Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


KELAS IV SDN 2 MOWILA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
NILUH IKA DAMAYANTI
NIM. A1G117083

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021

PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 MOWILA

Oleh :
Niluh Ika Damayanti
A1G1 17083

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 untuk


dipertahankan dihadapan panitia Seminar Proposal pada Jurusan/Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo.

Kendari, Januari 2021


Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Drs. La Ode Kaimudin, S.Pd.,M.Pd Dr. Muhammad Yasin, S.Pd,M.Pd


NIP. 19601231 198808 1 014 19591231b198803 1 013

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................iv
DAFTAR TABEL…. .....................................................................................v
DAFTAR BAGAN…. ....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah....................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS....................................6
2.1. Pengertian Belajar.................................................................................6
2.2. Prestasi Belajar......................................................................................6
2.3. Pengertian Matematika..........................................................................8
2.4. Pengertian Gaya Belajar........................................................................9
2.5. Kerangka Berfikir..................................................................................15
2.6. Hipotesis Penelitian...............................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN................................................................18
3.1. Jenis Penelitian......................................................................................18
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................18
3.3. Populasi dan Sampel.............................................................................19
3.4. Prosedur Penelitian................................................................................19
3.5. Variabel Penelitian................................................................................20
3.6. Teknik Pengumpulan Data....................................................................21
3.7. Instrumen Penelitian..............................................................................22
3.8. Pengolahan Data....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tampak depan sekolah SDN 2 Mowila ………………………… 19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ……………………………………… 27

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.5.1 Kerangka Berfikir……………………..………………………… 16

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar……………………….…………… 29


Lampiran 2. Lembar Angket Gaya Belajar Siswa……………………..…...……31
Lampiran 2. Lembar Angket Gaya Belajar Siswa……………………..…...……34

vii
BAB I
PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Artinya pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan adanya pendidikan, maka
manusia akan mempunyai pandangan dan arah hidup yang lebih jelas dan terarah. Oleh
karena itu pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan
peserta didik untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi bagaimana pendidikan dapat
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkannya dalam kondisi
apapun (Siagian, 2016:58).
Menurut Rosyid dkk (2019:3) Kualitas pendidikan sangat berkaitan dengan
keberhasilan dalam membentuk siswa yang berkualitas, hal itulah yang menjadi titik
pusat dalam proses belajar mengajar. Siswa juga menjadi tolak ukur dalam keberhasilan
proses pembelajaran, diharapkan dapat menimba ilmu dan wawasan yang sebanyak
banyaknya dengan belajar. Belajar adalah suatu proses yang di dalamnya terjadi suatu
interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya. Proses
pembelajaran juga dapat digambarkan dengan adanya interaksi siswa dengan guru
ataupun siswa dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah
laku yang akan memberikan suatu pengalaman, baik bersifat pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Sehingga dengan adanya proses tersebut nantinya dapat diukur
pencapaian kemampuan, pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa tentang
materi pelajaran di sekolah yang disebut dengan prestasi belajar.

1
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, masalah yang harus mendapat
perhatian adalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan belajar
ditentukan oleh faktor cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya
kegiatan pendidikan. Setiap siswa memiliki perbedaan cara belajar antara yang satu
dengan yang lainnya dalam aspek fisik, pola berpikir, dan cara merespon atau
mempelajari sesuatu yang baru (Rosyid, 2019:3)
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai
alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan
matematika itu sendiri. Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu
keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan
keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif pada saat ini. Matematika
bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat
untuk sebagian amat besar untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika
mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan
teknologi (Siagian, 2016:60)
Matematika adalah ilmu yang cukup dihindari oleh sebagian besar individu
karena dianggap sulit untuk dipelajari. Banyak siswa dari sekolah negeri maupun
swasta yang pada saat mata pelajaran matematika mereka cenderung malas atau justru
menghindari pelajaran tersebut dengan alasan terbesar saat ini yaitu ilmu matematika
sulit untuk dipelajari. Faktor yang mempengaruhi sulitnya seorang siswa atau individual
dalam memahami pelajaran matematika dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor dari
dalam diri dan faktor dari luar diri. Faktor dari dalam diri bisa berupa kurangnya
semangat ataupun motivasi yang dimiliki oleh individual tersebut untuk mempelajari
matematika atau bahkan gaya belajar dari individual itu, namun bisa jadi keadaan fisik
dan psikis dari individu tersebut yang kurang mendukung semisal adanya ganguan
mental dan cacat fisik. Sedangkan faktor dari luar diri bisa berupa lingkungan yang
tidak mendukung, orang tua yang jarang memperhatikan kebutuhan dari individu
tersebut, atau bahkan cara mengajar guru yang monoton dan kurang variasi.

2
Gaya belajar dari masing-masing individu tentunya berbeda dan cenderung tak
sama,antara satu individu dengan individu lainnya tentunya memiliki gaya belajar
dalam menerima pelajaran sangatlah beragam, namun kebanyakan dari siswa ataupun
individu tersebut memilih gaya belajar yang salah untuk diri mereka sehingga
mengakibatkan susahnya mereka memahami pelajaran matematika. Dengan memahami
hal ini maka sangat dibutuhkan peran orang tua dan guru dalam membimbing individu
atau siswa agar memahami dirinya mengenai gaya belajar yang cocok pada diri mereka
sehingga individu tersebut tidak kesulitan dalam menerima pelajaran matematika dan
dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Bire dkk (2014:169) mengemukakan bahwa gaya belajar merupakan cara
termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa
dalam belajar. Dengan menyadari hal ini, siswa mampu menyerap dan mengolah
informasi dan menjadikan belajar lebih mudah dengan gaya belajar siswa sendiri.
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang bersifat
verbal atau dengan jalur auditorial, tentunya dapat menyebabkan adanya ketimpangan
dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa perlu dibantu
dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Menurut Rosyid (2019:9) Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan
pembelajaran yang disertai perubahan yang dicapai seseorang (siswa) yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat sebagai ukuran tingkat
keberhasilan siswa dengan standarisasi yang telah ditetapkan dan menjadi
kesempurnaan bagi siswa baik dalam berpikir dan berbuat.
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datangnya
dari diri siswa berupa faktor fisiologis (kesehatan dan keadaan tubuh), psikologis
(minat, bakat, intelegensi, emosi, kelelahan, dan cara belajar). Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa yang dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan alam.

