Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kaolin merupakan mineral alam yang banyak terdapat di Indonesia.

Kaolin dapat ditemukan di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bangka dan

Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara dengan

kadar yang cukup tinggi (Hartomo, 1994). Riau merupakan salah satu daerah

yang juga kaya dengan Kaolin, di Riau sumber-sumber kaolin banyak terdapat

di Kabupaten-kabupaten, seperti di Kabupaten Kampar, Rokan Hilir,

Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir bahkan di

kota Pekanbaru pun dapat kita jumpai (Dinas Pertambangan dan Energi,

2006).

Kaolin tersusun dari bahan-bahan tanah lempung dengan komposisi kimia

hidrous aliminiimi silikat (Al2O3.2SiO2.H2O) dan berwama putih, abu-abu

putih, kuning jingga, abu-abu atau kemerahan. Komponen utama penyusun

kaolin adalah silika dan alumina, kaolin juga memiliki struktur berlapis (layer

structure) sehingga memiliki kemampuan mempertukar kation. Meskipun

telah digunakan secara luas untuk berbagai industri, namun pemakaian kaolin

masih belum optimal, karena hanya digunakan sebagai bahan pendukung

dalam industri keramik, kertas, karet, kosmetik, plastik dan cat (Tan 1995).
Kaolin merupakan salah satu sumber silika (Si02) dan alumina (Al2O3) di

muka bumi dengan persentase yang ciikup besar sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembiiatan zeolit sintetis. Zeolit didefenisikan sebagai

kristal aluminosilikat yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi. Zeolit

dibentuk oleh tetrahedral silika (SiO") dan alumina (A104") dengan rongga

terisi molekul air, ion-ion logam, biasanya alkali dan alkali tanah yang dapat

dipertukarkan. Zeolit merupakan material berpori yang memiliki luas

permukaan yang besar dan situs aktif, baik situs asam Bronstead dan asam

Lewis. Adanya situs aktif ini mengakibatkan zeolit memiliki kemampuan

imtuk menyerap senyawa atau ion baik dalam larutan atau udara. Selain itu

adanya ukuran pori-pori yang berbeda imtuk jenis zeolit yang berbeda akan

memberikan sifat selektifitas terhadap kemampuan adsorpsi zeolit (Hamdan,

1992).

Zeolit dapat ditemukan di alam dan dapat juga disintesis. Indonesia telah

banyak menggunakan zeolit sintetis, namim belum banyak diproduksi dan

umumnya diperoleh secara impor. Meskipun sifat fisik dan kimia pada zeolit

sintetis sama dengan zeolit alam, akan tetapi zeolit sintetis memiliki

kemumian dan kualitas yang lebih baik dibanding zeolit alam (Ulfah dkk,

2006).

Kualitas zeolit sintetis sangat dipengaruhi oleh komposisi gel, sifat fisik

dan kimia reaktan, jenis kation dan kondisi kristalisasi. Jenis zeolit sintetis

secara umum dapat dibedakan berdasarkan rasio Si/Al antara lain, zeolit silika

rendah dengan perbandingan Si/Al 1,0-1,5 memiliki konsentrasi kation paling


tinggi dan mempunyai sifat adsorpsi yang optimum, seperti zeolit A dan X;

zeolit silika sedang dengan perbandingan Si/Al adalah 2-5, seperti Mordenite,

Erionite, zeolit Y; zeolit silika tinggi dengan perbandingan kadar Si/Al antara

10-100 atau bahkan lebih, seperti zeolit ZSM-5 (Bruce, 1992).

Dampak pencemaran lingkungan yang mungkin timbul akibat limbah cair

yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat diketahui dengan mengukur

konsentrasi parameter-paremeter limbah cair, baik berupa paramater fisik,

parameter kimia (organik dan anorganik) ataupun parameter biologi. Salah

satu parameter yang termasuk dalam kelompok parameter kimia (anorganik)

adalah timbal (Pb). Dimana kita tahu logam Pb merupakan bahan pencemaran

yang potensial, pencemaran Pb d^at terjadi di udara, air, maupun tanah. WHO

menetapkan batas Pb didalam air sebesar 0,1 ppm, karena apabila melebihi

konsentrasi tersebut akan memberikan efek racun pada manusia (Pallar, 1994).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa zeolit merupakan

material multiguna, untuk itu penelitian ini difokuskan pada kemampuan

zeolit yang cukup baik untuk mengadsorpsi logam berat seperti Pb, sehingga

dapat menurunkan pencemaran akibat logam berat.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Dengan disusunnya Laporan Studi Kelayakan, Eksploitasi, dan Produksi

ini, diharapkan dapat mengkaji nilai ekonomis dari segi teknis dan non teknis

kegiatan penambangan kaolin. Sehingga Laporan Studi Kelayakan, Eksploitasi,


dan produksi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan program atau

kegiatan secara rinci dalam penambangan kaolin. Pemerintah juga dapat

melakukan penilaian dan pengawasan terhadap perusahaan dalam melaksanakan

kegiatan penambangan kaolin.

