Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


KELAS V SDN DI KECAMATAN MOWILA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
NILUH IKA DAMAYANTI
NIM. A1G117083

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021

PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN DI KECAMATAN
MOWILA

Oleh :
Niluh Ika Damayanti
A1G1 17083

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 untuk


dipertahankan dihadapan panitia Seminar Proposal pada Jurusan/Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo.

Kendari, Januari 2021


Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Drs. La Ode Kaimudin, S.Pd.,M.Pd Dr. Muhammad Yasin, S.Pd,M.Pd


NIP. 19601231 198808 1 014 19591231b198803 1 013

ii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................iv
DAFTAR TABEL…. .....................................................................................v
DAFTAR BAGAN…. ....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah....................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
2.1. Pengertian Belajar.................................................................................6
2.2. Prestasi Belajar......................................................................................7
2.3. Pengertian Matematika..........................................................................8
2.4. Pengertian Gaya Belajar........................................................................9
2.5. Kerangka Berfikir..................................................................................15
2.6. Hipotesis Penelitian...............................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN................................................................18
3.1. Jenis Penelitian......................................................................................18
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................18
3.3. Populasi dan Sampel.............................................................................19
3.4. Prosedur Penelitian................................................................................20
3.5. Variabel Penelitian................................................................................21
3.6. Teknik Pengumpulan Data....................................................................21
3.7. Instrumen Penelitian..............................................................................22
3.8. Pengolahan Data....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tampak depan sekolah Kelas V SDN di Kecamatan Mowila …… 19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ……………………………………… 27

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.5.1 Kerangka Berfikir……………………..………………………… 16

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar……………………….…………… 30


Lampiran 2. Lembar Angket Gaya Belajar Siswa……………………..…...……32
Lampiran 2. Lembar Angket Gaya Belajar Siswa……………………..…...……35

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Artinya pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan adanya pendidikan, maka
manusia akan mempunyai pandangan dan arah hidup yang lebih jelas dan terarah. Oleh
karena itu pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan
peserta didik untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi bagaimana pendidikan dapat
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkannya dalam kondisi
apapun (Siagian, 2016:58).

Menurut Rosyid, M.Z, Musatajab, Abdullah, A.R (2019:3) Kualitas pendidikan


sangat berkaitan dengan keberhasilan dalam membentuk siswa yang berkualitas, hal
itulah yang menjadi titik pusat dalam proses belajar mengajar. Siswa juga menjadi tolak
ukur dalam keberhasilan proses pembelajaran, diharapkan dapat menimba ilmu dan
wawasan yang sebanyak banyaknya dengan belajar. Belajar adalah suatu proses yang di
dalamnya terjadi suatu interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan
lingkungannya. Proses pembelajaran juga dapat digambarkan dengan adanya interaksi
siswa dengan guru ataupun siswa dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya
perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman, baik bersifat
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sehingga dengan adanya proses tersebut nantinya
dapat diukur pencapaian kemampuan, pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh
siswa tentang materi pelajaran di sekolah yang disebut dengan prestasi belajar.

1
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, masalah yang harus mendapat
perhatian adalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan belajar
ditentukan oleh faktor cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya
kegiatan pendidikan. Setiap siswa memiliki perbedaan cara belajar antara yang satu
dengan yang lainnya dalam aspek fisik, pola berpikir, dan cara merespon atau
mempelajari sesuatu yang baru (Rosyid, 2019:3)
Keberhasilan cara belajar berpengaruh besar terhadap prestasi belajar. Prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas
belajarnya yang dinyakatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Untuk mengetahui
seberapa jauh prestasi akademik tersebut, maka diperlukan pengukuran dan penilaian
hasil belajar. Pengukuran mencangkup segala cara untuk memperoleh informasi
mengenail hasil belajar yang dapat dikuantifikasikan (Suryabrata dalam Ghufron, M.N,
2014:9-10). Prestasi belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan
nilai ujian yang diperoleh, berupa nilai Raport atau IPK (Indeks Prestasi Komulatif).
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai
alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan
matematika itu sendiri. Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu
keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan
keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif pada saat ini. Matematika
bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat
untuk sebagian amat besar untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika
mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan
teknologi (Siagian, 2016:60)

Gaya belajar dari masing-masing individu tentunya berbeda dan cenderung tak
sama,antara satu individu dengan individu lainnya tentunya memiliki gaya belajar
dalam menerima pelajaran sangatlah beragam. Bire dkk (2014:169) mengemukakan
bahwa gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai

2
adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan menyadari hal ini, siswa mampu
menyerap dan mengolah informasi dan menjadikan belajar lebih mudah dengan gaya
belajar siswa sendiri. Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk,
terutama yang bersifat verbal atau dengan jalur auditorial, tentunya dapat menyebabkan
adanya ketimpangan dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan
belajar, siswa perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai
dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Menurut Rosyid (2019:9) Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan
pembelajaran yang disertai perubahan yang dicapai seseorang (siswa) yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat sebagai ukuran tingkat
keberhasilan siswa dengan standarisasi yang telah ditetapkan dan menjadi
kesempurnaan bagi siswa baik dalam berpikir dan berbuat.

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datangnya
dari diri siswa berupa faktor fisiologis (kesehatan dan keadaan tubuh), psikologis
(minat, bakat, intelegensi, emosi, kelelahan, dan cara belajar). Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa yang dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan alam.
Semua faktor tersebut harus berkontribusi sinergik satu sama lain karena mempengaruhi
prestasi belajar dan dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya (Rosyid, 2019:10).

Gaya belajar yang menjadikan siswa memiliki prestasi belajar matematika yang
berbeda-beda tentunya menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti, mengingat
pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit untuk
ditaklukkan pada kebanyakan pelajar atau masyarakat pada umumnya. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti mengenai pengaruh gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.

3
1.2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada pengaruh
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika Kelas V SDN
di Kecamatan Mowila.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
antara lain :
a) Apakah ada pengaruh antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa pada
pelajaran Matematika kelas V SDN di Kecamatan Mowila?
b) Bagaimana hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa pada
pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila?
c) Bagaimana gambaran prestasi belajar matematika siswa SD ditinjau dari
masing-masing jenis/tipe gaya belajarnya?
d) Seberapa besar kontribusi masing-masing gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematikanya?

