Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekurangan energi kronis atau yang selanjutnya disebut dengan

KEK merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang

disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung

zat gizi makro. Kebutuhan wanita akan meningkat dari biasanya jika

pertukaran dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada

trimester III. Peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah

terutama konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu

dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan

malnutrisi.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi.

Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hehamilan.

Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta

perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan

zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin

tumbuh tidak sempurna.

Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan,

kesehatan dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya denganstatus

gizi masyaraka yang dapat digambarkan terutama pada status gizi anak

balita dan ibu hamil. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi

1
oleh keadaan ibu sebelum dan selama hamil. Jika zat gizi yang diterima

dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai

konsekuensi yang kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.

Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah

bayi, balita, dan ibu hamil. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia

mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III

kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya ibu hamil

mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,

kematian saat persalinan, perdarahan, persalinan yang sulit karena lemah

dan mudah mengalami gangguan kesehatan.

Prevalensi KEK pada ibu hamil masih terbilang cukup tinggi.

Prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,2%, di Jawa Barat

sebesar 21,6% dan prevalensi untuk Bogor sebesar 25,1% (Riskesdas,

2013). Selain masih tingginya prevalensi KEK, Angka Kematian Ibu dan

Angka Kematian Bayi di Indonesia juga masih cukup tinggi. Pada tahun

2013 angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia menduduki peringkat ke-3 di

ASEAN dengan kejadian AKI yang tinggi. 99% AKI terjadi di negara

berkembang (WHO, 2015). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SKDI) tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) mencapai 359

per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) mencapai 32

per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah

gizi yang menjadi fokus utama untuk mewujudkan Gerakan 1000 Hari

2
Pertama Kehidupan. Ini disebabkan karena KEK pada ibu hamil dapat

menyebabkan kematian pada ibu dan bayi serta risiko komplikasi pada ibu

ketika melahirkan sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat melahirkan bayi dengan BBLR yang akan menyebabkan

bayi memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah sehingga mudah terkena

infeksi (Sandjaja, 2009).

Menurut (WHO, 2015) Indonesia menduduki peringkat ketiga

dalam negara ASEAN untuk kategori AKI yang tertinggi. Berdasarkan

(Riskesdas, 2013) prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar

24,2%, di Jawa Barat sebesar 21,6% dan prevalensi untuk Bogor sebesar

25,1%. Data yang diperoleh dari Puskesmas Gunung Sindur pada tahun

2018 menyatakan bahwa masih banyak terdapat ibu hamil dengan KEK

yaitu sebanyak 116 dari 1937 ibu hamil. Berdasarkan besaran masalah

tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan

usia, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan gizi, asupan

energi dan protein ibu hamil dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Gunung Sindur Bogor.

B. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup pembahasan adalah “Pendokumentasian

Asuhan Kebidanan dengan kekurangan energi kronis Kehamilan 16

minggu 5 hari di poskeskel pajalesang kota palopo yang dilaksanakan pada

tanggal 10 februari 2020 sesuai dengan wewenang bidan.

3
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan

kekurangan energi kronis Kehamilan 16 minggu 5 hari di poskeskel

pajalesang kota palopo yang dilaksanakan pada tanggal 10 februari

2020 sesuai dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

Dapat mendokumentasikan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.

“A“  dengan kekurangan energi kronis kehamilan 16 minggu 5 hari di

poskeskel pajalesang kota palopo

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentun kebijakan dan

pelaksanaan program , di Poskeskel pajalesang wara kota palopo, serta

sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan  pendidikan D.IV

kebidanan di Stikes Mega Buana Palopo.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi tenaga bidan, maupun

tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo

dalam menangani kasus khususnya yang berkaitan dengan KEK pada

ibu hamil.

4
3. Manfaat Institusi

Sebagai acuan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam

pengembangan institusi dan penulisan selanjutnya.

4. Manfaat bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan manajemen asuhan

kebidanan, khususnya pada kasus KEK pada ibu hamil.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. ( Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006 .

Hal. 89)

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi

sampai persalinan aterm sekitar 280 hari (40 minggu) Kehamilan

dibagi menjadi 3 triwulan : triwulan pertama 0-12 minggu, triwulan

kedua 16 – 24 minggu, triwulan ketiga 28- 40 minggu ( Ilmu

Kebidanan , Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,

1998.Hal.125)

2. Diagnosa Kehamilan

Diagnosa kehamilan didasarkan atas gejala dan tanda tanda

tertentu yang diperoleh melalui anamneses, pemeriksaan fisik dan

laboratorium.