1.2.2 Tujuan

Tujuan laporan perencanaan tambang ialah sebagai berikut:

a. Merancang rencana penambangan (tata cara dann sistem)

b. Merancang rencana pengolahan dan pemurnian atau pencucian

c. Merancang pengangkut penimbunan (tata cara dan sistem)

d. Mengetahui pemantauan dan pengolahan lingkungan

e. Merancang organisasi dalam kepengurusan tambang dan tenaga kerja

f. Merancang rencana pemasaran dan rencana produksi per-tahun dan

umur tambang

g. Menganilisis kelayakan tambang dan investasi tambang.

1.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi

Beberapa aspek yang digunakan dalam pengkajian kelayakan rencana

penambangan aspal di PT. Kaolin Indonesia

1.3.1 Penilaian dan Metode Studi

Penilaian dan pengkajian data didasarkan pada hasil kegiatan eksplorasi

detil yang telah dilaksanakan data tersebut digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan pengkajian terhadap rencana penambangan aspal didaerah tersebut.

Berdasarkan data data tersebut diatas dilakukan pengkajian terhadap bebrapa


aspek antara lain: aspek penambangan, aspek pengangkut, aspek pengolahan,

aspek lingkungan, aspek pemasaran dan aspek ekonomi.

1.3.2 Deskripsi Kegiatan

Lingkup pekerjaan yang mencakup kajian kelayakan teknik dan kelayakan

ekonomi dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder, penelitian

lapangan, pengujian laboratorium dan penyusun laporan.

Perencanaan tambang secara terinci meliputi;

1.3.2.1 Kajian Geologi dan Eksplorasi

1.3.2.2 Kajian Rencana Penambangan

1.3.2.3 Kajian Tenaga Kerja dan Organisasi

1.3.2.4 Kajian Investasi dan Analisis Kelayakan

1.3.3 Metode Studi

Kajian kelayakan rencana penambangan kaolin dilaksanakan dengan

melakukan pendekatan metologi berdasarkan data hasil pengamatan lapangan,

penggunaan data hasil analisis serta data pendukung lainnya. Analisi kelayakan

investasi didasarkan pada asumsi bunga bank, eskalasi pendapatan dan biaya

kebutuhan perlatan tambang.

1.4 SUSUNAN DIREKSI

a. Nama Direktur : Frisco Rabori Simarmata

b. Nama Perusahaan : PT. Kaolin Indonesia


c. Jenis Kegiatan : Pertambangan

d. Alamat : Jalan Borneo

e. Lokasi Kegiatan : Kuala Kurun

f. Telepon/HP : 081265347982

g. Ketua Studi : Roy Guna Hutabalian

h. Staf Eksplorasi Tambang : Frisco Rabori Simarmata

i. Staf Perencana Tambang : Leonardo Frantoni Sitohang

j. Staf Ekonomi Tambang : Fani Ledia Haloho

k. Ahli Lingkungan Tambang : Rahul Bindu Antama Sitindaon

l. Ahli Hidrologi dan Hidrologi : Leonardo Frantoni Sitohang


BAB II

KEADAAN UMUM

2.1 Lokasi dan Luas Wilayah

Gunung mas merupakan salah satu kawasan dengan sumber daya kaolin yang

terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah. Secara administrasi kabupaten ini secara

astronomi terletak pada ± 0° 18’ 00” Lintang Selatan s/d 01° 40’ 30” Lintang

Selatan dan ± 113° 01’ 00” Bujur Timur s/d 114° 01’ 00” Bujur Timur.

Berpenduduk sebanyak 96.990 jiwa (sensus 2010). Luas wilayah kabupaten

Gunung Mas adalah 10.804 km² dan merupakan kabupaten terluas keenam dari 14

kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah (7,04% dari luas Provinsi Kalimantan

Tengah). Luas wilayah tersebut terdiri atas:

 Kawasan hutan belantara

 Kawasan pemukiman

 Sungai, danau dan rawa

 Daerah pertanian (sawah, ladang dan kebun)


PT. Kaolin Indonesia sampai pada tahap kajian kelayakan memiliki area seluas

512,3 Ha (Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah No. 169

Tahun 2019 tentang pemberian Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi kepada PT.

