Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kode Mata Kuliah : BD.208
SKS : 3 SKS
Waktu Pertemuan : 60 menit
Pertemuan : 10
Pengampuh Mata Kuliah : Delsi Kartika Putri

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mengetahui dan
mampu melaksanakan keterampilan dasar praktek kebidanan terhadap ibu ,
bayi dan anak balita dengan pokok – pokok bahasan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, pencegah infeksi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik,
prosedur pemberian obat, perawatan bedah kebidanan, asuhan pada klien
yang mengalami kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mengetahui dan
mampu memahami serta menjelaskan tentang Personal Hygiene.

B. Pokok Bahasan :

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara menjaga kebersihan diri.


2. Mahasiswa mampu mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar.
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Definisi personal hygiene
2. Tujuan perawatan personal hygiene
3. Dampak terjadinya personal hygiene
4. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
5. Cara mencuci tangan yg baik dan benar.
D. Kegiatan B elajar

Tahap/Waktu Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa Metode dan


Media
Pengajaran

Pendahuluan  Memberi salam  Menjawab salam  White Board


10 Menit  Menghubungkan  Mendengarkan dan  Spidol
materi hari ini dengan memperhatikan  Laptop
materi sebelumnya  LCD
 Menyampaikan OPS
yang harus dicapai
mahasiswa pada akhir
pembelajaran.
 Menjelaskan pokok
materi yang akan
dibahas, referensi,
metode yang akan
digunakan untuk
pencapaian tujuan
 Menekankan pada
mahasiswa tentang
pentingnya topik yang
akan dibahas.
Penyajian  Menggali pengetahuan  Menyimak penjelasan
mahasiswa tentang materi yang
40 menit
materi yang akan disampaikan oleh
disampaikan dosen
 Menjelaskan materi
 Memberikan
 memberikan
tanggapan atau
kesempatan pada
pertanyaan yang
mahasiswa untuk
terkait materi yang
menjawab disampaikan
 Memberikan
 Mahasiswa lain juga
kesempatan kepada
dapat memberikan
mahasiswa lain untuk
tanggapan terkait hal
menjawab
tersebut
 Memberikan jawaban
atas pertanyaan
mahasiswa
Penutup  Mereview materi  Memberi Feed Back
pembelajaran yang  Merespon
10 menit
telah disampaikan  Memperhatikan
 Membuat kesimpulan  Merespon Menjawab
materi yang baru saja salam penutup
disampaikan
 Memberikan
Penugasan kepada
mahasiswa untuk
membaca materi yang
akan disampaikan
pada pertemuan
berikutnya
 mengucapkan salam
penutup

E. Evaluasi
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang cara menjaga
kebersihan diri.

MATERI 10
PERSONAL HYGIENE

A. Pengertian Personal Hygiene


Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau Personal Hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan, baik fisik maupun psikis (Isro’in & Andarmoyo, 2012)
Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada
orang sehat maupu pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk
peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
pertahanan melawan infeksi Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau
membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan
menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2010).
B. Tujuan Perawatan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki Personal Hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan.
C. Jenis – Jenis Personal Hygiene Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi empat, yaitu
sebagai berikut:
1. Perawatan Dini Hari
Merupaakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun
tidur, untuk melakukan tindkan seperti perapian dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan, mempersiapkan
pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakukan tindakan
perawatna diri, seperti mencuci muka, tangan dan menjaga kebersihan
mulut.
2. Perawatan Pagi Hari
Perawatan yangdilakukan setelah melakukan makan pagi dengan
melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongn dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mandi atau mencuci
rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung,
membersihkan mulut, kuku dan rambut, serta merapikan tempat tidur
pasien.
3. Perawatan Siang Hari
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan
perawatan diri yang dapat dilakukan, antara lain mencuci mukan dan
tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4. Perawatan Menjelang Tidur
Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien
dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan
kecil), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, serta memijat
daerah punggung.
D. Dampak Personal Hygiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: gangguan intregitas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Gangguan Psikososial
Masalah sosial yangberhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
aktualisasi diri menurun dan gangguan dalam interaksi sosial.