3
Semua faktor tersebut harus berkontribusi sinergik satu sama lain karena mempengaruhi
prestasi belajar dan dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya (Rosyid, 2019:10).
Gaya belajar yang menjadikan siswa memiliki prestasi belajar matematika yang
berbeda-beda tentunya menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti, mengingat mata
pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk
ditaklukkan pada kebanyakan pelajar atau masyarakat pada umumnya. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti mengenai pengaruh gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

3.2. Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada pengaruh
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV
SDN 2 Mowila.

3.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
antara lain :
a) Apakah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika SDN 2 Mowila?
b) Bagaimana gambaran prestasi belajar matematika siswa SD ditinjau dari
masing-masing jenis/tipe gaya belajarnya?
c) Seberapa jauh kontribusi masing-masing gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematikanya?

3.4. Tujuan penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan
penelitian ini antara lain :

4
a) untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Mowila.
b) Untuk mendapat gambaran secara spesifik tentang tipe gaya belajar siswa yang
lebih efektif dalam pembelajaran matematika di SDN 2 Mowila.
c) Untuk mengetahui seberapa jauh sumbangan efektif (kontribusi) masing-masing
tipe gaya belajar siswa terhadap prestasi belajarnya.

3.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


a) Manfaat Teoritis
Sekolah dapat mengetahui perbedaan siswa yang menggunakan gaya belajar
auditori, visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.

b) Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Guru dapat mengetahui mana dari siswanya yang menggunakan gaya
belajar auditori, visual dan kinestetik sehingga guru dapat dengan mudah
mengontrol siswa dalam belajar.

2) Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dipakainya sehingga siswa
mudah mengoptimalkan gaya yang mereka gunakan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Pengertian Belajar

Menurut Rosyid (2019:7) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannnya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Belajar adalah hal memperoleh kebiasaan, pengetahuan sikap.
Dengan belajar, seseorang akan menghasilkan ide-ide baru baru yang sejalan
dengan apa yang ia peroleh selama belajar. Belajar identik dengan seseorang yang
sedang berpikir tentang apa yang ingin mereka ketahui, karena dengan rasa ingin
tahu tersebut seseorang akan melakukan aktivitas berpikir yang disebut dengan
belajar.

Belajar merupakan suatu aktivitas berpikir yang dilakukan melalui interaksi


yang dilakukan oleh manusia, baik sesama manusia atau dengan lingkungannya.
Belajar juga dilakukan dengan sengaja, artinya seseorang belajar dilakukan kapan
saja dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan mereka dan ketentuan waktu yang
jelas, sehingga akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat dirasakan oleh
pembelajar. Dapat diartikan bahwa belajar sebagai proses yang komplek yang tidak
mudah didefinisikan, belajar hampir sama dengan proses perubahan perilaku yang
merupakan hasil pengalaman dan hal itu tidak dikaitkan dengan keadaan sementara.
Dengan kata lain, belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
merubah tingkah laku menjadi lebih baik, dilakukan secara sengaja dan terencana.

2.2. Prestasi Belajar (tambahkan nilai mengenai prestasi belajar melalui nilai raport)
Menurut Rosyid (2019:5) Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Pada setiap kata tersebut memiliki makna

6
tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat
diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi
belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi
belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu atau kelompok. Prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja. Prestasi berdasarkan para tokoh tersebut, dapat dikerucutkan
menjadi suatu kegiatan yang menghasilkan. Selain itu, tentang belajar sebagaimana
dikemukan Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menyebutkan
bahwa belajar merupakan memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior
through experiencing). Menurut pengertian tersebut, belajar merupakan proses
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih dalam dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
merupakan suatu penguasaan hasil latihan malainkan pengubahan perilaku.
Keberhasilan dalam belajar dapat diukur dari seberapa bisa pelajar mempraktikkan
sesuatu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Prestasi dalam belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang
relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam
segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau
ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian. Prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai oleh siswa selama proses belajar mengajar dalam kurun waktu
tertentu. Hasil pengukuran dari belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka,

7
huruf, simbol, maupun kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa selama proses
pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang disertai perubahan yang
dicapai seseorang (siswa) yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,
maupun kalimat sebagai ukuran tingkat keberhasilan siswa dengan standarisasi
yang telah ditetapkan dan menjadi kesempurnaan bagi siswa baik dalam berpikir
dan berbuat.
Prestasi belajar yang dimaksudkan ialah hasil (penguasaan) yang dicapai
oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan mengadakan proses penilaian atau
pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi dalam pengukuran prestasi
belajar berupa tes yang telah disusun dengan baik sesuai dengan standar yang
dikehendaki, sehingga hasil evaluasi dapat menggambarkan pencapaian siswa
dengan melihat kemampuannya (Rosyid, 2019:10).
Untuk Pendidikan di Sekolah Dasar, Raport atau Buku Laporan Hasil
Pendidikan merupakan ukuran nilai akhir yang diperoleh oleh masing-masing siswa
setelah berhasil melalui proses pembelajaran serta berbagai ulangan dalam satu
semester. Nilai-nilai inilah yang mencerminkan prestasi belajar siswa dalam
semester tersebut, sehingga untuk melihat prestasi belajar siswa selama satu
semester dapat dilihat melalui nilai-nilai raport tersebut. Semakin baik nilai yang
diperoleh, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut semakin berprestasi.