Kaolin Indonesia yang terletak di Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangka Raya,

Provinsi Kalimantan Tengah.

2.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat

Lokasi penyelidikan berjarak sekitar 160 km ke arah utara dari Kota Palangka

Raya. Akses menuju perusahaan PT. Kaolin Indonesia dapat ditempuh dengan

perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat

atau lebih. Waktu tempuh dari pusat Kota Palangka Raya lebih kurang selama 3

jam 30 menit.
Gambar 2.2.1 Peta Lokasi Kesampaian Daerah

(sumber : Google Maps)

Sarana perhubungan setempat bisa menggunakan kendaraaan bermotor

roda dua maupun roda empat atau lebih seperti mobil pribadi, travel dan bus.
Gambar 2.2.2 Kondisi Akses Jalan Dari Pusat Kota Palangka Raya Menuju
Lokasi Perusahaan.
(Sumber : Google Maps)

2.3 Keadaan Lingkungan Daerah

Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi keadaan lingkungan daerah

penelitian adalah sebagai berikut:

A. Kependudukan

Kependudukan merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan

pembangunan suatu wilayah. Analisis kependudukan ini digunakan sebagai

acuan untuk memprediksi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di

masa yang akan datang serta sebagai dasar penentuan alokasi lahan untuk

berbagai kebutuhan seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Gunung Mas tahun 2020

mencatat jumlah penduduk Kuala Kurun sebanyak 12.223 jiwa, atau 40% dari
jumlah penduduk di kecamatan Kurun, berada di keluarahan Kuala Kurun dari

15 kelurahan/desa. Penduduk berdasarkan jenis kelamin, yakni laki-laki

berjumlah 6.412 jiwa dan perempuan berjumlah 5.811 jiwa. Suku asli di

kelurahan ini yakni suku Dayak Ngaju atau disebut juga Biaju, yang

merupakan suku Dayak terbesar di Kalimantan Tengah.

Berdasarkan agama kepercayaan, mayoritas penduduk kecamatan Kurun

memeluk agama Kristen yakni berjumlah 67,18%, dimana Protestan 64,44%

dan Katolik 2,74%, yang umumnya berasal dari etnis Dayak. Kemudian Islam

27,44%, Hindu yang umumnya Kaharingan 5,34%, kemudian Budha 0,01%

dan lainnya 0,03%.

B. Keadaan Flora dan Fauna

a. Flora

Pada kawasan ini tersusun dari berbagai jenis in-situ,

seperti : Palawan (Tristania abovata), Meranti (Shorea sp),

Laban (Vitex sp), Tengkawang (Shorea sp), Gerunggang

(Cratoxylon arborescens), Pinus (Pinus mercusii), Mahoni

(Sweetinia macropilla), Alau (Dacrydium sp), Banturung

(Artocarpus spp), Jengkol (Pitchecollobium timorensis),

Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan Akasia (Acacia

mangium), dan lain-lain.

b. Fauna

Jenis satwa yang pernah dijumpai pada kawasan ini antara

lain Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Musang


(Paradoxurus hermaproditus), Burung Tekukur (Streptopelia

chinensis), Cucak Rowo (Pycnonotus zeylanicus), Rusa

(Cervus), babi hutan (sus vitatus), Biawak, Ular Kobra Punai

(Treron psittacea), Betet, Pergam (Ducula cineracea), dan

Burung Beo, Trenggiling, dan lain-lain.

C. Iklim

Berdasarkan data – data curah hujan dari tahun 2006-2019 akan

dianalisis sehingga diperoleh data curah hujan perbulan.


Tabel . Banyaknya Curah Hujan Perhari

2006 2007 2008


Bulan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh)
Januari 467,7 12 314,8 13 28,4 15
Februari 331,6 13 563,5 15 24,2 9
Maret 514,1 14 376,3 16 23,0 22
April 428,9 16 369,4 12 26,4 19
Mei 408,2 17 450,6 15 14,6 11
Juni 309,7 12 340,6 11 27,8 12
Juli 40,2 3 301,7 10 31,0 9
Agustus 20,2 2 357,0 10 14,3 16
September 128,5 3 111,4 6 16,9 10
Oktober 56,7 3 220,0 12 16,3 18
November 370,7 9 331,1 14 27,6 17
Desember 413,6 12 479,4 20 21,2 14

