PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
NILUH IKA DAMAYANTI
NIM. A1G117083
PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Niluh Ika Damayanti
A1G1 17083
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................iv
DAFTAR TABEL…. .....................................................................................v
DAFTAR BAGAN…. ....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah....................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS....................................6
2.1. Pengertian Belajar.................................................................................6
2.2. Prestasi Belajar......................................................................................6
2.3. Pengertian Matematika..........................................................................8
2.4. Pengertian Gaya Belajar........................................................................9
2.5. Kerangka Berfikir..................................................................................15
2.6. Hipotesis Penelitian...............................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN................................................................18
3.1. Jenis Penelitian......................................................................................18
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................18
3.3. Populasi dan Sampel.............................................................................19
3.4. Prosedur Penelitian................................................................................19
3.5. Variabel Penelitian................................................................................20
3.6. Teknik Pengumpulan Data....................................................................21
3.7. Instrumen Penelitian..............................................................................22
3.8. Pengolahan Data....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR BAGAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Artinya pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan adanya pendidikan, maka
manusia akan mempunyai pandangan dan arah hidup yang lebih jelas dan terarah. Oleh
karena itu pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan
peserta didik untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi bagaimana pendidikan dapat
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkannya dalam kondisi
apapun (Siagian, 2016:58).
Menurut Rosyid dkk (2019:3) Kualitas pendidikan sangat berkaitan dengan
keberhasilan dalam membentuk siswa yang berkualitas, hal itulah yang menjadi titik
pusat dalam proses belajar mengajar. Siswa juga menjadi tolak ukur dalam keberhasilan
proses pembelajaran, diharapkan dapat menimba ilmu dan wawasan yang sebanyak
banyaknya dengan belajar. Belajar adalah suatu proses yang di dalamnya terjadi suatu
interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya. Proses
pembelajaran juga dapat digambarkan dengan adanya interaksi siswa dengan guru
ataupun siswa dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah
laku yang akan memberikan suatu pengalaman, baik bersifat pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Sehingga dengan adanya proses tersebut nantinya dapat diukur
pencapaian kemampuan, pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa tentang
materi pelajaran di sekolah yang disebut dengan prestasi belajar.
1
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, masalah yang harus mendapat
perhatian adalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan belajar
ditentukan oleh faktor cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya
kegiatan pendidikan. Setiap siswa memiliki perbedaan cara belajar antara yang satu
dengan yang lainnya dalam aspek fisik, pola berpikir, dan cara merespon atau
mempelajari sesuatu yang baru (Rosyid, 2019:3)
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai
alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan
matematika itu sendiri. Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu
keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan
keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif pada saat ini. Matematika
bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat
untuk sebagian amat besar untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika
mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan
teknologi (Siagian, 2016:60)
Matematika adalah ilmu yang cukup dihindari oleh sebagian besar individu
karena dianggap sulit untuk dipelajari. Banyak siswa dari sekolah negeri maupun
swasta yang pada saat mata pelajaran matematika mereka cenderung malas atau justru
menghindari pelajaran tersebut dengan alasan terbesar saat ini yaitu ilmu matematika
sulit untuk dipelajari. Faktor yang mempengaruhi sulitnya seorang siswa atau individual
dalam memahami pelajaran matematika dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor dari
dalam diri dan faktor dari luar diri. Faktor dari dalam diri bisa berupa kurangnya
semangat ataupun motivasi yang dimiliki oleh individual tersebut untuk mempelajari
matematika atau bahkan gaya belajar dari individual itu, namun bisa jadi keadaan fisik
dan psikis dari individu tersebut yang kurang mendukung semisal adanya ganguan
mental dan cacat fisik. Sedangkan faktor dari luar diri bisa berupa lingkungan yang
tidak mendukung, orang tua yang jarang memperhatikan kebutuhan dari individu
tersebut, atau bahkan cara mengajar guru yang monoton dan kurang variasi.
2
Gaya belajar dari masing-masing individu tentunya berbeda dan cenderung tak
sama,antara satu individu dengan individu lainnya tentunya memiliki gaya belajar
dalam menerima pelajaran sangatlah beragam, namun kebanyakan dari siswa ataupun
individu tersebut memilih gaya belajar yang salah untuk diri mereka sehingga
mengakibatkan susahnya mereka memahami pelajaran matematika. Dengan memahami
hal ini maka sangat dibutuhkan peran orang tua dan guru dalam membimbing individu
atau siswa agar memahami dirinya mengenai gaya belajar yang cocok pada diri mereka
sehingga individu tersebut tidak kesulitan dalam menerima pelajaran matematika dan
dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Bire dkk (2014:169) mengemukakan bahwa gaya belajar merupakan cara
termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa
dalam belajar. Dengan menyadari hal ini, siswa mampu menyerap dan mengolah
informasi dan menjadikan belajar lebih mudah dengan gaya belajar siswa sendiri.