2.3. Pengertian Matematika


Matematika adalah suatu ilmu yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
kita. Diharapkan setelah mempelajari matematika siswa dapat berpikir secara logis,
kritis dan efektif, karena matematika merupakan ilmu yang pasti dan sudah teruji
kebenarannya. Karso (2008:1.39), mengemukakan bahwa ”matematika adalah
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara
deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak terdefinisikan, aksioma, sifat atau

8
teori yang telah dibuktikan kebenarannya”. Belajar matematika akan sangat
menyenangkan apabila didasari dengan rasa ingin tahu yang besar. Matematika
juga berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dengan siswa dengan berbagai
media yang bisa digunakan dan diperagakan.
Menurut Hernawan (2008: 8.27), “mata pelajaran matematika berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan
dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas
dan menyelesaiakn permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika
adalah ilmu pasti yang sudah diketahui kebenarannya dan berfungsi sebagai alat
komunikasi dengan simbol-simbol.

2.4. Pengertian Gaya Belajar


Gaya merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan
seorang dalam melakukan sesuatu. Gaya juga merupakan style khas yang dimiliki
seseorang dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Gaya setiap orang berbeda-beda
sesuai karakter dan kebiasaannya.
Menurut Gagne dalam Susanto (2013:2) belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.
Sementara itu menurut Winkle dalam buku yang sama mendefinisikan pengertian
belajar sebagai suatu aktivitas mental dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan dan menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersikap relatif konstan dan
berbekas.
Menurut Joko dalam Wahyuni (2017:128) Gaya belajar (learning styles)
merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan seorang
pelajar mempelajari atau memperoleh suatu ilmu dengan cara yang tersendiri”.
Pembelajaran yang bermakna datangnya dari motivasi diri dan bukan paksaan.
Mahasiswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang kurang cocok dan
berkenan bagi mereka tidak menutup kemungkinan akan menghambat proses

9
belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang
diberikan.
Menurut Sarasin dalam Sugiharto dkk (2007), “gaya belajar adalah pola
perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkann
ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau ketrampilan baru”. Siswa
pada umumnya akan sulit memproses informasi dalam satu cara yang dirasa tidak
nyaman bagi mereka. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan
cara berbeda, serta memproses informasi dengan cara yang berbeda pula.
Pengenalan gaya belajar sejak dini sangatlah penting, karena akan berpengaruh
pada masa depannya kelak. Guru harus mengetahui gaya belajar masing-masing
siswanya, karena peran guru sangatlah penting dalam berhasil tidaknya siswa dalam
belajar. Maka dari itu guru diharapkan dapat menerapkan strategi yang baik dalam
mengajar agar para siswanya cepat menangkap informasi yang diberikan dengan
benar. Di sini kita akan mengenal tiga macam katagori gaya belajar menurut
DePorter dan Hernacki dalam Hariyanto (2011) yaitu sebagai berikut :

2.4.1. Gaya belajar visual


Menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar
seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Gaya belajar visual adalah gaya belajar
yang dimana pelajar mampu menyerap ilmu pelajaran dengan baik dan
dengan mengandalkan idra penglihatan.Ada beberapa karakteristik yang
khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama,
kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya. Kedua, Memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna. Ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap artistic.
Keempat, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung. Kelima,
terlalu reaktif terhadap suara. Keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan.

10
Ketujuh, seringkali salah menginterprestasikan kata atau ucapan. Sedangkan
ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
1) Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang
mengajar.
2) Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3) Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan
melihat teman-teman liannya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4) Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan
orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5) Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6) Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7) Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa
terganggu

2.4.2. Gaya Belajar Auditori


Gaya belajar jenis ini berkaitan dengan idra pendengaran
manusia,maksudnya seorang pelajar mampu menerima materi pelajaran
ataupun ilmu dengan lebih banyak yakni dengan mengandalkan idra
pendengaran itu sendiri. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa
mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang
memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran. Kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam
bentuk tulisan secara langsung. Ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun
membaca. Sedangkan ciri-ciri gaya belajar auditori yaitu :
1) Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau
materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas

11
2) Pendengar ulung, yaitu anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di
televisi/ radio
3) Cenderung banyak omong
4) Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja
dibacanya
5) Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6) Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7) Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya,
seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas.

2.4.3. Gaya Belajar Kinestik


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang dimiliki pelajar yang
menyerap ilmu pengetahuan dengan melibatkan gerak di dalamnya,semisal
pelajaran yang mengedepankan gerakan sebagai salah satu point utama
dalam pelajaran itu sendiri seperti olahraga. Mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkannya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang
memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya. Sedangkan ciri-ciri belajar kinestik yaitu :
1) Menyentuh segala sesuatu yang dijumpai, termasuk saat belajar
2) Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3) Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.
Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambal
tangannya asyik menggambar
4) Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5) Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol dan lambing
6) Menyukai praktek/ percobaan

12
7) Menyukai permainan dan aktivitas fisik.

Sedangkan McBeath ( 1992: 46) mengemukakan bahwa gaya belajar terdiri


dari gaya belajar dependen dan gaya belajar independen.

2.4.4. Gaya belajar Independen


Menurut Oxford (1994: 56) individu yang mempunyai gaya belajar
independen melakukan sesuatu karena dorongan dari dalam dirinya sendiri,
mempunyai pola pikir (factual, objektif, tidak melihat dalam hubungan
konteks) dalam belajar, kurang menerima pandangan orang lain dalam
membuat keputusan dan lebih cenderung bersandar pada standar diri. Dalam
kaitan itu Slavin (1988: 32) mengatakan bahwa individu yang mempunyai
gaya belajar independen lebih mampu :
a. Melihat bagian-bagian menjadi suatu pola secara keseluruhan.
b. Menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan matematika,sains,
serta berorientasi pada tugas-tugas yang bersifat pemecahan masalah.
c. Mempunyai kecenderungan penguatan individu.

