ataudiabetes tsb adalah
tergganggunya produksi dan fungsi serta kerja hormon insulin.kedua permasalahan ini
berdampak besar yaitu peningkatan kadar gula yang cukup drastis. Meningkatnya
kadar gula dalam darah secara otomatis menyababkan banyaknya gula yang ikut
dalam aliran darah ini tidak berdampak baik bagi tubuh. Ketika gula ikutdengan aliran
darah, otomatis akan menyumbat aliran pembuluh darah.
 Pada saat keadaan luka kenapa harus di lakukan mobilisasi setiap 2 jam?
Jawab : kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, dn teratur,mempunyai
tujuanmemenuhi kebuthan hidup sehat dan penting untuk kemandirian.
5. Analisis
- Menurut kelompok kamu, pasien SMRS mengalami mual, muntahnya berkurang
demam berkurang, mengalami nyeri di telapak kaki kanan yang terjadi setelah
oprasi kaki 1 minggu yang lalu, pasien mengalami ulkus DM. Pasien mempunyai
riwayat merokok selama 30 tahun dan 6 bulanterakhir berhenti. Riwayat DM 5
tahun tidak terkondrol. Riwayat konsumsi alkohol selama 4 tahun dan riwayat
konsumsi makanan yang berlemak, bersantan,makanan siap saji dan jarang
mengkonsumsi sayuran serta jarang berolahraga sehingga pasien mengalami
penyakt DM yang bertambah parah. Adaoun pengertian DM terdapat pada
(halaman. )
- Pada pemeriksaan fisik terjadi tekanan darah yang menurun sehingga
menyebabkan kesadaran komposmetris, pupil mengalami isokor, serta mengalami
konjungtiva anemis. Pembesaran kelenjar getah bening berkurang, peningkatan
JVP berkurang, pada pernafasan mengalami suara ronchi mengalami murmur dan
galop berkurang dan bising usus bertambah. Adapun pengertin komposmetris
(halaman. )
- menurut kelompok kamu, edema pada ekskremitas bawah mengalami peningkatan
sehingga menyebabkan turgor kulit jelek adanya pemasagan infus 10% 500 cc/8
jam lanjut dengan RL drip ketorolac 30 mg/ 8 jam dengan minum melalui mulut
800 cc/ 24 jam dan mual muntah berkurang, distensi abdomen dan anoreksia
berkurang, intakenutrisi pasien ½ porsi dengan stomatitisnya berkurang eliminasi
urine dan eliminasi bowl
- keteter dipasangkan, urine kuning jernih isicol 24 am. BAB spontan berwarna
kuning dengan konsistensi kental dan evakuasi manual.
- Pasien mengalami edemasehingga menyebabkan kedua tungkai bawah lemah
dapat beraktivitas dengan bantuan keluarganya.
- Terjadinya pembekuan otot pada kedua tungkai bawah. Kebersihan kulit jelek
karena adnaya ulkus di ujung kaki kanan. Pasien juga berinteraksi aik dengan
anggota keluarga, pasien lain dan tim kesehatan, pasien juga bekerja sama dengan
perawat dan pendekatan yang telah direncakan.
Materi diabetes millitus
A. Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing
manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme
dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
kebutuhan tubuh.
1. Jenis-Jenis Diabetes
Penyakit diabetes mellitus yang dikenal sebagai penyakit gula atau kencing
manis terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa)
dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.
 Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
 Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau
Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
 Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang
terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi
energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam
hati dan otot.
 Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan
oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena
reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa
yang berhasil masuk sel. Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain
glukosa menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak
pembuluh darah dan menimbulkan berbagai komplikasi. Bagi penderita Diabetes Melitus
yang sudah bertahun-tahun minum obat modern seringkali mengalami efek yang negatif
untuk organ tubuh lain.
2. Gejala-Gejala Diabetes
Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang terjadi pada penyakit diabetes :
- Rasa haus
- Banyak kencing
- Berat badan turun
- Rasa lapar
- Badan lemas
- Rasa gatal
- Kesemutan
- Mata kabur
- Kulit kering
Jika tidak cepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa
menimbulkan berbagai komplikasi, seperti :
- Penglihatan kabur
- Penyakit jantung
- Penyakit ginjal
- Gangguan kulit dan syaraf
- Pembusukan
- Gairah sex menurun
4. Makanan Diet Diabetes
Bagi penderita penyakit diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan yang sehat dan berpengaruh baik pada kadar gula. Hal ini dikarenakan
menurunnya produksi hormon insulin dari pankreas sehingga menyebabkan kadar
gula dalam darah menjadi tinggi. Maka dianjurkan bagi para penderita diabetes untuk
mengasup makanan yang mengandung karbohidrat dari whole grain, sayuran, buah-
buahan dan susu rendah lemak.
Makanan diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes, antara lain :
- Kacang polong, kacang panjang dan buncis
- Apel, aprikot dan pir
- Oats
- Roti gandum dan ubi jalar
- Susu krim dan yogurt rendah lemak
- Daging unggas dan daging merah rendah lemak
- Makarel, sarden, dan salmon
- Labu dan biji rami
- Buah dan sayur-sayuran
- Beras merah
Makanan tersebut dianggap dapat memberikan asupan zat yang sangat
dibutuhkan para penderita diabetes, tanpa membahayakan kesehatan penderita
tersebut. Selain jenis makanan, para penderita diabetes juga harus memperhatikan
porsi makanan dan jadwal makannya. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut,
maka dapat meminimalisir kemungkinan meningkatnya kadar gula dalam darah.
5. Makanan Pantangan Diabetes
Penderita diabetes juga memiliki makanan yang harus dipantang. Ini
dikarenakan tingginya kadar gula dalam darah. Hal tersebut dianjurkan supaya
kondisi kesehatan penderita tersebut dapat terjaga dengan baik. Berikut ini adalah
makanan yang harus dijauhkan oleh penderita diabetes, yaitu :
- Nasi
- Kafein
- Kentang
- Mie dan pasta
- Roti putih
- Nangka dan durian
Jika makanan yang disebutkan diatas dihindari oleh penderita diabetes, maka
hal tersebut dapat membantu mereka dalam menjaga kestabilan gula dalam darah.
2.3 Aplikasi kasus orem