6
Gejala dan tanda tanda kehamilan digolongkan menjadi 3 kelompok :

a. Tanda Presumtif ( dugaan hamil)

1) Berhentinya menstruasi ( amenore )

2) Mual dengan atau tanpa muntah

3) Perubahan pada payudara

4) Gangguan kencing

5) Perubahan warna mukosa vagina

6) Letih

7) Perasaan pergerakan janin

8) Meningkatnya pigmen kulit

b. Tanda tidak pasti hamil ( tanda mungkin hamil)

1) Pembesan abdomen

2) Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus

3) Perubahan serviks

4) Kontraksi Braxton Hicks

5) Ballotemen

6) Gambaran bentuk janin

7) Uji endokrin ( HCG)

c. Tanda pasti hamil ( positif hamil )

d. Pergerakan janin dapat dirasakan dan bagian-bagian janinn dapat

diraba

1) Denyut jantung janin :

a) Dapat didengar dengan leannec

7
b) Dicatat dan didengar dengan Doppler

c) Dapat dilihat pada ultrasonografi (USG)

2) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rongen ( Obstetri

williams, 1995)

3. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil

berhubungan dengan beberapa sistem yang disebabkan oleh efek

khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan

perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin,

perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi air susu

selama masa nifas.

a. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot

polos uterus. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus

seperti buah advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan

uterus berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali seperti

semula, lonjong seperti telur. ( Ilmu Kebidanan, 2006, hal. 89)

Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

1) Pada kehamilan 4 minggu fundus uterlum teraba

8
2) Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur

bebek fundus uteri berada di belakang simfisis.

3)  Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa,

fundus uteri 1-2 jari di atas simfisis pubis.

4) Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan

simfisis dengan pusat.

5) Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.

6) Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.

7) Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.

8) Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus

dan prosessus xypoideus.

9) Kehamilan 36-38  minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di

bawah prosessus xypoideus.

10) Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3

jari di bawah prosessus xypoideus. ( Ilmu Kebidanan, 2006 )

b. Vagina

Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat

hormon estrogen sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-

biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. ( Ilmu

Kebidanan. 2006. Hal. 95)

c. Ovarium

9
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

kehamilan 16 minggu. Namun akan mengecil setelah plasenta

terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan

progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh

plasenta. ( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal .95)

d. Payudara

Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan

tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan

progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola

mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi. ( Ilmu

Kebidanan. 2006. Hal. 95)

e. Sistem Sirkulasi

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh

adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan

pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah

ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya

pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan

bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu,

diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%.

( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal. 96).

f. Sistem Respirasi

10
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh rasa sesak nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32

minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang membesar

ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

( Ilmu Kebidanan. 2006. Hal. 96)

g. Traktus Digestivus

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nausea) karena hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot

traktus digestivus juga menurun. Pada bulan-bulan pertama

kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari

yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering

dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum. ( Ilmu

Kebidanan. 2006. Hal. 97)

h. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering

kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan,

namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian

terendah janin mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul. ( Ilmu

Kebidanan. 2006. Hal. 97)

i. Kulit

11
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh hormon Melanophore

Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus

anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-

biruan yang disebut striae livide. ( Ilmu Kebidanan . 2006. Hal.

97)

j. Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat

hingga 15-20 %. Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini

ditemukan pada kehamilan trimester akhir. Protein yang

diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan

badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan

pula untuk laktasi nanti. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium

untuk pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.

Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung

kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat

diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk keperluan

janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium ibu. Wanita

hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg

untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan

12
agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. ( Ilmu

Kebidanan. 2006. Hal. 98)

k. Kenaikan Berat Badan

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan

menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan

peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20

minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu

dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg.

B. Tinjauan Umum Tentang KEK ( kekurangan energi kronis)

1. Pengertian KEK

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya

gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau

lebih zat gizi (Helena, 2013).

Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi

kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan

yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil.

Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam

jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi)

untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan

protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi

lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi

13
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam

periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein

dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau

penyakit kronis lainnya.

2. Etiologi

Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa

jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan

tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi

kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga

mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena,

2013).

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin

yang dikandungnya yaitu meliputi:

l. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :

a. Terus menerus merasa letih

b. Kesemutan

c. Muka tampak pucat

d. Kesulitan sewaktu melahirkan

e. Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu

menyusui.

14
2. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara

lain :

a. Keguguran

b. Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat

lahir rendah (BBLR)

c. Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan

nantinya kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum

waktunya (Prematur)

d. Kematian bayi (Helena, 2013).