Selanjutnya Lynch ( 1992: 45) mengatakan bahwa siswa yang


memiliki gaya belajar independen mempunyai karakteristik :
a. Lebih menyenangi tugas-tugas berstruktur.
b. Dalam hal yang bersifat praktis siswa lebih menyenangi masalah-
masalah yang terorganisir, dan membuat struktur sendiri apabila
masalah-masalah yang dihadapi kurang terorganisir.
c. Lebih berorientasi pada tugas dan terfokus pada lingkungan fisik.

McBeath (1992: 56) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki


gaya belajar independen berfikir untuk dirinya sendiri dan percaya terhadap
kemampuan sendiri. Selama belajar mereka mempelajari apa yang
menguntungkan bagi dirinya, mereka lebih senang bekerja sendiri jika

13
dibandingkan bekerja sama dengan siswa lain. Mereka memilih tantangan-
tantangannya sendiri sesuai dengan minat mereka.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan siswa yang memiliki gaya belajar independen adalah siswa
yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Lebih menghargai pendapat sendiri.
b. Lebih sensitif terhadap nilai-nilai pribadi.
c. Cenderung memiliki sifat ketertutupan emosional.
d. Lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains.
e. Lebih menyukai tugas-tugas berstruktur.
f. Cenderung bermotivasi instrinsik.
g. Lebih mendahului analisis rinci dalam pemecahan masalah.

2.4.5. Gaya Belajar Dependen


Menurut Lynch (1992: 137-138) gaya belajar dependen adalah cara
pendekatan global terhadap pengolahan informasi dan kesensitifan terhadap
lingkungan sosial. Senada dengan pendapat Lynch, Slavin (1988:1)
mengatakan bahwa individu yang mempunyai gaya belajar dependen
mempunyai kecenderungan sebagai berikut:
a. Melihat pola sebagai suatu keseluruhan dan relatif sulit membedakan
aspek-aspek khusus atau sepesifik dari suatu situasi atau pola.
b. Berorientasi pada penguatan sosial.
c. Mudah mengingat hal-hal yang bersifat sosial, seperti percakapan dan
berhubungan.
d. Senang bekerja kelompok.
e. Menyukai mata pelajaran sosial.

14
McBeath ( 1992: 68) mengemukakan bahwa siswa yang mempunyai
gaya belajar dependen menunjukkan sedikit keinginan dan belajar sesuai
keperluan. Mereka memandang guru sebagai sumber struktur dan otoritas.
Mereka memerlukan panduan yang jelas dan tuntutan yang rinci. Dalam
tugas-tugasnya mereka lebih suka merespon fakta daripada membuat prediksi
yang didasari oleh pertimbangan subjektif.
Berdasarkan beberapa uraian diatas siswa yang memiliki gaya
belajar dependen dapat dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Lebih menghargai pendapat orang lain.
b. Lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial.
c. Cenderung memiliki keterbukaan emosional.
d. Lebih menyukai ilmu-ilmu sosial.
e. Lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non terstruktur.
f. Cenderung bermotivasi ekstrinsik.
g. Lebih mendahului analisis global dalam pemecahan masalah.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar


adalah cara seseorang untuk menangkap dan menyerap informasi yang di
dapat agar mudah di pelajari.

2.5. Kerangka berfikir

Kerangka berpikir adalah model (gambar) berupa konsep tentang


hubungan antara variabel satu dengan berbagai faktor lainnya. Arti dari definisi di
atas bahwa kerangka berfikir merukan gambaran tentang konsep bagaimana suatu
variabel memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Mengingat betapa pentingnya
Menyusun kerangka berfikir dalam penyusunan penelitian, Malabay (2017:44-45)
Membahas Permasalahan Tulisan Tugas Akhir adalah bagian terpenting dan sering
ditemui pada terminal pembelajaran yang berbentuk tulisan ilmiah.
Dengan terbentuknya strategi pemahaman terhadap kerangka pemikiran
maka diharapkan akan mempermudah proses penulisan dengan kejelasan alur

15
proses bisnisnya. Dengan memahami proses bisnis tersebut maka penyelesaian
tulisan tugas akhir dapat lebih mudah dikerjakan dengan memperhatikan bentuk
topik, beberapa rumusan permasalahan rumusan dan tujuannya.

Belum diketahui Pengaruh Gaya Belajar terhadap


Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika

Gaya Belajar Siswa Prestasi Belajar Siswa

Diberikan Angket untuk mengetahui Diambil Nilai Matematika


Gaya Belajar Siswa dalam Raport

Visual Auditori Kinestetik Independen Dependen

Nilai Raport
Skor Gaya Belajar
Analisis Korelasi

Apakah Berhubungan?

YA TIDAK

Gambaran prestasi belajar matematika siswa


ditinjau dari masing-masing tipe gaya belajar

Analisis Koefesien Determinasi

Kontribusi masing-masing gaya belajar siswa terhadap


prestasi belajar matematika

KESIMPULAN
16
Bagan 2.5.1 Kerangka Berfikir
2.6. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis ini dikatakan sementara
karena jawaban yang diperoleh berdasarkan teori-teori yang relevan, belum teruji
kebenarannya. Hipotesis pada dasarnya belum menunjukkan fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar
siswa di SDN 2 Mowila. Berdasarkan data hasil penelitian akan diuji apakah
Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan tingkat signifikansi (α ) tertentu.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Menurut Sugiono dalam Anshori (2017:12) Penelitian menurut metodenya
dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian survey, eksperimen, ex-post-facto,
naturalistik, penelitian kebijakan (policy research), penelitian tindakan (action
research), evaluasi, dan penelitian sejarah. Penelitian ex-post-facto adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
ditelusur ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan
penelitian eksperimen, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi
(perlakuan) langsung terhadap variabel independen.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat
korelasional ex-post-factor , yaitu penelitian yang mendeskripsikan situasi sekarang
yang diduga sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan bermaksud mencari
hubungan antar variabel, gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika
kelas IV SDN 2 Mowila.
Studi ini dapat juga dikategorikan sebagai studi korasional dalam artian
berupaya mencari hubungan antara variabel independent ( X ) dengan variabel
dependen (Y ) atau antara variabel bebas X =¿ gaya belajar dan variabel terikat
Y =¿ prestasi belajar.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester Genap Tahun
Ajaran 2020/2021 yang bertempat di SDN 2 Mowila, Kecamatan Mowila,
Kabupaten Konawe Selatan.