Dt Umum Klien Perawatan diri Pengembangan Penyimpangan Masalahan


secara umum perawatan diri Kesehatan kesehatan
(Universal (Develoment (Health devition dan rencana
selfcare) selfcare) selfcare)
- 58 tahun - Suka - Perubhan - Hambatan  Diagnosa
- Laki-laki mengkonsu konsep mobilitas dari
- Menikah msi diri : HDR fisik ; diabetes

- Islam makanan karena ditandai dengan

- Sunda berlemak,b kondisi engan resiko


ersantan fisik kekuatan megalami
dan terbatas otot komplika
makanan - Penurunan 4444/444 si
siap saji aktivitas 4  Monitor
- Riwayat - Turgor - Infeksi TTV gula
DM 5th tak kulit jelek, dan darah
terkontrol terdapat kerusakan turun
- Jarang ulkus di integritas  Pemeriks
Mengkonsu telapak jaringan aan lab
msi kaki - Asupan  Kaji
Sayuran kanan nutrisi eliminasi
- Jarang tidak urine &
berolahraga cukup b.d bowel
- Suka anoreksi  Latihan &
merokok olahraga
- Konsumsi  Minum
alkohol obat
- Pergerakan teratur
terbatas
karena
nyeri di
telapak
kaki kanan
post
operasi
kaki (ulkus
DM
- TD :
107/64mm
Hg
- R : 18X/m
- P : 86x/m
- S : 36.6oC

PENGUMPULAN DATA DASAR


I. DATA DEMOGRAFI
A. Idenititas Pasien
Nama : Tn. Gana
Jenis Kelamin :L
Umur : 58th
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan :-
Suku / Bangsa : Sunda/ Indonesia
Gol. Darah :O
Alamat : Kuningan
Tgl. Masuk RS : 31-10-2016
Tgl. Pengkajian : 31-10-2016
Diagnosa Medis : DM (Diabetes Melitus)
No. Medrek : 0305