1.4. Tujuan penelitian


Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan
penelitian ini antara lain :
a) untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
pelajaran matematika di Kelas V SDN di Kecamatan Mowila.
b) Untuk mendapatkan hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa
pada pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila.
c) Untuk mendapat gambaran secara spesifik tentang tipe gaya belajar siswa yang
lebih efektif dalam pembelajaran matematika di Kelas V SDN di Kecamatan
Mowila.
d) Untuk mengetahui seberapa jauh sumbangan efektif (kontribusi) masing-masing
tipe gaya belajar siswa terhadap prestasi belajarnya.

4
1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1) Manfaat Teoritis
Sekolah dapat mengetahui perbedaan siswa yang menggunakan gaya belajar
auditori, visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.
2) Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Guru dapat mengetahui mana dari siswanya yang menggunakan gaya
belajar auditori, visual dan kinestetik sehingga guru dapat dengan mudah
mengontrol siswa dalam belajar.
2) Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dipakainya sehingga siswa
mudah mengoptimalkan gaya yang mereka gunakan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar

Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan.


Suryabrata, Masrun dan Martianah dalam Ghufron, M.N dan Risnawati, R (2014:4)
mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk
melakukan perubahan prilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Alsa dalam
Ghufron, M.N dan Risnawati, R (2014:4) berpendapat bahwa tahapan perubahan
prilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungan.

Sedangkan menurut W.S. Winkel dalam Susanto, A (2016:4) pengertian


belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif
konstant dan berbekas. Jadi, kalau seseorang dikatakan belajar matematika adalah
apabila pada diri orang ini terjadi suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan
tingkah laku yang berkaitan dengan Matematika.

Belajar merupakan suatu aktivitas berpikir yang dilakukan melalui interaksi


yang dilakukan oleh manusia, baik sesama manusia atau dengan lingkungannya.
Belajar juga dilakukan dengan sengaja, artinya seseorang belajar dilakukan kapan
saja dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan mereka dan ketentuan waktu yang
jelas, sehingga akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat dirasakan oleh
pembelajar. Dapat diartikan bahwa belajar sebagai proses yang komplek yang tidak
mudah didefinisikan, belajar hampir sama dengan proses perubahan perilaku yang
merupakan hasil pengalaman dan hal itu tidak dikaitkan dengan keadaan sementara.
Dengan kata lain, belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
merubah tingkah laku menjadi lebih baik, dilakukan secara sengaja dan terencana.

6
2.2. Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat
diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi
belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi
belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu atau kelompok. Prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja. Prestasi berdasarkan para tokoh tersebut, dapat dikerucutkan
menjadi suatu kegiatan yang menghasilkan. Selain itu, tentang belajar sebagaimana
dikemukan Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menyebutkan
bahwa belajar merupakan memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior
through experiencing). Menurut pengertian tersebut, belajar merupakan proses
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih dalam dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
merupakan suatu penguasaan hasil latihan malainkan pengubahan perilaku.
Keberhasilan dalam belajar dapat diukur dari seberapa bisa pelajar mempraktikkan
sesuatu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Rosyid, 2019:10).
Prestasi dalam belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang
relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam
segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau
ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian. Prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai oleh siswa selama proses belajar mengajar dalam kurun waktu

7
tertentu. Hasil pengukuran dari belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka,
huruf, simbol, maupun kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa selama proses
pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang disertai perubahan yang
dicapai seseorang (siswa) yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,
maupun kalimat sebagai ukuran tingkat keberhasilan siswa dengan standarisasi
yang telah ditetapkan dan menjadi kesempurnaan bagi siswa baik dalam berpikir
dan berbuat.
Untuk Pendidikan di Sekolah Dasar, Raport atau Buku Laporan Hasil
Pendidikan merupakan ukuran nilai akhir yang diperoleh oleh masing-masing siswa
setelah berhasil melalui proses pembelajaran serta berbagai ulangan dalam satu
semester. Nilai-nilai inilah yang mencerminkan prestasi belajar siswa dalam
semester tersebut, sehingga untuk melihat prestasi belajar siswa selama satu
semester dapat dilihat melalui nilai-nilai raport tersebut. Semakin baik nilai yang
diperoleh, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut semakin berprestasi.

2.3. Pengertian Matematika


Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,
science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir
sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi,
berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan
yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan
dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan
dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi dalam Siagian, M. D 2016:59).
Menurut para ahli pendidikan matematika, matematika adalah ilmu yang
membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). Sekali lagi hal ini

8
menunjukkan bahwa guru matematika harus memfassilitasi siswanya untuk belajar
berpikir melalui keteraturan (pattern) yang ada (Shadiq, dalam Siagian (2016:59).
Sedangkan Siswono dalam Siagian (2016:59) juga mencatat kumpulan pengertian
matematika yang dibuat oleh ahli-ahli pada tahun 1940-an sampai dengan 1970an.
Pengertian matematika dikelompokkan:
(1) matematika sebagai ilmu tentang bilangan dan ruang,
(2) matematika sebagai ilmu tentang besaran (kuantitas),
(3) matematika sebagai ilmu tentang bilangan, ruang, besaran, dan keluasan,
(4) matematika sebagai ilmu tentang hubungan (relasi),
(5) matematika sebagai ilmu tentang bentuk yang abstrak, dan
(6) matematika sebagai ilmu yang bersifat deduktif.
Perbedaan pengertian ini juga dipengaruhi terhadap objek-objek keahlian
dari matematikawan sendiri.
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam
pengembangan matematika itu sendiri. Penguasaan materi matematika oleh peserta
didik menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar
dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif pada
saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya sendiri,
tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat besar untuk ilmu-ilmu lain.
Dengan makna lain bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat esensial
untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan teknologi (Siagian, 2016:60)

2.4. Pengertian Gaya Belajar


Gaya merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan
seorang dalam melakukan sesuatu. Gaya juga merupakan style khas yang dimiliki
seseorang dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Gaya setiap orang berbeda-beda
sesuai karakter dan kebiasaannya.