18
Gambar 3.1. Tampak depan sekolah SDN 2 Mowila
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Herhyanto (2013:1.6-1.7) Pemilihan Sampel dari suatu populasi
dapat dilakukan dalam du acara, yaitu secara Acak dan Secara tidak Acak. Cara
acak adalah pemilihan sejumlah anggota dari populasi yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga anggota-anggota populasi itu mempunyai peluang yang sama untuk
terpilih menjadi anggota sampel. Cara acak dapat dilakukan dengan cara undian dan
table bilangan acak. Sedangkan secara tidak acak, pemilihan anggota dari populasi
dengan setiap anggotanya tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel atau pemilihan anggota bersifat subjektif.
Yang menjadi subjek populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 2
Mowila yang terdaftar namanya pada tahun ajaran 2020/2021 semester Genap
sesuai dengan data dari SDN 2 Mowila Tahun 2020/2021 diperoleh jumlah
populasi 262 siswa. Dari jumlah populasi perkelas ditentukan secara acak jumlah
sampel kelas yaitu kelas IV SDN 2 Mowila dengan jumlah sampel 31 orang siswa.

3.4. Prosedur penelitian


Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Tahap persiapan
a) Melakukan kesepakatan dengan kepala sekolah dan guru pada instansi
pendidikan yang akan dijadikan penelitian, yakni :

19
 Kelas yang akan digunakan dalam penelitian
 Sistem penelitian yang akan diterapkan
 Waktu pelaksanaan penelitian
b) Mendesain instrument penelitian, yakni :
 Obsevasi
 Angket faktor prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika
 Dokumentasi
2) Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan tahap inti atau utama dari penelitian,yakni ;
 Melakukan observasi kepada siswa selama pelajaran berlangsung
 Membagikan angket faktor prestasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika
 Melakukan dokummentasi
3) Tahap Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini meliputi tahap analisis data dan menyusun laporan
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji
prasyarat, dan analisis akhir.

3.5. Variabel penelitian


3.5.1 Variabel bebas
Variabel X atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain, pada penelitian ini variabel bebas yang dimaksud adalah
“pengaruh gaya belajar “.Variabel ini juga sering disebut variabel independen
atau variabel penyebab yang diberikan symbol X =¿ gaya belajar.

3.5.2 Variabel terikat


Variabel terikat atau biasa disebut sebagai dependen variable
merupakan variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan
dengan variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah “prestasi

20
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika” yang diberi symbol Y =¿
prestasi belajar.

3.6. Teknik pengumpulan data


3.6.1. Observasi
Nasution (1998) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan.Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan lewat
pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap
objek penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra. Pada penelitian ini
menerapkan penelitian pasif sehingga peneliti tidak melibatkan diri
langsung dalam setiap kegiatan namun hanya bersifat mengamati.

3.6.2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
membuat pertanyaan tertulis dan diberikan kepada responden (subjek
penelitian) untuk dijawab. Angket yang diberikan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.

3.6.3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang


diterapkan dalam penelitian ini,wawancara itu sendiri merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan antara dua orang atau lebih yang dimana
pada kegiatan tersebut ada yang berperan sebagai narasumber dan ada yang
berperan sebagai peneliti.Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.

21
3.6.4. Dokumetasi
Dokumen diperlukan dalam sebuah penelitian sebagai salah satu
sumber data yang menunjang penelitian. Dokumen akan dipergunakan
dalam penelitian sebagai salah satu sumber pendukung data penelitian ini.

3.7. Instrument penelitian


Instrument penelitian adalah fasilitas yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data.
3.7.1. Instrument observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek
penelitian dengan seksama. Pedoman ini berupa penggalian informasi
mengenai pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.

3.7.2. Instrument angket


Jenis pertanyaan yang ada dalam angket adalah jenis pertanyaan yang
dibutuhkan dalam laporan penelitian yakni pertanyaan yang berhubungan
dengan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila. Dalam pengisian angket ini
kusioner memilih jawaba “ya atau tidak “ pada baris dan kolom yang tersedia
sesuai dengan keadaan angket tersebut.

3.7.3. Instrument wawancara


Wawancara yang dilakukan narasumber/peneliti kepada siswa/kosioner akan
berhubungan dengan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.Dengan tujuan
untuk menggali informasi pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila sesuai
dengan pedoman wawancara.

22
3.7.4. Instrument dokumentasi
Instrument dokumentasi yang digunakan berupa dokumen-dokumen
pendukung untuk menggali informasi mengenai pengaruh gaya belajar
terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV
SDN 2 Mowila.

