Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kode Mata Kuliah : BD.208
SKS : 3 SKS
Waktu Pertemuan : 60 menit
Pertemuan : 13
Pengampuh Mata Kuliah : Delsi Kartika Putri

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mengetahui dan mampu
melaksanakan keterampilan dasar praktek kebidanan terhadap ibu , bayi
dan anak balita dengan pokok – pokok bahasan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, pencegah infeksi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik,
prosedur pemberian obat, perawatan bedah kebidanan, asuhan pada klien
yang mengalami kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mengetahui dan mampu
memahami serta menjelaskan tentang langkah – langkah membantu pasien
yang hampir meninggal dan cara merawat jenazah.

B. Pokok Bahasan

a. Membantu pasien yang hampir meninggal Merawat klien post morten.

C. Sub Pokok Bahasan :

a. Mendampingi klien yang hampir meninggal (sakaratul maut)


b. Merawat jenasah
D. Kegiatan B elajar

Tahap/Waktu Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa Metode dan


Media
Pengajaran

Pendahuluan  Memberi salam  Menjawab salam  White


10 Menit  Menghubungkan  Mendengarkan dan Board
materi hari ini dengan memperhatikan  Spidol
materi sebelumnya  Laptop
 Menyampaikan OPS  LCD
yang harus dicapai
mahasiswa pada akhir
pembelajaran.
 Menjelaskan pokok
materi yang akan
dibahas, referensi,
metode yang akan
digunakan untuk
pencapaian tujuan
 Menekankan pada
mahasiswa tentang
pentingnya topik yang
akan dibahas.
Penyajian  Menggali pengetahuan  Menyimak penjelasan
mahasiswa tentang materi yang
40 menit
materi yang akan disampaikan oleh
disampaikan dosen
 Menjelaskan materi
 Memberikan
 memberikan
tanggapan atau
kesempatan pada
pertanyaan yang
mahasiswa untuk
terkait materi yang
menjawab
 Memberikan disampaikan
kesempatan kepada
 Mahasiswa lain juga
mahasiswa lain untuk
dapat memberikan
menjawab
tanggapan terkait hal
 Memberikan jawaban
tersebut
atas pertanyaan
mahasiswa
Penutup  Mereview materi  Memberi Feed Back
pembelajaran yang  Merespon
10 menit
telah disampaikan  Memperhatikan
 Membuat kesimpulan  Merespon Menjawab
materi yang baru saja salam penutup
disampaikan
 Memberikan
Penugasan kepada
mahasiswa untuk
membaca materi yang
akan disampaikan
pada pertemuan
berikutnya
 mengucapkan salam
penutup

E. Evaluasi

Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang langkah - langkah


membantu pasien yang hampir meninggal dan cara merawat jenazah.

MATERI 13
Mendampingi klien yang hampir meninggal (sakaratul maut)