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.O
Jenis Kelamin :P
Umur : 55th
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kuningan
Hub. Dengan Klien : Istri

II. Keluhan Utama


Lemas

III. Riwayat Kesehatan


 Riwayat Sakit Sekarang
a. Riwayat perjalanan penyakit
Klien mengatakan lemas sudah 4hari SMRS, mual(+) ,mutah (-),
anoreksia(+), batuk kadang-kadang , demam(-) , nyeri di telapak kaki
kanan post operasi kaki (ulkus DM) 1 minggu lalu.
b. Riwayat sakit dahulu dan pola hidup
-Riwayat merokok selama 30tahun (2bungkus/hari) dan 6 bulan
terakhir berhenti
-Riwayat DM 5tahun tidak terkontrol
-Riwayat konsumsi alkohol selama 4tahun
-Riwayat konsumsi makanan berlemak,makanan yang
bersantan,makanan siap saji & jarang mengkonsumsi sayuran dan
jarang olahraga.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga mengatakan tidk pernah mengalami penyakit keturunan yang
sama dan tidak pernah mengalami penyakit DM.
IV. Genogram

X
X

Ket : = Perempuan

= Laki-laki

x = Meninggal P
= Meninggal L
x
= Klien P
= Klien L
= Garis Keturunan
= Tinggal Satu Rumah

 Pemeriksaan Fisik Head to toe


a. TD : 107/64 mmHg , N: 86 x/mnt/ kuat , S: 36.6oC , RR : 18 x/mnt ,
BB = kg
b. Kulit, rambut ,kuku
Turgor Kulit Jelek
c. Kepala
Normal
d. Mata
Konjungtiva anemis, pupil isokor +/+ , stomatitis (-)
e. Telinga
Normal
f. Hidung
Normal
g. Mulut
Normal
h. Dada
Ronchi +/+ , murmur(-) , gallop ( -)
i. Abdomen
Bising usus + , distensi abdomen (-)
j. Ekstrimitas
Adema
k. Anus dan Rectum
Normal