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang bersifat
verbal atau dengan jalur auditorial, tentunya dapat menyebabkan adanya ketimpangan
dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa perlu dibantu
dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Menurut Rosyid (2019:9) Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan
pembelajaran yang disertai perubahan yang dicapai seseorang (siswa) yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat sebagai ukuran tingkat
keberhasilan siswa dengan standarisasi yang telah ditetapkan dan menjadi
kesempurnaan bagi siswa baik dalam berpikir dan berbuat.
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datangnya
dari diri siswa berupa faktor fisiologis (kesehatan dan keadaan tubuh), psikologis
(minat, bakat, intelegensi, emosi, kelelahan, dan cara belajar). Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa yang dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan alam.
3
Semua faktor tersebut harus berkontribusi sinergik satu sama lain karena mempengaruhi
prestasi belajar dan dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya (Rosyid, 2019:10).
Gaya belajar yang menjadikan siswa memiliki prestasi belajar matematika yang
berbeda-beda tentunya menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti, mengingat mata
pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk
ditaklukkan pada kebanyakan pelajar atau masyarakat pada umumnya. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti mengenai pengaruh gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
antara lain :
a) Apakah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika SDN 2 Mowila?
b) Bagaimana gambaran prestasi belajar matematika siswa SD ditinjau dari
masing-masing jenis/tipe gaya belajarnya?
c) Seberapa jauh kontribusi masing-masing gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematikanya?
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan
penelitian ini antara lain :
4
a) untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Mowila.
b) Untuk mendapat gambaran secara spesifik tentang tipe gaya belajar siswa yang
lebih efektif dalam pembelajaran matematika di SDN 2 Mowila.
c) Untuk mengetahui seberapa jauh sumbangan efektif (kontribusi) masing-masing
tipe gaya belajar siswa terhadap prestasi belajarnya.
b) Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Guru dapat mengetahui mana dari siswanya yang menggunakan gaya
belajar auditori, visual dan kinestetik sehingga guru dapat dengan mudah
mengontrol siswa dalam belajar.
2) Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dipakainya sehingga siswa
mudah mengoptimalkan gaya yang mereka gunakan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Menurut Rosyid (2019:7) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannnya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Belajar adalah hal memperoleh kebiasaan, pengetahuan sikap.
Dengan belajar, seseorang akan menghasilkan ide-ide baru baru yang sejalan
dengan apa yang ia peroleh selama belajar. Belajar identik dengan seseorang yang
sedang berpikir tentang apa yang ingin mereka ketahui, karena dengan rasa ingin
tahu tersebut seseorang akan melakukan aktivitas berpikir yang disebut dengan
belajar.
2.2. Prestasi Belajar (tambahkan nilai mengenai prestasi belajar melalui nilai raport)
Menurut Rosyid (2019:5) Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Pada setiap kata tersebut memiliki makna
6
tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat
diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi
belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi
belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu atau kelompok. Prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja. Prestasi berdasarkan para tokoh tersebut, dapat dikerucutkan
menjadi suatu kegiatan yang menghasilkan. Selain itu, tentang belajar sebagaimana
dikemukan Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menyebutkan
bahwa belajar merupakan memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior
through experiencing). Menurut pengertian tersebut, belajar merupakan proses
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih dalam dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
merupakan suatu penguasaan hasil latihan malainkan pengubahan perilaku.
Keberhasilan dalam belajar dapat diukur dari seberapa bisa pelajar mempraktikkan
sesuatu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Prestasi dalam belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang
relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam
segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau
ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian. Prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai oleh siswa selama proses belajar mengajar dalam kurun waktu
tertentu. Hasil pengukuran dari belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka,
7
huruf, simbol, maupun kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa selama proses
pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang disertai perubahan yang
dicapai seseorang (siswa) yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,
maupun kalimat sebagai ukuran tingkat keberhasilan siswa dengan standarisasi
yang telah ditetapkan dan menjadi kesempurnaan bagi siswa baik dalam berpikir
dan berbuat.
Prestasi belajar yang dimaksudkan ialah hasil (penguasaan) yang dicapai
oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan mengadakan proses penilaian atau
pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi dalam pengukuran prestasi
belajar berupa tes yang telah disusun dengan baik sesuai dengan standar yang
dikehendaki, sehingga hasil evaluasi dapat menggambarkan pencapaian siswa
dengan melihat kemampuannya (Rosyid, 2019:10).