9
Menurut Gagne dalam Susanto (2013:2) belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.
Sementara itu menurut Winkle dalam buku yang sama mendefinisikan pengertian
belajar sebagai suatu aktivitas mental dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan dan menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersikap relatif konstan dan
berbekas.
Menurut Joko dalam Wahyuni (2017:128) Gaya belajar (learning styles)
merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan seorang
pelajar mempelajari atau memperoleh suatu ilmu dengan cara yang tersendiri”.
Pembelajaran yang bermakna datangnya dari motivasi diri dan bukan paksaan.
Mahasiswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang kurang cocok dan
berkenan bagi mereka tidak menutup kemungkinan akan menghambat proses
belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang
diberikan.
Menurut Ghufron, M.N dan Risnawita, R (2014:42) Gaya belajar
merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana individu belajar atau
cara yang ditempuh oleh masing-masing orang berkonsentrasi pada proses, dan
menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya
bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan orang yang satu
dengan orang lain.
Menurut Meilani,E., Nurimani, dan Warti, E. (2020;269) Gaya belajar
adalah suatu cara yang digunakan agar memperoleh informasi dengan mudah sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing pada saat proses belajar. Seorang siswa harus
memahami tipe gaya belajarnya agar mengetahui kebutuhannya dalam belajar.
Siswa yang mampu belajar dengan menerapkan gaya belajar mereka yang dominan
dapat mencapai hasil belajar yang optimal, karena siswa yang mengenali gaya
belajarnya akan lebih mudah menerima pelajaran terutama untuk pelajaran
matematika.

10
Menurut Hamzah dalam Wahyuni (2017:129) Menyatakan bahwa ada
beberapa tipe gaya belajar yang bisa akita cermati dan mungkin kita ikuti apabila
memang kita merasa cocok dengan gaya itu, diantaranya : Gaya Belajar Visual,
Gaya Belajar Auditorial, dan Gaya Belajar Kinsetetik.

11
2.4.1. Gaya belajar visual
Menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar
seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Gaya belajar visual adalah gaya belajar
yang dimana pelajar mampu menyerap ilmu pelajaran dengan baik dan
dengan mengandalkan idra penglihatan.Ada beberapa karakteristik yang
khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama,
kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya. Kedua, Memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna. Ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap artistic.
Keempat, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung. Kelima,
terlalu reaktif terhadap suara. Keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan.
Ketujuh, seringkali salah menginterprestasikan kata atau ucapan. Sedangkan
ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
1) Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang
mengajar.
2) Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3) Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan
melihat teman-teman liannya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4) Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan
orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5) Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6) Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7) Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa
terganggu

Sedangkan menurut Astari (2018;4) Visual learner adalah gaya belajar di


mana gagasan, konsep data dan informasi lainnya dikemas dalam gambar
dan teknik. Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki ketertarikan

12
yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis organisatoris, seperti
jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya. Beberapa
teknik yang digunakan dalam belajar visual untuk meningkatkan
keterampilan berpikir dan belajar, lebih mengedepankan peran penting
mata penglihatan (visual).
Ciri-ciri dan kelemahan gaya belajar visual adalah sebagai berikut:
 Kesulitan memahami pesan yang disampaikan secara lisan.
 Memiliki kecenderungan memperhatikan sikap dan gerakan bibir
guru yang sedang mengajar atau seseorang yang sedang
menerangkan.
 Masuk kategori pendengar yang kurang baik saat berkomunikasi.
 Cenderung pasif bila dalam kegiatan kelompok atau diskusi.
 Membutuhkan alat peraga saat penjelasan dilakukan.
 Tidak merasa terganggu dengan segala suara yang hingar-bingar.

2.4.2. Gaya Belajar Auditori


Gaya belajar jenis ini berkaitan dengan idra pendengaran
manusia,maksudnya seorang pelajar mampu menerima materi pelajaran
ataupun ilmu dengan lebih banyak yakni dengan mengandalkan idra
pendengaran itu sendiri. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa
mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang
memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran. Kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam
bentuk tulisan secara langsung. Ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun
membaca. Sedangkan ciri-ciri gaya belajar auditori yaitu :

13
 Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau
materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
 Pendengar ulung, yaitu anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di
televisi/ radio
 Cenderung banyak omong
 Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja
dibacanya
 Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
 Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
 Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya,
seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas.

Menurut Astari (2018;4) Auditory learner adalah suatu gaya belajar di


mana siswa belajar melalui mendengarkan, menggunakan indera pendengar
untuk menginterprestasikan maksud informasi yang didapatkan dengan
memerhatikan intonasi, nada suara, kecepatan berbicara, dan nuansa hati
pembicara. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan
kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh
karena itu, guru sebaiknya memperhatikan siswanya hingga ke alat
pendengarannya.
Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat
dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa
yang dikatakan guru. Mereka menyenangi belajar melalui ceramah, kuliah
lisan, diskusi, berbicara berbagai hal melalui tanya jawab, dan
mendengarkan orang tentang suatu hal. Anak dengan belajar tipe ini dapat
mencerna makna yang disampaikan oleh guru melalui verbal simbol atau
suara, tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya.
Anak-anak seperti ini dapat menghafal lebih cepat melalui membaca teks

14
dengan keras atau mendengarkan media audio. Ciri-ciri dan kelemahan gaya
belajar auditori adalah sebagai berikut:
 Anak mampu menjadi pendengar ulung dan mudah menguasai materi/
topik melalui suara.
 Senang berdebat, berdiskusi dan berkomunikasi.
 Kurang memperhatikan pengumuman atau informasi yang ditulis di
mading (majalah dinding) misalnya.
 Cenderung untuk berbicara dalam porsi besar.

2.4.3. Gaya Belajar Kinestik


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang dimiliki pelajar yang
menyerap ilmu pengetahuan dengan melibatkan gerak di dalamnya,semisal
pelajaran yang mengedepankan gerakan sebagai salah satu point utama
dalam pelajaran itu sendiri seperti olahraga. Mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkannya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang
memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya. Sedangkan ciri-ciri belajar kinestik yaitu :
1) Menyentuh segala sesuatu yang dijumpai, termasuk saat belajar
2) Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3) Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.
Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambal
tangannya asyik menggambar
4) Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5) Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol dan lambing
6) Menyukai praktek/ percobaan
7) Menyukai permainan dan aktivitas fisik.