3.8. Pengolahan Data

Teknik Analisis Data untuk pengolahan data pada penelitian ini antara lain
pengujian dasar-dasar analisis, dan berbagai
a. Pengujian Dasar-dasar Analisis
1. Pengujian Normalitas
Pengujian Normalitas data X terhadap Y =¿ gaya belajar ( x) terhadap
prestasi belajar ( y ) menggunakan uji Liliefors (Santo Marwani dan Nana
Kosasih 1998:24). Data yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah :
X =¿ data masing-masing skor angket yang diperoleh dari respon siswa
terhadap butir pertanyaan insrumen gaya belajar setiap siswa.
Y =¿ data nilai hasil test prestasi belajar matematika setiap siswa yang
diperoleh pada ujian kolektif akademik semester Genap tahun
2021.
Dari data X dan Y tentukan nilai-nilai
nx

a)
∑ Xi , rata-rata hitung sampel (skor angket)
X́ = i =1
nx
nx

SD =
x √∑ i=1
¿ ¿ ¿ ¿, merupakan standar deviasi sampel

n x =¿ banyaknya data sampel (skor angket)

23
ny

b)
∑Yi, rata-rata hitung sampel (nilai hasil test belajar
Ý = i=1
ny
matematika)
ny

SD =
x
√ ∑ (Y i−Ý )2 ,
i=1
n y −1
merupakan standar deviasi sampel

n y =¿ banyaknya data sampel (nilai hasil test belajar matematika)

Pengujian memperlihatkan bahwa untuk tingkat singginifikansi


α =0.05 atau tingkat kepercayaan 95 %, maka :
χ 2hitung =…< χ 2tabel0.95=…
Berarti data yang diambil berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05.

2. Pengujian Homogenitas
Menggunakan rumus Bartlett dalam Santoso dan Nana Kosasi 1998:27.
Hipotesis H 0=σ 21=σ 22=σ 23 , H 1 salah satu tanda, ≠ tidak berlaku

B=( ∑ db ) log S2

χ 2= (ln 10) ( B−( ∑ db ) ) log S 21


{ }
Untuk α =0.05 dan db=k −1,
Terima H 0 jika. χ 2k < χ 2t , atau
Tolak H 0 jika. χ 2k > χ 2t .
Kesimpulan data berasal dari populasi yang homogen.

3. Uji Linearitas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
rata-rata yang diperoleh dari kelompok data sampel terletak dalam garis-
garis lurus. Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:172) dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah :

24
a. Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
2
(∑ Y )
JK reg(a)=
n
b. Menentukan jumlah kuadratregresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :

JK reg ( b|a )=b [ ∑ XY −


( ∑ X )( ∑ Y )
n ]
nilai b dari persamaan regresi sederhana Y^ =a+bX (Sudjana,
2005:315)
n ( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2
n ∑ X 2−( ∑ X )

( ∑ Y ) ( ∑ X 2 )−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ∑ X 2− ( ∑ X )

c. Menentukan jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :


JK res =∑ Y 2−JK reg (b|a) −JK reg(a)
d. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :
JK res
R JK res =
n−2
e. Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :

∑ Y2
JK E =∑ ∑ Y −
K
[
n
2
]
f. Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JK TC=JK res −JK E

g. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK) dengan


menggunakan rumus :
JK TC
RJK TC=
k−2

25
h. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E) dengan
menggunakan rumus :
JK E
RJK E =
n−k
i. Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :
R JK TC
F hitung=
RJK E
j. Menetapkan taraf signifikansi uji 0,05.

Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data jika


Fhitung< Ftabel , atau angka signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05.
Angka signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan kelinieran
tidak dipenuhi.

4. Uji Hipotesis Penelitian


Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah H 0= gaya
belajar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila. Selanjutnya hipotesis
ini diuji dengan analisis korelasi, sedangkan untuk mengetahui seberapa
jauh gaya belajar dengan prestasi belajar siswa dan dapat dilihat melalui
koefesien determinasi.
Analisis korelasi antara variabel bebas X =¿ gaya belajar siswa
terhadap variabel terikat Y =¿ hasil belajar matematika siswa dapat
dihitung menggunakan rumus :
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y )}
2 2 2 2

(Sugiyono, 2010:228)
Keterangan :
r xy = angka indeks korelasi

26
N = Number of Cases
∑ XY = Jumalah hasil perkalian antara skor X dan skor
Y
∑X = jumlah seluruh skor X

∑Y = jumlah seluruh skor Y

Menurut Sugiyono (2013:231) pedoman untuk memberikan


interpretasi koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi


Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang


dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi digunakan untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y
serta untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi
dan ikut menentukan variabel Y . untuk menghitung koefisien determinasi
dapat dicari dengan rumus:
KD=r 2 ×100 %
Keterangan :
KD = nilai koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi (Riduwan, 2012:224)

27
DAFTAR PUSTAKA

Anshori dkk. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Airlangga University Press:


Surabaya.
Bire, A.L., Geradus, Uda, and Bire, J., ‘Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa’, Jurnal Kependidikan, vol. 44, no.2,
hh. 168-174.
Herhyanto, Nur. 2013. Statistika Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka –
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Malabay. 2017. ‘Model Kerangka Pemikiran Sebagai Upaya Kelayakan Tugas Akhir’,
Jurnal Ilmu Komputer, vol. 2, no.1, hh. 44 – 48.
Rosyid dkk. 2019. Prestasi Belajar. Literasi Nusantara: Malang.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Siagian, Muhammad Daut. 2016. ‘Kemampuan Koneksi Matematik dalam
Pembelajaran Matematika’, Journal of Mathematics Education and Science, vol.
2, no. 1, hh. 58-67.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenadamedia
Group : Jakarta.
Wahyuni. 2013. ‘Identifikasi Gaya Belajar (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa
Universitas Bung Hatta’, JPPM vol 10, no. 2, hh. 128 – 132.