Untuk Pendidikan di Sekolah Dasar, Raport atau Buku Laporan Hasil
Pendidikan merupakan ukuran nilai akhir yang diperoleh oleh masing-masing siswa
setelah berhasil melalui proses pembelajaran serta berbagai ulangan dalam satu
semester. Nilai-nilai inilah yang mencerminkan prestasi belajar siswa dalam
semester tersebut, sehingga untuk melihat prestasi belajar siswa selama satu
semester dapat dilihat melalui nilai-nilai raport tersebut. Semakin baik nilai yang
diperoleh, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut semakin berprestasi.
8
teori yang telah dibuktikan kebenarannya”. Belajar matematika akan sangat
menyenangkan apabila didasari dengan rasa ingin tahu yang besar. Matematika
juga berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dengan siswa dengan berbagai
media yang bisa digunakan dan diperagakan.
Menurut Hernawan (2008: 8.27), “mata pelajaran matematika berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan
dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas
dan menyelesaiakn permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika
adalah ilmu pasti yang sudah diketahui kebenarannya dan berfungsi sebagai alat
komunikasi dengan simbol-simbol.
9
belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang
diberikan.
Menurut Sarasin dalam Sugiharto dkk (2007), “gaya belajar adalah pola
perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkann
ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau ketrampilan baru”. Siswa
pada umumnya akan sulit memproses informasi dalam satu cara yang dirasa tidak
nyaman bagi mereka. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan
cara berbeda, serta memproses informasi dengan cara yang berbeda pula.
Pengenalan gaya belajar sejak dini sangatlah penting, karena akan berpengaruh
pada masa depannya kelak. Guru harus mengetahui gaya belajar masing-masing
siswanya, karena peran guru sangatlah penting dalam berhasil tidaknya siswa dalam
belajar. Maka dari itu guru diharapkan dapat menerapkan strategi yang baik dalam
mengajar agar para siswanya cepat menangkap informasi yang diberikan dengan
benar. Di sini kita akan mengenal tiga macam katagori gaya belajar menurut
DePorter dan Hernacki dalam Hariyanto (2011) yaitu sebagai berikut :
10
Ketujuh, seringkali salah menginterprestasikan kata atau ucapan. Sedangkan
ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
1) Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang
mengajar.
2) Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3) Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan
melihat teman-teman liannya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4) Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan
orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5) Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6) Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7) Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa
terganggu
11
2) Pendengar ulung, yaitu anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di
televisi/ radio
3) Cenderung banyak omong
4) Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja
dibacanya
5) Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6) Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7) Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya,
seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas.
12
7) Menyukai permainan dan aktivitas fisik.
13
dibandingkan bekerja sama dengan siswa lain. Mereka memilih tantangan-
tantangannya sendiri sesuai dengan minat mereka.
14
McBeath ( 1992: 68) mengemukakan bahwa siswa yang mempunyai
gaya belajar dependen menunjukkan sedikit keinginan dan belajar sesuai
keperluan. Mereka memandang guru sebagai sumber struktur dan otoritas.
Mereka memerlukan panduan yang jelas dan tuntutan yang rinci. Dalam
tugas-tugasnya mereka lebih suka merespon fakta daripada membuat prediksi
yang didasari oleh pertimbangan subjektif.
Berdasarkan beberapa uraian diatas siswa yang memiliki gaya
belajar dependen dapat dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Lebih menghargai pendapat orang lain.
b. Lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial.
c. Cenderung memiliki keterbukaan emosional.
d. Lebih menyukai ilmu-ilmu sosial.
e. Lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non terstruktur.
f. Cenderung bermotivasi ekstrinsik.
g. Lebih mendahului analisis global dalam pemecahan masalah.
15
proses bisnisnya. Dengan memahami proses bisnis tersebut maka penyelesaian
tulisan tugas akhir dapat lebih mudah dikerjakan dengan memperhatikan bentuk
topik, beberapa rumusan permasalahan rumusan dan tujuannya.
Nilai Raport
Skor Gaya Belajar
Analisis Korelasi
Apakah Berhubungan?