2009 2010 2011


Bulan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh)
Januari 187,3 3 531,5 16 332,0 11
Februari 373,5 13 287,0 11 854,2 14
Maret 856,1 17 473,3 19 69,7 11
April 330,0 12 497,0 12 387,0 12
Mei 311,1 11 415,2 15 288,0 8
Juni 163,7 11 418,3 17 750,6 9
Juli 192,2 7 0,00 0 312,5 13
Agustus 93,3 7 507,7 17 417,2 6
September 68,4 3 436,8 14 312,5 10
Oktober 311,1 11 732,4 17 69,7 14
November 386,0 2 448,0 15 68,8 10
Desember 399,1 14 217,5 13 390,2 18
2012 2013 2014
Bulan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh)
Januari 434,6 21 357,00 26 257,20 26
Februari 255,9 22 425,00 22 503,40 22
Maret 339,5 22 161,00 26 253,40 26
April 269,1 21 230,00 22 561,10 22
Mei 229,3 15 411,00 25 284,50 25
Juni 272,8 13 253,00 9 135,80 12
Juli 244,3 16 0,00 0 242,90 22
Agustus 75,0 11 0,00 0 146,00 16
September 72,3 8 32,00 1 159,00 12
Oktober 250,7 18 174,00 5 121,20 12
November 243,5 22 470,00 13 319,10 21
Desember 475,5 25 209,00 11 396,10 24

2015 2016 2017


Bulan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh)
Januari 357,00 17 357,00 17 398,30 19
Februari 425,00 14 425,00 14 373,00 18
Maret 161,00 8 161,00 8 248,50 24
April 230,00 10 230,00 10 443,90 19
Mei 411,00 11 411,00 11 292,00 13
Juni 253,00 9 253,00 9 436,60 14
Juli 0,00 0 0,00 0 160,90 14
Agustus 0,00 0 0,00 0 188,50 7
September 32,00 1 32,00 1 280,40 16
Oktober 174,00 5 174,00 5 317,60 16
November 470,00 13 470,00 13 257,10 18
Desember 209,00 11 209,00 11 214,10 21
2018 2019
Bulan Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan (mm) (hh) Hujan (mm) (hh)
Januari 485,5 20 321,0 15
Februari 262,2 17 403,0 10
Maret 342,5 25 260,0 14
April 421,9 21 412,0 16
Mei 134,7 13 213,0 10
Juni 118,6 11 323,0 13
Juli 148,3 10 4,0 2
Agustus 73,1 6 75,0 5
September 28,8 9 113,0 4
Oktober 155,8 16 283,0 7
November 265,2 23 176,0 6
Desember 360,3 27 505,0 17

(Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) -

Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya)

Berdasarkan tabel curah hujan diatas dapat diketahui bahwa curah hujan

terbesar jatuh pada bulan Maret tahun 2019 sedangkan jumlah hari hujan

terbanyak jatuh pada bulan desember tahun 2018 dengan jumlah hari hujan

sebanyak 27 kali hujan dalam 1 bulan.


BAB III

GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

3.1 Geologi Regional

3.1.1 Topografi dan Geomorfologi

3.1.2 Litologi

Berikut ini formasi/satuan batuan serta penjelasan batuan daerah

kuala kurun:

Formasi Simbol
No. /Satuan dan Penjelasan Batuan
Batuan Warna
Pasir kuarsa, kerikil dan bongkah
yang berasal dari komponen batuan
malihan, batuan bersifat granit dan
kuarsit lepas. Di beberapa tempat
ditemukan lumpur pasir dan tanah
liat mengandung lignit dan limonit.
1. Aluvium Qa
Batuan yang akan mengeras juga
ditemukan terletak antar 40-50 meter
di atas permukaan sungai sekarang.
Batuan-batuan tersebut terdapat
sebagai endapan sungai, undak dan
rawa
2. Tonalit Kls Batuan granitan dengan tekstur
Sepauk merata, berkomposisis diorite,
tonalit, granodiorit sampai monzonit.
Kontak terobosan antara batuan
pluton granitan dengan batuan
leleran yang bersusunan menengah
terdapat di sekitar Buntut Nusa, hulu
S. Mentaya. Proses piritisasi juga
terjadi di beberapa tempat urat
kuarsa dengan tebal beberapa mm-
beberapa cm berhubungan erat
dengan terjadinya endapan logam
dasar di daerah ini. Berdasarkan
penentuan jejak belah, batuan ini
berumur kira-kira 76±8,7 juta tahun
atau Kapur Atas (Wikarno, 1976).
Batupasir kuarsa, putih, berstruktur
silang siur, sebagian gampingan,
bersisispan batulanau, serpih dan
batubara. Berfosil foram kecil antara
lain: Globigerina venezuelana
HEDBER, Globigerina tripartite
KOCK, Globigerina selli
(BORSETTI), Globigerina
praebulloides BLOW, Globigerina
Formasi angustnambilicata BOLLI, dan
3. Tomm
Montalat Casigerinella chipolensis
(CHUSMAN dan POTTON),
berumur Oligosen (P.19-N3).
Diendapkan di laut dangkal terbuka,
dengan tebal mencapai 1400 m.
Formasi ini menjemari dengan
Formasi Berai dan Formasi Tanjung.
Jenis perlipatannya mirip dengan
Formasi Tanjung tetapi lebih terbuka
(Soetrisno drr., 1994)
4. Formasi Tomm Batupasir, batupasir tufan, batupasir
Warukin gampingan, batulanau dan
batulempung. Di beberapa tempat
terdapat konglomerat berlapis silang
siur dan sisipan batugamping.
Lapisan batubara dengan ketebalan
amata 0,3 sampai 2meter terdapat di
dalam lapisan batupasir. Di daerah
yang dipetakan formasi ini
mengandung bahan gunungapi dan
kearah utara kandungannya semakin
banyak. Sisipan batugamping koral
berwarna putih dan kekuning-
kuningan dengan ketebalan kira-kira
10 sampai 15 meter, terdapat di
bagian bawah satuan ini dan
mengandung fosil Lepidocyelina
angulosa PROVALE, Lepidocyclina
acuta RUTTEN, Heterostegina
barneensis VAN DER VLERK,
Lepidocyclina ephippioides JONES
dan CHAPMAN, dan keretan-
keretan koral (Kadar, 1974).
Umurnya adalah Miosen. Di Lembar
Teweh satuan ini merupakan bagian
paling bawah daripada Formasi
Warukin. Berdasarkan penampang
melintang, ketebalannya
diperkirakan berkisar antara 300-500
meter
Breksi gunungapi, tuf, aglomeral dan
lava andesit. Komponen breksi
biasanya andesit dan dasit berukuran
beberapa cm-100 cm. Aliran lava
Batuan
umumnya berkomposisi andesit
5. Gunungapi Tomv
horenblende. Batuan Gunungapi
Malasan
Malasan menjemari dengan bagian
bawah Formasi Tanjung, diduga
berumur Miosen Awal dan
diendapkan di lingkungan litoral.
Tabel 3. 1 Formasi Batuan
(Sumber: Peta Geologi Kuala Kurun)

Kaolin merupakan mineral tanah liat dengan kandungan utama berupa

mineral kaolinit yang tersusun dari aluminasilikat terhidrat. Selain kaolinit,

mineral lain yang terkandung dalam kaolin adalah dickit, nakrit dan

haloisit.

Kaolin juga memiliki daya tarik dibidang geologi karena proses

pembentukannya yang berbeda-beda. Keterdapatan batuan vulkanik hasil

gunung api dan alterasi hidrotermal merupakan suatu indikator adanya

pembentukan batuan kaolin.

3.1.3 Struktur Geologi

Struktur geologi adalah bentuk-bentuk geometri yang terdapat

pada permukaan bumi yang terbentuk oleh pengaruh gaya-gaya

endogen, baik berupa tekanan maupun tarikan. Struktur geologi dikenal


dengan kekar, sesar, dan lipatan. Struktur geologi yang terpetakan di

lembar Tewah relative sederhana, sumbu lipatan pada umumnya

berarah utara timurlaut (NNE)-sebelah barat daya (SSW). Daerah stabil

terdapat di bagian baratlaut (NW). Sesar pada batuan beku pluton

dengan arah timurlaut-baratdaya (NE-SW) dan baratlaut-tenggara (NW-

SE) mungkin berhubungan erat dengan struktur regional daerah itu.

Perlapisan batuan gunung api berumur Trias yang sedikit termalihkan

masih dapat dikenal mempunyai arah kemiringan ke tenggara (SE)

dengan sudut sebesar 600. Foliasi pada batuan malihan pada umumnya

berarah timurlaut-baratdaya(NE-SW). Formasi Warukin yang

tersingkap disebelah utara Tewah mengandung banyak bahan gungung

api, ini menunjukkan bahwa pada zaman Miosen kegiatan gunung api

terjadi pada sub-cekungan tersebut. Di sebelah selatan Tewah formasi

ini mengandung bahan gunung api yang lebih sedikit. Formasi Dahor

yang berumur Pliosen ternyata tidak terpengaruh oleh proses tektonik

yang kuat. Formasi ini diendapkan secara regresif sangat mungkin

dalam lingkungansungai atau litoral. Dari keadaan morfologi yang

terdapat di lapangan disimpulkan bahwa paling sedikit ada tiga gerakan

eustasi selama zaman Kuarter, ini mengakibatkan terdapatnya endapan

alluvium ua dan undak sungai di banyak tempat.

