Modul KBK Dosen Kebutuhan Eliminasi (Urinaria)
Modul KBK Dosen Kebutuhan Eliminasi (Urinaria)
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep kebutuhan Eliminasi (urinari) sebagai salah satu
bagian penting dalam kebutuhan dasar manusia dan mampu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan kebutuhan eliminasi.
5. Tanda klinis
Tanda klinis gangguan eliminasi urin seperti tanda retensi urine,
inkontinensia urin, enuresis, dan lain-lain.
F. Intervensi Keperawatan
Tujuan dari intervensi keperawatan yang dilakukan adalah untuk memahami arti
eliminasi urin, membantu mengosongkan kandung kemih secara penuh, mencegah
infeksi, mempertahankan integritas kulit dan mencegah kerusakan kulit, memberikan rasa
nyaman dan mengembalikan fungsi kandung kemih,memberikan asupan cairan secara
tepat, serta memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional. Adapun rencana
tindakan yang dilakukan adalah:
1. Monitor / observasi perubahan faktor, tanda gejala terhadap masalah perubahan
eliminasi urin, retensi dan inkontinensia.
2. Kurangi faktor yang mempengaruhi atau penyebab masalah.
3. Monitor terus perubahan retensi urin.
4. Lakukan katerisasi urin.
Berikut ini merupakan beberapa rencana intervensi yang dapat dilakukan
terhadap masalah atau gangguan pada kebutuhan eliminasi urinari sebagai berikut:
1. Retensi Urine
Latih teknik pengosongan kandung kemih, seperti:
a. Teknik Manuver valsava (meregangkan abdomen), yaitu mengontraksikan otot
abdomen dengan mengejan atau tahan napas selama mengejan.
b. Teknik Manuver Crede, yaitu dengan cara menempatkan kepalan tangan
dibawah area umbilikal dan tekan hingga kuat ke bawah dan ke arah arkus pelvis
hingga pengosongan sempurna.
2. Inkontinensia Dorongan
a. Pertahankan hidrasi secara optimal.
b. Ajarkan untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih dengan cara menentukan
volume kemih setiapkali melakukannya, menganjurkan untuk menahan selama
mungkin, dan menghindari seringnya berkemih yang merupakan kebiasaan.
c. Ajarkan pola berkemih terencana (mengatasi kontraksi kandung kemih).
d. Anjurkan berkemih saat terjaga seperti setelah makan, latihan fisik, mandi dll.
e. Anjurkan untuk menahan sampai waktu berkemih.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam mengatasi iritasi kandung kemih.
3. Inkontinensia Total
a. Pertahankan jumlah cairan dan berkemih.
b. Rencanakan program katerisasi intermiten bila ada indikasi, bila gagal
pertimbangkan pemasangan kateter indweeling.
4. Inkontinensia Stres
Kurangi faktor penyebab seperti kehilangan jaringan atau tonus otot:
a. Ajarkan mengidentifikasi otot dasar pelvis dan kekuatan serta kelemahannya
saat melakukan latihan (kegel sebanyak 25x, setiap latihan 4-6 set setiap hari).
b. Bayangkan menghentikan aliran urin, kencangkan otot belakang dan depan
dalam waktu 10 detik, kemudian lepaskan atau rileks, ulangi hingga 10x.
Kurangi faktor penyebab seperti meningkatnya tekanan abdomen, dengan:
a. Latih untuk menghindari duduk lama.
b. Latih untuk sering berkemih sedikitnya tiap 2 jam.
5. Inkontinensia Refleks
a. Ketuk supra pubis secara dalam, tajam, berulang.
b. Catat jumlah asupan dan pengeluaran.
c. Jadwalkan program katerisasi pada saat tertentu.
6. Inkontinensia Fungsional
a. Tingkatkan faktor yang berperan dalam kontinen seperti: pertahankan hidrasi
optimal (berikan asupan cairan 200-300 ml/hari bila tidak ada kontraindikasi, atur
jarak minum setiap 2 jam, kurangi asupan cairan pada malam hari, kurangi
minum kopi, teh, jus anggur yang berdampak diuretik), pertahankannutrisi yang
adekuat, berikan motivasi kemampuan mengontrol kandung kemih.
b. Jelaskan cara mengenali perubahan urin yang abnormal seperti adanya
peningkatan mukosa, darah dalam urin dan perubahan warna.
c. Ajarkan cara memantau adanya tanda dan gejala ISK, seperti peningkatan suhu,
nyeri saat berkemih, mual atau muntah, dan perubahan keadaan urin.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan terhadap gangguan kebutuhan eliminasi urin secara
umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam:
1. Miksi secara normal, ditunjukan dengan kemampuan pasien berkemih sesuai dengan
asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa menggunakan obat.
2. Mengosongkan kandung kemih, ditunjukan dengan berkurangnya distensi, volume
urin residu, dan lancarnya kepatenan drainase.
3. Mencegah infeksi, ditunjukan dengan tidak adanya infeksi, tidak ditemukan adanya
disuria, urgensi, frekuensi, dan rasa terbakar.