YA TIDAK
KESIMPULAN
16
Bagan 2.5.1 Kerangka Berfikir
2.6. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis ini dikatakan sementara
karena jawaban yang diperoleh berdasarkan teori-teori yang relevan, belum teruji
kebenarannya. Hipotesis pada dasarnya belum menunjukkan fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar
siswa di SDN 2 Mowila. Berdasarkan data hasil penelitian akan diuji apakah
Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan tingkat signifikansi (α ) tertentu.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
Gambar 3.1. Tampak depan sekolah SDN 2 Mowila
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Herhyanto (2013:1.6-1.7) Pemilihan Sampel dari suatu populasi
dapat dilakukan dalam du acara, yaitu secara Acak dan Secara tidak Acak. Cara
acak adalah pemilihan sejumlah anggota dari populasi yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga anggota-anggota populasi itu mempunyai peluang yang sama untuk
terpilih menjadi anggota sampel. Cara acak dapat dilakukan dengan cara undian dan
table bilangan acak. Sedangkan secara tidak acak, pemilihan anggota dari populasi
dengan setiap anggotanya tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel atau pemilihan anggota bersifat subjektif.
Yang menjadi subjek populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 2
Mowila yang terdaftar namanya pada tahun ajaran 2020/2021 semester Genap
sesuai dengan data dari SDN 2 Mowila Tahun 2020/2021 diperoleh jumlah
populasi 262 siswa. Dari jumlah populasi perkelas ditentukan secara acak jumlah
sampel kelas yaitu kelas IV SDN 2 Mowila dengan jumlah sampel 31 orang siswa.
19
Kelas yang akan digunakan dalam penelitian
Sistem penelitian yang akan diterapkan
Waktu pelaksanaan penelitian
b) Mendesain instrument penelitian, yakni :
Obsevasi
Angket faktor prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika
Dokumentasi
2) Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan tahap inti atau utama dari penelitian,yakni ;
Melakukan observasi kepada siswa selama pelajaran berlangsung
Membagikan angket faktor prestasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika
Melakukan dokummentasi
3) Tahap Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini meliputi tahap analisis data dan menyusun laporan
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji
prasyarat, dan analisis akhir.
20
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika” yang diberi symbol Y =¿
prestasi belajar.
3.6.2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
membuat pertanyaan tertulis dan diberikan kepada responden (subjek
penelitian) untuk dijawab. Angket yang diberikan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.
3.6.3. Wawancara
21
3.6.4. Dokumetasi
Dokumen diperlukan dalam sebuah penelitian sebagai salah satu
sumber data yang menunjang penelitian. Dokumen akan dipergunakan
dalam penelitian sebagai salah satu sumber pendukung data penelitian ini.
22
3.7.4. Instrument dokumentasi
Instrument dokumentasi yang digunakan berupa dokumen-dokumen
pendukung untuk menggali informasi mengenai pengaruh gaya belajar
terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV
SDN 2 Mowila.
Teknik Analisis Data untuk pengolahan data pada penelitian ini antara lain
pengujian dasar-dasar analisis, dan berbagai
a. Pengujian Dasar-dasar Analisis
1. Pengujian Normalitas
Pengujian Normalitas data X terhadap Y =¿ gaya belajar ( x) terhadap
prestasi belajar ( y ) menggunakan uji Liliefors (Santo Marwani dan Nana
Kosasih 1998:24). Data yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah :
X =¿ data masing-masing skor angket yang diperoleh dari respon siswa
terhadap butir pertanyaan insrumen gaya belajar setiap siswa.
Y =¿ data nilai hasil test prestasi belajar matematika setiap siswa yang
diperoleh pada ujian kolektif akademik semester Genap tahun
2021.
Dari data X dan Y tentukan nilai-nilai
nx
a)
∑ Xi , rata-rata hitung sampel (skor angket)
X́ = i =1
nx
nx
SD =
x √∑ i=1
¿ ¿ ¿ ¿, merupakan standar deviasi sampel
23
ny
b)
∑Yi, rata-rata hitung sampel (nilai hasil test belajar
Ý = i=1
ny
matematika)
ny
SD =
x
√ ∑ (Y i−Ý )2 ,
i=1
n y −1
merupakan standar deviasi sampel
2. Pengujian Homogenitas
Menggunakan rumus Bartlett dalam Santoso dan Nana Kosasi 1998:27.
Hipotesis H 0=σ 21=σ 22=σ 23 , H 1 salah satu tanda, ≠ tidak berlaku
B=( ∑ db ) log S2
3. Uji Linearitas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
rata-rata yang diperoleh dari kelompok data sampel terletak dalam garis-
garis lurus. Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:172) dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah :
24
a. Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
2
(∑ Y )
JK reg(a)=
n
b. Menentukan jumlah kuadratregresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :
( ∑ Y ) ( ∑ X 2 )−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ∑ X 2− ( ∑ X )
∑ Y2
JK E =∑ ∑ Y −
K
[
n
2
]
f. Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JK TC=JK res −JK E
25
h. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E) dengan
menggunakan rumus :
JK E
RJK E =
n−k
i. Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :
R JK TC
F hitung=
RJK E
j. Menetapkan taraf signifikansi uji 0,05.