Berdasarkan data kedudukan lapisan batuan, data struktur sesar,

dan penampang geologi, maka stuktur geologi yang berkembang di

daerah penelitian adalah sesar berupa sesar mendatar dengan nama


Reverse Left Slip Fault (Rickard, 1972) dan sesar turun dengan nama

Left Normal Slip Fault (Rickard, 1972) serta struktur lipatan yang

terdiri dari antiklin dan sinklin dengan nama Upright Horizontal Fold,

Upright Gentle Plunging Fold, Steeply Inclined Horizontal Fold

(Fluety, 1964).

3.2.2. Lithologi

Lithologi regional pada wilayah Gunung Mas ini terdiri dari :

 Satuan Batu Pasir


Satuan batuan Batupasir ditemukan yakni menempati wilayah
Timur dari daerah penelitian di Gunung Mas. Warna batuan Batuan Warna
batuan abu kecoklatanan, Tekstur batuan kemas terbuka sortasi sedang-
buruk, ukuran fragmen 0,2-5mm, ukuran matriks 0,5-1mm, Struktur Masif
Komposisi Mineral asal:
1. Kuarsa: Warna colorless, Kuarsa: Warna colorless, ukuran <0,1
mm, kilap kaca, belahan tidak ada, ketembusan cahaya translusen,
kelimpahan 1%
2. Mineral lempung Warna kuning kemerahan, ukuran <0,1 mm,
kilap tanah, bentuk tidak teramati, belahan tidak teramati,
ketembusan cahaya opaq, kelimpahan 7%
3. Plagioklas: Warna abu-abu, ukuran <1 mm, kilap kaca, belahan 2
arah, ketembusan cahaya translusen, kelimpahan 80%
4. Feldspar: Warna hitam, ukuran 0,5-3 mm, kilap kaca, belahan 2
arah, ketembusan cahaya translusen, kelimpahan 10%
 Satuan Dasit Tuf
Satuan batuan dasit porfiri ini menempati sebagian besar wilayah
daerah penelitian di Beruang Kanan. Satuan ini dijumpapi pada loaksi
pengambilan sampel RA 152, dan RA 3. Satuan ini memiliki warna
cokelat; tekstur klastik; butiran didukung oleh fragmen; ukuran butir 0,5 –
1,5 mm; bentuk butiran agak membundar – menyudut; terpilah buruk;
kemas terbuka; hubungan butiran float contact, long contact. Komposisi
mineral pada satuan ini:
1. Gelas, pada pengamatan PPL memiliki warna colorless dan XPL
berwarna coklat, dengan relief rendah, tidak memiliki pleokroisme,
hubungan antar mineral subhedral, ukuran mineral 0,2-0,7 mm,
bentuk granular-tabular, kelimpahan 20%.
2. Mineral opak, pada pengamatan PPL dan XPL berwarna hitam,
dengan relief tinggi, tidak memiliki pleokroisme, hubungan antar
mineral subhedral, ukuran mineral 0,4-0,6 mm, bentuk granular-
tabular, kelimpahan 10%.
3. Kuarsa pada pengamatan PPL memiliki warna colorless, relief
rendah, tidak memiliki pleokroisme, dengan hubungan antar
mineral subhedral-anhedral, ukuran mineral 0.1 mm- 1 mm. Pada
pengamatan XPL memiliki warna inteferensi clear grey orde I,
dengan jenis gelapan gelombang,bentuk granular-tabular,
kelimpahan 45%.
4.
5. Piroksen pada pengamatan PPL memiliki warna colorless, relief
kuat, tidak memiliki pleokroisme, dengan hubungan antar mineral
subhedral-anhedral, ukuran mineral 0,3 - 0,5 mm. Pada pengamatan
XPL memiliki warna inteferensi hijau orde I, dengan jenis gelap
tidak teramati,bentuk granular-tabular, kelimpahan 10%.
6. Lumpur pada pengamatan PP dan XPL berwarna coklat, dengan
relief rendah, tidak memiliki pleokrisme, hubungan anytar mineral
subhedral, kelimpahan 15%.
 Intrusi Diorit
Intrusi diorit ini tersebar setempat pada daerah penelitian. Lokasi
tersingkap yang paling luas berada pada bagian barat daya daerah
penelitian. Litodem ini dijumpai pada sampel RA26, RA 57, RA 63, dan
RA 121B. Satuan ini secara petrografis memiliki warna: putih keabuan ;
kritalinitas holokristalin ; granularitas fanerik halus – sedang; bentuk
mineral euhedral – subhedral ; ukuran mineral 0,1 – 2 mm; relasi
inequigranular- porfiritik. Komposisi mineral yang terdapat pada batuan
ini :
1. Plagioklas pada pengamatan PPL memiliki warna colorless, relief
sedang, tidak memiliki pleokroisme, dengan hubungan antar
mineral subhedral-anhedral, ukuran mineral 0,1 mm- 0,5 mm. Pada
pengamatan XPL memiliki warna inteferensi clear grey orde I,
dengan jenis kembaran albit ,bentuk granular-tabular, pada fenokris
berukuran 1mm dengan An-42 jenis andesin, dan pada mikrolit
berukuran 0,5 mm dengan An- 40 jenis andesin, kelimpahan 55%.
2. Horblende pada pengamatan PPL memiliki warna coklat, relief
sedang, memiliki pleokroisme, dengan hubungan antar mineral
subhedralanhedral, ukuran mineral 0,2 mm- 0,6 mm. Pada
pengamatan XPL memiliki warna inteferensi coklat orde II, dengan
dengan jenis gelap tidak teramati,bentuk granular-tabular,
kelimpahan 20%.
3. Mineral opak, padapengamatan PPL dan XPL berwarnahitam,
dengan relief tinggi, tidak memiliki pleokroisme, hubungan antar
mineral subhedral, ukuran mineral 0,1- 0,3 mm, bentuk granular-
tabular, kelimpahan 10%.
4. Piroksen pada pengamatan PPL memiliki warna colorless, relief
kuat, tidak memiliki pleokroisme, dengan hubungan antar mineral
subhedral-anhedral, ukuran mineral 0,3 mm- 0,5 mm. Pada
pengamatan XPL memiliki warna inteferensi hijau orde I, dengan
jenis gelap tidak teramati,bentuk granular-tabular, kelimpahan
10%.
5. Kuarsa Kuarsa pada pengamatan PPL memiliki warna colorless,
relief rendah, tidak memiliki pleokroisme, dengan hubungan antar
mineral subhedral-anhedral, ukuran mineral 0,1-0,4 mm. Pada
pengamatan XPL memiliki warna inteferensi clear grey orde I,
dengan jenis gelapan gelombang,bentuk granular-tabular,
kelimpahan 5%. memiliki pleokrisme, hubungan anytar mineral
subhedral, kelimpahan 15%.
 Satuan Endapan Pasir Silika
Satuan endapan pasir Silika ini menempati punggungan bukit di
bagian tengah dengan arah pelamparan ke timur pada bukit Beruang
Kanan. Satuan ini merupakan satuan paling muda dan diendapkan secara
tidak selaras di atas satuan lain. Satuan ini belum mengalami proses
diagenesa.