15
Menurut Astari (2018;5) Ciri-ciri dan kelemahan gaya belajar kinestetik
adalah sebagai berikut:
 Menyentuh segala sesuatu yang dilihatnya, termasuk saat belajar.
 Selalu bergerak, menyukai permainan/aktivitas fisik.
 Selalu melakukan aktivitas yang mungkin dilihat oleh guru aktivitas
itu mengganggu seperti menggambar saat guru menerangkan.
 Mengalami kesulitan belajar saat belajar peta buta, simbol dan
lambang.
 Menyukai kegiatan di laboratorium, misal dengan melakukan
percobaan lab.
 Cenderung terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu proyek.

2.5. Kerangka berfikir

Berdasarkan uraian teoritik di depan, maka dapat dibangun kerangka


berfikir sebagai berikut :
Gaya belajar hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar
matematika adalah terletak pada kecenderungan atau cara siswa merespon bahan
pelajaran matematika baik menyerap materi berupa fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur kerja atau cara dan teknik mengolah informasi / pengetahuan matematika
yang dipelajari terletak pada sejauh mana perannya kecenderungan siswa
mempelajari matematika agar mencapai prestasi yang tinggi.
Indikator gaya belajar terdiri dari gaya belajar berikut yaitu kinestetik,
auditori, dan visual. Ketiga kecenderungan belajar ini dapat diperankan untuk
merespon, mengerjakan, dan mempelajari berbagai bahan pelajaran matematika
dengan mengandalkan gaya belajar yang paling dirasakan leluasa, senang, dan
mudah diterapkan untuk menggali dan menerima pengetahuan dan keterampilan
berhitung matematika.

16
Gaya belajar yang dimiliki siswa

Indikator gaya belajar : Prestasi Belajar Matematika Siswa SD


a). Kinestetik b). Visual c). Auditori

Hasil belajar yang terbaik


Diberikan Angket untuk mengetahui Tingkat penguasaan materi pelajaran
Gaya Belajar Siswa dengan nilai baik/tinggi

Visual Auditori Kinestetik Nilai Raport

Skor Gaya Belajar


Analisis Korelasi

YA Apakah Berhubungan? TIDAK

Gambaran prestasi belajar matematika siswa ditinjau


dari masing-masing tipe gaya belajar

Analisis Koefesien Determinasi

Kontribusi masing-masing gaya belajar siswa terhadap KESIMPULAN


prestasi belajar matematika

Bagan 2.5.1 Kerangka Berfikir

17
2.6. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2019: 99), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi Hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian belum jawaban empirik. Terdapat empat bentuk hipotesis, yaitu :
1) Hipotesis Deskriptif : berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel
atau lebih.
2) Hipotesis Komparatif : Jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada Rumusan ini variabel sama tetapi populasi atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
3) Hipotesis Asosiatif : Jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4) Hipotesis statistik : hipotesis dalam bentuk korelasi.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka dapat disusun 4
hipotesis dalam penelitian ini, antara lain :
 H 0=¿ Gaya belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada
pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila
vs
H 1=¿ Gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada
pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila

 H 0=¿ Tidak ada hubungan antara Gaya belajar dengan prestasi belajar siswa
pada pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila
vs
H 1=¿ Ada hubungan antara Gaya belajar dengan prestasi belajar siswa pada
pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila

18
 H 0=¿ Semua gaya belajar mempunyai pengaruh yang sama dengan prestasi
belajar siswa pada pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila
vs
H 1=¿ terdapat gaya belajar yang lebih efektif terhadap prestasi belajar siswa
pada pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila
 H 0=¿ sumbangan efektif (kontribusi) masing-masing tipe gaya belajar siswa
terhadap prestasi belajarnya = 0
vs
H 1=¿ sumbangan efektif (kontribusi) masing-masing tipe gaya belajar siswa
terhadap prestasi belajarnya ≠ 0

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat
korelasional ex-post-facto, yaitu penelitian yang mendeskripsikan situasi sekarang
yang diduga sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan bermaksud mencari
hubungan antar variabel, gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika
Kelas V SDN di Kecamatan Mowila.
Menurut Sugiyono dalam Anshori (2017:12) Penelitian menurut metodenya
dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian survey, eksperimen, ex-post-facto,
naturalistik, penelitian kebijakan (policy research), penelitian tindakan (action
research), evaluasi, dan penelitian sejarah. Penelitian ex-post-facto adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
ditelusur ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan
penelitian eksperimen, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi
(perlakuan) langsung terhadap variabel independen.
Studi ini dapat juga dikategorikan sebagai studi korelasional dalam artian
berupaya mencari hubungan antara variabel independent ( X ) dengan variabel
dependen (Y ) atau antara variabel bebas X =¿ gaya belajar dan variabel terikat
Y =¿ prestasi belajar.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester Genap Tahun
Ajaran 2020/2021 yang bertempat di Kelas V SDN di Kecamatan Mowila,
Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan.

20
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2015:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti
itu.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa Kelas V SDN di Kecamatan Mowila. Adapun jumlah siswa Kelas V
SDN di Kecamatan Mowila disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V di SDN se Kecamatan Mowila

No. Nama Sekolah Akreditasi Jumlah Siswa


Sekolah Kelas V
1. SDN 1 Mowila C x
2. SDN 2 Mowila A x
3. SDN 3 Mowila C x
4. SDN 4 Mowila B x
5. SDN 5 Mowila B x
6. SDN 6 Mowila B x
7. SDN 7 Mowila B x
8. SDN 8 Mowila C x
9. SDN 9 Mowila C x
10. SDN 10 Mowila B x
11. SDN 11 Mowila - x
12. SDN SATAP 23 Konawe Selatan C x
Total Populasi sum of x

Menurut Sugiyono (2019:131) dalam penelitian kuantitatif, sampel adalah


bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

21
sedangkan menurut Herhyanto, Nar (2013:1.6-1.7) Pemilihan Sampel dari suatu
populasi dapat dilakukan dalam du acara, yaitu secara Acak dan Secara tidak Acak.
Cara acak adalah pemilihan sejumlah anggota dari populasi yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga anggota-anggota populasi itu mempunyai peluang yang
sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Cara acak dapat dilakukan dengan
cara undian dan tabel bilangan acak. Sedangkan secara tidak acak, pemilihan
anggota dari populasi dengan setiap anggotanya tidak mempunyai peluang yang
sama untuk terpilih menjadi anggota sampel atau pemilihan anggota bersifat
subjektif.
Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil siswa
Kelas V pada sekolah SDN di Kecamatan Mowila yang terakreditasi A, B dan C.
Terdapat 3 Sekolah yang akan dijadikan sampel, yaitu seperti rekapan pada Tabel
3.2.