28
LAMPIRAN 1. KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR

Variabel Nomor Pertanyaan Jumlah


Aspek Indikator
Penelitian Soal
Positif (+) Negatif (-)
Gaya 1. Cenderung merasa kurang percaya diri apabila terpilih untu melaksanakan
1
Belajar tugas dari guru
2. Malu dan cenderung tidak berani mempresentasikan jawaban di depan kelas 6
3. Selalu membaca petunjuk sebelum melaksanakan perintah yang diberikan 11
4. Tidak menyukai diskusi kelompok 16
a. Gaya Belajar 5. Bisa belajar walaupun suasana kelas ramai 21 10
Visual
6. Selalu melihat setiap sikap dan ucapan dari guru 26
7. Selalu membuat ringkasan catatan pelajaran 31
8. Cenderung pasif jika harus berdiskusi kelompok 36
9. Mencatat perintah dan guru jika merasa kesulitan untuk mengingatnya 41
10. Kesulitan jika harus berdialog di kelas 46
1. Selalu mendengarkan penjelasan dari guru 2
2. Merasa kesulitan jika harus mengingat kembali hasil bacaanya 7
3. Selalu menimbulkan suara dalam belajar 12
4. Tidak terlalu peka terhadap apa yang disekelilingnya 17
5. Lebih senang mendengarkanpenjelasan dari guru daripada harus belajar
k. Gaya Belajar sediri-sendiri di kelas
22
10
Auditori
6. Cenderung aktif dalam diskusi 27
7. Selalu membayangkan setiap ucapan dari guru 32
8. Mampu mengingat apa yang disampaikan oleh guru 37
9. Banyak bicara ketika pelajaran 42
10. Selalu aktif dalam pelajaran 47
u. Gaya Belajar 1. Cenderung tidak bisa diam saat mendengarkan penjelasan guru 3 10
Kinestetik 2. Sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru 8
3. Menyukai praktek daripada teori 13

29
Variabel Jumlah
Aspek Indikator Nomor Pertanyaan
Penelitian Soal
4. Cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar 18
5. Mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan simbol-simbol 23
6. Cenderung bermain-main saat mendengarkan penjelasan guru 28
7. Tidak suka duduk terlalu lama dalam belajar 33
8. Menyibukan diri dengan benda-benda yang ada di sekitarnya 38
9. Selalu mencatat perintah yang diberikan agar tetap melakukan aktifitas dan
cenderung tidak berdiam diri
43
10. Menyukai permainan 48
1. Lebih menghargai pendapat sendiri. 4
2. Lebih sensitif terhadap nilai-nilai pribadi. 9
3. Cenderung memiliki sifat ketertutupan emosional. 14
4. Lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains. 19
ee. Gaya Belajar 5. Lebih menyukai tugas-tugas berstruktur. 24
Independen
10
6. Cenderung bermotivasi instrinsik. 29
7. Lebih mendahului analisis rinci dalam pemecahan masalah. 34
8. Kurang menyukai ilmu sosial 39
9. Cenderung menghindari diskusi 44
10. Kurang menyukai tugas kelompok 49
1. Lebih menghargai pendapat orang lain. 5
2. Lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial. 10
3. Cenderung memiliki keterbukaan emosional. 15
4. Lebih menyukai ilmu-ilmu sosial. 20
oo. Gaya Belajar 5. Lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non terstruktur. 25
Dependen
10
6. Cenderung bermotivasi ekstrinsik. 30
7. Lebih mendahului analisis global dalam pemecahan masalah. 35
8. Senang bekerja kelompok 40
9. Kurang menyukai tugas individu 45
10. Kurang menyukai ilmu Sains dan Matematika 50

30
LAMPIRAN 2. ANGKET GAYA BELAJAR SISWA

Nama : ……………………………………………………………………………….
Kelas : ……………………………………………………………………………….

Berilah tanda “” Pada pada kolom Jawaban yang sesuai dengan pendapatmu berdasarkan
kriteria yang diberikan berikut ini :

Jawaban
No
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Saya cenderung merasa kurang percaya diri apabila terpilih untu
melaksanakan tugas dari guru

2. Saya selalu mendengarkan penjelasan dari guru

3. Saya cenderung tidak bisa diam saat mendengarkan penjelasan guru

4. Saya lebih menghargai pendapat sendiri.

5. Saya lebih menghargai pendapat orang lain.

6. Saya malu dan cenderung tidak berani mempresentasikan jawaban di


depan kelas

7. Saya merasa kesulitan jika harus mengingat kembali hasil materi yang
saya baca

8. Saya sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru

9. Saya lebih sensitif terhadap nilai-nilai pribadi.

10. Saya lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial.

11. Saya selalu membaca petunjuk sebelum melaksanakan perintah yang


diberikan guru

12. Saya selalu menimbulkan suara dalam belajar

13. Saya menyukai praktek daripada teori

14. Saya cenderung memiliki sifat ketertutupan emosional.

15. Saya cenderung memiliki keterbukaan emosional.

16. Saya tidak menyukai diskusi kelompok

17. Saya tidak terlalu peka terhadap apa yang disekeliling saya.

31
Jawaban
No
Pertanyaan
18. . Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar

19. Saya lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains.

20. Saya lebih menyukai ilmu-ilmu sosial.

21. Saya bisa belajar walaupun suasana kelas ramai

22. Saya lebih senang mendengarkan penjelasan dari guru daripada harus
belajar sediri-sendiri di kelas

23. Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan simbol-


simbol

24. Saya lebih menyukai tugas-tugas berstruktur.

25. Saya lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non terstruktur.

26. Saya selalu melihat setiap sikap dan ucapan dari guru

27. Saya cenderung aktif dalam diskusi

28. Saya cenderung bermain-main saat mendengarkan penjelasan guru

29. Saya cenderung bermotivasi instrinsik.

30. Saya cenderung bermotivasi ekstrinsik.

31. Saya selalu membuat ringkasan catatan pelajaran

32. Saya selalu membayangkan setiap ucapan dari guru

33. Saya tidak suka duduk terlalu lama dalam belajar

34. Saya lebih mendahului analisis rinci dalam pemecahan masalah.

35. Saya lebih mendahului analisis global dalam pemecahan masalah.

36. Saya cenderung pasif jika harus berdiskusi kelompok

37. Saya mampu mengingat apa yang disampaikan oleh guru

38. Saya menyibukan diri dengan benda-benda yang ada di sekitar saya

39. Saya kurang menyukai ilmu sosial

40. Saya senang bekerja kelompok

41. Saya mencatat perintah dan guru jika merasa kesulitan untuk
mengingat

42. Saya banyak bicara ketika pelajaran


32
Jawaban
No
43.
. Saya selalu mencatat perintahPertanyaan
yang diberikan agar tetap melakukan
aktifitas dan cenderung tidak berdiam diri