3.2.3. Struktur Geologi

Daerah PT. KILANG (Kaolin Indonesia Cemerlang) ini terletak di


Kabupaten Gunung Mas salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan
Tengah, Indonesia. Kabupaten ini terletak pada ± 0 ° 18 '00 ”- 01 ° 40' 30”
Lintang Selatan dan ± 113 ° 01 '00 ”- 114 ° 01' 00” Bujur Timur. Dijumpai
dua jenis struktur geologi yang berkembang yaitu struktur sesar dan
struktur kekar. Struktur kekar yang berkembang pada daerah telitian
umumnya kekar gerus, kekar tarik dan kekar kekar yang berhubungan
dengan pembemtukan lava. Arah umum urat urat kuarsa adalah N 312°
E/43°. Data sesar di lapangan dicirikan adanya morfologi yang berbeda
dan kelurusan sungai dari intepretasi foto udara.
Struktur geologi daerah penelitian juga mengikuti pola yang sama
dengan struktur geologi regional yaitu timur laut (NE), dan barat daya
(NW). Kontrol struktur geologi sangat berpengaruh pada kehadiran
mineral bijih pada daerah penelitian. Kedua trend utama struktur geologi
ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kehadiran mineralisasi.
Berdasarkan data geologi di sekitar daerah penelitian menunjukan bahwa
arah umum kehadiran sistem mineralisasi memiliki pola sejajar dengan
pola struktur geologi tersebut (Van Leeuven et.all., 1990 dalam KSK,
2004) .
Secara regional dikontrol oleh sesar mendatar yang berarah
Timurlaut dan setempat dikontrol oleh rekahan tensional yang berarah
Barat laut yang berhubungan dengan sesar mendatar yang berarah Timur
laut yang panjangnya ± 400 km memanjang dari Kalimantan Tengah ke
Kalimantan Timur.
Struktur di wilayah ini didominasi oleh sesar yang berarah timur
laut (van Leeuwen et al., 1990) dan berupa busur paralel, atau akresi.
Trend busur sesar normal, atau sesar geser memotong struktur yang
berarah Timur Laut. Intrusi mid Tersier umumnya telah menempati di
dalam setting dilational di persimpangan fitur struktur utama.