Tabel 3.1 Sekolah Terakreditasi A dan B serta jumlah Siswa Kelas V


di SDN se Kecamatan Mowila

Akreditasi Jumlah Siswa


No. Nama Sekolah
Sekolah Kelas V

1. SDN 2 Mowila A x
2. SDN 4 Mowila B x
3. SDN 3 Mowila C x
Total Sampel sum of x

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat Sekolah-sekolah di Kecamatan Mowila


yang terakreditasi A, B dan C yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Jadi, Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak (sum of x) orang.

3.4. Prosedur penelitian


Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

22
1) Tahap persiapan
a) Melakukan kesepakatan dengan kepala sekolah dan guru pada instansi
pendidikan yang akan dijadikan penelitian, yakni :
 Kelas yang akan digunakan dalam penelitian
 Sistem penelitian yang akan diterapkan
 Waktu pelaksanaan penelitian
b) Mendesain instrument penelitian, yakni :
 Obsevasi
 Dokumentasi/nilai raport pelajaran matematika
 Dokumentasi
2) Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan tahap inti atau utama dari penelitian,yakni ;
 Melakukan observasi kepada siswa selama pelajaran berlangsung
 Membagikan angket gaya belajar siswa dalam pelajaran matematika
 Melakukan dokummentasi.
3) Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini meliputi tahap analisis data dan menyusun laporan
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji
prasyarat, dan analisis akhir.

3.5. Variabel penelitian


3.5.1 Variabel bebas
Variabel X atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain, pada penelitian ini variabel bebas yang dimaksud adalah
“pengaruh gaya belajar “.Variabel ini juga sering disebut variabel independen
atau variabel penyebab yang diberikan symbol X =¿ gaya belajar.

3.5.2 Variabel terikat


Variabel terikat atau biasa disebut sebagai dependen variable
merupakan variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan

23
dengan variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah “prestasi
belajar siswa dalam pelajaran matematika” yang diberi symbol Y =¿ prestasi
belajar.

3.6. Teknik pengumpulan data


3.6.1. Observasi
Teknik pengumpulan data penelitian ini akan menggunakan
instrument non tes. Teknik non tes digunakan untuk mendapatkan data
prestasi belajar siswa yang diperoleh melalui pengambilan data nilai
matematika pada raport siswa selama satu semester. Nilai raport inilah yang
dijadikan sebagai nilai prestasi belajar siswa.
Untuk observasi, akan dilakukan pencatatan prilaku siswa saat
belajar matematika di kelas. Catatan lapangan tersebut digunakan sebagai
bahan penunjang dalam penelitian. Adapaun lembar observasi yang akan
digunakan seperti dalam Gambar 3.1.

Tanggal Observasi :
Nama Sekolah :
Kelas :
Hasil Observasi

 Jumlah Siswa yang Hadir :

 Pengamatan siswa saat belajar di kelas :

 Masalah yang dihadapi :

 Kesimpulan :

Gambar 3.1 Lembar Observasi

24
3.6.2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
membuat pertanyaan tertulis untuk diberikan kepada responden (subjek
penelitian) untuk dijawab. Angket yang diberikan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui skor gaya belajar masing-masing siswa
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan jenis gaya belajar siswa, maka
mengembangkan butir pertanyaan angket sesuai dengan indikator-indikator
berikut ini, disajikan dalam bentuk kisi-kisi angket gaya belajar siswa yang
dipakai pada saat belajar matematika baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah seperti digunakan saat mengerjakan tugas, soal-soal PR, dan belajar
bahan belajar lain yang ada kaitannya dengan pelajaran matematika.

3.6.3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
diterapkan dalam penelitian ini, wawancara itu sendiri merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan antara dua orang atau lebih yang dimana
pada kegiatan tersebut ada yang berperan sebagai narasumber dan ada yang
berperan sebagai peneliti.Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat atau cara gaya belajar siswa dalam mengolah materi
pelajaran matematika yang diberikan guru, mempelajari buku sumber
belajar, mengerjakan tugas dari pelajaran matematika.

3.6.4. Dokumetasi
Dokumen diperlukan dalam sebuah penelitian sebagai salah satu
sumber data yang menunjang penelitian. Dokumen akan dipergunakan
dalam penelitian sebagai salah satu sumber pendukung data penelitian ini.

3.7. Instrument penelitian

25
Instrument penelitian adalah fasilitas yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data.
3.7.1. Instrument observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek
penelitian dengan seksama. Pedoman ini berupa penggalian informasi
mengenai pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
pelajaran matematika Kelas V SDN 2 Mowila.

3.7.2. Instrument angket


Jenis pertanyaan yang ada dalam angket adalah jenis pertanyaan yang
dibutuhkan dalam laporan penelitian yakni pertanyaan yang berhubungan
dengan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika Kelas V SDN 2 Mowila. Dalam pengisian angket ini kusioner
memilih jawaba “ya atau tidak “ pada baris dan kolom yang tersedia sesuai
dengan keadaan angket tersebut.

3.7.3. Instrument wawancara


Wawancara yang dilakukan narasumber/peneliti kepada siswa/kosioner akan
berhubungan dengan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa
dalam pelajaran matematika Kelas V SDN 2 Mowila.Dengan tujuan untuk
menggali informasi pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa
dalam pelajaran matematika Kelas V SDN 2 Mowila sesuai dengan
pedoman wawancara.

3.7.4. Instrument dokumentasi


Instrument dokumentasi yang digunakan berupa dokumen-dokumen
pendukung untuk menggali informasi mengenai pengaruh gaya belajar
terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika Kelas V SDN 2
Mowila.

26
3.8. Pengolahan Data
Teknik Analisis Data untuk pengolahan data pada penelitian ini antara lain
pengujian dasar-dasar analisis, dan berbagai pengujian lainnya.