44. Saya cenderung menghindari diskusi

45. Saya kurang menyukai tugas individu

46. Saya kesulitan jika harus berdialog di kelas

47. Saya selalu aktif dalam pelajaran

48. Saya menyukai permainan

49. Saya kurang menyukai tugas kelompok

50. Saya kurang menyukai ilmu sains dan matematika

33
LAMPIRAN 3. KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN ANGKET GAYA BELAJAR
SISWA

Jawaban
No Gaya
Pertanyaan
. Ya Tidak Belajar

1. Saya cenderung merasa kurang percaya diri apabila terpilih 1 0 Visual


untu melaksanakan tugas dari guru

2. Saya selalu mendengarkan penjelasan dari guru 1 0 Auditori

3. Saya cenderung tidak bisa diam saat mendengarkan penjelasan 1 0 Kinestetik


guru

4. Saya lebih menghargai pendapat sendiri. 1 0 Independen

5. Saya lebih menghargai pendapat orang lain. 1 0 Dependen

6. Saya malu dan cenderung tidak berani mempresentasikan 1 0 Visual


jawaban di depan kelas

7. Saya merasa kesulitan jika harus mengingat kembali hasil 1 0 Auditori


materi yang saya baca

8. Saya sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru 1 0 Kinestetik

9. Saya lebih sensitif terhadap nilai-nilai pribadi. 1 0 Independen

10. Saya lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial. 1 0 Dependen

11. Saya selalu membaca petunjuk sebelum melaksanakan perintah 1 0 Visual


yang diberikan guru

12. Saya selalu menimbulkan suara dalam belajar 1 0 Auditori

13. Saya menyukai praktek daripada teori 1 0 Kinestetik

14. Saya cenderung memiliki sifat ketertutupan emosional. 1 0 Independen

15. Saya cenderung memiliki keterbukaan emosional. 1 0 Dependen

16. Saya tidak menyukai diskusi kelompok 1 0 Visual

17. Saya tidak terlalu peka terhadap apa yang disekeliling saya. 1 0 Auditori

18. Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar 1 0 Kinestetik

19. Saya lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains. 1 0 Independen

20. Saya lebih menyukai ilmu-ilmu sosial. 1 0 Dependen

34
Jawaban
No Gaya
Pertanyaan
21. . Saya bisa belajar walaupun suasana kelas ramai 1 0 Belajar
Visual

22. Saya lebih senang mendengarkan penjelasan dari guru daripada 1 0 Auditori
harus belajar sediri-sendiri di kelas

23. Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan 1 0 Kinestetik


simbol-simbol

24. Saya lebih menyukai tugas-tugas berstruktur. 1 0 Independen

25. Saya lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non 1 0 Dependen


terstruktur.

26. Saya selalu melihat setiap sikap dan ucapan dari guru 1 0 Visual

27. Saya cenderung aktif dalam diskusi 1 0 Auditori

28. Saya cenderung bermain-main saat mendengarkan penjelasan 1 0 Kinestetik


guru

29. Saya cenderung bermotivasi instrinsik. 1 0 Independen

30. Saya cenderung bermotivasi ekstrinsik. 1 0 Dependen

31. Saya selalu membuat ringkasan catatan pelajaran 1 0 Visual

32. Saya selalu membayangkan setiap ucapan dari guru 1 0 Auditori

33. Saya tidak suka duduk terlalu lama dalam belajar 1 0 Kinestetik

34. Saya lebih mendahului analisis rinci dalam pemecahan 1 0 Independen


masalah.

35. Saya lebih mendahului analisis global dalam pemecahan 1 0 Dependen


masalah.

36. Saya cenderung pasif jika harus berdiskusi kelompok 1 0 Visual

37. Saya mampu mengingat apa yang disampaikan oleh guru 1 0 Auditori

38. Saya menyibukan diri dengan benda-benda yang ada di sekitar 1 0 Kinestetik
saya

39. Saya kurang menyukai ilmu sosial 1 0 Independen

40. Saya senang bekerja kelompok 1 0 Dependen

41. Saya mencatat perintah dan guru jika merasa kesulitan untuk 1 0 Visual
mengingat

42. Saya banyak bicara ketika pelajaran 1 0 Auditori

35
Jawaban
No Gaya
43. Pertanyaan
Saya selalu mencatat perintah yang diberikan agar tetap 1 0 Kinestetik
. Belajar
melakukan aktifitas dan cenderung tidak berdiam diri

44. Saya cenderung menghindari diskusi 1 0 Independen

45. Saya kurang menyukai tugas individu 1 0 Dependen

46. Saya kesulitan jika harus berdialog di kelas 1 0 Visual

47. Saya selalu aktif dalam pelajaran 1 0 Auditori

48. Saya menyukai permainan 1 0 Kinestetik

49. Saya kurang menyukai tugas kelompok 1 0 Independen

50. Saya kurang menyukai ilmu sains dan matematika 1 0 Dependen

Penilaian

Gaya Belajar Skor Kesimpulan

a. Visual

b. Auditori

c. Kinestetik

d. Independen

e. Dependen

36

Anda mungkin juga menyukai