4. Mempertahankan integritas kulit.
5. Memberikan rasa nyaman, ditunjukan dengan berkurangnya disuria, tidak ada
distensi kandung kemih, dan ekspresi senang.
6. Melakukan bleder training, ditunjukan dengan berkurangnya inkontinensia dan
mampu berkemih di saat ingin berkemih.
V. Berpikir Kritis
A. Studi Kasus
Tn. A (50 th) masuk ke RS dengan keluhan sulit buang air kecil sejak 3 minggu
sebelum masuk RS. Pasien mengeluh bila mau buang air kecil harus mengedan terlebih
dahulu dan menimbulkan rasa nyeri pada daerah kemaluannya. Pasien juga mengatakan
sering BAK di malam hari walaupun tidak banyak minum pada sore harinya. Pancaran
kencingnya melemah dan terkadang menetes. Pasien merokok sejak remaja namun
sudah berhenti 10 tahun lalu karena suka batuk – batuk, tidak pernah minum alkohol.
Setelah perawat melakukan pemeriksaan fisik didapatkan GCS M6V5E4, TD 120/80
mmHg, Nadi 88x/mnt, RR 24x/mnt, takipnea (-), hasil USG, buli-buli dengan kesan.
Dokter mendiagnosa bahwa Tn.A menderita Benigna Prostate Hiperplasia (BPH).
B. Pertanyaan Terkait
1. Jelaskan anatomi fisiologi sistem perkemihan dan persarafannya!
2. Identifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi eliminasi (urinari) !
3. Diskusikan mengenai Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)!
4. Identifikasi masalah kesehatan terkait kebutuhan eliminasi (urinari)!
5. Jelaskan proses pengkajian pemenuhan kebutuhan eliminasi (urinari)!
6. Diskusikan diagnosa keperawatan yang sesuai bagi klien yang mengalami gangguan
eliminasi (urinari)!
7. Identifikasi tujuan dan kriteria hasil untuk pemenuhan kebutuhan eliminasi (urinari)!
8. Diskusikan intervensi keperawatan yang diperlukan terkait masalah – masalah
kebutuhan eliminasi (urinari)!
9. Identifikasi prosedur evaluasi terkait eliminasi (urinari)!
VII. Evaluasi
1. Penyaringan yang terjadi pada ginjal terjadi di .....................
a. Glomerulus
b. Tubulus proksimal
c. Lengkung henle
d. Capsula bowmen
e. Nefron
2. Berikut ini merupakan beberapa fungsi ginjal ..............
(1) Mengekskresikan sisa – sisa metabolisme, zat racun dan obat – obatan.
(2) Mengatur produksi sel darah merah
(3) Pengatur keseimbangan asam dan basa.
(4) Tempat menyalurkan urin keluar
3. Proses penyerapan substansi yang tersaring seperti glukosa, asam amino, fosfat, sulfat,
dan organik anion merupakan tahap pembuntukan urin ..................
a. Filtrasi
b. Absorbsi
c. Reabsorbsi
d. Augmentasi
e. Retensi
4. Berikut ini merupakan tanda dan gejala dari inkontinensia stress adalah ............
(1) Adanya urine menetes dengan peningkatan tekanan abdomen
(2) Adanya dorongan berkemih
(3) Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali)
(4) Distensi vesika urinaria dan ketidaksanggupan untuk berkemih
5. Anak – anak dan lanjut usia sering mengalami kesulitan terhadap kemampuannya untuk
mengontrol buang air kecil, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor ...............
a. Kebiasaaan
b. Sosiokultural
c. Diet dan asupan
d. Tingkat perkembangan
e. Kondisi penyakit
6. Volume urin normal yang dikeluarkan untuk usia dewasa per hari kurang lebih adalah .....
a. 250 – 400 ml
b. 400 – 500 ml
c. 1500 ml
d. 2500 ml
e. >2500 ml
Soal untuk No 7 - 10
Nn. F (19 th) mengeluh nyeri pada area suprapubik, menurut pengakuannya bahwa ia
tidak BAK selama 2 hari, dan merasa tidak nyaman di daerah pubis, tampak ada distensi
blass dan nyeri tekan.
7. Gejala – gejala yang ditunjukan Nn.F kemungkinan menunjukan ................
a. Inkontinensia urine
b. Retensi urine
c. Disuria
d. Poliuria
e. Anuria
8. Tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah diatas adalah ................
a. Anjurkan perbanyak minum air hangat setiap bangun tidur
b. Lakukan kompres hangat dan dingin secara bergantian
c. Lakukan penekanan pada suprapubik untuk mendorong urine keluar
d. Latihan toilet training
e. Kolaborasi pemasangan kondom kateter
9. Evaluasi yang dapat dilakukan pada kasus diatas adalah ..............
(1) Nyeri hilang atau berkurang
(2) Tanda – tanda infeksi hilang
(3) Merasa nyaman dan tidak ada distensi kandung kemih
(4) Nafsu makan bertambah
10. Ketidakseimbangan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu
mengontrol sfingter eksterna disebut .............
a. Enuresis
b. Retensi urin
c. Disuria
d. Urgency
e. Anuria