A. Perkembangan Persepsi tentang kematian


Di dalam kehidupan masyarakat dewasa, kematian adalah sesuatu yang
sangat menakutkan. Sebaliknya, pada anak-anak usia 0-7 tahun kematian itu
dalah sesuatu hal yang biasa saja, yang ada di pikirannya kematian adalah
sesuatu hal yang hanya terjadi pada orang tua yang sakit. Mereka sangat acuh
sekali dengan kematian.
Sekaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi
kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal.
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan,nadi, dan tekanan
darah serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru-paru
secara menetap.
Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada
kehilangan dan berduka. Adapun tahapannya yaitu diawali dengan penolakan,
kemarahan, tawar – menawar, depresi dan penerimaan.
Seiring dengan perkembangan usianya menuju kedewasaan, mereka
mengerti tentang apa itu kematian. Karena itu berkembanglah klasifikasi
tentang kematian menurut umur yang di definisikan oleh Eny Retna Ambarwati,
yaitu :
1. Bayi - 5 tahun. Tidak mengerti tentang kematian, keyakinan bahwa mati
adalah tidur/pergi yang temporer.
2. 5-9 tahun. Mengerti bahwa titik akhir orang yang mati dapat dihindari.
3. 9-12 tahun. Mengerti bahwa mati adalah akhir dari kehidupan dan tidak
dapat dihindari, dapat mengekspresikan ide-ide tentang kematian yang
diperoleh dari orang tua/dewasa lainnya.
4. 12-18 tahun. Mereka takut dengan kematian yang menetap, kadang-kadang
memikirkan tentang kematian yang dikaitkan dengan sikap religi.
5. 18-45 tahun. Memiliki sikap terhadap kematian yang dipengaruhi oleh religi
dan keyakinan.
6. 45-65 tahun. Menerima tentang kematian terhadap dirinya. Kematian
merupakan puncak kecemasan.
7. 65 tahun keatas. Takut kesakitan yang lama. Kematian mengandung
beberapa makna : terbebasnya dari rasa sakit dan reuni dengan anggota
keluarga yang telah meninggal.
B. Tanda-tanda Maut akan Menjemput
contoh tanda yang ada pada orang yang mautnya akan menjemput tapi dilihat
dari bidang kesehatan.
1. Tidur dan cemas berlebihan
2. Kehilangan nafsu makan
3. Kesulitan fisik
4. Mengigau berlebihan
5. Nafas tidak beraturan
6. Warna urine berubah
7. Lebam di bagian kaki
8. Suhu Tubuh Menurun
C. Tanda-tanda Maut sudah Dekat
Selain tanda-tanda diatas, saat maut itu sudah dekat Tuhan juga kasih tanda, ini
beberapa tandanya masih dilihat dari bbidang kesehatan:
1. Gerakan dan penginderaan berangsur menghilang.
2. Sistem perut dan usus mulai berkurang.
3. Kulit kebiruan, kelabu, pucat.
4. Denyut nadi lemah dan tidak teratur.
5. Nafas berbunyi keras (mengorok) “ death ratle”.
6. Peredaran periferal terhenti.
7. Ingatan kabur.
8. Otot rahang dan muka mengendur, mata sedikit terbuka.
D. Sikap Orang Yang Merawat (Bidan/Perawat)
Ketika tenaga kesehatan tahu bahwa sudah mulai muncul tanda-tanda maut
pada klien , ada beberapa sikap yang harusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Sikap tenaga kesehatan seharusnya:
1. Tidak meramalkan (menjelaskan kepada keluarga) tentang lamanya
sakaratul maut.  
2. Menguatkan hati keluarga pasien. 
3. Menjelaskan kepada keluarga tentang perubahan-perubahan yang terjadi.
E. Hak Asasi Orang Yang Akan Meninggal
Semua orang memiliki hak asasi sendiri-sendiri, termasuk orang yang akan
meninggal. Mereka masih memiliki hak asasi, biasanya disebut dengan hak asasi
orang yang akan meninggal. Sebagai tenaga kesehatan, kita wajib mengetahui
apa saja hak-hak tersebut.
Hak asasiitu meliputi:
1. Mendapat perlakuan sebagai manusia.
2. Tetap merasa punya harapan.
3. Dirawat oleh mereka yang dapat menghidupkan terus harapan itu.
4. Menyatakan perasaan dan emosi.
5. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perawatan dirinya.
6. Mengharapkan terus mendapatkan perhatian medis dan perawatan.
7. Tidak mati dalam kesepian.
8. Bebas dari rasa nyeri.
9. Memperoleh jawaban yang jujur.
10. Tidak ditipu.
11. Mendapatkan bantuan dari dan untuk keluarganya.
12. Meninggal dengan tenang dan terhormat.
13. Tidak dihakimi atas keputusannya.
14. Membicarakan dan memperluas keagamaan/ kerohaniannya.
15. Mengharapkan kesucian tubuh dihormati sesudah mati.
16. Dirawat oleh tenaga yang mempunyai perhatian, kepekaan dan
pengetahuan.
F. Tindakan Pada Keluarga Yang di Tinggalkan
Telah kita ketahui, bahwa tidak ada satupun seseorang yang jika mendapat
kabar salah satu anggota keluarganya dipanggil terlebih dahulu yang tidak
shock. Untuk mengahadapi itu petugas kesehatan memiliki kewajiban yang
harus dilaksanakan saat menghadapi situasi seperti itu.   Kewajiban itu biasanya
meliputi :
1. Beri kesempatan keluarga untuk bersama dengan jenazah beberapa saat.
2. Siapkan tempat khusus untuk memulai rasa berduka.
3. Pahami perasaan dan dengarkan semua ekpresinya.
4. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah.
5. Beri Support jika terjadi disfungsi berduka.
