Anda di halaman 1dari 12

Nama : Razalia Ukhti

NIM : 1524301089

Kelas : 2C / TKI

MK : Pencegahan Korosi

KARANGAN

Mekanisme dan Karakteristik dari Bentuk – Bentuk Korosi


Korosi merupakan proses pengkaratan yang terjadi pada logam yang di sebabkan oleh
reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya seperti air. Korosi
pada logam menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dan mempunyai dampak yang besar.
Korosi menyerang hampir semua peralatan yang terbuat dari logam. Proses korosi
berlangsung secara perlahan namun menimbulkan akibat yang pasti. Sampai saat ini korosi
masih menjadi masalah besar bagi setiap industri maupun rumah tangga. Di bawah ini akan
di jelaskan beberapa bentuk korosi beserta karakteristik dan mekanisme korosi.

Macam-Macam Bentuk Korosi


1.      Uniform/General Corrosion (Korosi Menyeluruh)

Gambar 1.1 Uniform Corrosion pada kaleng minuman


Pada korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang terpampang dengan
lingkungan, terkorosi secara merata dan menyeluruh. Jenis korosi ini mengakibatkan/
menyebabkan rusaknya struktur logam secara total. Sehingga logam menjadi rusak dan
tidak bisa di pakai lagi.

Mekanisme Uniform Corrosion :  dengan pembagian seragam dari reaktan katodik atas
seluruh permukaan logam yang terpampang.

2.      Galvanic Corrosion (Korosi Galvanik)

Gambar 1.2 Korosi Galvanic pada Sambungan Baut

Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua macam logam
yang berbeda bertemu / berkontak secara langsung dan membuat logam lain hancur .

Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam
logam yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana
electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia
(Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena
kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam
elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan
metal sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat
permukaan.

Gambar 1.3 Mekanisme Korosi Galvanis

3.      Selective Leaching Corrosion

Gambar 1.4 selective leaching corrosion pada pipa


Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen dari paduan larutan
padat. Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif atau serangan selektif.

Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki potensial yang
berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan modern mengandung
sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan potensial korosi yang berbeda. Beda
potensial antara elemen paduan menjadi kekuatan pendorong untuk serangan preferensial
yang lebih "aktif" pada elemen dalam paduan tersebut.

Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari paduan tembaga-seng,
meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos dan rapuh.

Gambar 1.5 mekanisme selective leaching corrosion


4.      Crevice Corrosion (Korosi Celah)

Gambar 1.4 korosi celah pada sambungan pipa

Korosi celah biasanya terjadi pada serangan lokal pada bagian permukaan logam atau celah
antara dua permukaan logam, yang umumnya terjadi karena ada air yang berada di antara
celah sambungan dan retakan. Sehingga air tersebut menimbulkan korosi pada celah logam
tersebut.

Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi beberapa kandungan


kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel elektrokimia dalam kasus pada
bagian celah logam yang terdpat air biasanya mengalami penipisan oksigen. Di luar dari
celah, kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.

Gambar 1.5 mekanisme korosi celah


5.      Pitting Corrosion (Korosi Sumuran)

Gambar 1.5 korosi sumuran pada westafle

Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada satu titik atau
area kecil, dan membentuk rongga ataupun lubang. Korosi ini sangat berbahaya karena pada
bagian permukaan hanya terlihat lubang kecil biasa namun pada bagian dalamnya terjadi
korosi yang membentuk sumur yang tidak terlihat. Korosi sumuran adalah salah satu bentuk
yang paling parah dan berbahaya.

Mekanisme Pitting Corrosion : korosi sumuran ditimbulkan oleh lingkungan kimia yang
mungkin berisi bahan unsur kimia agresif seperti klorida. Klorida dengan cepat merusak
lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat terjadi pada dudukan oksida. Lingkungan juga
dapat mengatur perbedaan sel aerasi (tetesan air pada permukaan baja, misalnya) dan pitting
dapat dimulai di lokasi anodik (pusat tetesan air). Sehingga lambat laun tetesan air tersebut
membentuk lubang.
Gambar 1.5 mekanisme pitting corrosion

6.      Intergranular Corrosion

Gambar 1.6 korosi batas butir pada pipa

Intergranular corrosion terjadi adalah korosi yang terjadi pada daerah sepanjang batas butir.
Adanya serangan korosi pada bagian antara batas butir menyebabkan logam menjadi lemah
dan kehilangan kekuatan di bagian batas butir yang terkena korosi.
Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari beda potensial dalam
komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan casting. Pengendapan
pada batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme
yang diakui dan diterima dalam korosi intergranular.

Gambar 1.7 mekanisme korosi batas butir

7.   Stress Corrosion Cracking (SCC)

Gambar 1.7 korosi SCC pada sebuah logam


Korosi retak tegangan (SCC) adalah korosi yang tejadi karena adanya pembentukan retak
dalam logam. proses retak yang memerlukan langkah secara bersamaan dari bahan perusak
(karat) dan berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang
terkorosi akibat gagal oleh patahan cepat. Korosi ini termasuk korosi yang sangat berbahaya
karena tidak memberikan gejala atau indikasi sehingga tak ada aksi yang di lakukan untuk
memperbaiki korosi karena belum adanya reaksi korosi pada awal terjadinya.

Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen, yaitu (1) Bahan
sensitif dengan adanya korosi, (2) adanya senyawa / cairan elektrolit (lingkungan) dan (3)
adanya tarikan..

Gambar 1.8 mekanisme korosi SCC

.
8.      Erosion Corrosion

Gambar 1.9 korosi erosi

Korosi erosi adalah korosi yang terjadi bagian atas atau permukaan logam karena adanya
aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak bagian permukaan logam. Korosi ini akan
menyebabkan logam terkikis sedikit demi sedikit

Mekanisme erosion corrosion : efek mekanik aliran atau kecepatan fluida dikombinasikan
dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan hilangnya dari logam. Tahap awal
melibatkan kehilangan mekanik film pelindung logam dan kemudian korosi logam terekspose
oleh cairan korosif  yang mengalir.
Gambar 1.11 mekanisme korosi erosi

 
DAFTAR PUSTAKA

http://s2kimia.blogspot.co.id/2009/02/korosi-besi-pada-industri.html

https://www.ilmukimia.org/2013/01/korosi-html.html

http://fiaandja.blogspot.co.id/2013/11/korosi.html

Anda mungkin juga menyukai