Asuhan Keperawatan Kasus Diabetes Mellitus


Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri Akut -Pain Level - Pengkajian nyeri secara
-Pain control komprehensif termasuk
-Comport Level lokasi, karakteristik,
Kriteria Hasil: durasi, frekuensi, kualitas
-Mampu mengontrol nyeri dan faktor presipitasi
(tahu penyebab nyeri, - Kaji nyeri secara
mampu menggunakan konprehensif termasuk
teknik nonfarmalogi untuk lokasi, karakteristik,
mengurangi nyeri, mencari durasi, frekuensi, kualitas
bantuan) dan faktor presifitasi.
-melaporkan bahwa nyeri - Observasi reaksi non
berkurang dengan verbal dari
menggunakan manajemen ketidaknyamanan
nyeri - Gunakan teknik
-mampu mengenali nyeri komunikasi terapetik untuk
(skala, frekuensi, dan tanda mengetahui pengalaman
nyeri) nyeri pasien .
-Menyatakan rasa nyaman - Ajarkan pasien untuk
setelah nyeri berkurang melakukan relaksasi
- Kurangi faktor presifitasi
nyeri
- kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
obat analgetik
2. Resiko Infeksi b.d - Immune Status - Monitor tanda dan gejala
trauma jaringan - Knowledge : Infection infeksi sistemik dan lokal
control - Pertahankan teknik isolasi
- Risk control - Pertahankan teknik apsesis
Kriteria hasil: pada pasien yang beresiko
- klien bebas dari tanda - inspeksi kulit dan
dan gejala infeksi membran mukosa terhadap
- mendeskripsikan proses kemerahan, panas, drainase
penularan penyakit, dan insisi bedah
faktor yang - Kolaborasi dengan tim
mempengaruhi medis untuk pemberian
penularan serta obat antibiotik
penatalaksanaannya - Ajarkan pasien untuk
- meunjukan tentang tanda dan gejala
kemampuan untuk infeksi
mencegah timbulnya - Ajarkan cara menghindari
infeksi infeksi
- jumlah leukosit dalam
batas normal
- menunjukkan perilaku
hidup sehat
3. Kerusakan Integritas - Tissue Integrity : Skin - Monitor kulit akan
Kulit b.d nekrosis and Moccus adanya kemerahan
keruskan jaringan - Membranes - Monitor aktivitas dan
diujung kaki kanan - Hemodyalis akses mobilisasi pasien
Kriteria Hasil: - Anjurkan pasien untuk
- Integritas kulit yang menggunakan pakaian
baik bisa dipertahankan yang longgar
(sensasi, elastisitas, - Jaga kebersihan kulit agar
temperatur, hidrasi, tetap bersih dan kering
pigmentasi) Tidak ada - Mobilisasi pasien setiap
luka pada kulit dua jam sekali
- Perfusi jaringan baik - Ajarkan pasien untuk
- Memnujukan melakukan mobiliasasi
pemahaman dalam ringan seperti
proses perbaikan kulit mengangkat tangan dan
dan mencegah kaki
terjadinya secara
berulang
- Mampu melidnungi
kulit dan
mempertahankan
kelembabn kulit dan
perawtan alami
4. Ketidakseimbangan - Nutritional status: food - Kaji intake nutrisi pasien
nutrisi kurang dari and fluid dan adanya alergi makanan.
kebutuhan tubuh - Intake - Berikan makanan yang
berhubungan dengan - Nutritional status : terpilih (sudah
keseimbangan nutrient intake dikonsultasikan dengan ahli
insulin, makanan, - Weight control gizi)
dan aktivitas jasmani Kriteria hasil - Berikan makanan yang
- Adanya peningkatan hangat
berat badan sesuai - Ajarkan pasien
dengan tujuan untukmenghindari makanan
- Berat badan ideal sesuai yang berlemak dan
dengan tinggi badan bersantan
- Mampu mengidentifikasi - Berikan substansi gula
kebutuhan nutrisi - Anjurkan pasien untuk
- Tidak ada tanda-tanda berolahraga ringan
malnutrisi - Berikan informasi tentang
- Menunjukkan kebutuhan nutrisi
peningkatan fungsi - kolaborasi dengan tim
pengecapan dari menelan medis atau dokter untuk
memberikan vitamin dan
obat anti emetik

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


N Tangg Diagnosa Implementasi Evaluasi TT
O al D
1. 02-11- Nyeri Akut - Mengkajian - Perawat dapat
2016 nyeri secara mengetahui dan
komprehensif mengatasi nyeri
termasuk pasien.
lokasi, - Perawat dapat
karakteristik, meningkatkan
durasi, kenyamanan
frekuensi, pasien.
kualitas dan - Perawat dapat
faktor mengetahui
presipitasi riwayat nyeri
- Mengbservasi pasien.
reaksi non - Resiko nyeri pada
verbal dari pasien berkurang.
ketidaknyaman - Dengan
an memberikan
- Menggunakan latihan nafas
teknik dalam dan
komunikasi memberikan obat
terapetik untuk analgetik
mengetahui Ex :
pengalaman
nyeri pasien .
- Mengajarkan
pasien untuk
melakukan
relaksasi
- Mengurangi
faktor
presifitasi nyeri
- berkolaborasi
dengan tim
medis untuk
pemberian obat
analgetik
2. 02-11- Inspeksi b.d - Memonitor - Perawat dapat
2016 trauma jaringan tanda dan mengetahui resiko
gejala infeksi infeksi pasien.
sistemik dan - Dengan teknik isolasi
lokal pasien terhindar dari
- mempertahanka infeksi penyakit
n teknik isolasi menular.
- mempertahanka - Pasien terhindar dari
n teknik apsesis mikroorganisme dan
pada pasien bebas kuman.
yang beresiko - Perawat dapat
- menginspeksi mengetahui dan
kulit dan mengatasi kelainan
membran pada kulit.
mukosa - Memberikan obat
terhadap antibiotik
kemerahan, Ex :
panas, drainase
dan insisi bedah
- berkolaborasi - Pasien paham akan
dengan tim tanda dan gejala
medis untuk infeksi.
pemberian obat - Pasien terhindar dari
antibiotik infeksi.
- mengajarkan
pasien untuk
tentang tanda
dan gejala
infeksi
- mengajarkan
cara
menghindari
infeksi