E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


Sikap seseorang melakukan Hygiene perorangan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor. Tidak ada dua orang yang melakukan perawatan kebersihan dengan cara
yang sama, dan perawat dapat memberikan perawatan secara individual setelah
mengetahui praktik Hygiene klien yang unik.
1. Praktik Sosial
Manusia merupakan makluk sosial dan karenanya berada dalam
kelompok sosial. Kondisi ini akan memungkinkan seseorang untuk
berhubungan, berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang lain.
Personal Hygiene atau kebersihan diri seseorang sangat mempengaruhi
praktik sosial seseorang. Selama masa anak-anak, kebiasaan keluarga
mempengaruhi praktik Hygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu mandi,
dan Hygiene mulut. Pada masa remaja, Hygiene pribadi dipengaruhi oleh
kelompok teman sebaya. Remaja wanita misalnya, mulai tertarik dengan
penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa,
teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan
pribadi. Sedangkan pada lansia akan terjadi beberapa perubahan dalam
praktik Hygiene karena perubahan dalam kondisi fisiknya.
2. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan dan pilihan tersendiri dalam praktik
Personal Hygiennya, (mis. Kapan dia harus mandi, bercukur, melakukan
perawatanrambut, dsb), termasuk memilih produk yang digunakan dalam
praktik Hygiennya (mis. Sabun, sampo, deodorant dan pasta gigi) menurut
pilihan dan kebutuhan pribadinya. Pilihan-pilihan tersebut setidaknya harus
membentu perawat dalam mengembangkan rencana keperawatan yang
lebih kepada individu. Perawat tidak mencoba untuk mengubah pilihan klien
kecuali hal itu akan mempengaruhi kesehatan klien.
3. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk
tubuhnya, citra tubuh sangat mempengaruhi dalam praktik Hygiene
seseorang. Ketika seorang perawat dihadapkan pada klien yang tampak
berantakan, tidak rapi atau tidak peduli dengan Hygiene dirinya, maka
dibutuhkan edukasi tentang pentingnya Hygiene untuk kesehatan, selain itu
juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat kenapa hal ini bisa terjadi,
apakah memang kurang/ ketidaktauan klien akan Hygiene perorangan atau
ketidakmauan dan ketidakmampuan klien dalam menjalankan praktik
Hygiene dirinya, hal ini bisa dilihat dari partisipasi klien dalam Hygiene
harian.
4. Status Sosial Ekonomi
Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
Hygiene perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan Hygiene
perorangan yang rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan
apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik
Hygiene seperti sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, dsb.
5. Pengetahuan dan Motivasi
Pengetahuan tentang Hygiene akan mempengaruhi praktik Hygiene
seseorang. Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan
kunci penting dalam pelaksaanaan Hygiene tersebut. Permasalahan yang
sering terjadi adalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan.
Sebagai seorang perawat yang bisa dilakukan dalam halini adalah
mendiskusikannya dengan klien, memeriksa kebutuhan praktik Hygiene
klien dan memberikan informasi yang tepat dan adekuat kepada klien, tetapi
bagaimanapun juga kembalinya adalah klien, bahwa klienlah yang berperan
penting dalam menentukan kesehatan dirinya.
6. Kondisi Fisik
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidakmemiliki energi dan
ketangkasan untukmelakukan Hygiene. Contohnya pada pasien yang
terpasang traksi atau gips, atau terpasang infus intravena. Penyakit dengan
rasa nyeri membatasi ketangkasan dan rentang gerak. Klien dibawah efek
sedasi tidakmemiliki koordinasi mental untuk melakukan perawatan
diri.penyakit kronis (jantung, kanker, neurologis, psikiatrik) sering
melelahkan klien. Genggaman yang melemah akibat artritis,stroke atau
kelainan otot menghambat klien dalam pelaksanaan Hygiene seperti
menggunakan sikat gigi, memakai handuk, menyisir, dsb. Kondisi yang lebih
serius akan menjadikan klien tidak mampu dan akan memerlukan kehadiran
perawat untuk melakukan perawatan Hygiene total.

Anda mungkin juga menyukai