G. Pendampingan Pasien Sakaratul Maut
Perawatan kepada pasien yang akan meninggal oleh petugas kesehatan
dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmani dan rohani sebelum
pasien meninggal. Tujuannya yaitu, :
1. Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada  pasien
dan  keluarganya
2. Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien disekitarnya.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara medis
bisa dilihat dari keadaan umum, vital sighn dan beberapa tahap-tahap
kematian.
H. Pendampingan dengan alat-alat medis
Memperpanjang hidup penderita semaksimal mungkin dan bila perlu
dengan bantuan alat-alat kesehatan adalah tugas dari petugas kesehatan. Untuk
memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien yang hampir meninggal,
maka petugas kesehatan memerlukan alat-alat pendukung seperti :
1. Disediakan tempat tersendiri
2. Alat – alat pemberian O2
3. Alat resusitasi
4. Alat pemeriksaan vital sighn.
5. Pinset 
6. Kassa, air matang, kom/gelas untuk membasahi bibir
7. Alat tulis
Adapun prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan oleh petugas dalam
mendampingi pasien yang hampir meninggal, yaitu :
1. Memberitahu pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat
3. Memisahkan pasien dengan pasien yang lain
4. Mengijinkan keluarga untuk mendampingi, pasien tidak boleh ditinggalkan
sendiri
5. Membersihkan pasien dari keringat
6. Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab, bila tampak kering
menggunakan pinset
7. Membantu melayani dalam upacara keagamaan
8. Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign) terus menerus
9. Mencuci tangan
10. Melakukan dokumentasi tindakan
I. Perawatan Jenazah
1. Defenisi
Perawatan pasien setelah meninggal dunia
2. Tujuan
a) Membersihkan dan merapikan jenazah
b) Memberikan penghormatan terakhir kepada sesama insani
c) Memberi rasa puas kepada sesama insani
3. Persiapan alat
a) Celemek
b) Verban/kassa gulung
c) Sarung tangan
d) Pinset
e) Gunting perbant
f) Bengkok 1
g) Baskom 2
h) Waslap 2
i) Kantong plastik kecil (tempat perhiasan)
j) Kartu identitas pasien
k) Kain kafan
l) Kapas lipat lembab dalam kom
m) Kassa berminyak dalam kom
n) Kapas lipat kering dalam kom
o) Kapas berminyak (baby oil) dalam kom
p) Kapas alkohol dalam kom
q) Bengkok lysol 2-3%
r) Ember bertutup 1
4. Prosedur pelaksanaan
1) Memberitahukan pada keluarga pasien
2) Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah
3) Mencuci tangan
4) Memakai celemek dan memakai hands scoond
5) Melepas perhiasan dan benda – benda berharga lain diberikan kepada
keluarga pasien (dimasukkan dalam kantong plastik kecil)
6) Melepaskan peralatan invasif (selang, kateter, NGT tube dll)
7) Membersihkan mata, hidung, dan telinga pasien dengan kassa,
kemudian ditutup dengan kassa lembab
8) Membersihkan bagian mulut dengan kassa
9) Merapikan rambut jenazah dengan sisir
10) Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban
gulung
11) Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki
12) Membuka pakaian bagian atas jenasah, taruh dalam ember
13) Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban
gulung
14) Membuka pakaian bagian bawah, taruh dalam ember
15) Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap
16) Membersihkan bagian anus dengan cara miringkan jenazah ke arah kiri
dengan meminta bantuan keluarga
17) Memasukkan kassa berminyak ke dalam anus jenasah
18) Melepas stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain
kafan, lipat stick laken dan taruh dalam ember.
19) Mengembalikan ke posisi semula
20) Mengikat kaki di bagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari – jari
jempol dengan menggunakan verban gulung.
21) Mengikatkan identitas jenazah pada jempol kaki
22) Membuka boven laken bersamaan dengan pemasangan kain kafan
23) Jenazah dirapikan dan dipindahkan ke brankart
24) Alat – alat tenun dilepas dan dimasukkan ke dalam ember serta melipat
kasur
25) Merapikan alat
26) Melepas hand scoon
27) Melepaskan celemek
28) Mencuci tangan
Hal-hal yang diperhatikan dalam proses keperawatan Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam proses keperawatan yaitu :
a. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila tekenah
darah atau cairan tubuh lain.
b. Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke
tutupnya. Buang semua alat atau bendah tajam dalam wadahyang tahan tusukan
c. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpuahan darah atau cairan
tubuh lainnya segera dibersihkan dengancairan klorin 0,5 %
d. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan
dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, atau sterilisai
e. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastik
f. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesua pengolah sampah medis.

Anda mungkin juga menyukai