3. Lingkar Lengan Atas

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko

KEK kronis pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar

lengan atas (LILA). Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45

tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia

subur (PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK adalah

23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut

mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR

(Supriasa, 2002). Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis

(KEK) dengan menggunakan pengukuran LILA adalah :

a. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk

mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia

subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat

15
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka

pendek.

b. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan

sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan

putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita

sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila

ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA,

artinya remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri

menderita resiko KEK segera dirujuk ke Puskesmas/sarana

kesehatan lain untuk mengetahui apakah remaja putri tersebut

menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja putri

tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka

ragam (Supriasa, 2002).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis

(KEK)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur,

beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi

dan pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya :

a. Jumlah asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada

kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi

masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian

16
pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu :

upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk

pauk, sayuran dan buah-buahan. Pengukuran konsumsi makanan

sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan

oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi

dan menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.

b. Usia ibu hamil

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang

hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.

Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain

digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga

harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan

untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ

yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka

memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung

kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling

baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan

diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.

c. Beban kerja/Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan

gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari

pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas

memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang

17
dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun

pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat

gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga

digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu

hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat

ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang

mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada

perubahan tingkat kegiatan.

d. Penyakit /infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi

dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat

malnutrisi, mekanismenya yaitu :

1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan,

menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan

pada waktu sakit.

2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,

muntah dan perdarahan yang terus menerus.

3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan

akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.

e. Pengetahuan ibu tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku

pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.

18
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai

asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi

makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa

jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan

nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk

memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-

ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan

memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang

bergizi.

f. Pendapatan keluarga

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah,

sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya

dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan

tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan

penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy

lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat

akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk

besarnya pengeluaran untuk pangan.

g. Pemerkaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)

Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus

melakukan kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan

kenaikan berat badan perlu dilakukan dengan teliti, jangan sampai

19
wanita hamil terlalu gemuk untuk menghindarkan kesulitan

melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena dapat

membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang

dikandungannya (Sjahmien Moehji, 2003)

5. Gizi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai

berikut :

a. Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada

masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak,

kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil

yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam folat

dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3

bulan pertama kehamilan.

b. EnergI

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein

saja tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal

ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian

perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk

proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c. Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu

dibutukan protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir

20
kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk

ibu hamil.

d. Zat besi (FE)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara

rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah

merah, dan sinesa darah otot. Kenaikan volume darah selama

kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat

besi yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat

meningkatnya volume darah adalah 500 mg.

e. Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu

hamil adalah sebesar 500 mg sehari.

f. Pemberian suplemen vitamin

Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual

dan di negara dengan musim dingin yang panjang

g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme

(Kusmiyati, 2008)

6. Gizi Untuk Tumbuh Kembang Janin

Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat,

mulai trimester dua dan seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan

laju lebih cepat. Sejak menginjak bulan keempat, umumnya ibu hamil

sudah bebas dari gangguan morning sicknes, sehingga ibu merasakan

nafsu makan kembali. Sekalipun demikian pada trimester ini anda

21
harus mulai memperhatikan komposisi maka yang dikonsumsi

(Musbikin, 2008).

7. Gizi Penting Saat Hamil

Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah

memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu,

pertumbuhan janin belangsung sangat cepat. Hal lain yang perlu

diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah berpegang

pada pola makan dengan gizi seimbang.

Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus

mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada

trimester pertama kenaikan kurang lebih dari 1 kg, sedangkan pada

trimester kedua kurang lebih 3 kg dan pada trimester ketiga kurang

lebih mencapai 6 kg.

Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi .

makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat, dan

lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,

serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur (Maulana, 2008).

C. Tinjauan Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan

untuk memeriksakan keadaan ibu dan janinnya secra berkala yang

diikuti dengan antenatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat

22
dengan ditemukannya berbagai kelainan dan persiapan dalam

pertolongan persalinan ( Obstetri Williams.1998.Hak 129)

2. Manfaat Pelayanan Antenatal Care

Adanya pelayanan antenatal dapat diketahui perubahan-perubahan

fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, dapat

mendeteksi dan menatalaksanakan setiap kondisi yang tidak normal.

3. Tujuan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian asi ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

(Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

2006. Hal. 90)

23
D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

1. Data Subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata,

mencakup nama, umur, tempat tinggal, status perkawinan, pendidikan

serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada

pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,

palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan penunjang, seperti

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radio diagnostik.

3. Analisis / Diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah

yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi

tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar

tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien /

klien.