27
a. Pengujian Dasar-dasar Analisis
1. Pengujian Normalitas
Pengujian Normalitas data X terhadap Y =¿ gaya belajar ( x) terhadap
prestasi belajar ( y ) menggunakan Uji Chi Square ( χ 2) (Riduwan,
2019:121)
Data yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah :
X =¿ data masing-masing skor angket yang diperoleh dari respon siswa
terhadap butir pertanyaan insrumen gaya belajar setiap siswa.
Y =¿ data nilai hasil test prestasi belajar matematika setiap siswa yang
diperoleh dari nilai raport matematika semester Genap tahun
2021.
Dari data X dan Y tentukan nilai-nilai :
nx

a)
∑ Xi , rata-rata hitung sampel (skor angket)
X́ = i =1
nx
nx

SD =
x √∑ i=1
¿ ¿ ¿ ¿, merupakan standar deviasi sampel

n x =¿ banyaknya data sampel (skor angket)

ny

b)
∑Yi, rata-rata hitung sampel (nilai hasil test prestasi belajar
Ý = i=1
ny
matematika/nilai raport matematika)
ny

SD =
x
√ ∑ (Y i−Ý )2 ,
i=1
n y −1
merupakan standar deviasi sampel

n y =¿ banyaknya data sampel (nilai hasil test belajar matematika)

Pengujian memperlihatkan bahwa untuk tingkat singginifikansi


α =0.05 atau tingkat kepercayaan 95 %, maka :

28
χ 2hitung =…< χ 2tabel0.95=…
Berarti data yang diambil berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05.

29
2. Pengujian Homogenitas
Menggunakan rumus Bartlett dalam Riduwan (2019:119)
Hipotesis H 0=σ 21=σ 22=σ 23 , H 1 salah satu tanda, ≠ tidak berlaku

B=( ∑ db ) log S2

χ 2= (ln 10) ( B−( ∑ db ) ) log S 21


{ }
Untuk α =0.05 dan db=k −1,
Terima H 0 jika. χ 2k < χ 2t , atau
Tolak H 0 jika. χ 2k > χ 2t .
Kesimpulan data berasal dari populasi yang homogen.

3. Uji Linearitas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
rata-rata yang diperoleh dari kelompok data sampel terletak dalam garis-
garis lurus. Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:126-129)
dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah :
a. Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
2
(∑ Y )
JK reg(a)=
n
b. Menentukan jumlah kuadratregresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :

JK reg ( b|a )=b [ ∑ XY −


( ∑ X )( ∑ Y )
n ]
nilai b dari persamaan regresi sederhana Y^ =a+bX (Sudjana,
2005:315)
n ( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2
n ∑ X 2−( ∑ X )

( ∑ Y ) ( ∑ X 2 )−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ∑ X 2− ( ∑ X )

30
c. Menentukan jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :
2
JK res =∑ Y −JK reg (b|a) −JK reg(a)
d. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :
JK res
R JK res =
n−2
e. Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :

∑Y2
JK E =∑
K
[ ∑ Y 2− n ]
f. Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JK TC=JK res −JK E

g. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK) dengan


menggunakan rumus :
JK TC
RJK TC=
k−2
h. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E) dengan
menggunakan rumus :
JK E
RJK E =
n−k
i. Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :
R JK TC
F hitung=
RJK E
j. Menetapkan taraf signifikansi uji 0,05.

Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data jika


Fhitung< Ftabel , atau angka signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05.
Angka signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan kelinieran
tidak dipenuhi.

31
4. Uji Hipotesis Penelitian
Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah H 0= gaya
belajar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam
pelajaran matematika Kelas V SDN di Kecamatan Mowila. Selanjutnya
hipotesis ini diuji dengan analisis korelasi, sedangkan untuk mengetahui
seberapa jauh gaya belajar dengan prestasi belajar siswa dan dapat dilihat
melalui koefesien determinasi.
Analisis korelasi antara variabel bebas X =¿ gaya belajar siswa
terhadap variabel terikat Y =¿ hasil belajar matematika siswa dapat
dihitung menggunakan rumus :
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y )}
2 2 2 2

(Sugiyono, 2019:228)
Keterangan :
r xy = angka indeks korelasi
N = Number of Cases
∑ XY = Jumalah hasil perkalian antara skor X dan skor
Y
∑X = jumlah seluruh skor X

∑Y = jumlah seluruh skor Y

Menurut Sugiyono (2019:231) pedoman untuk memberikan


interpretasi koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi


Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat

32
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang
dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi digunakan untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y
serta untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi
dan ikut menentukan variabel Y . untuk menghitung koefisien determinasi
dapat dicari dengan rumus:
KD=r 2 ×100 %
Keterangan :
KD = nilai koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi (Riduwan, 2012:224)

33
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M and Iswati, S 2017, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Airlangga


University Press, Surabaya.
Arikunto, S 2019, Prosedur Penelitian – Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta.
Astari, T., 2018, 'Analisis Motivasi Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa di Kelas IV SDS Amalia Medan', Jurnal Ilmu Pendidikan
Guru dan Sosial, vol 1, hh. 1-9.
Bire, A.L, Geradus, Uda and Bire, J, ‘Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa’, Jurnal Kependidikan, vol. 44, no.2,
hh. 168-174.
Ghufron, M.N and Risnawita, R 2014, Gaya Belajar – Kajian Teoretik, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Herhyanto, Nar dkk 2013, Statistika Pendidikan, Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan
Malabay, 2017, ‘Model Kerangka Pemikiran Sebagai Upaya Kelayakan Tugas Akhir’,
Jurnal Ilmu Komputer, vol. 2, no.1, hh. 44 – 48.
Meilani,E., Nurimani, dan Warti, E.,2020, 'Hubungan Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar Matematika pada Materi Operasi Vektor di Kelas XI SMA IT Al-‘Arabi
Bekasi', Prosiding Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara II, hh.
267-272.
Purwanto, 2016, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Rosyid, M.Z, Mustajab, and Abdullah, A.R 2019. Prestasi Belajar, Literasi Nusantara,
Malang.
Riduwan, 2019, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
Alfabeta, Bandung.
Siagian, M.D 2016, ‘Kemampuan Koneksi Matematik dalam Pembelajaran
Matematika’, Journal of Mathematics Education and Science, vol. 2, no. 1, hh.
58-67.
Sugiyono, 2015, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan ke-26, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2019, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan ke-30, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2019, Metode Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung.