(Sugiyono, 2010:228)
Keterangan :
r xy = angka indeks korelasi
26
N = Number of Cases
∑ XY = Jumalah hasil perkalian antara skor X dan skor
Y
∑X = jumlah seluruh skor X
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN 1. KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR
29
Variabel Jumlah
Aspek Indikator Nomor Pertanyaan
Penelitian Soal
4. Cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar 18
5. Mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan simbol-simbol 23
6. Cenderung bermain-main saat mendengarkan penjelasan guru 28
7. Tidak suka duduk terlalu lama dalam belajar 33
8. Menyibukan diri dengan benda-benda yang ada di sekitarnya 38
9. Selalu mencatat perintah yang diberikan agar tetap melakukan aktifitas dan
cenderung tidak berdiam diri
43
10. Menyukai permainan 48
1. Lebih menghargai pendapat sendiri. 4
2. Lebih sensitif terhadap nilai-nilai pribadi. 9
3. Cenderung memiliki sifat ketertutupan emosional. 14
4. Lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains. 19
ee. Gaya Belajar 5. Lebih menyukai tugas-tugas berstruktur. 24
Independen
10
6. Cenderung bermotivasi instrinsik. 29
7. Lebih mendahului analisis rinci dalam pemecahan masalah. 34
8. Kurang menyukai ilmu sosial 39
9. Cenderung menghindari diskusi 44
10. Kurang menyukai tugas kelompok 49
1. Lebih menghargai pendapat orang lain. 5
2. Lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial. 10
3. Cenderung memiliki keterbukaan emosional. 15
4. Lebih menyukai ilmu-ilmu sosial. 20
oo. Gaya Belajar 5. Lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non terstruktur. 25
Dependen
10
6. Cenderung bermotivasi ekstrinsik. 30
7. Lebih mendahului analisis global dalam pemecahan masalah. 35
8. Senang bekerja kelompok 40
9. Kurang menyukai tugas individu 45
10. Kurang menyukai ilmu Sains dan Matematika 50
30
LAMPIRAN 2. ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Nama : ……………………………………………………………………………….
Kelas : ……………………………………………………………………………….
Berilah tanda “” Pada pada kolom Jawaban yang sesuai dengan pendapatmu berdasarkan
kriteria yang diberikan berikut ini :
Jawaban
No
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Saya cenderung merasa kurang percaya diri apabila terpilih untu
melaksanakan tugas dari guru
7. Saya merasa kesulitan jika harus mengingat kembali hasil materi yang
saya baca
17. Saya tidak terlalu peka terhadap apa yang disekeliling saya.
31
Jawaban
No
Pertanyaan
18. . Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar
22. Saya lebih senang mendengarkan penjelasan dari guru daripada harus
belajar sediri-sendiri di kelas
26. Saya selalu melihat setiap sikap dan ucapan dari guru
38. Saya menyibukan diri dengan benda-benda yang ada di sekitar saya
41. Saya mencatat perintah dan guru jika merasa kesulitan untuk
mengingat
33
LAMPIRAN 3. KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN ANGKET GAYA BELAJAR
SISWA
Jawaban
No Gaya
Pertanyaan
. Ya Tidak Belajar
17. Saya tidak terlalu peka terhadap apa yang disekeliling saya. 1 0 Auditori
18. Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar 1 0 Kinestetik
19. Saya lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains. 1 0 Independen
34
Jawaban
No Gaya
Pertanyaan
21. . Saya bisa belajar walaupun suasana kelas ramai 1 0 Belajar
Visual
22. Saya lebih senang mendengarkan penjelasan dari guru daripada 1 0 Auditori
harus belajar sediri-sendiri di kelas
26. Saya selalu melihat setiap sikap dan ucapan dari guru 1 0 Visual
33. Saya tidak suka duduk terlalu lama dalam belajar 1 0 Kinestetik
37. Saya mampu mengingat apa yang disampaikan oleh guru 1 0 Auditori
38. Saya menyibukan diri dengan benda-benda yang ada di sekitar 1 0 Kinestetik
saya
41. Saya mencatat perintah dan guru jika merasa kesulitan untuk 1 0 Visual
mengingat
35
Jawaban
No Gaya
43. Pertanyaan
Saya selalu mencatat perintah yang diberikan agar tetap 1 0 Kinestetik
. Belajar
melakukan aktifitas dan cenderung tidak berdiam diri
Penilaian
a. Visual
b. Auditori
c. Kinestetik
d. Independen
e. Dependen
36