3.2.4. Bentuk dan Penyebaran Endapan

Kaolin adalah suatu massa batuan yang tersusun dari material pung
dengan kandungan besi yang rendah, pada umumnya berwarnya putih atau
agak keputihan, terbentuk dari hidrous aluminium silikat dengan
komposisi kimia O32SiO22HO dengan disertai beberapa material penyerta,
membentuk perlapisan dengan pseudohexagonal, platy crystal dan
umumnya berupa earthy aggregat, kekerasan 1-2 dan densitas 2,6. kaolin
terbentuk secara dari dua proses, yaitu proses hidrothermal dan pelapukan
(insitu weathering). Kaolin dimanfaatkan dalam industri cat, industri
keramik, industri pestisida, farmasi dan lain-lain.

3.2.5. Sifat Dan Kualitas Endapan


A. Sifat Endapan Kaolin
Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari material
lempung yang berwarna putih atau agak keputihan, demikian pula
setelah dibakar akan berwarna putih atau hampir putih. Sifat fisik
kaolin lainnya antara lain kekerasan antara 2 – 2,5 (Skala mohs), berat
jenis 2,60 – 2,63, daya hantar panas dan listrik rendah serta kadar
asam (pH) yang bervariasi. Kaolin memiliki komposisi hidrous
aluminium silikat (2H2O Al2O3 2 SiO2) yang diikuti oleh material
ikutan lainnya. Komposisi mineral yang termasuk ke dalam kaolin
antara lain kaolinit,nakrit dan halloysit (mineral utama, Al2(OH)4SiO5 2
H2O) mempunyai kandungan air yang lebih besar. Untuk endapan
yang ekonomis tidak ditemukan mineral seperti nakrit dan dikrit.

Berdasarkan fungsinya kaolin memberikan sifat plastis sehingga


bahan baku isolator dapat dan mudah dibentuk sebelum dibakar.
Bersama ball clayapabila digunakan bersama-sama maka akan
meningkatkan keplastisan massa (campuran) yang akan mempermudah
dibentuk dan memperkuat kekuatan kering dari produk isolator.

B. Kualitas Endapan kaolin

Kaolin merupakan mineral tanah liat dengan kandungan utama


berupa mineral kaolinit yang tersusun dari aluminasilikat terhidrat. Selain
kaolinit, mineral lain yang terkandung dalam kaolin adalah dickit, nakrit
dan haloisit.

Kaolin juga memiliki daya tarik dibidang geologi karena proses


pembentukannya yang berbeda-beda. Keterdapatan batuan vulkanik hasil
gunung api dan alterasi hidrotermal merupakan suatu indikator adanya
pembentukan batuan kaolin.

Dalam dunia industri, digunakan dalam bahan baku cat, keramik,


kertas. Pada industri cat, kaolin dapat digunakan sebagai pigmen yang baik
karena dapat menjaga kecerahan warna, memudahkan pembuatan
kombinasi warna, meningkatkan kepadatan cat, membentuk tekstur, dan
mendukung daya tutup cat di permukaan yang akan dilapisi, dan
meningkatkan kecerahan warna.

Pada industri keramik, kaolin memberikan sifat plastis sehingga


bahan baku keramik dapat dan mudah dibentuk sebelum dibakar. Bersama
ball clay apabila digunakan bersama-sama maka akan meningkatkan
keplastisan massa (campuran) yang akan mempermudah dibentuk dan
memperkuat kekuatan kering dari produk keramik.

Pada industri kertas, kaolin berfungsi sebagai bahan pengisian pulp


di mana dengan adanya kaolin pada kertas akan menambah berat, lebih
putih, tidak transparan, serta tidak mudah koyak. Pada kertas koran, kaolin
terdapat sebanyak 2% sedangkan pada kertas yang lebih baik bisa
mengandung sampai 30% kaolin.

Hal unik dari mineral kaolin adalah penggunaannya dalam industri


kecantikan. Kaolin yang digunakan biasanya dalam bentuk tanah liat atau
yang biasa disebut clay. Kaolin clay digunakan untuk bahan baku
pembuatan masker. Kaolin menjadi bahan pengental pada masker yang
berfungsi untuk menyerap kotoran pada pori-pori, memperhalus kulit
wajah, mencegah timbulnya jerawar, serta memperlancar peredaran darah.

Anda mungkin juga menyukai