4. Penatalaksanaan / Perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah

pasien/klien.

24
BAB III

STUDI KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA

NY.“A” KEHAMILA DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)

DI POSKESKEL PAJALESANG WARA KOTA PALOPO

TANGGAL 10 FEBRUARI 2020

No. Register : XX- XX- XX

Tanggal Kunjungan : 10 februari 2020 jam: 11.30

Tanggal Pengkajian : 10 februari 2020 jam: 12.00

A. SUBJEKTIF

1. Identitas Ibu / Suami

a. Nama : Ny. “A” / Tn. “H ”

b. Umur : 22 Tahun / 21 tahun

c. Nikah : ± 1 tahun

d. Suku : Bugis / Bugis

e. Agama : islam / islam

f. Pendidikan : SMA / SMA

g. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

h. Alamat : seruni

25
1. Hari pertama haid terakhir tanggal 17 Oktober 2019

2. Ini kehamilan pertama,tidak pernah keguguran

3. Umur kehamilannya sekarang 16 minggu 4 hari.

4. Pernah Imunisasi TT selama hamil sebanyak 1 kali

5. Periksa kehamilan sudah 2 kali

6. Istirahat malam hari susah tidur

7. Tidak ada riwayat hipertensi, jantung, DM, paru-paru, sesak sebelum hamil

B. Objektif

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. Tinggi Badan : 157 cm

4. BB sebelum hamil : 43 kg, BB sekarang : 46 kg

5. Lila : 21 cm

6. Tanda- tanda vital (TTV)

a) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

b) Nadi : 80 x/m

c) Suhu : 36,50 C

d) Pernapasan : 23 x/m

7. Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah tercabut, tidak ada nyeri tekan

8. Tidak ada oedema pada wajah

9. Konjungtiva merah muda, sclera putih

10. Gigi lengkap tidak ada yang tanggal, caries gigi ada

26
11. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan

kelenjar jugularis

12. Payudara simetris kiri kanan, putting susu terbentuk, tampak

hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba massa,

13. Pada abdomen tampak striae albicans, linea nigra, tidak ada bekas luka

operasi

14. Pemeriksaan Leopold

a. Leopold I :3 jari di bawah pusat

b. Leopold II :-

c. Leopold III :-

d. Leopold IV :-

Tidak ada nyeri tekan pada saat palpasi Leopold

15. Tidak ada varises pada kedua tungkai

Edema (-/-) pada kedua tungkai

Refleks patella (+/+) kiri dan kanan

C. Analisis

1. GI P0 A0, Umur kehamilan 16 minggu 4 hari, dengan kekurangan energy

kronis

D. Penatalaksanaan

Tanggal 10 februari 2020 jam 12. 00 wita

1. Memberikan HE pada ibu tentang :

a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup tidur siang minimal 2 jam tidur

malam minimal 8 jam

27
b. Menganjurkan ibu untuk diet seimbang makan makanan yang tinggi

protein, rendah lemak dan garam misalnya ikan, tahu, tempe, sayur-

sayuran, kurangi makan makanan yang bergaram dan banyak minum air

putih.

c. Hygiene, menjaga kebersihan diri misalnya menganti pakaian dalam

setiap kali lembab.

2. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti :

a. Sakit kepala menetap

b. Gangguan penglihatan

c. Edema pada wajah, tanggan dan kaki

d. Mual muntah berlebihan

e. Nyeri perut hebat

f. Penurunan gerakan janin

g. Perdarahan jalan lahir

h. Keluar air dari jalan lahir sebelum waktunya

i. Deman

j. Kejang

3. Memantau tanda-tanda bahaya kekurangan energi kronis

4. Menganjurkan ibu untuk rutin control ( ANC ) secara teratur dan, apabila

dirasakan kelainan sebelum jadwal kunjungan segera memeriksakan diri ke

sarana kesehatan terdekat.

28
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan

studi kasus dengan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny

“A” kehamilan 16 minggu 4 hari dengan kekurangan energi kronis di

poskeskel pajalesang kota palopo tahun 2020. Pembahasan ini disusun

berdasarkan teori dan alasan nyata dengan pendekatan Pendokumentasian

Asuhan Kebidanan.

A. Data subjectif

Identifikasi data dasar merupakan langkah awal dari manajemen

kebidanan, langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam

mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan pengelolahan.