34
Susanto, A 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenadamedia
Group, Jakarta.
Wahyuni, 2013, ‘Identifikasi Gaya Belajar (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa
Universitas Bung Hatta’, JPPM vol 10, no. 2, hh. 128 – 132.
Widoyoko, S.E.P 2020, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

35
LAMPIRAN 1. KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR

Variabel Nomor Pertanyaan Jumlah


Aspek Indikator
Penelitian Soal
Positif (+) Negatif (-)
Gaya 1. Selalu memperhatikan cover buku matematika dan gambar-gambar yang
1
Belajar ada dalam buku matematika
2. Selalu membaca petunjuk atau keterangan peta saat belajar dengan gambar
dan peta
4
3. Tidak menyukai diskusi kelompok dalam menjawab soal atau tugas
a. Gaya Belajar matematika
7
Visual 7
4. Saat belajar matematika, tetap bisa fokus belajar walaupun kelas berisik 10
5. Selalu melihat dengan seksama sikap dan ucapan guru dalam menjelaskan
dan menerangkan materi pelajaran matematika
13
6. Membuat ringkasan rumus matematika 16
7. Mencatat perintah guru jika akan ada jadwal ulangan matematika jika
merasa kesulitan untuk mengingatnya
19
h. Gaya Belajar 1. Selalu lebih mudah memahami pelajaran matematika jika guru menjelaskan 7
Auditori secara lisan
2
2. Membaca tulisan dengan keras saat menghapal rumus atau materi pelajaran
matematika
5

3. Tidak terlalu peka dan memperhatikan sampul buku atau gambar-gambar


yang ada dalam buku pelajaran matematika
8

4. Saat belajar matematika, lebih senang mendengarkan penjelasan guru


secara langsung daripada melihat langkah-langkah dan jawaban di papan 11
tulis.
5. Aktif dalam diskusi saat bekerja kelompok untuk tugas matematika 14

6. Banyak berbicara ketika belajar matematika 17


7. Mampu mengingat dengan baik dan membayangkan ucapan dari guru saat 20
menerima pelajaran matematika

33
Variabel Jumlah
Aspek Indikator Nomor Pertanyaan
Penelitian Soal
1. Cenderung tidak bisa diam saat belajar matematika 3
2. Sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat belajar matematika di
kelas
6
3. Menyukai praktek pengukuran langsung di lapangan daripada teori di kelas 9
o. Gaya Belajar 4. Cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar matematika seperti
Kinestetik tabung kaleng dan kubus balok kayu
12 7
5. Mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan simbol-simbol 15
6. Menyukai permainan matematika seperti tebak angka atau permainan
lainnya
18
7. Saat belajar matematika, sering mencoret-coret dan melukis atau bergerak
sendiri yang tidak berhubungan dengan pelajaran
21

Referensi : Skripsi Erna Riani; pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika kelas vii smp n 2 sruweng tahun pelajaran 2012/2013.

34
LAMPIRAN 2. ANGKET GAYA BELAJAR SISWA

Nama : ……………………………………………………………………………….
Kelas : ……………………………………………………………………………….

Berilah tanda “” Pada pada kolom Jawaban yang sesuai dengan pendapatmu berdasarkan
kriteria yang diberikan berikut ini :

Jawaban
No
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Saya selalu memperhatikan cover buku matematika dan gambar-
gambar yang ada dalam buku matematika

2. Saya selalu lebih mudah memahami pelajaran matematika jika guru


menjelaskan secara lisan

3. Saya cenderung tidak bisa diam saat belajar matematika

4. Saya selalu membaca petunjuk atau keterangan peta saat belajar


dengan gambar dan peta

5. Saya membaca tulisan dengan keras saat menghapal rumus atau materi
pelajaran matematika

6. Saya sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat belajar


matematika di kelas

7. Saya tidak menyukai diskusi kelompok dalam menjawab soal atau


tugas matematika

8. Saya tidak terlalu peka dan memperhatikan sampul buku atau gambar-
gambar yang ada dalam buku pelajaran matematika

9. Saya menyukai praktek pengukuran langsung di lapangan daripada


teori di kelas

10. Saat belajar matematika, saya tetap bisa fokus belajar walaupun kelas
berisik

11. Saya saat belajar matematika, lebih senang mendengarkan penjelasan


guru secara langsung daripada melihat langkah-langkah dan jawaban di
papan tulis.

12. Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar matematika
seperti tabung kaleng dan kubus balok kayu

35
Jawaban
No
13. Pertanyaan
Saya selalu melihat dengan seksama sikap dan ucapan guru dalam
.
menjelaskan dan menerangkan materi pelajaran matematika

14. Saya aktif dalam diskusi saat bekerja kelompok untuk tugas
matematika

15. Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan simbol-


simbol

16. Saya membuat ringkasan rumus matematika

17. Saya banyak berbicara ketika belajar matematika

18. Saya menyukai permainan matematika seperti tebak angka atau


permainan lainnya

19. Saya mencatat perintah guru jika akan ada jadwal ulangan matematika
jika merasa kesulitan untuk mengingatnya

20. Saya mampu mengingat dengan baik dan membayangkan ucapan dari
guru saat menerima pelajaran matematika

21. Saat belajar matematika, saya sering mencoret-coret dan melukis atau
bergerak sendiri yang tidak berhubungan dengan pelajaran

36
LAMPIRAN 3. KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN ANGKET GAYA BELAJAR
SISWA

Skor
No Jawaban Gaya
Pertanyaan
. Belajar
Ya Tidak
1. Saya selalu memperhatikan cover buku matematika dan 1 0 Visual (-)
gambar-gambar yang ada dalam buku matematika

2. Saya selalu lebih mudah memahami pelajaran matematika 1 0 Auditori (+)


jika guru menjelaskan secara lisan

3. Saya cenderung tidak bisa diam saat belajar matematika 1 0 Kinestetik (-)

4. Saya selalu membaca petunjuk atau keterangan peta saat 1 0 Visual (+)
belajar dengan gambar dan peta

5. Saya membaca tulisan dengan keras saat menghapal rumus 1 0 Auditori (-)
atau materi pelajaran matematika

6. Saya sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat 1 0 Kinestetik (-)
belajar matematika di kelas

7. Saya tidak menyukai diskusi kelompok dalam menjawab 1 0 Visual (-)


soal atau tugas matematika

8. Saya tidak terlalu peka dan memperhatikan sampul buku 1 0 Auditori (-)
atau gambar-gambar yang ada dalam buku pelajaran
matematika

9. Saya menyukai praktek pengukuran langsung di lapangan 1 0 Kinestetik (+)


daripada teori di kelas

10. Saat belajar matematika, saya tetap bisa fokus belajar 1 0 Visual (+)
walaupun kelas berisik

11. Saya saat belajar matematika, lebih senang mendengarkan 1 0 Auditori (+)
penjelasan guru secara langsung daripada melihat langkah-
langkah dan jawaban di papan tulis.

12. Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar 1 0 Kinestetik (+)
matematika seperti tabung kaleng dan kubus balok kayu

13. Saya selalu melihat dengan seksama sikap dan ucapan guru 1 0 Visual (+)
dalam menjelaskan dan menerangkan materi pelajaran
matematika

14. Saya aktif dalam diskusi saat bekerja kelompok untuk tugas 1 0 Auditori (+)
matematika

37
Skor
Jawaban
No Gaya
Pertanyaan
15. . Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan 1 0 Belajar(-)
Kinestetik
simbol-simbol

16. Saya membuat ringkasan rumus matematika 1 0 Visual (+)

17. Saya banyak berbicara ketika belajar matematika 1 0 Auditori (-)

18. Saya menyukai permainan matematika seperti tebak angka 1 0 Kinestetik (+)
atau permainan lainnya

19. Saya mencatat perintah guru jika akan ada jadwal ulangan 1 0 Visual (+)
matematika jika merasa kesulitan untuk mengingatnya

20. Saya mampu mengingat dengan baik dan membayangkan 1 0 Auditori (+)
ucapan dari guru saat menerima pelajaran matematika

21. Saat belajar matematika, saya sering mencoret-coret dan 1 0 Kinestetik (-)
melukis atau bergerak sendiri yang tidak berhubungan
dengan pelajaran

Penilaian

Gaya Belajar Skor Kesimpulan

a. Visual

b. Auditori

c. Kinestetik

38
LAMPIRAN 4. VALIDASI ANGKET GAYA BELAJAR SISWA

Skor Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Saya selalu memperhatikan cover buku matematika dan gambar- 1 0
gambar yang ada dalam buku matematika

2. Saya selalu lebih mudah memahami pelajaran matematika jika guru 1 0


menjelaskan secara lisan

3. Saya cenderung tidak bisa diam saat belajar matematika 1 0

4. Saya selalu membaca petunjuk atau keterangan peta saat belajar 1 0


dengan gambar dan peta

5. Saya membaca tulisan dengan keras saat menghapal rumus atau 1 0


materi pelajaran matematika

6. Saya sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat belajar 1 0


matematika di kelas

7. Saya tidak menyukai diskusi kelompok dalam menjawab soal atau 1 0


tugas matematika

8. Saya tidak terlalu peka dan memperhatikan sampul buku atau 1 0


gambar-gambar yang ada dalam buku pelajaran matematika

9. Saya menyukai praktek pengukuran langsung di lapangan daripada 1 0


teori di kelas

10. Saat belajar matematika, saya tetap bisa fokus belajar walaupun kelas 1 0
berisik

11. Saya saat belajar matematika, lebih senang mendengarkan penjelasan 1 0


guru secara langsung daripada melihat langkah-langkah dan jawaban
di papan tulis.

12. Saya cenderung menyukai contoh yang nyata untuk belajar 1 0


matematika seperti tabung kaleng dan kubus balok kayu

13. Saya selalu melihat dengan seksama sikap dan ucapan guru dalam 1 0
menjelaskan dan menerangkan materi pelajaran matematika

14. Saya aktif dalam diskusi saat bekerja kelompok untuk tugas 1 0
matematika

15. Saya mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus dan simbol- 1 0


simbol

16. Saya membuat ringkasan rumus matematika 1 0


39
Skor Jawaban
No. Pertanyaan
17. Saya banyak berbicara ketika belajar matematika 1 0

18. Saya menyukai permainan matematika seperti tebak angka atau 1 0


permainan lainnya

19. Saya mencatat perintah guru jika akan ada jadwal ulangan 1 0
matematika jika merasa kesulitan untuk mengingatnya

20. Saya mampu mengingat dengan baik dan membayangkan ucapan dari 1 0
guru saat menerima pelajaran matematika

21. Saat belajar matematika, saya sering mencoret-coret dan melukis atau 1 0
bergerak sendiri yang tidak berhubungan dengan pelajaran

40
LAMPIRAN 5. LEMBAR VALIDASI ANGKET GAYA BELAJAR SISWA

Nama Penilai : .....................................................................

No. Aspek yang dinilai Skor

SS S KS TS
A. Materi
1. Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam
kisi-kisi
2. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan
tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk test sikap: aspek
kognisi/afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau
negatifnya).

B. Kontruksi
3. Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata)
dan jelas.
4. Kalimatnya bebas dari kata yang tidak relevan objek yang
dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
5. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
6. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
7. Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat
diintepretasikan sebagai fakta.
8. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh semua responden.
9. Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti
10. semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
Jangan banyak menggunakan kata hanya, sekedar, semata-mata.
Gunakan seperlunya.

C. Bahasa/Budaya
1. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang
pendidikan siswa atau responden.
2. Soal harus menggunakan bahasa indonesia baku.
3. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Dimohon kesediaan bapak/ibu untuk untuk memberikan peniliain terhadap instrumen yang
saya kembangkan.

41
LAMPIRAN 6. CATATAN LAPANGAN / OBSERVASI

CATATAN LAPANGAN / OBSERVASI

Tanggal Observasi :
Nama Sekolah :
Kelas :
Hasil Observasi

 Jumlah Siswa yang Hadir :

 Pengamatan siswa saat belajar di kelas :

 Masalah yang dihadapi :

 Kesimpulan :

42

Anda mungkin juga menyukai