3. 02-11- Kerusakan - memonitor - Perawat dapat


2016 Integritas Kulit kulit akan mengetahui dan
b.d nekrosis adanya mengatasi
keruskan kemerahan kelainan pada
jaringan diujung - memonitor jaringan kulit.
kaki kanan aktivitas dan - Diharapkan
mobilisasi pasien dapat
pasien melakukan
- menganjurkan aktivitas mandiri.
pasien untuk - Dengan memakai
menggunakan pakaian longgar
pakaian yang dapat mengurangi
longgar resiko kerusakan
- menjaga integritas kulit
kebersihan lainnya.
kulit agar - Dengan
tetap bersih kebersihan dan
dan kering mempertahankan
kulit kering dapat
- memobilisasi membantu
pasien setiap mempercepat
dua jam sekali proses
- mengajarkan penyembuhan.
pasien untuk - Dengan
melakukan mobilisasi ringan
mobiliasasi secara rutin dapat
ringan seperti memberikan
mengangkat kenyamanan dan
tangan dan mengurangi kaku
kaki. otot.

4. 02-11- Ketidakseimban - Kaji intake - Setelah


2016 gan nutrisi nutrisi pasien dan melakukan
kurang dari adanya alergi pengkajian
kebutuhan tubuh makanan. diharapkan
berhubungan - Berikan makanan perawat dapat
dengan yang terpilih memberikan
keseimbangan (sudah makanan yang
insulin, dikonsultasikan tepat dan sesuai.
makanan, dan dengan ahli gizi) - Dengan
aktivitas jasmani - Berikan makanan memberikan
yang hangat makanan yang
- Ajarkan pasien terpilih
untuk diharapkan
menghindari nutrisi pasien
makanan yang sesuai dengan
berlemak dan kebutuhannya.
bersantan - Makanan hangat
- Anjurkan pasien dapat
untuk memberikan
berolahraga kenyamana pda
ringan perut pasien.
- Berikan - Pasien terhindar
informasi tentang dari resiko
kebutuhan nutrisi kolestrol tinggi.
- kolaborasi - Olahraga dapat
dengan tim membuat tubuh
medis atau pasien segar dan
dokter untuk bugar.
memberikan - Pasien dapat
vitamin dan obat mengetahui
anti emetik makanan yang
sehat dan sesuai
dengan
kebutuhannya.
- Memberikan
vitamin dan obat
anti emetik
Ex :

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut


Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita diabetes
mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka kematian sekitar
3,2 juta orang.
WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta
orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan negara-
negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus 150 %
yaitu negara penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta orang), Cina
(23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta orang), dan Jepang
(6,7 juta orang).
Model konsep Dorothea Orem terfokus pada selfcare dan kebutuhan
perawatan diri klienuntuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, perkembangan, dan
kesejahteraan. Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri yaitu:
1. Perawatan diri yang bersifat holistik, seperti kebutuhanoksigen, air, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat.
2. Perawatan mandiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang
manusia.
3. Perawatan mandiri yang harus dilakukan karena adanya masalah kesehatan
atau penyakit.
Teori menurut Dorothea Orem

1. Teori self care

2. Teori self care deficit

3. Teori Nursing sistem

B. Saran

Semua masyarakat atau individu diharapkan tidak terlalu banyak


mengkonsumsi gula, banyak melakukan olah raga, dan mengatur pola makanan yang
baik. Karena gula itu sendiri yang menyebabkan penyakit diabetes terjadi, dan pola
makan yang kurang sehat atau tidak teratur, atau terlalu banyak tidak disertai dengan
olahraga dapat menyebabkan Diabetes Mellitus itu terjadi.

Anda mungkin juga menyukai