Pada tahap identifikasi data dasar, tidak ditemukan hambatan yang

berarti, karena pada saat pengumpulan data, pada Ny”A“ maupun

keluarganya serta bidan yang ada diruangan dapat memberikan informasi

secara terbuka sehingga memudahkan penulis untuk memperoleh data-data

yang diinginkan sesuai dengan permasalahan yang akan di angkat pada Ny

“A” yang mengatakan mudah merasa lelah . Data yang di ambil dilakukan

secara terfokus pada masalah yang dialami Ny “A“.

29
B. Data Objectif

Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa kekurangan energi kronis

merupakan merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk

yang disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang

mengandung zat gizi makro .Pada Ny. “A“ pada saat pengkajian

didapatkan data antara lain : Kehamilan 16 minggu 4 hari, dengan keluhan

mudah lelah , ibu sering merasa pusing, nafsu makan berkurang dan pada

pemeriksaan LILA ditemukan 21 cm.

Dengan demikian apa yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka

dengan studi kasus Ny. “A” tidak ada kesengjangan antara teori dengan

kasus.

C. Analisis

Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang

diputuskan berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa

dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan

professional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa

kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan

hidup klien.

Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah pengumpulan data, maka

dikembangkan kedalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah

atau diagnosa. Masalah aktual merupakan masalah yang nampak nyata

yang dapat diambil melalui data subjektif dan data objektif. Pada tinjauan

pustaka dikatakan bahwa diagnosis kekurangan energi kronis ditegakkan

30
berdasarkan adanya tanda-tanda utama yaitu mudah lelah sedangkan pada

kasus Ny “A“ diperoleh diagnose / masalah aktual yang didapatkan yaitu

GI P0A0, hamil 16 minggu 4 hari, tunggal, hidup, keadaan janin baik.

Dengan demikian diagnose / masalah actual yang telah

diidentifikasi pada Ny. “A“ dengan kasus kekurangan energi kronis tidak

ada kesengjanggan antara tinjauan pustaka dengan kasus.

D. Penatalaksanaan

Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh

bidan. Hal ini terjadi pada penderita kegawat darurat kolaborasi dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan klien.

Pada rencana manajemen asuhan kebidanan perencanaan adalah

proses penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi

masalah yang didapatkan dan antisipasi diagnosa dan masalah potensial

yang akan mungkin terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan

masalah yang telah ditemukan.

Pada tinjauan pustaka, perencanaan tindakan pada ibu hamil

dengan kekurangan energi kronis adalah dengan kehamilan 16 minggu 5

hari jika belum ada perbaikan lakukan penilaian satu kali seminggu secara

rawat jalan, pantau berat badan , dan kondisi janin, konseling pasien dan

keluarganya tentang tanda-tanda bahaya kekurangan energi kronis, dan

diberi obat-obatan.

Sedangkan rencana asuhan yang dilakukan di lahan praktek

menunjukkan adanya persamaan yaitu dilakukan pemeriksaan, dan kondisi

31
janin, sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, support ibu dalam

menjalani kehamilannya dan menghadapi persalinannya, berikan

pendidikan kesehatan kepada ibu tentang istirahat yang cukup, diet

seimbang dalam kehamilan yaitu tinggi protein, rendah lemak, cairan dan

garam tidak perlu dikurangi, ajarkan ibu menghitung pergerakan janinnya

untuk memantau kesejahteraan janinnya, ajarkan pada ibu untuk

memantau tanda-tanda bahaya kekurangan energi kronis, diskusikan

masalah tentang bahaya kehamilan.

32
BAB V

PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny”A” Dengan KEK di

Poskeskel pajalesang Wara Kota Palopo tanggal 10 Februari 2020 dalam bab ini

penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Dari hasil yang diperoleh dari kasus Ny”A” dengan KEK didapat dari

hasil anamnesis yaitu ibu sering merasakan pusing,mudah lelah,nafsu

makan berkurang yang merupakan salah satu tanda dari KEK

2. Penyebab KEK yaitu karena ibu kurang gizi dan tidak memperhatikan

gizi yang ibu konsumsi selama hamil.

3. Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny”A” sesuai dengan perencanaan

yang dilakukan serta sebagian besar telah terlaksana secara keseluruhan,

seperti memberikan mengonsumsi Makanan makan-makanan bergizi

seimbang.

B. SARAN

1. Sebagai bidan memberikan pelayanan terhadap klien sebaiknya selalu

menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan yang

dituangkan dalam bentuk pendokumentasian SOAP serta senantiasa

meningkatkan ilmu pengetahuannya sesuai dengan perkembangan

IPTEK.

2. Semua ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilan minimal

4 kali selama masa kehamilan segera setelah terlambat haid.

33

Anda mungkin juga menyukai